Sinopsis Something About 1% Episode 12 - 2

Setibanya di rumah, Da Hyun tiba-tiba bergumam bahwa dia tidak penasaran. Jae In jelas bingung apa maksudnya. Sepertinya Da Hyun benar-benar mabuk. Da Hyun ngotot menyangkal. 

Tapi suasana dengan cepat berubah saat Da Hyun bergumam bahwa alangkah bagusnya seandainya mereka pacaran bukan karena sebuah kontrak, dan jauh lebih baik seandainya Jae In tidak terlahir di keluarga konglomerat.

Mendengar itu, Jae In langsung menunduk, menatap mata Da Hyun dan berkata, "aku tidak tahu apakah kau akan mengerti apa yang kukatakan karena kau mabuk. Aku juga merasa seperti itu, dan aku sungguh-sungguh. Pun begitu, apa kau bersedia mengikutiku biarpun sulit? Apakah kau bersedia bersamaku sampai akhir?"

"Haruskah kita melakukan itu? Tapi... biarpun aku ingin sekali melakukan itu, tapi kita tidak seharusnya melakukan itu..."

 

Da Hyun tiba-tiba tertidur saat itu, Jae In pun membopongnya ke ranjang dan menatapnya dengan penuh cinta, sebelum kemudian pergi.

Keesokan paginya saat baru bangun tidur, Da Hyun ingat Jae In semalam mengantarkannya pulang, tapi dia tidak ingat apa yang mereka bicarakan semalam.

Tepat saat itu juga, Jae In datang untuk mengajaknya sarapan sup pengar, tapi jelas makanannya sama sekali tidak sesuai seleranya Jae In, jadi dia menolak makan dan hanya mengomeli Da Hyun untuk tidak minum-minum lagi, terutama sama cowok lain.

Setelah itu, dia mengantarkan Da Hyun ke sekolah dan bertanya-tanya apakah Da Hyun ingat akan apa yang dia katakan semalam. Da Hyun mengaku tidak, apa itu sesuatu yang penting? Jae In agak kecewa sebenarnya, tapi dia memutuskan untuk merahasiakannya saja.

Joo Hee menemui Pengacara Park hanya untuk menanyakan kenapa Jae In menolak penawaran bisnisnya padahal selama ini Jae In adalah seorang pengusaha handal. Pengacara Park mendengus geli mendengarnya, Jae In sudah pernah mendapat banyak sekali penawaran serupa.

Joo Hee sinis, yang pasti Da Hyun tidak mungkin melakukan hal itu. Dia yakin kalau Jae In bahkan tidak akan mungkin melirik Da Hyun seandainya bukan karena warisan Kakek.

"Karena itulah Nona Kim Da Hyun itu hebat. Menyerahlah."

Joo hee tidak terima, kenapa juga dia harus menyerah padahal dia lebih segala-galanya daripada Da Hyun? 

"Mungkin dia memiliki sesuatu yang istimewa yang tidak kita ketahui."

"Apa dia punya masa lalu yang rumit atau punya pria lain yang dia kencani."

Masalah masa lalunya Da Hyun, Pengacara Park jelas tidak tahu. Tapi kalau masalah selingkuhan, jelas tidak mungkin. Jae In tidak akan pernah membiarkan Da Hyun punya selingkuhan.

Tapi ucapan Pengacara Park itu malah membuat Joo Hee mendadak punya ide licik, menemukan pria selingkuhannya Da Hyun.


Da Hyun masih lembur di sekolah seorang diri. Maka Jae In pun memutuskan pergi menjemputnya. Jae In tiba di sekolah tak lama kemudian dan memutuskan untuk menunggu di depan.

Setelah beberapa lama menunggu, Jae In mulai bingung dan merasa aneh saat Da Hyun masih belum keluar-keluar juga. Dia langsung menelepon Hyun Jin karena siapa tahu Da Hyun ada di sana. Tapi ternyata tidak. 

Dia langsung mengecek ke dalam, tapi sama sekali tidak mendapati siapa pun di sana. Saat dia mencoba menelepon, dia malah menemukan HP-nya Da Hyun tergeletak di lantai lobi. Jelas ada yang tidak beres yang membuat Jae In jadi semakin khawatir.

Pada saat yang bersamaan, Tae Ha juga baru menyelesaikan pekerjaannya saat tiba-tiba saja dia ditelepon Joo Hee yang mengajaknya bertemu. Di mobil belakangnya Joo Hee, terlihat ada beberapa pria sangar, dan di jok belakang, ada Da Hyun yang terbaring pingsan. 

Begitu mereka bertemu, Joo Hee langsung menawarkan kesepakatan. Dia mengklaim bisa membantu Tae Ha untuk mendapatkan SH Grup. Tae Ha jujur mengakui bahwa dia memang tertarik untuk itu, tapi dia bukan orang bodoh.

Joo Hee langsung menyerahkan kunci kamar hotel padanya dan berkata bahwa dia membuat sedikit masalah demi Tae Ha, dia meyakinkan bahwa kunci kamar itu bisa membantunya mendapatkan SH Grup. Dia sendiri hanya menginginkan Jae In.

Tak lama kemudian, Tae Ha mendatangi kamar hotel yang dimaksud Joo Hee, dan menemukan Da Hyun terbaring pingsan di ranjang.

Jae In berlarian keliling sekolah, tapi tetap tidak bisa menemukan Da Hyun di mana-mana. Cemas, akhirnya dia menelepon Ketua Tim Kang dan meminta bantuannya untuk mengecek CCTV di sekitar sekolah secepat mungkin.

Ketua Tim Kang bergegas melaksanakan perintahnya sambil melaporkan hal ini ke Kakek, dan sontak saja Kakek langsung emosi mendengar Da Hyun menghilang. Ketua Tim Kang meyakinkan Kakek untuk tidak cemas, dia yakin sebentar lagi mereka pasti akan mendapatkan sesuatu, dan dia akan segera memberikan update pada Kakek.


Di tengah keputusasaannya, Jae In tiba-tiba ditelepon Tae Ha yang memberitahunya tentang keberadaan Da Hyun. Jelas saja Jae In langsung kesal mengancam Tae Ha untuk tidak menyentuh Da Hyun. Jika tidak, sebaiknya Tae Ha bersiap menghadapi konsekuensinya.


Jae In langsung bergegas ke hotel, dan begitu Tae Ha membuka pintu, Jae In langsung menonjoknya dan menuntut di mana Da Hyun dan apa yang Tae Ha lakukan pada Da Hyun. Tae Ha meyakinkan kalau dia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Da Hyun. Jae In sontak mendorongnya dan mendapati Da Hyun tertidur di kamar. Tae Ha meyakinkannya kau Da Hyun hanya tertidur karena obat bius, jadi Jae In tidak perlu khawatir. Tapi tetap saja Jae In khawatir dan langsung memerintahkan Tae Ha untuk memanggilkan Dokter Kim. 

Setelah Dokter Kim pergi tak lama kemudian, Jae In langsung menuntut siapa pelakunya, dia yakin bukan Tae Ha pelakunya. Jika benar Tae Ha pelakunya, maka Tae Ha tidak mungkin akan meneleponnya. Tae Ha tidak cukup bodoh untuk melakukan itu.

"Itu pujian atau ancaman?"

"Itu caraku mengucap terima kasih padamu."

Tersentuh, Tae Ha akhirnya mengaku Joo Hee-lah pelakunya. Joo Hee bilang padanya untuk memiliki SH Grup. Tapi sebagai gantinya, dia menginginkan Jae In.

Tepat saat itu juga, Jae In ditelepon Hyun Jin yang cemas menanyakan Da Hyun. Jae In meyakinkan bahwa Da Hyun sudah dia temukan, tapi Hyun Jin tidak bisa tenang sebelum mendengar suara Da Hyun. Tapi tentu saja Jae In tidak bisa karena Da Hyun masih tertidur, dan sontak saja informasi itu membuat Hyun Jin ngamuk membentak Jae In. Jae In meyakinkan bahwa Da Hyun baik-baik saja dan langsung menutup teleponnya.

Jae In tidak mau membiarkan Da Hyun tidur di kamar hotel, jadi dia memutuskan membawa Da Hyun pulang ke rumahnya sendiri dan memerintahkan Tae Ha untuk mengantarkan mereka. Tae Ha agak tersinggung disuruh jadi supir, tapi akhirnya dia menurut juga.

Setelah Jae In menidurkan Da Hyun di kamarnya, dia duduk bersama Tae Ha dan mengucap terima kasih padanya. Tidak masalah, tapi Tae Ha akan lebih berterima kasih jika Jae In melakukan sesuatu untuknya sebagai balasannya.

Jae In menuntut Tae Ha untuk memanggilnya 'Hyung' karena dia satu tahun lebih tua dari Tae Ha. Sekarang ini segalanya sudah berubah di antara mereka, jadi Tae Ha harus memanggilnya dengan sebutan yang benar.

Selain itu, jika Tae Ha memanggilnya 'Hyung', itu akan sangat bermanfaat bagi Tae Ha dalam menghadapi orang lain.

"Maksudmu tidak akan ada yang berani macam-macam denganku atau semacam itu jika aku melakukan itu?"

"Tidak. Maksudku, kau adalah orang yang akan kulindungi mulai sekarang."

Tae Ha agak tercengang mendengar itu. Jae In yakin banget kalau Tae Ha menghubunginya karena menginginkan sesuatu darinya, katakan saja.

"Hak manajemen penuh atas SH Mall," itu yang Tae Ha inginkan.

Tae Ha yakin ada sesuatu yang mencurigakan yang tengah terjadi di SH Mall, Jae In juga pasti menyadarinya, kan? Jae In mengerti maksudnya, Ayahnya Tae Ha sedang memanipulasi harga saham SH Mall. Tapi kenapa Tae Ha tidak memihak ayahnya? Apa dia sanggup menanggung hal ini?

"Dia bermain kotor. Aku tidak bisa memaafkan itu," ujar Tae Ha.

Tae Ha awalnya memulai pekerjaannya di SH Mall sebagai juru parkir. Tempat itu adalah pekerjaan pertamanya, cinta pertamanya. SH Mall sekarang adalah hidupnya, karena itulah dia tidak terima jika ayahnya mau menyerahkan SH Mall ke orang lain. Dia tidak akan mengalah bahkan sekalipun dia harus menjadi anak durhaka.

Jae In setuju untuk membantunya, dan langsung menghubungi sekretaris kantor pusat, memberitahunya bahwa dia berencana untuk kembali ke kantor pusat, lalu meminta sekretaris untuk membantunya menyelidiki Hanjoo Grup dan Direktur Min Hyuk Joo. Dia meyakinkan sekretaris bahwa ini berhubungan dengan pekerjaan dan bukan permintaan pribadi.

Kakek dan Ketua Tim Kang juga sedang membicarakan masalah penculikan Da Hyun. Kakek berkomentar bahwa Ketua Han dari Hanjoo grup jadi semakin tamak di usia tuanya. Ketua Tim Kang khawatir, Jae In sudah pasti tidak akan melepaskan masalah ini begitu saja. 

Tapi Hanjoo grup adalah sebuah perusahaan yang kuat, dia tidak yakin kalau Jae In akan bisa menghancurkan perusahaan sebesar itu. Kakek juga tidak akan setuju jika mereka menghancurkan sebuah perusahaan, mereka kan bukan preman. Akan tetapi, Kakek yakin kalau Jae In bisa membuat pemilik perusahaan diganti dalam rapat dewan direksi.


Jae In mengenggam tangan Da Hyun yang masih tertidur dengan penuh rasa bersalah, "maafkan aku, DaDa. Hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi," janji Jae In.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam