Sinopsis My Little Happiness Episode 12 - Part 1

Cong Rong dan Shao Qing hendak pulang saat Ibu mendadak muncul di depan rumah sakit. Cong Rong langsung sok mesra menggandeng lengan Shao Qing, tapi Shao Qing malah langsung meningkatkan level kemesraan mereka dengan merangkulnya.

 

Ibu ternyata datang cuma untuk memberi mereka tiket nonton film horor dan memaksa mereka untuk nonton. Hmm, jelas ia sedang menguji mereka. Terpaksalah mereka menurut, pura-pura tak tahu kalau Ibu sedang mengawasi mereka di kursi belakang. Cong Rong pun pura-pura ketakutan dan memeluk Shao Qing. 

Puas dan percaya kalau mereka memang pacaran, Ibu akhirnya pergi meninggalkan mereka. Padahal begitu ia pergi, Cong Rong langsung melepaskan diri dari Shao Qing.

Shao Qing lalu mengajaknya menaiki tangga di taman, sembari mengingatkan Cong Rong akan masa kecil mereka. Dulu mereka juga pernah lari menaiki tangga, tapi karena dulu Shao Qing gendut, jadi Cong Rong selalu lari di depan dan Shao Qing di belakang. Tapi Cong Rong kecil dengan manisnya mengulurkan tangannya untuk menariknya saat dia sudah tidak kuat lari. 

Tapi sekarang situasi mereka terbalik, sekarang Cong Rong yang kecapekan dan tidak kuat lari, maka Shao Qing langsung mengulurkan tangan padanya, seperti yang mereka lakukan dulu.

Cong Rong menyambut uluran tangannya, tapi alih-alih menariknya lari, Shao Qing malah menarik Cong Rong ke dalam pelukannya dan bertanya, "jadi... apakah ini termasuk kencan pertama kita?"

Cong Rong mengiyakan, "ini kencan pertama kita sebagai pasangan palsu."

"Bagaimana kalau mengubah yang palsu jadi nyata?"

Tapi Cong Rong masih ragu-ragu, karena sekarang ini yang paling penting baginya adalah lulus magang. Jadi, bisakah Shao Qing menunggu dia diterima di firma hukumnya dulu? Shao Qing punya ide bagus, mereka taruhan saja.

Jika Cong Rong diterima, maka Cong Rong harus jadi pacarnya. Tapi jika Cong Rong tidak diterima, maka dia yang akan jadi pacarnya Cong Rong. (Pfft! Pak Dokter bisa aja)

Cong Rong tidak mengiyakan tapi juga tidak menolak, kalau begitu, Shao Qing akan anggap dia setuju. Dia langsung menggandeng tangan Cong Rong dan mengajaknya lari lagi.

Begitu pulang, Cong Rong mau langsung melanjutkan tugasnya mengerjakan powerpoint. Tapi anehnya, Ibu entah kenapa langsung menghentikannya dan langsung berusaha mengalihkan perhatiannya dengan menanyakan tentang perkembangan hubungan mereka.

Ibu tidak puas mendengar mereka belum ada perkembangan berarti dan mendadak nyerocos antusias menceritakan kisah masa pacarannya bersama ayahnya Cong Rong dulu. Malas mendengarkan ocehannya, Cong Rong langsung mengambil laptopnya. Tapi aneh, kenapa laptopnya tidak mau menyala?

Saat itulah, Ibu mendadak berubah canggung dan langsung mau melarikan diri. Wah, wah, wah! Mencurigakan. Cong Rong langsung menghentikannya dan menuntut apa yang sebenarnya terjadi pada laptopnya.

Ibu akhirnya mengaku bahwa waktu mencari berita tentang cerita kepahlawanannya Cong Rong kemarin, Ibu emosi banget hingga Ibu langsung menutup laptop itu dengan keras, terus laptopnya mati. 

Hadeh! Terus apa yang harus Cong Rong lakukan sekarang? Ibu punya ide bagus, Shao Qing kan punya laptop, dia pinjam saja laptopnya Shao Qing. Ayo cepat pergi sana!

Terpaksalah Cong Rong harus menggedor pintu apartemennya Shao Qing... dan langsung kesengsem begitu Shao Qing keluar dengan rambut setengah basah yang membuatnya tampak lebih seksi.

Dia bahkan tidak sadar kalau dia sudah kelamaan menatap Shao Qing, sampai Shao Qing sendiri yang harus menegurnya, tapi tak pelak Shao Qing senang menyadari Cong Rong terpesona padanya.

Bahkan waktu mulai mengerjakan laporannya, Cong Rong malah susah fokus gara-gara pikiran dan matanya malah teralih menatap Shao Qing yang sedang serius mengerjakan tugasnya sendiri. Tapi saat kedua kalinya dia mengintip, dia malah kepergok.

 

Jelas saja Cong Rong langsung mengalihkan pandangannya dengan canggung. Tapi Shao Qing malah sengaja pindah duduk ke sampingnya yang kontan membuatnya jadi semakin gugup dan semakin susah konsen dengan pekerjaannya.

Tiba-tiba Shao Qing bergerak mendekat, dan Cong Rong pun langsung merem, menanti ciumannya. Eh tapi nggak ding, nyatanya perhatian Shao Qing mendadak teralih gara-gara Cong Rong mendapat chat dari Zhong Zhen. 

Pfft! Cong Rong kan malu. Parahnya lagi, yang dikirim Zhong Zhen malah gambarnya Shao Qing saat sedang seminar. Cong Rong sontak panik menutup laptopnya. Tapi terang saja Shao Qing langsung menggodanya, mengira Cong Rong tergila-gila padanya sampai-sampai Cong Rong meminta Zhong Zhen untuk memotretnya secara diam-diam.

Cong Rong sontak menyangkal keras dan buru-buru mengusir Shao Qing, lalu menelepon Zhong Zhen untuk memprotesnya dengan kesal. Tapi ternyata Zhong Zhen salah kirim, sebenarnya, niatnya mau dia kirim ke grup penggemarnya Shao Qing, dan Zhong Zhen baru sadar kalau dia salah kirim.

Keesokan harinya, Cong Rong terbangun oleh bunyi keributan. Ternyata Shao Qing sedang memasak sarapan bersama ibunya, bahkan anjingnya Shao Qing juga ikut hadir di sana.

Sarapan sudah siap setelah Cong Rong selesai mandi. Dia mau duduk di samping ibunya, tapi Ibu langsung menyuruhnya pindah ke samping Shao Qing, apalagi Shao Qing juga sudah menyiapkan mangkoknya Cong Rong di sebelahnya. Terpaksalah Cong Rong harus menurut.

Shao Qing pun senang dan langsung mengupaskan telur untuknya sambil berkomentar bahwa ini adalah pertama kalinya mereka sarapan bersama sejak mereka sepakat untuk sarapan bersama. Hah? Cong Rong bingung, kapan mereka sepakat untuk sarapan bersama?

"Kau lupa? Waktu kau tinggal di rumahku waktu itu."

Hah? Ibu kaget, Cong Rong pernah tinggal di rumah Shao Qing. Cong Rong sontak panik, takut Ibu salah paham, tapi Ibu malah sama sekali tidak keberatan. Ia malah memotret mereka saat mereka saling bertatapan buat dipamerin ke grup kerabat nanti.

"Menantuku tampan sekali. Mereka semua pasti akan iri!"

Di firma hukum, Jing Jing berusaha mendekati Shangguan dengan alasan menundang Shangguan untuk makan dengan ayahnya sebagai ungkapan terima kasih atas segala bantuan Shangguan untuknya selama ini. 

Tapi Shangguan tegas menarik batas di antara mereka dengan menolak secara halus. Tapi Jing Jing pantang menyerah dan terus berusaha membujuknya.

Tepat saat itu juga, Shangguan melihat Cong Rong datang. Seketika itu pula, Shangguan malah tiba-tiba berinisiatif untuk mentraktir semua pemagang makan bersama. 

Hmm... kayaknya dia beneran suka sama Cong Rong dan memanfaatkan kesempatan ini untuk dekat dengan Cong Rong, sekaligus sebagai alasan untuk menolak undangan makan Jing Jing bersama ayahnya. Dia bahkan menyerahkan urusan memilih restoran pada Cong Rong. Jing Jing jelas kesal sama Cong Rong.

Di rumah sakit, Shao Qing menuntut Zhong Zhen untuk menyerahkan HP-nya. Di sana, dia menemukan banyak sekali foto-foto dirinya yang diambil secara diam-diam. Zhong Zhen awalnya tidak mau mengaku, malah menggunakan kakak sepupunya sebagai tameng. Tapi atas desakan dan ancaman Shao Qing, Zhong Zhen akhirnya mengaku bahwa dia melakukan untuk dijual pada para penggemarnya Shao Qing buat beli garage kit.

"Terus kenapa kau mengirimnya ke kakak sepupumu?"

"Kemarin itu salah kirim..."

Eh sebentar, Zhong Zhen heran... kok Shao Qing tahu? Dia bersama Cong Rong semalam? Kenapa mereka bersama padahal sudah larut malam waktu dia mengirim foto-foto itu?

"Apa kau keberatan?" balas Shao Qing.

Oh tidak! Dia tidak berani. Tapi... Shao Qing beneran jatuh cinta pada kakak sepupunya? Biarpun dia menyetujui hubungan mereka, tapi jika kakak sepupunya itu tidak menyukai Shao Qing, tetap saja Shao Qing tidak akan punya harapan meski Shao Qing bersama kakak sepupunya 25 jam.

"Aku tidak punya harapan?"

"Jangan khawatir, selama ada aku, masalah kalian berdua, serahkan saja padaku."

Pfft! Nih anak benar-benar berbakat bisnis. Seketika itu pula otak bisnisnya bekerja dengan mengklaim bahwa dia bisa membantu Shao Qing mendapatkan Cong Rong, asalkan... Shao Qing membantu meluluskan tesisnya. 

Shao Qing sontak menatapnya dengan tajam. Tapi sedetik kemudian, dia memutuskan untuk menyetujuinya. Baiklah, Zhong Zhen akan bantu dia mencari tahu di mana Cong Rong berada malam ini.

Cheng Cheng ditelepon Cong Rong yang memutuskan untuk membooking restonya Cheng Cheng untuk acara makan bersama besok. Cheng Cheng senang banget, selain karena ini sangat membantu bisnisnya, sekalian dia memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta bantuan sama Wen Rang.

Tapi saat dia masuk ke tokonya Wen Rang, dia malah mendengar Wen Rang sedang berdebat dengan ibunya. Ibu tidak suka dan tidak setuju putranya tinggal di tempat sempit seperti ini dan berusaha membujuknya untuk pulang, lagipula bisnisnya Wen Rang juga tidak lancar, buktinya tidak ada pelanggan satu pun yang datang.

Tapi Wen Rang ngotot menolak. Mendengar itu, Cheng Cheng langsung membantunya dengan pura-pura jadi pelanggan yang mau membeli beberapa buku. Untungnya Ibu percaya dan akhirnya memutuskan untuk pulang.

Apalagi Ibu bisa melihat dengan jelas kalau Cheng Cheng naksir Wen Rang. Dari percakapan mereka, ternyata Wen Rang sudah 7 tahun putus dari pacarnya, tapi sepertinya Wen Rang masih belum bisa melupakan mantannya itu. 

Makanya setelah melihat Cheng Cheng barusan, Ibu menasehatinya untuk tidak sampai melepaskan wanita baik yang ada di sisinya, dan jangan terus menerus hidup di masa lalu.

Sayangnya, Wen Rang benar-benar cowok dingin yang cuek saja dengan satu-satunya wanita yang paling dekat dengannya sekarang, dan sama sekali tidak memperhatikan tatapan penuh cinta Cheng Cheng terhadapnya.

Tersadar dari lamunannya, Cheng Cheng baru ingat akan tujuan utamanya kemari dan langsung berusaha bernegosiasi dengan Wen Rang. Dia kan barusan sudah membantu Wen Rang, jadi sekarang giliran Wen Rang yang membantunya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam