Bei Xing bertemu lagi dengan si paman misterius di pantai dan menceritakan keajaiban yang dialaminya selama beberapa hari kemarin. Rasanya seperti mimpi, tapi kemudian dia terbangun karena kematian seseorang. Dan sekarang, dia tidak bisa lagi memimpikan itu. Entah apakah yang dialaminya itu benar-benar nyata atau cuma mimpi.
Si paman misterius bahkan tidak tampak terkejut sedikitpun, malah berkata ambigu... "Benar atau salah. Nyata atau palsu. Semua itu adalah misteri dunia. Apa yang kau alami adalah bagian dari masa lalu dan masa depanmu. Semuanya akan datang padamu pada saat yang tepat. Jangan khawatir. Memancinglah lebih banyak lagi dan segalanya akan baik-baik saja."
"Apa Anda mengetahui sesuatu?" tanya Bei Xing.
"Bagaimana mungkin aku mengetahui rahasiamu. Mulai sekarang, aku menyerahkan terumbu ini kepadamu. Sampai jumpa jika masih berjodoh," ucap si paman misterius lalu pergi.
Tak lama setelah itu, Bei Xing mendapat telepon dari ibunya yang mengajaknya mencoba gaun pengantin besok. Bei Xing hampir mau memberitahu yang sebenarnya pada Ibu, tapi Ibu terus nyerocos menyelanya lalu menutup teleponnya secepat itu sehingga Bei Xing tidak punya kesempatan sedikitpun untuk memberitahu Ibu tentang pembatalan pernikahannya.
Lalu telepon kedua muncul dari bosnya yang mengomelinya habis-habisan gara-gara dia bolos kerja. Saking kesalnya, si bos tanpa ampun memutuskan untuk memecat Bei Xing saat itu juga.
Tepat saat itu juga, dia mendapat notifikasi dari Zhan Yu yang mengundang teman-teman mereka untuk datang ke suatu restoran karena dia mau memperkenalkan pacar barunya. (Beuh! Brengsek!)
Lalu setelah itu dia juga mendapat pesan dari Teng Teng yang mengajaknya bertemu karena ada yang mau Teng Teng katakan padanya.
Penasaran ingin melihat pacar barunya Zhan Yu, Bei Xing pun mendatangi restoran itu. Tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat pacar barunya Zhan Yu ternyata adalah Teng Teng, orang yang selama ini Bei Xing anggap sahabat baiknya, ternyata musuh dalam selimut. (Ha! Aku sudah curiga sama Teng Teng sejak mereka masih SMA. Dia terkesan mendukung Bei Xing dalam mengejar Zhan Yu, tapi dia juga terlalu kepo dan terlalu ikut campur). Bei Xing jelas sakit hati tapi dia berusaha untuk tetap tegar.
Keesokan harinya, dia tetap menuruti ibunya untuk mencoba gaun pengantin. Ibu antusias banget memuji-muji putri cantiknya yang dia pikir akan segera menikah sebentar lagi. Dia bahkan terus menerus memotreti Bei Xing, mengabaikan protesnya Bei Xing yang berusaha menghentikannya untuk memotret.
Bei Xing akhirnya tidak tahan lagi dan langsung membentak Ibu untuk berhenti memotret. Saat itulah, dengan mata berkaca-kaca akhirnya dia mengaku bahwa pernikahannya batal, karena Zhan Yu tidak menyukainya.
Dia langsung pergi saat itu juga dengan masih mengenakan gaun pengantinnya. Dia menangis sepanjang jalan hingga akhirnya dia berakhir di kedai teh susu boba dan memesan beberapa gelas.
Tiba-tiba Zhan Yu muncul saat itu, dia barusan ditelepon orang tuanya Bei Xing. Makanya dia datang untuk menjemput Bei Xing pulang, sekalian dia mau bicara dan menjelaskan segalanya pada orang tua Bei Xing.
Bei Xing menolak. Tiba-tiba kakaknya, Lin Da Hai, muncul dan langsung mencengkeram kerah baju Zhan Yu dengan penuh amarah, tidak terima adiknya diperlakukan seperti ini. Tapi Bei Xing dengan cepat menghentikannya dan mengusir Zhan Yu.
Dalam perjalanan pulang, Bei Xing berkata pada Da Hai bahwa seandainya waktu benar-benar bisa kembali ke masa SMA-nya, maka dia pasti akan lebih menghargai hidupnya setiap harinya dan tidak akan mengelilingi Zhan Yu setiap hari.
Di rumah tak lama kemudian, Bei Xing mendapat pesan dari si pelakor Teng Teng yang dengan tidak tahu malunya memberitahu bahwa dia dan Zhan Yu akan menikah dan meminta Bei Xing merestui mereka.
Bersama dengan pesan itu, dia juga mengirim video kenangan semasa SMA mereka. Namun ada sesuatu di video itu yang lebih menarik perhatiannya. Di latar belakang, tampak Wan Sen sedang dibuli oleh seorang preman berambut merah.
Bei Xing sontak teringat kembali dengan SMS itu, SMS yang terus menerus membuatnya kembali ke dunia aslinya. Hmmm... apakah kematian Wan Sen ada hubungan dengan si preman berambut merah ini?
Belum sempat memikirkannya lebih jauh, keluarganya tiba-tiba muncul, mereka semua khawatir mengira Bei Xing terus mengurung diri di kamar karena lagi depresi memikirkan Zhan Yu.
Bei Xing meyakinkan kalau dia baik-baik saja, tapi tak ada yang mempercayainya. Ayah bahkan langsung heboh ingin mencari Zhan Yu untuk mendampratnya. Suasana jadi ribut banget sampai membuat Bei Xing stres.
Begitu frustasinya dia hingga dia sungguh-sungguh berharap bisa mengulang masa lalunya. Setulus hati dia berdoa lalu mencoba menghapus SMS di HP lawasnya... dan walah! Kali ini dia entah kenapa dia berhasil kembali ke masa lalu lagi.
Dia kembali tepat di awal tahun ajaran baru kelas 3, saat anak-anak kelas 3 sedang melakukan tarian kelinci secara berkelompok. Yang itu artinya, dia bakalan harus bertahan di sekolah selama 1 tahun ke depan. Tapi tidak masalah daripada kembali ke linimasa-nya yang asli.
Hal pertama yang harus dilakukannya sekarang adalah mencari Wan Sen. Begitu menemukan Wan Sen, dia langsung menyeret Wan Sen keluar dari kelompoknya lalu menginjak kakinya sembari memberinya isyarat untuk bekerja sama lalu memanfaatkan itu sebagai alasan untuk menyeret Wan Sen pergi ke UKS.
Begitu mereka berduaan di UKS, Bei Xing langsung memelototi dan menginterogasi Wan Sen. "Siapa kau sebenarnya?"
"Zhang Wan Sen. Kelas 3 - 1, nilai-nilaiku bagus."
"Aku tahu itu! Maksudku, apa kita ada hubungan? Apa salahku? Kenapa kau selalu mengantarku pulang?"
Wan Sen jelas bingung mendapat pertanyaan yang tidak jelas arah tujuannya itu. Jadi dia cuma menjawabnya dengan gelengan kepala saja.
Hmm, benar juga sih. Bei Xing yakin kalau mereka pasti tidak mungkin memiliki hubungan apa pun. Wan Sen juga mungkin tidak mengenalnya. Kalau begitu, ganti pertanyaan. Apa belakangan ini terjadi sesuatu yang aneh pada Wan Sen? Apa hubungan Wan Sen dengan si rambut merah itu? Apa Wan Sen tahu bagaimana dia akan mati?
Pfft! Pertanyaannya jelas terlalu membingungkan bagi Wan Sen. "Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?"
"Aduh, jangan takut! Pikirkan baik-baik. Apa terjadi sesuatu belakangan ini? Kau harus memberitahuku agar aku bisa melindungimu. Ini namanya 'harapan terakhir untuk menghadapi bahaya'."
Bingung, Wan Sen iyain aja lalu berniat pergi. Tapi Bei Xing dengan cepat mencegahnya dan memperingatkan bahwa kali ini Wan Sen tidak boleh'mengantarkannya pulang'. Ucapannya jelas terlalu ambigu bagi Wan Sen yang bingung harus bereaksi bagaimana.
Tiba-tiba dua orang teman sekelasnya Wan Sen muncul untuk menjemput Wan Sen dan mengonfrontasi Bei Xing yang tadi jelas-jelas sengaja menginjak kaki Wan Sen.
Wah! Bei Xing tidak terima dan dengan sombongnya memperingatkan mereka untuk bersikap baik padanya karena mungkin saja dia akan berbaik hati ngasih mereka bocoran tentang ujian masuk universitas nanti.
Cih! Tidak ada satu pun yang percaya padanya. Bagaimana mungkin mereka mempercayai murid yang tidak pintar seperti Bei Xing. Selain itu, kelas mereka punya Wan Sen, si murid jenius yang bisa memprediksi soal-soal ujian. Mereka lalu langsung memapah Wan Sen pergi meninggalkan Bei Xing.
Bertekad menemukan apa penyebab kematian Wan Sen yang akan terjadi satu tahun yang akan datang agar dia bisa mencegahnya terjadi, Bei Xing pun terus berusaha mendekati Wan Sen.
Dia memberikan sebotol minuman untuk Wan Sen sebagai hadiah perkenalan lalu memperingatkan Wan Sen untuk berhati-hati karena dia berada dalam bahaya. Dia tidak tahu kapan bahaya itu akan muncul, mungkin sekarang sudah dimulai.
"Tapi jangan khawatir, aku akan melindungimu," ujar Bei Xing.
Wan Sen bingung banget hingga dia tidak tahu bagaimana harus menanggapi ucapan gaje itu. Kedua teman sekelas Wan Sen muncul lagi saat itu, khawatir kalau Bei Xing melakukan sesuatu yang buruk lagi pada Wan Sen, maka mereka pun bergegas menyeret Wan Sen pergi meninggalkan Bei Xing.
Sadar kalau dia tidak akan bisa melindungi Wan Sen dengan cara seperti ini, Bei Xing mendadak punya ide baru. Dia harus masuk ke kelas yang sama dengan Wan Sen agar dia bisa lebih mudah mengawasi dan melindungi Wan Sen.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam