Sinopsis Meteor Garden (2018) Episode 2 - 3


Teng Tang Jing tengah berjalan menyusuri koridor kampus dan sontak jadi pusat perhatian para mahasiswa di sekitar sana dan dia membalas perhatian mereka senyuman ramah.

F4 menyambutnya dengan hangat. Satu per satu mereka memberinya pelukan singkat. Tapi hanya Lei yang cuma berdiri di tempat. Maka Jing lah yang kemudian menghampirinya lalu memeluknya erat.

"Aku merindukanmu."

Lei benar-benar bahagia mendengarnya dan langsung membalas pelukan Jing.

Shan Cai menyaksikan semua itu dari kejauhan dengan sedih, menyadari bahwa wanita yang Lei sukai itu ebnar-benar beda level darinya.


Malam harinya, F4 dan Jing makan malam bersama dalam suasana yang ceria. Tapi hanya Lei yang makan dalam diam. Jing berkomentar kalau mereka semua belum berubah.

Ah Si menyangkal, dia sekarang jauh lebih keren. Buktinya, dia sudah bisa melakukan investasinya sendiri dan membayar biaya kuliahnya sendiri.

"Hebat juga kau. Kakakmu pasti bangga. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Bagaimana kabarnya?"

"Dia menikah tahun lalu. Dia sudah pindah ke Inggris bersama suaminya."

"Aku tahu kau sangat dekat dengan kakakmu. Tanpa dia d sini, kau pasti merasa sangat kesepian."

"Jing, jangan mengkhawatirkan masalah itu. Sekarang ini, ada seorang gadis yang menyita seluruh perhatiannya. Namanya adalah..."

"Dong..."

Ah Si sontak gemas memiting Xi Men dan Mei Zhuo. Dia tidak terima gadis itu dibanding-bandingkan dengan kakaknya. Kakaknya beda level dengan gadis itu.

 

Tapi Xi Men dan Mei Zuo heran, kenapa Lei diam terus sedari tadi. Dia bahkan jadi lebih pendiam dengan kehadiran Jing di sini.

"Oh, aku tahu. Dia memang selalu seperti ini. Dia jadi lebih pendiam setiap kali dia bahagia."

"Dia tidak mengatakan apapun, padahal jantungnya berdetak sangat kencang. Lei tidak pernah berubah."

"Jing, kami tumbuh dewasa. Begitu pun dengan Ah Si."

"Benar. Tidak seperti Lei yang selalu introvert. Dia masih Lei yang sama seperti dulu."


Tidak tahan lagi, Lei sontak berteriak menyangkal ucapan mereka tentangnya lalu melabrak Jing yang melakukan pemotretan foto-foto vulgar, kenapa Jing melakukan itu. Itu sama sekali tidak seperti dirinya. Xi Men heran mendengarnya, apa Lei lagi cemburu?

Jing santai saja menanggapinya. Dia merasa foto-foto itu cantik kok, apa Lei tidak menyukainya?

"Aku tidak menyukainya sedikitpun. Kau tidak seperti wanita-wanita vulgar itu."

"Aku tahu kau sangat peduli padaku. Karena itulah aku sangat menyukaimu." Ujar Jing sambil mengelus sayang kepala Lei bak seorang kakak mengelus kepala adiknya.

Dia bahkan menghadiahi Lei dengan kecupan di pipi yang sontak membuat F3 iri dan langsung heboh menuntut kecupan pipi juga dari Jing.


Keesokan harinya di kampus, Shan Cai melihat Jing sedang merapikan penampilan Lei yang kontan membuat Shan Cai semakin sedih. Tapi dia mengingatkan dirinya sendiri untuk sadar, karena Lei tidak akan pernah menjadi miliknya.

"Mulai besok, aku tidak ada hubungan dengn F4. Aku akan belajar dengan tekun dan menjadi diriku yang ceria seperti bisanya."


Keesokan harinya, Shan Cai dan Qing He berniat mau makan bersama, tapi malah bertemu lagi dengan Ah Si.

Dan seperti biasanya, Ah Si dengan gaya congkaknya mendorong Qing He dari hadapannya lalu memerintahkan Shan Cai untuk mendekat padanya, ada yang mau dia omongin soalnya.

Shan Cai menolak mendekat. Memangnya dia mau ngomong hal penting apa? Ada urusan apa? Apa Ah Si ingin memberitahukan hal-hal aneh lagi padanya? Nggak deh, makasih.

"Lagian kau kan sedang ada waktu kosong. Ikut saja denganku."

"Siapa bilang? Aku punya banyak hal yang harus kulakukan sekarang."

"Seperti apa?"

"Aku akan makan siang masakan yang dibuat ibuku bersama sahabatku, Qing He. Aku tidak tahu bagaimana denganmu, tapi inilah kebahagiaanku. Orang tajir sepertimu tidak akan mengerti. Cih!"

Dia langsung pergi bersama Qing He yang dengan senang hati memanas-manasi Ah Si. "Aku benar-benar senang bisa menghabiskan waktu bersama Shan Cai."


Selama beberapa hari berikutnya, Ah Si terus menerus mendapati Shan Cai jalan dan bercanda tawa bersama Qing He yang membuatnya semakin cemburu. Hingga suatu hari, dia sengaja melempar kulit pisang yang terlalu matang tepat di jalan yang biasanya dilalui Qing He dan sukses membuatnya terpleset.

Parahnya lagi, saat Qing He membuka lokernya keesokan harinya, dia malah mendapati ada kartu joker F4 di dalam sana. Tapi bukannya takut, Qing He malah senang dan menunjukkannya pada Shan Cai dengan bangga.


Shan Cai yang tidak senang, dia langsung merebut kartu joker itu lalu pergi untuk melabrak Ah Si dan menuntut penjelasannya. Apa sebenarnya yang Ah Si inginkan? Kenapa Ah Si malah mengganggu temannya?

"Kenapa? Apa kau marah hanya karena si petani itu?"

"Si petani? Dia sahabatku. Aku tidak akan membiarkanmu mengganggunya."

"Kau serius? Apa ada yang salah dengan seleramu? Apa hebatnya temanmu yang payah itu?"

"Dia sejuta kali lebih baik daripada pria menjengkelkan sepertimu. Bersamanya membuatku merasa 1.000, 10.000 kali lebih baik!"

"Oke! Aku mendoakan kalian bahagia 1.000, 10.000 kali." Geram Ah Si.

 

Suasana benar-benar tegang dan seram, tapi Qing He dengan santainya muncul di antara mereka untuk menyodorkan susu kedelai buatan ibunya untuk Ah Si yang kontan saja membuat Ah Si emosi dan langsung menampik gelas susu itu ke muka Qing He.


Keesokan harinya, Qing He mendapat pesan dari Ah Si tentang jadwal pertandingan main kartu Bridge-nya yang akan diadakan senin depan jam 6 sore. Dan Qing He malah antusias menunjukkan pesan itu pada Sahn Cai.

Malah Shan Cai yang kesal dan langsung membalas pesan itu dengan merutuki Ah Si. Tapi kemudian, mereka kemudian melihat postingan di medsos yang menuduh mereka berdua terlalu takut untuk menerima tantangan F4.

Shan Cai sontak emosi membanting tempat pensilnya. Qing He langsung latah ikutan emosi dan mau membanting satu-satunya barang di tangannya... dan langsung mengurungkan niatnya sedetik kemudian saat dia sadar kalau yang mau dia lempar itu ponselnya sendiri.


Mereka lalu makan siang di kantin, dan kebetulan F4 dan Jing juga ada di sana. Ah Si sontak menatapnya. Shan Cai berusaha mengabaikannya, tapi saat dia mengangkat pandangannya lagi, dia mendapati Ah Si masih menatapnya dengan intens.

Shan Cai jadi tegang ditatap terus-terusan seperti itu. Tiba-tiba Ah Si beranjak bangkit. Shan Cai sontak panik ingin menghindar, tapi malah tak sengaja menubruk seorang pria sampai makanannya mengotori bajunya.


Si pria sontak kesal. Qing He berniat membantu Shan Cai, tapi Ah Si langsung menariknya mundur karena dia mau nyinyirin Shan Cai. Katanya saat bersama Qing He, dia akan sangat bahagia puluhan ribu kali. Sekarang Shan Cai pasti sangat bahagia.

"Kenapa kau menindas kami? Apa kau senang melakukan itu?!"

"Tentu saja. Aku sangat senang melihatmu jatuh. Shan Cia, sepertinya kau suka makan semua jenis sayuran. Pantas saja kau dipanggil 'Shan Cai'!" Ejek Ah Si sambil mencubit gemas pipi Shan Cai.

 

Tidak tahan lagi melihat Ah Si mempermalukan Shan Cai, Lei langsung membantu Shan Cai berdiri, membersihkan bajunya, lalu membawa Shan Cai pergi dari sana. Tapi Ah Si tiba-tiba menarik tangan Shan Cai yang satunya. "Lei, apa kau sadar apa yang sedang kau lakukan?"

"Cukup, Ah Si."

"Jangan bilang kalau kau menyukai gadis gila ini."

"Hentikan."

"Kalau kau temanku, maka lepaskan."


Tapi kedua pria itu tak ada yang mau melepaskan pegangan tangan mereka dan jadilah Shan Cai ditarik-tarik sampai kesakitan. Tapi saat Shan Cai mengeluh kesakitan, Ah Si lah yang akhirnya rela melepaskan pegangannya lebih dulu hingga membuat Shan Cai terpental ke dada Lei.

"Kalau kau pergi bersamanya sekarang, jangan pernah lagi bicara padaku." Ancam Ah Si. Tapi Lei tak peduli dan tetap membawa Shan Cai pergi dari sana.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments