Sinopsis My Little Happiness Episode 11

Cong Rong bahagia banget, si Gendut yang selama ini dirindukannya, ternyata selama ini ada di sisinya. Yang lebih membahagiakannya lagi, keesokan harinya, ibunya akhirnya memahami isyaratnya dan menyatakan akan pulang hari ini juga.

Saat Cong Rong belanja di supermarket, Shao Qing tiba-tiba muncul menuntut jawaban atas pengakuan cintanya kemarin. Tapi tentu saja Cong Rong menolak menjawabnya sekarang, baru satu hari loh ini. Tapi tentu saja Shao Qing pantang menyerah dan terus berusaha menggodanya di setiap kesempatan, bahkan saat jam kerja di rumah sakit.

Sebelum pulang, Ibu terlebih dulu membersihkan rumah Cong Rong. Namun saat ia hendak mengambil selimut di lemari atas, tiba-tiba saja map yang berisi kontrak magangnya Cong Rong terjatuh, dan jelas saja itu langsung murka menyadari putrinya membohonginya.

Ia bahkan langsung membatalkan kepulangannya, malah pergi ke firma hukumnya Cong Rong dan menemui bosnya Cong Rong yang bernama Shangguan Yi untuk menuntut pengunduran diri Cong Rong.

Dia berhasil masuk dengan cara membuntuti Jing Jing dan mencuri dengar segala pujian JIng Jing tentang Shangguan dan kehebatannya dalam memenangkan berbagai kasus. Tampak jelas kalau Jing Jing sangat mengagumi Shangguan Yi.

Tapi itu sama sekali tidak mengubah keputusan Ibu yang begitu bertemu Shangguan Yi, langsung to the point menuntut pengunduran diri Cong Rong. Dia tidak peduli apa pun pujian Shangguan Yi terhadap Cong Rong, pokoknya dia keukeuh menolak Cong Rong untuk menjadi pengacara.

Shangguan Yi pantang menyerah untuk mempertahankan Cong Rong, jadi dia mulai menceritakan awal mulanya bertemu Cong Rong waktu di Australia. Awalnya Shangguan Yi tidak begitu serius menanggapi keinginan Cong Rong untuk menjadi pengacara, namun kemudian Cong Rong sering mengiriminya surel, membahas pandangannya terhadap berbagai kasus dan pengalaman belajarnya.

Perlahan, persepsi Shangguan Yi terhadap Cong Rong pun mulai berubah. Selain harus menyelesaikan kuliah jurusannya sendiri, Cong Rong juga bekerja keras memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar hukum. Cong Rong tidak pernah mengikuti les ataupun mengambil jurusan hukum, namun dia belajar sendiri. 

Selama dua tahun, setiap hari Cong Rong tidur jam 3 subuh dan bangun jam 9 pagi. Dia bahkan tetap belajar di hari minggu dan hampir tidak pernah bersosialiasi demi mengejar cita-citanya. Karena itulah, Shangguan Yi tahu betul betapa besar keinginan Cong Rong untuk menjadi pengacara. Jadi tentu saja dia tidak bisa melepaskan Cong Rong begitu saja. Tapi biarpun terharu mendengar semua itu, Ibu keukeuh menolak Cong Rong menjadi pengacara.

Cong Rong akhirnya tiba saat itu dan langsung menarik ibunya pergi. Dia berusaha menjelaskan bahwa dia dan mendiang ayahnya beda. Tapi Ibu keukeuh menolaknya menjadi pengacara. Kesal, Cong Rong sontak balas memprotesnya, tidak terima karena Ibu bersikeras memaksakan kehendaknya sendiri padanya dan memikirkan kebahagiaannya sendiri. Ibu jelas sakit hati mendengar tuduhan Cong Rong hingga dia langsung pergi.

Dalam perjalanan mengantarkan Cong Rong pulang, Shangguan Yi menasehati Cong Rong untuk bicara baik-baik dengan ibunya, karena bagaimanapun, dukungan keluarga itu penting. Dia sungguh berharap Cong Rong akan tetap bertahan, apalagi sekarang sudah tahap terakhir magangnya, dan penilaian kerjanya Cong Rong pun bagus. Jadi Cong Rong tidak boleh menyerah begitu saja.

"Aku percaya padamu," ucap Shangguan Yi.

"Terima kasih, Guru Shangguan. Aku akan berusaha."

Cong Rong sampai rumah bersamaan dengan Shao Qing, tapi errr... sepertinya Shangguan Yi cemburu melihat ada pria lain yang dekat dengan Cong Rong. Tapi karena Cong Rong cuma memperkenalkan Shao Qing sebagai rekan kerja di rumah sakit, Shangguan Yi pun langsung pergi.

Shao Qing pun tampak jelas agak kecewa karena cuma diperkenalkan sebagai rekan kerja. Cong Rong tanya apakah ibunya menghubungi Shao Qing. Shao Qing mengaku tidak dan langsung penasaran ada masalah apa.

"Hari ini ibuku membuat keributan di firma hukum."

"Jangan khawatir, ibumu pasti akan baik-baik saja. Kalian tenangkan diri dulu."

Tapi Shao Qing penasaran, apakah dia dan Shangguan Yi dekat? Tidak juga, tapi bagi Cong Rong, Shangguan Yi itu bagai dewa. Ujian yudisialnya dan rencana karirnya dibimbing langsung sama Shangguan Yi. Dia bisa magang di firma hukum juga berkat rekomendasi Shangguan Yi.

Shao Qing langsung cemburu mendengarnya. Dia lalu berusaha menghibur Cong Rong dengan memasaakan makanan enak untuknya. Tapi Cong Rong tidak bisa tenang memikirkan ibunya yang masih belum pulang sampai malam, teleponnya juga tidak bisa dihubungi sama sekali.

Tepat saat itu juga, dia mendapat pesan dari Cheng Cheng yang memberitahunya bahwa ibunya Cong Rong ada di restonya. Shao Qing langsung beranjak bangkit untuk menjemput Ibu tapi dia melarang Cong Rong ikut, takutnya Ibu masih marah, bisa-bisa mereka bakalan bertengkar lagi nanti.

Di restoran, Cheng Cheng sedang berusaha meredakan emosi Ibu. Tapi ujung-ujungnya malah diomeli sama Ibu yang mengeluhkan anak-anak muda zaman sekarang yang tidak mau mendengarkan omongan orang tua.

Untungnya dia segera terselamatkan berkat kedatangan Shao Qing yang berhasil membujuk Ibu. Dia berkata bahwa Cong Rong tidak ikut karena Cong Rong sedang membuat pesta penebusan dosa di rumah, katakan saja Ibu mau makan apa, pesan sesuka Ibu.

"Benarkah? Aku ingin makan gado-gado Li Hongzhang."

Shao Qing meyakinkan bahwa mungkin sana Cong Rong sehati dengannya, dan Cong Rong sedang memasak makanan itu sekarang. Ibu akhirnya terbujuk dan langsung beranjak pulang untuk melihat hasil masakan Cong Rong. Tapi sebenarnya Cong Rong baru tahu setelah di-chat sama Cheng Cheng.

Ibu bisa menduga bahwa Shao Qing datang menjemputnya sebagai pembelanya Cong Rong. Shao Qing tidak langsung mengakuinya, tapi dia penasaran, apa sebenarnya alasan Ibu menentang impian Cong Rong untuk menjadi pengacara.

Ibu bercerita bahwa mendiang ayah kandungnya Cong Rong adalah seorang pengacara yang jujur dan adil. Namun justru sifatnya yang jujur dan adil itulah yang pada akhirnya membuatnya berada dalam masalah hingga mengorbankan nyawanya. Karena inilah Ibu tidak mau Cong Rong berada di jalan yang sama dengan mendiang ayahnya. Cong Rong memiliki sifat yang sama persis dengan ayahnya, makanya dia tidak mau Cong Rong menjadi pengacara seperti ayahnya.

Mendengar itu, Shao Qing pun mulai menceritakan kehebatan Cong Rong saat menangani kasusnya Kakek Lin. Cong Rong adalah orang yang melakukan apa pun dengan sepenuh hati, bahkan sekalipun hal itu di luar pekerjaannya. Cong Rong bukan hanya menangani tuntutan Kakek Lin, tapi juga menyelamatkan Kakek Lin dari para penipu dan menjaga Kakek Lin sebagai keluarganya selama Kakek Lin dirawat.

Shao Qing meyakinkan Ibu bahwa dia pasti akan menjaga dan melindungi Cong Rong. Dia tidak berhak untuk ikut campur dalam masalah karir yang Cong Rong pilih, tapi dia berjanji akan selalu berada di sisi Cong Rong, melindunginya, dan menjadi kekuatan cadangannya. Dia tidak akan membiarkan Cong Rong terjerumus. Dia akan selalu ada setiap kali Cong Rong membutuhkannya. Ibu jadi mulai agak tenang mendengar ucapan Shao Qing itu.


Setibanya di rumah, Ibu mendapati Cong Rong sedang sibuk memasak makanan yang diinginkannya tersebut. Ibu terharu. Tiba-tiba dia melihat Cong Rong hampir salah memasukkan bahan, Ibu langsung bertindak mengajarinya cara memasak yang benar. Begitulah, akhirnya hubungan ibu dan anak itu pun kembali akur. Shao Qing pun senang.


Ibu dan anak itu membicarakan masalah ini dengan serius saat mereka hendak tidur. Ibu sebenarnya masih khawatir. Ayahnya Cong Rong dulu sangat terkenal berkat menjunjung tinggi keadilan. Tapi pada akhirnya itu pula yang membuatnya jadi sangat kerepotan dan tertekan.

Selama puluhan tahun Ibu berusaha mencegah Cong Rong untuk berada di jalan yang sama dengan ayahnya, karena Ibu sadar betul Cong Rong mewarisi sifat dan rasa keadilan ayahnya, tapi sepertinya takdir berkata lain. Pada akhirnya Cong Rong tetap memilih jalan ini.


"Mungkin karena pengaruh Ayah sangat mendalam. Kata-katanya adalah detak jantungku sejak kecil."

Waktu dia masih SD, ayahnya pernah memberitahunya bahwa hukum mendukung kebaikan dan anti kejahatan. Hukum adalah keyakinan besar di dunia, "gunakan pedang hukum untuk mempertahankan keseimbangan keadilan. Pengacara juga manusia. Tidak ingin kau terluka demi keadilan. Tapi jika kau memiliki kemampuan, kuharap kau bisa berdiri di jalur keadilan."


Cong Rong masih ingat betul setiap kata yang diucapkan ayahnya dulu. Ibu setuju bahwa kata-kata Ayah memang benar, tapi tetap saja, Ibu tidak mau Cong Rong terus menerus masuk berita sebagai prajurit keadilan. Ibu hanya berharap Cong Rong akan hidup tenang dan damai.

Ibu penasaran dengan kasus penipuan kakek Lin itu, apa Cong Rong takut waktu dia menghadapi para penipu itu? Cong Rong dengan antusias bercerita bahwa dia sangat takut waktu itu, tapi untungnya ada Shao Qing yang menyelamatkannya dan memeluknya sehingga kursi yang dihantamkan para penipu itu mengenai badan Shao Qing. Shao Qing tuh benar-benar hebat dan bisa diandalkan.

Wah! Ibu jadi makin suka sama Shao Qing. Jadi... apakah mereka berdua sudah pacaran? Saat Cong Rong ragu-ragu untuk menjawabnya, Ibu langsung saja menyatakan bahwa dia tidak akan pulang sebelum Cong Rong punya pacar yang bisa menjaganya.

 Seketika itu pula, Cong Rong berbohong bahwa dia dan Shao Qing sudah pacaran sejak kemarin, tapi dia menolak menceritakan detilnya dengan alasan malu. Begitu Ibu sudah tidur, Cong Rong diam-diam mengirim chat ke Shao Qing untuk minta bantuan.

Dia bahkan belum bilang apa bantuannya, tapi hebatnya, Shao Qing bisa langsung menebak bahwa ibunya menginginkannya punya pacar yang bisa menjaganya, baru Ibu bisa tenang. Jangan khawatir, Shao Qing bersedia bekerja sama dengan senang hati.

Jelas Shao Qing senang banget. Biarpun cuma akting, tapi ini adalah kesempatan bagus baginya untuk dekat-dekat dengan Cong Rong. Keesokan harinya saat mereka hendak berangkat kerja, Shao Qing langsung menggandeng tangan Cong Rong karena Ibu sedang melihat mereka.

Cong Rong langsung melepaskan tangannya saat naik lift. tapi begitu keluar gedung, Shao Qing langsung menggandeng Cong Rong lagi, soalnya ibunya Cong Rong lagi mengintip mereka dari jendela.

Cong Rong sebenarnya tidak nyaman, tapi terpaksalah dia akhirnya menempelkan kepalanya dengan sok mesra ke lengan Shao Qing. Errr... niatnya sih nempelin ke bahu, tapi berhubung kepalanya Cong Rong nggak nyampe ke bahunya Shao Qing, jadinya cuma bisa nempel di lengan. Hehe.

Di jam makan siang di rumah sakit, Cong Rong baru saja duduk di kantin dan menikmati makan siangnya saat Shao Qing mendadak muncul dan langsung merangkulnya mesra yang jelas saja mengagetkan Cong Rong dan semua orang yang ada di kantin.

Tapi Cong Rong tidak bisa berbuat apa-apa soalnya Shao Qing lagi video call sama ibunya. Shao Qing bahkan langsung berromantis ria menyuapinya nasi dan mengusap bibirnya yang belepotan nasi. 

Ibu puas banget melihat kemesraan mereka. Tapi Cong Rong tidak nyaman, apalagi banyak mata yang sedang memperhatikan mereka. Dia buru-buru menyudahi video call-nya dan bergegas kabur, tapi Shao Qing malah terus membuntutinya, membuat semua orang, apalagi Dokter Chen dan Zhong Zhen, ternganga lebar saking kagetnya.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam