Sinopsis My Little Happiness Episode 12 - Part 2

Keesokan harinya, Wen Rang pun membantu Cheng Cheng menjadi koki di restorannya. Salah satu rekannya Cong Rong baru selesai menceritakan tentang kisah cintanya dengan pacarnya, dan langsung penasaran apakah Cong Rong sudah punya pacar atau belum, soalnya mereka pernah melihat Cong Rong pelukan sama cowok tampan.

Shangguan tampak jelas penasaran dan agak cemburu mendengar itu, dan langsung lega saat Cong Rong menyangkal punya pacar. Jing Jing baru datang tak lama kemudian dan langsung sinis menyindir restoran pilihan Cong Rong ini.

Karena belum ada makanan di meja, dia kepedean mengira kalau mereka semua menunggunya dan belum pesan makanan, padahal ini resto prasmanan dan mereka semua sudah memesan makanan mereka masing-masing.

Jing Jing jadi canggung. Saat dia tengah mengambil beberapa seafood, dia melihat Shangguan ngobrol akrab sama Cong Rong yang kontan membuatnya cemburu. Apalagi Shangguan setulus hati mengharapkan keberhasilan Cong Rong dalam meraih impian yang telah diperjuangkannya selama bertahun-tahun.

Tapi tentu saja sebagai senior dan atasan yang baik, Shangguan juga menyemangati dan mendoakan keberhasilan semua anak magangnya, dan memberi nasehat tentang menjadi pengacara yang baik.

Dia berharap agar mereka semua bisa menjadi pengacara yang memperjuangkan keadilan dengan sepenuh hati. Bagian tersulit menjadi pengacara bukanlah bekerja lembur atau kalah dalam gugatan, melainkan pilihan mereka dalam menghadapi kebingungan dan godaan.

Jing Jing kagum mendengar nasehatnya. Dia langsung berusaha menyenangkan Shangguan dengan memberinya kerang yang dia pesan sambil bertanya-tanya apakah Shangguan pernah mendapat godaan selama dia bekerja dan bagaimana dia mengatasinya.

Shangguan mengiyakan, tapi seperti biasanya, dia agak dingin pada Jing Jing dengan menjawabnya singkat dan hanya menyuruh Jing Jing untuk minta nasehat pada ayahnya sendiri karena ayahnya Jing Jing kan juga seorang pengacara.

Jing Jing jelas kecewa dengan sikapnya. Apalagi dia melihat Shangguan tidak menyentuh kerang pemberiannya, malah lebih tertarik mencicipi makanannya Cong Rong.

Wen Rang sedang sibuk sendirian di dapur. Cheng Cheng datang tak lama kemudian, tapi bukannya membantunya, malah terus menerus menatapnya dan merecokinya dengan tanya-tanya tentang kenapa dia bermain gitar dan apakah ada hubungannya dengan ucapan ibunya tentang mantannya yang waktu itu.

Wen Rang menolak menjawab dan buru-buru beralih topik, menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan. Shao Qing juga datang saat itu, niatnya sih mau menjemput calon pacarnya, tapi sekarang dia akan membantu Wen Rang dulu deh.

Cheng Cheng diam-diam memberitahu Cong Rong tentang kedatangan Shao Qing. Cong Rong senang banget dan langsung beranjak bangkit mau ke dapur, tapi Jing Jing tiba-tiba menghadangnya dan dengan sinis berkata, "aku datang untuk mengingatkanmu. Jangan terlalu rakus dan serakah. Hati-hati tersedak."

"Apa maksudmu?"

"Kuperingatkan kau, menjauhlah dari Guru Shangguan-ku."

"Kurang kerjaan," sebal Cong Rong dan langsung masuk dapur mengabaikannya.


Jing Jing mau mengejarnya, tapi untungnya dihalangi sama Cheng Cheng. Tapi aneh, tiba-tiba saja Jing Jing dan beberapa pemagang sakit perut hebat, padahal Cong Rong dan yang lain baik-baik saja.

Tak lama kemudian, Shao Qing dan Wen Rang bekerja sama membantu mengurusi administrasi semua orang yang sakit. Mereka keracunan makanan yang entah dari mana sumbernya.

Setelah mendapat infus dan obat, yang lain sudah boleh pulang, tapi Jing Jig harus dirawat 3 hari karena dia yang kondisinya paling parah. Jing Jing sontak kesal sama Cong Rong karena memilih restoran yang buruk padahal besok mereka semua harus menyerahkan laporan akhir magang dan dia bahkan belum menyelesaikan power point-nya.

Cong Rong benar-benar merasa bersalah dan setulus hati meminta maaf pada semua orang. Cheng Cheng sontak membela Cong Rong dan menyatakan dirinya sendiri-lah yang bersalah. Dia janji akan bertanggung jawab sepenuhnya dan memberi mereka kompensasi. Shangguan pun akhirnya memutuskan untuk menunda deadline laporan para pemagang sampai mereka sembuh nanti.

Tapi Shao Qing mencemaskan Cong Rong, maka diam-diam dia bicara berdua dengan Shangguan, meyakinkan Shangguan bahwa kinerja Cong Rong selama magang sangat bagus, jadi dia berharap masalah kali ini tidak akan memengaruhi penilaian firma hukum terhadap Cong Rong. Shangguan meyakinkan bahwa itu tidak akan terjadi. Shao Qing pun lega mendengarnya.

Saat Cong Rong keluar tak lama kemudian, dia mendapati Shao Qing sudah ada di depan menunggunya dan langsung membukakan pintu mobil untuknya. Dia akan mengantarkan ke mana pun Cong Rong ingin pergi.

Masalah ini benar-benar memengaruhi emosi Cheng Cheng sampai-sampai dia tidak fokus membersihkan restorannya, malah tak sengaja menjatuhkan gelas sampai pecah berkeping-keping.

Bahkan saat dia hendak mengambil pecahannya, jarinya malah terluka. Tapi saking sedihnya, dia bahkan tidak terlalu merasakan sakitnya, malah Wen Rang yang panik dan mengkhawatirkannya. Cheng Cheng benar-benar merasa tidak berguna, mending jadi orang koma saja.

"Omong kosong apa itu?! Amit-amit!" tegur Wen Rang sambil membantu mengobati jarinya.

Tapi tetap saja Cheng Cheng kesal dengan dirinya sendiri. Dia bukan hanya gagal membuktikan dirinya pada orang tuanya, sekarang malah melibatkan sahabatnya sendiri. Hidupnya benar-benar gagal, entah apakah bisa diperbaiki.

"Saat sedang sedih, pikiran manusia biasanya sangat mudah menjadi buntu. Saat pikiran buntu, akan mudah berpikir negatif. Saat berpikir negatif, akan jadi semakin sedih. Itu adalah siklus yang mematikan."


Dia mengusulkan agar Cheng Cheng tidur saja, biar dia sendiri yang membereskan tempat ini... eh, Cheng Cheng malah tidur beneran, secepat dan semudah itu. Pfft!

Wen Rang pun membopongnya ke kamarnya. Tapi begitu dia membaringkannya, Cheng Cheng tiba-tiba saja berguling dan memeluknya bagai guling yang kontan membuatnya gugup. Sepelan mungkin dia mengubah posisi Cheng Cheng, menyelimutinya sebelum kemudian pergi.

Tak lama kemudian, Cong Rong, Shao Qing dan Wen Rang saling bekerja sama membersihkan restoran. Cong Rong kecapekan, Shao Qing dengan manisnya memijatnya.

Cheng Cheng baru bangun saat itu dan langsung menangis haru melihat semua temannya ada di sini membantunya. Begitu terharunya dia, hingga dia langsung lari tepat ke arah Wen Rang.

Tapi begitu dia tinggal selangkah, Wen Rang secepat kilat mundur sehingga Cheng Cheng berakhir memeluk Cong Rong. Pfft! Cheng Cheng benar-benar minta maaf pada Cong Rong, dia merasa bersalah, dia khawatir banget kalau masalah ini akan membuat Cong Rong dalam masalah.

Wen Rang rada geli mendengarnya, padahal barusan Cheng Cheng tidur loh, masih berani bilang merasa bersalah, dia merasa bersalah dalam mimpi, ya? Jelas saja Cheng Cheng langsung kesal memprotesnya.


Cong Rong cepat-cepat menengahi mereka dan menasehati Cheng Cheng untuk memikirkan restorannya saja. Yang pasti, Cheng Cheng akan bertahan dan menyemangati Cong Rong untuk bertahan juga, pokoknya tidak boleh menyerah begitu saja.

"Kau sudah bangkit kembali?" heran Cong Rong.

"Aku tidak pernah takut gagal!"

"Siapa tadi yang bilang ingin menjadi orang koma?" sindir Wen Rang.

"Aku sudah bangkit sekarang!"

"Baik, baik, baik. Kita lihat saja seberapa tinggi kau bisa melompat besok!"

"Bisa tidak kau tidak membuatku malu!" kesal Cheng Cheng sambil menendang kaki Wen Rang, dan langsung menyesalinya sedetik kemudian.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam