Sinopsis My Little Happiness Episode 7

Shao Qing masuk kamar Cong Rong dan terus terang menyatakan cintanya pada Cong Rong. Dia langsung mendekat untuk mencium Cong Rong... Lalu Cong Rong pun terbangun dari mimpi indah itu. Pfft! Sayang sekali cuma mimpi.


Sepertinya Shao Qing sedang tidak ada di rumah, Cong Rong pun bergegas kembali ke rumahnya sendiri, tapi dia baru sadar kalau kunci pintu digitalnya kehabisan baterei.

Shao Qing baru kembali bersama anjingnya saat itu, dia memberitahu bahwa kunci rumahnya Cong Rong sudah diperbaiki, sandinya juga sudah diubah menjadi tanggal ultahnya Cong Rong.

Tapi gara-gara dia mendekat terlalu dekat, Cong Rong jadi tegang banget hingga dia salah pencet angka, dan mengira dia salah sandi. Shao Qing langsung saja menggantikannya memencet angka yang benar dan walah! Pintunya pun terbuka.

Bukan cuma membantu Cong Rong memperbaiki kunci pintunya, Shao Qing juga membeli beberapa barang belanjaan, berniat mau membuatkan sarapan untuk Cong Rong. Dia bahkan langsung nyelonong masuk sehingga Cong Rong tidak bisa menolaknya.

Tapi saat dia tanya besok Cong Rong mau apa, Cong Rong cepat-cepat menarik batas dengan menolak tawarannya. Shao Qing tentu saja menolak menyerah begitu saja, dan berusaha membujuk Cong Rong untuk sarapan bersamanya.

Cong Rong berusaha menolak dengan alasan tidak ada orang yang akan cuci piring jika setiap pagi memasak sarapan serumit ini. Tapi Shao Qing meyakinkan bahwa Cong Rong cuma perlu makan saja.

Tapi tetap saja Cong Rong berusaha menarik batas di antara mereka. Dia setuju untuk sarapan bersama, tapi dia harus bayar berapa? Sebutkan saja harganya, biaya koki dan bahan-bahan makanannya, dia pasti akan membayar semuanya dan tidak akan membuat Shao Qing rugi.

"Apa aku terlihat seperti penjual sarapan?" Protes Shao Qing.

"Lebih baik dihitung dengan jelas. Jika tidak, orang lain akan menganggap kita..."

"Kita?"

"Maksudku orang akan mengira aku memanfaatkanmu."

Oh baiklah. Kalau begitu, dia memutuskan bahwa mulai sekarang, Cong Rong bertugas membeli bahan masakan, dia yang masak. Dia lalu sengaja menata piring bersebelahan, tapi Cong Rong keukeuh duduk di seberang. Baiklah, tidak masalah, Shao Qing pin langsung pindah duduk ke kursi yang paling dekat dengan Cong Rong.

Dia ingin menyentuh kepala Cong Rong untuk mengecek cideranya, tapi Cong Rong tidak nyaman disentuh jadi dia cuma berbalik untuk memperlihatkan kepala belakangnya. Tapi saat dia berbalik kembali, dia malah tercengang mendapati wajah Shao Qing sudah berada sangaaaat dekat sambil menatapnya dengan intens. 

Cong Rong gugup banget, tapi dia menolak mengakui dirinya gugup. Maka Shao Qing langsung saja menyerangnya dengan bertanya terus terang... "apa kau menyukaiku?"

Cong Rong bersikeras menyangkal padahal suaranya saja gemetaran. Maka Shao Qing pun mulai nyerocos menyebutkan berbagai gejala cinta yang sedang dialami Cong Rong sekarang ini. Cong Rong sontak emosi menyangkal, tapi reaksinya malah membuat Shao Qing semakin yakin akan diagnosanya. Dan kali ini Cong Rong benar-benar speechless.

Setelah Shao Qing pergi, Cong Rong ditelepon Cheng Cheng yang mengajaknya sarapan di restoran. Cheng Cheng penasaran banget dengan perkembangan hubungan Cong Rong dan Shao Qing, tapi Cong Rong buru-buru mengalihkan topik dan berkata kalau dia mau meminjam pegoreksi wajahnya Cheng Cheng.

Dia mau menggunakannya untuk memperbaiki bekas luka yang ada di dahinya. Ini luka gara-gara terjatuh bersama si Gendut dulu. Cong Rong jadi kangen juga sama si Gendut, entah bagaimana kabarnya sekarang.

Kalau begitu, Cheng Cheng menyarankannya untuk mencari si Gendut saja, siapa tahu sekarang si Gendut tumbuh menjadi pria yang tampan. Tapi Cong Rong tak percaya. Begini saja, Cheng Cheng akan membantu mencari si Gendut. Cong Rong setuju.


Di rumah sakit, Zhong Zhen baru diberitahu bosnya tentang Cong Rong yang terluka. Dia jadi khawatir, apalagi saat melihat Shao Qing memperhatikan hasil CT scan otaknya Cong Rong dengan sangat serius. Apa luka kakak sepupunya parah?

Shao Qing menyangkal, sebenarnya Cong Rong baik-baik saja. Dia hanya penasaran akan apa yang sebenarnya ada di dalam kepala Cong Rong. Padahal tindakannya sangat amat jelas, tapi kenapa Cong Rong tidak mengerti?

Zhong Zhen nggak nyambung maksudnya, dan lagi, kenapa Shao Qing bisa tahu kalau kakaknya terluka padahal dia saja tidak tahu? Shao Qing menolak menjawab dengan alasan kalau ini privasi pasien.

Cong Rong datang tak lama kemudian untuk memberikan materi sengketa medik yang sudah dia persiapkan untuk membantu lomba mereka. Shao Qing ingin menanyakan sesuatu yang ada dalam materi ini.

Tapi tiba-tiba dia mendapat panggilan dari Dokter Liu. Shao Qing pun bergegas beranjak pergi sambil mengajak Cong Rong bersamanya dengan alasan biar Cong Rong bisa menjawab pertanyaannya dengan mudah.

Selama dia memeriksa seorang pasien, Cong Rong menunggu di luar dan langsung terpesona melihat betapa tampan dan berwibawanya Dokter Wen, pantas saja banyak perawat yang suka. Saking kesengsemnya, Cong Rong tidak sadar kalau dia terus menatap Shao Qing sambil tersenyum lebar. 

Tapi saat Shao Qing tiba-tiba menoleh padanya, Cong Rong sontak memalingkan muka dengan canggung. Tapi Shao Qing jelas sempat melihat Cong Rong memandanginya dan fakta itu jelas membuatnya senang.


Malam harinya, mereka janjian ketemuan di taman untuk melakukan tes. Tapi jelas Shao Qing sengaja memanfaatkan situasi untuk terus nempel-nempel ke Cong Rong.

Yang tidak Cong Rong sangka, Shao Qing sudah menghapal seluruh materi yang dia berikan itu. Dia dengan lancar dan mudahnya menjawab semua pertanyaan Cong Rong, membuat Cong Rong jadi kebingungan dan kewalahan karena dia sendiri saja tidak terlalu hapal dengan materi yang disusunnya sendiri.

Shao Qing tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya dan menuntut penghargaan karena dia sudah berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar. Cong Rong jadi tegang banget, apalagi Shao Qing sengaja berlama-lama tidak segera menyebutkan apa keinginannya. (Hmm, dilihat dari tatapan intensnya pada Cong Rong, sebenarnya sih keinginannya jelas banget, dia menginginkan Cong Rong)


Cong Rong sontak menjauh dengan gugup, menyuruh Shao Qing untuk memikirkan dulu penghargaan yang dia inginkan, lalu bergegas pulang dan meminum segelas air untuk mendinginkan dirinya.

"Mati aku. Sepertinya aku benar-benar sudah masuk ke dalam perangkap."


Keduanya sama-sama bahagia banget sampai susah tidur gara-gara memikirkan satu sama lain sepanjang malam.


Keesokan harinya saat hendak berangkat kerja, entah kenapa Shao Qing hari ini tidak keluar rumah secara bersamaan dengannya seperti biasanya, padahal Cong Rong sudah penuh harap bertemu dengannya hari ini. Cong Rong jadi kecewa.

Dia bahkan tidak melihat keberadaan Shao Qing di rumah sakit hari ini, meja kerjanya juga kosong. Tapi kemudian dia bertemu Zhong Zhen yang menyerahkan sepucuk surat padanya, dari Shao Qing. 

Ternyata Shao Qing hari ini harus melakukan perjalanan bisnis ke luar kota. Isi suratnya bukan surat cinta sih, dia cuma menitipkan anjingnya untuk Cong Rong urus selama dia pergi.


Dengan dibantu Wen Rang, Cheng Cheng pun mendapatkan berbagai bahan kualitas bagus untuk membuat sate untuk bisnisnya. Namun sayangnya, tidak ada seorang pun yang mampir ke acara pembukaan restorannya.

Untungnya dia punya teman baik seperti Cong Rong yang datang untuk menyemangatinya dan jujur memuji masakannya yang lebih enak daripada yang sebelumnya. Sebagai balasannya, Cheng Cheng membantu Cong Rong mencari si Gendut dengan membuat postingan di internet. (Hmm, tapi postingannya terlalu ambigu karena tidak ada informasi spesifik yang mereka miliki, bisa saja sembarang orang mengklaim dirinya sebagai si Gendut).

Cong Rong jelas tidak setuju dengan postingannya ini, apalagi Cheng Cheng malah menjanjikan akan hidup bersama si Gendut selamanya. Beuh! Ini sih bukan nyari orang, tapi nyari jodoh.


Pulang dari restonya Cheng Cheng, Cong Rong langsung masuk ke apartemennya Shao Qing untuk memberi makan anjinganya Shao Qing. Si anjing ingin makan yoghurt. Ah! Cong Rong mendadak punya ide untuk memanfaatkan saat itu sebagai alasan untuk mengirim pesan ke Shao Qing, menanyakan apakah si anjing boleh makan yoghurt.

Shao Qing yang seharian ini tidak mengirim pesan padanya akhirnya membalas pesannya. beberapa kali malah. Yang pertama dia mengiyakan pertanyaan Cong Rong. Yang kedua kalinya cuma berisi instruksi untuk mengurus beraknya si anjing. Wkwkwk! 

Yang ketiga kalinya juga berisi instruksi agar dia menjaga anjingnya dengan baik saat dia membawa si anjing keluar soalnya belakangan ini banyak terjadi pencurian anjing. Tidak ada satu pun pesan yang menanyakan keadaan dirinya, Cong Rong kecewa.


Tak lama kemudian, Cong Rong membawa si anjing jalan-jalan. Err... atau lebih tepatnya si anjing yang mengajaknya lari-lari karena si anjing terus lari ke sana kemari, membuat Cong Rong kecapekan mengejarnya.

Cong Rong ngos-ngosan saat akhirnya dia kembali ke rumah Shao Qing tak lama kemudian. Entah kenapa si anjing terus menerus menatap pintu kamar mandi. Saking kesalnya, Cong Rong langsung menggerutui si anjing dan pemiliknya yang sifatnya sama saja.

Ujung-ujungnya dia menggurutui Shao Qing yang cuma mikirin anjingnya, "apakah aku ini tidak penting? Apa tidak ada yang ingin dia katakan padaku?"

"Kau mau aku bilang apa padamu?" tanya Shao Qing yang mendadak muncul dari kamar mandi habis mandi. Pfft! Pantesan si anjing menatap pintu kamar mandi terus.

Cong Rong sampai menjatuhkan albu foto tebal yang hendak dibukanya saking kagetnya, kenapa Shao Qing tidak bilang-bilang kalau dia sudah pulang.

Shao Qing tiba-tiba saja mencondongkan dirinya sangaaaat dekat ke Cong Rong dan menggodanya, apa yang Cong Rong maksud dengan sesuatu yang penting tadi?

Cong Rong tentu saja menolak menjawab jujur dan cuma berkata bahwa dia capek mengurus anjingnya Shao Qing, jadi dia akan menuntut bayaran 3 kali lipat. Shao Qing setuju dengan senang hati.


Setelah Cong Rong pergi, Shao Qing membuka album foto yang urung dibuka sama Cong Rong tadi. Hmm, seandainya Cong Rong tadi membukanya, dia pasti akan tahu kalau Shao Qing adalah si Gendut karena di album itu ada beberapa foto mereka semasa kecil.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments