Sinopsis Shining For One Thing Episode 4

Bei Xing dengan sengaja memakai wig warna merah ke sekolah, berniat mau mencoba mengetes Wan Sen lagi, berniat mencari tahu siapa sebenarnya si preman berambut merah yang membuli Wan Sen di videonya Teng Teng yang dilihatnya di masa depan.

Tapi sampai beberapa lama menunggu, Wan Sen belum muncul-muncul juga. Dia malah menyaksikan tiga siswi sedang melabrak seorang siswi. Namun biarpun satu lawan tiga, si siswi itu jelas lebih sangar dan lebih kuat daripada ketiga pembulinya. Bei Xing berniat mau menolongnya. Tapi si siswi sangat itu malah kesal dan membentaknya untuk tidak ikut campur.

 

Dari Yang Chao Yang, Bei Xing akhirnya mengetahui siapa si siswi sangar tadi. Namanya adalah Gao Ge, gadis paling cantik di sekolah mereka ini, teman sebangkunya Wan Sen, dan juga putrinya Pak Gao. 

Hubungan Gao Ge dan ayahnya entah kenapa kurang akur. Bahkan setiap kali waktunya pelajaran kimia yang diajar oleh ayahnya, Gao Ge selalu bolos. Dia juga suka cari-cari masalah.

Berniat membantu rencana Bei Xing untuk pindah ke kelasnya Wan Sen, Chao Yang menyarankannya untuk membujuk Wan Sen memberinya kisi-kisi soal ujian. Biasanya kisi-kisi soal ujiannya Wan Sen itu cukup akurat loh.

Pulang sekolah, Teng Teng berusaha mengajak Bei Xing untuk menonton pertandingan basketnya Zhan Yu. Tapi Teng Teng masa bodo dan langsung menyingkirkan Teng Teng dari hadapannya untuk bergegas mengejar Wan Sen.

Dia langsung menunjukkan wig merahnya di hadapan Wan Sen, siapa tahu Wan Sen mengenal seseorang yang berambut merah. Tapi Wan Sen sama sekali tidak mengerti apa maksudnya dan tidak kenal siapa pun yang berambut merah.

Baiklah, ganti pertanyaan. Apa belakangan ini Wan Sen membuat masalah atau menyinggung seseorang? (Tidak). Kalau begitu, apakah Wan Sen mengenal seseorang yang suka mewarnai rambutnya dengan warna merah? (Sama sekali tidak ada).


Bei Xing menyerah deh, yah sudahlah. Dia akhirnya mempersilahkan Wan Sen pulang sambil mengelus sayang kepala Wan Sen bak seorang kakak pada adik, tapi di mata orang lain pemandangan itu terkesan agak romantis. Mereka tidak sadar kalau Zhan Yu dan tim basketnya menyaksikan pemandangan itu dari kejauhan, dan err... Zhan Yu sepertinya mulai cemburu.

Dalam perjalanan ke halte, Bei Xing memutuskan mengalihkan topik dan meminta Wan Sen untuk membantunya les tambahan. Dia benar-benar harus pindah ke kelasnya Wan Sen biar dia bisa melindungi Wan Sen. Wan Sen bingung, kenapa dia butuh dilindungi oleh Bei Xing?

Belum sempat menjawab, Bei Xing tiba-tiba melihat si preman yang mencari Wan Sen waktu itu, hari ini sedang membuli beberapa siswa bersama geng premannya. Mumpung para preman itu belum melihat Wan Sen, Bei Xing langsung mendorong Wan Sen masuk ke dalam bus lalu mendekati para preman itu dan melabrak mereka.

Lagi-lagi, kali ini mereka juga sedang mencari Wan Sen entah karena apa dan entah untuk tujuan apa. Dan walaupun mereka sepertinya ada dendam sama Wan Sen, tapi jelas mereka belum tahu yang mana yang bernama Wan Sen.

Kemarin malam saat si preman bersepatu boots mencari Wan Sen, sebenarnya Wan Sen lewat cukup dekat dengannya namun si preman tidak mengetahuinya dan tidak mengenalnya.

Bei Xing tanya kenapa mereka mencari Wan Sen, tapi si preman menolak menjawab dan cuma menyuruh Bei Xing untuk memanggil Wan Sen untuk datang padanya. Bei Xing jelas menolak, Wan Sen sudah pergi.


Si preman pantang menyerah. Keesokan harinya, dia tetap datang ke sekolah dan menunggu di parkiran sepeda, menatap ke lapangan di mana anak-anak kelasnya Wan Sen dan kelasnya Bei Xing berada di lapangan untuk pelajaran olahraga.


Tapi jelas dia tidak melihat Wan Sen yang sedang bermain sepak bola, mengenalinya pun tidak. Di pinggir lapangan, Bei Xing sedang latihan bela diri untuk menghadapi preman bersama Chao Yang. Sementara di belakangnya, Gao Ge tampak asyik sendiri baca komik.

Pak Gao ribut memberi perintah sana-sini pada murid-murid di lapangan. Tapi begitu melihatnya mendekat, Gao Ge sontak kabur keluar sekolah. Dan err... si preman langsung membuntutinya. Pak Gao tidak sempat mengejar karena Bei Xing yang tiba-tiba meninju Chao Yang di hadapannya.


Pak Gao langsung kesal mengomeli Bei Xing dan Chao Yang dan menghukum mereka untuk lari dua putaran. Tapi saat Bei Xing mau pergi, Pak Gao tiba-tiba dengan serius menasehatinya untuk belajar dengan giat jika dia ingin masuk ke kelas 3 - 1, dan memimpin teman-teman sekelasnya untuk belajar dengan giat juga, dengan begitu, maka semua orang akan punya kesempatan untuk masuk kelas 3 - 1 juga.

Pak Gao lalu memanggil Wan Sen dan meminta Wan Sen untuk membantunya membujuk Gao Ge, sebelum kemudian menyuruh Bei Xing untuk lari dua putaran. Wan Sen mengiyakan permintaan Pak Gao lalu lari mengejar Bei Xing dan memberikannya sebotol air mineral.


Wan Sen mengklaim kalau air itu dibeli oleh orang lain, tapi Bei Xing tak percaya, meyakini kalau Wan Sen pasti cuma malu. Lalu tiba-tiba saja Bei Xing dengan seenaknya memutuskan bahwa Wan Sen memberikan air ini untuknya sebagai persetujuan untuk membantunya belajar. Dia langsung pergi bahkan sebelum Wan Sen sempat membantahnya.


Dari Chao Yang, Bei Xing mengetahui bahwa Wan Sen dan Gao Ge itu selain teman sebangku, juga tetangga sejak kecil. Bei Xing jadi heran, baru kali ini dia melihat anak kelas unggulan bolos sekolah. Chao Yang curiga, jangan-jangan Gao Ge ada hubungan dengan si preman itu?

Tapi saat Bei Xing keluar dari gerbang sekolah, lagi-lagi dia melihat si preman itu sedang membuli beberapa siswa hanya demi mencari Wan Sen. Bei Xing dengan penuh keberanian menghadapi si preman itu lagi, memberitahu si preman untuk melawannya dulu sebelum dia cari masalah dengan Wan Sen. Apa sih sebenarnya tujuannya mencari Wan Sen? Kesal, si preman pun menitip pesan untuk Wan Sen pada Bei Xing. Suruh Wan Sen datang Jumat sore ke Bengkel Shilong.

Bei Xing yang penasaran ingin tahu siapa si preman itu, memutuskan untuk menyelidikinya sendiri. Diam-diam dia mencari Bengkel Shilong itu dan mengintip kegiatan si preman dan gengnya yang bekerja jadi tukang tagih hutang.

Keesokan harinya di sekolah, Bei Xing memberitahu Chao Yang bahwa si preman itu sebenarnya ingin menantang Wan Sen dalam melakukan eksperimen pasta gigi gajah hari Jumat sore. Tapi demi melindungi Wan Sen, Bei Xing malah menyatakan bahwa dialah yang akan menggantikan Wan Sen melaksanakan eksperimen itu dengan syarat si preman tidak boleh lagi mencari Wan Sen jika dia menang.

Yang jadi masalah sekarang, Bei Xing sebenarnya tidak tahu bagaimana caranya melakukan eksperimen pasta gigi gajah itu. Apa Chao Yang tahu siapa kira-kira yang bisa mengajarinya melakukan eksperimen itu?

Ah! Bei Xing tiba-tiba ingat sama Wan Sen. Dia kan pernah melakukan eksperimen pasta gigi gajah malam itu. Bei Xing mau langsung menemui Wan Sen, tapi Chao Yang rasa cara Bei Xing itu tidak akan berhasil, dia punya trik yang lebih bagus untuk menaklukkan murid teladan semacam Wan Sen.

Tak lama kemudian, Bei Xing mendatangi Wan Sen di kelasnya yang saat itu sedang tidur siang. Kesempatan! Bei Xing pun diam-diam memasukkan sebuah komik shoujo ke laci mejanya Wan Sen sebelum kemudian membangunkannya dan mencoba membujuknya (dengan gaya sok imut) untuk mengajarinya melakukan eksperimen pasta gigi gajah.

Bisa didiga, Wan Sen menolak dengan berbagai alasan. Maka bei Xing langsung mengeluarkan komik yang tadi dari lacinya Wan Sen, dan memanfaatkan itu untuk mengancam Wan Sen. Ajari dia eksperimen itu atau dia akan memberitahu seluruh sekolah kalau Wan Sen hobi membaca komik shoujo.

Wan Sen sontak panik merebut komik itu sebelum teman-temannya melihatnya dan terpaksalah akhirnya dia menyetujui permintaan Bei Xing.


Malam itu juga, mereka diam-diam masuk ke lab di mana Wan Sen mengajari Bei Xing eksperimen itu sampai Bei Xing berhasil. Saat busanya menyembur, Wan Sen refleks menarik Bei Xing mendekat, dia jadi canggung gara-gara itu, tapi Bei Xing bahkan tidak menyadari kedekatan mereka saking kagumnya dengan hasil eksperimen itu. Tapi tiba-tiba mereka hampir ketahuan satpam yang lagi ronda. 

Sontak saja Wan Sen langsung membawa Bei Xing lari bersamanya. Bei Xing sebenarnya masih ingin kembali untuk mengambil beberapa bahan, tapi Wan Sen mencegahnya, lagipula bahan-bahannya mudah didapat di mana saja kok. Satpam terus mengejar mereka, mereka pun harus bergegas keluar sebelum tertangkap.


Keesokan harinya, Bei Xing mendapat pesan dari si preman yang bernama Mai Zi itu, menantangnya untuk lomba membuat eksperimen itu sore ini. Pikirannya jadi kacau memikirkan tantangan itu sampai dia tidak mendengarkan gosipan anak-anak tentang beberapa siswa yang masuk ke lab semalam. 

Gara-gara ini, Pak Gao mengumumkan bahwa dia akan mengajari mereka untuk membuat eksperimen pasta gigi gajah di kelas kimia minggu depan, dan kelasnya Bei Xing akan dipimpin oleh Zhan Yu untuk melakukan eksperimen itu.

Pulang sekolah, Bei Xing mendatangi gudang belakang sekolah, tapi malah mendapati Gao Ge ada di sana menunggunya. Gao Ge sudah mendengar dari Mai Zi bahwa Bei Xing-lah yang menggantikan Wan Sen untuk tantangan itu. Dia jadi penasaran kenapa Bei Xing membantu Wan Sen?

Bei Xing beralasan kalau dia membantu Wan Sen hanya karena Wan Sen anak yang baik. Gao Ge tak percaya cuma itu alasannya, tapi dia memutuskan untuk tak mempermasalahkannya lebih lanjut.

Tapi Gao Ge menegaskan bahwa dia akan membantu Bei Xing. Jika Bei Xing tidak mau ketahuan pihak sekolah dan tidak mau di-DO, maka sebaiknya Bei Xing menyalahkannya saja. Gao Ge tidak mengatakan apa alasannya yang jelas saja membuat Bei Xing kebingungan.


Lomba dimulai tak lama kemudian dengan Gao Ge sebagai juri. Pada saat yang bersamaan, Wan Sen baru menyadari salah satu bahan yang dia berikan ke Bei Xing, takarannya kurang tepat.

Dia langsung mencari Bei Xing ke kelasnya, tapi malah diberitahu Chao Yang tentang tantangan itu. Wan Sen jadi cemas dan langsung lari mencari Bei Xing, Tapi setibanya di sana, tantangan itu sudah selesai dengan kegagalan Bei Xing.

Hmm, Mai Zi jelas naksir sama Gao Ge. Cara bicaranya pada Gao Ge lembut banget, tidak seperti cara bicaranya pada Bei Xing. Dan tantangan ini sejatinya hanya untuk membuktikan dirinya tidak kalah hebat dari Wan Sen. 

Dia mengira kalau Wan Sen adalah rival cintanya dan penghalangnya untuk mendapatkan Gao Ge, makanya dia menantang Wan Sen. Padahal jelas Wan Sen dan Gao Ge tidak ada hubungan spesial, dia datang pun karena mengkhawatirkan Bei Xing. 

Tapi tak peduli apa pun usaha Mai Zi, Gao Ge tetap tak suka padanya. Dia sengaja memanfaatkan Wan Sen untuk menolak Mai Zi, pura-pura seolah dia lebih suka sama Wan Sen dan menolak mengakui kemampuan Mai Zi.

Setelah kedua orang itu pergi, Wan Sen langsung mengomeli Bei Xing, mengingatkannya bahwa dia tidak butuh perlindungan Bei Xing, dan akhirnya... dia setuju juga untuk mengajari Bei Xing agar Bei Xing bisa pindah ke kelas 3 - 1.

Mai Zi pantang menyerah dan terus berusaha mengejar Gao Ge. Kesal, Gao Ge pun mengajukan syarat lain, mengklaim bahwa jika Mai Zi ingin menjadi temannya, maka Mai Zi harus memecahkan kaca kantornya Pak Gao. Mai Zi tidak mengerti kenapa Gao Ge selalu melibatkan ayahnya, apa Gao Ge memanfaatkannya untuk membuat ayahnya marah? Tapi Gao Ge menolak memberikan alasan apa pun dan cuma mengejek Mai Zi dan menuduhnya tidak berani.

Bei Xing hendak kembali ke kelas sambil membawa bahan kimia, tapi malah tak sengaja berpapasan dengan Zhan Yu yang langsung menyindirnya karena sekarang Bei Xing rajin banget, mau melakukan eksperimen?

"Apa hubungannya denganmu?" sinis Bei Xing.

"Apa hubungannya denganku? Aku adalah ketua tim eksperimen. Jadi semua orang harus mulai aktif praktek."

"Ya, ya, ya. Baiklah, kau memang hebat, sangat hebat, paling pintar. Puas? Mau masuk ke kelas 3 - 1 denganku? Aku bisa meminta Zhang Wan Sen mengajarimu."

Ucapan Bei Xing itu jelas cuma sekedar sindiran, tapi dia tidak sadar kalau Wan Sen tak sengaja mendengarnya dan jelas Wan Sen tidak tahu kalau kata-katanya itu cuma sekedar sindiran.


Wan Sen jadi kesal sama Bei Xing, bahkan saat mereka pulang sekolah, dia buru-buru menghindari Bei Xing yang jelas saja membuat Bei Xing bingung. Siapa yang sudah membuat Wan Sen kesal? Mai Zi? Atau... Gao Ge?

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments