Sinopsis Meteor Garden (2018) Episode 2 - Part 1

 
Puas menendang Daoming Si sampai pingsan, Shan Cai langsung langsung lari ke atap untuk foto selfie dan update status - aku mengalahkan si kepala nanas buaya hijau.

Alih-alih bersimpati dengan teman mereka, Xi Men dan Mei Zuo malah mengusili Daoming Si yang masih pingsan dengan membebat tubuhnya kayak mumi. 
 
Mereka bahkan merekamnya dan foto selfie untuk mengabadikan momen itu. Momen pertama kalinya Ah Si ditendang sampai pingsan.

"Gadis bernama Dong Shan Cai itu sesuatu banget." Komentar Hua Ze Lei.

"Ah Si memang pantas dipukul."

"Dong Shan Cai hanya melaksanakan kehendak Dewa."


Memalukan selali. Seandainya mereka tahu Ah Si, mending mereka berhenti dari kampus atau menghilang dari muka bumi ini. Ah Si akhirnya siuman saat itu dan kebingungan mendapati tubuhnya dibebat. Apa-apaan ini?

"Kau tadi pingsan, kami membawamu pulang."

Ah, Ah Si baru ingat kejadian tadi. "Gadis sinting itu menendangku beneran! Akan kuhajar kepalanya."


"Ah Si, apa kau tahu kalau Shan Cai dilecehkan dua pria dalam perjalanannya pulang setelah mengantarkan pesananmu?" Ujar Lei

Semua terkejut mendengarnya, termasuk Ah Si. Mei Zuo mengerti, pantas saja Shan Cai marah dan menendang Ah Si. Dia memang pantas ditendang.

Jelas-jelas Ah Si merasa bersalah juga, tapi dia masih saja sok jaim menolak disalah-salahkan, malah mengatai kedua pria itu bodoh karena menggoda cewek macam Shan Cai.

Malas menanggapi teman mereka yang keras kepala itu, F3 memutuskan pergi meninggalkannya saat itu juga, bahkan tanpa melepaskan bebatan tubuh Ah Si.

 
Di kampus, kedua teman kelompoknya Shan Cai tiba-tiba marah-marah pada Shan Cai atas apa tang dilakukannya pada Ah Si.

Mereka bahkan menuduh Shan Cai melakukan itu untuk menggoda Ah Si. Shan Cai menyangkal, dia sama sekali tidak tertarik pada Ah Si, tapi mereka tak percaya.

Sekarang ini, Shan Cai adalah mahasiswi paling terkenal di kampus ini. Mulai dari menyerang Mr. Bobbit sampai menendang Ah Si. Entah apa lagi yang akan diperbuat Shan Cai untuk membuat dirinya makin terkenal.

Qing He tidak terima, semua itu kan bukan salah Shan Cai. Ah Si duluan yang menginjak ponselnya Shan Cai. Li Zhrn mengaku bahwa ini semua sebenarnya salahnya, dialah yang membuat Ah Si marah.


"Aku mungkin tampak seperti orang jahat di sini. Tapi pada dasarnya, Daoming Si lah yang telah menghancurkan hidupku. Dia bahkan mengirimiku kartu joker dan menantangku main kartu. Lalu apakah aku harus membiarkannya menginjak-injakku?" Ujar Shan Cai membela diri.

Kedua gadis itu malah jadi semakin penasaran kenapa Ah Si memberinya kartu joker? Apa Shan Cai bahkan bisa bermain kartu? Apa yangbdia pertaruhkan dengan F4? Kapan dan di mana mereka akan main?

"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu apa-apa. Tapi aku tidak akan menyerah. Kalau situasinya memburuk, aku tidak akan pergi." Ujar Shan Cai. Qing He malah antusias meminta kartu joker itu kalau Shan Cai tidak menginginkannya.

"Lakukan apapun yang kau suka. Aku tidak tahan dengan pria itu."

Xin Hui jelas tidak suka dengan cara bicara Shan Cai yang menghina pria yang disukainya itu. Shan Cai itu kan mahasiswi baru. Selain bergaul dengan mahasiswa lain, dia juga harus menghormati seniornya.


Shan Cai lalu buru-buru pergi ke atap, berharap bisa bertemu Lei lagi di sana karena dia ingin mengembalikan sapu tangannya Lei. Tapi ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Shan Cai kecewa.

Tak menyerah begitu saja, dia mencoba mencari Lei di fakultas musik dan di sanalah dia menemukan Lei sedang memainkan biola dengan begitu indahnya dan membuat Shan Cai semakin terpesona.

Dia langsung mendekati Lei untuk mengembalikan sapu tangannya. Tapi Lei dingin menolaknya.

"Simpan saja. Aku biasanya tidak mengambil kembali apa yang sudah kuberikan."

"Oh yah, aku menerima kartu joker dari F4."

"Ya, semoga beruntung." Dingin Lei lalu melangkah pergi dari sana.


Tapi Shan Cai belum selesai bicara. "Terima kasih untuk yang kemarin. Kalau kau tidak datang, aku mungkin akan berada dalam masalah besar."

"Jangan salah paham. Aku hanya tidak tahan melihatnya."

"Lalu, bolehkah aku bertemu denganmu di atap lagi?"

"Kalau begitu, aku tidak akan ke sana lagi." Lei langsung pergi meninggalkannya.


Saat Shan Cai keluar dari gedung, tiba-tiba dia dihadang oleh dua pria kekar suruhan Daoming Si. Mereka datang atas perintah tuan mereka itu untuk menjemput Shan Cai. Silahkan masuk mobil.

"Kenapa aku harus masuk."

"Tuan ingin bertemu anda."

"Ia ingin mengganti rugi ponsel anda dan meminta maaf atas apa yang telah terjadi."


Shan Cai jelas tidak percaya, tapi akhirnya dia masuk juga ke mobil itu. Dan begitu tiba di tempat tujuan, Shan Cai sontak jerit-jerit kesakitan... gara-gara dipijat paksa oleh sekumpulan wanita.

Selesai disiksa, dua orang stylist mendudukkannya di meja rias lalu ribut berdebat tentang bagaimana harus meriasnya dan menata rambutnya.


Dan begitu segalanya usai tak lama kemudian, dia muncul dengan baju dan dandanan yang cantik. Kepala pelayan lalu menyemprotnya dengan parfum lalu mengantarkannya ke sebuah ruangan kosong dan meminta Shan Cai menunggu di sana, Ah Si sebentar lagi akan datang.

"Apa yang sebenarnya yang dia inginkan?"

"Nona Dong jangan khawatir. Ah Si adalah pria baik. Dia tidak akan menyakitimu."


Kepala Pelayan lalu pergi meninggalkannya sendirian di sana. Di tempat itu, Shan Cai melihat banyak sekali koleksi foto-foto Ah Si. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah foto masa kecil F4, dan dia bisa langsung mengenali foto masa kecil Lei.

"Lei ternyata selalu imut sejak kecil." Gumamnya.


Tapi tiba-tiba saja terdengar suara orang berdehem. Kaget, Shan Cai langaung berbalik dan melihat Ah Si sudah berdiri di sana dengan muka masam.Shan Cai langsung to the point menuntut ponsel barunya sekarang juga biar dia bisa pulang.

Tapi Ah Si mengacuhkannya lalu duduk dengan angkuhnya lalu dengan kenarsisan tingkat dewa bin kepedean dia melarang Shan Cai menyukai Lei dan berkata...

"Kalau kau mendengarkanku, aku akan membiarkanmu jadi pacarku. Ke mana pun aku pergi, kau boleh berada di dekatku dalam radius satu meter. Saat aku makan, kau boleh duduk bersamaku. Kau bahkan boleh menemuiku kapanpun kau mau dan bersamaku segera."

"Aku bisa mengantarkan dan menjemputmu ke kampus seminggu sekali. Aku juga bisa memberimu cemilan enak di sekolah. Aku juga bisa membantu tugas kampusmu kalau kau membutuhkannya. Kita bisa pergi ke restoran terbaik di Shanghai pada hari ultahmu. Saat main game, aku akan membiarkanmu mrngalahkanku. Kita akan liburan ke luar negeri setahun sekali. Dan tentu saja, aku bisa memberimu ponsel baru untuk menggantikan yang rusak itu. Kau pasti merasa sangat bahagia sekarang."


"Senang? Kau pasti bercanda!" Sinis Shan Cai. "Mana bajuku? aku mau ganti baju."

Ah Si jelas bingung mendapat tanggapan seperti itu. "Apa yang kau lakukan?"

"Daoming Si. Aku tidak tahu apakah kau gila atau bodoh. Aku tidak tahu kenapa kau mengatakan semua itu padaku. Aku tidak butuh amal darimu ataupun perlakuan khusus. Aku juga tidak butuh uangmu ataupun ponsel baru. Aku mau pulang!"

"Kukasih tahu kau! Sebaiknya kau tidak menangisinya nanti! Tidak ada apapun di dunia ini yang tidak bisa kumiliki. Kau pikir kau siapa?"

"Aku tidak peduli. Bagaimana? Kau tidak bisa memilikiku bahkan sekalipun kau memberiku segala hal di dunia ini. Kuberitahu kau. Aku, Dong Shan Cai, tidak akan mengencani cowok narsis sepertimu. Apa yang kau katakan barusan, sama bodohnya dengan kepala nanasmu itu. Selamat Tinggal."

Shan Cai langsung melempar sepatu high heelsnya itu ke Ah Si lalu pergi dari sana, meninggalkan Ah Si yang kesal diperlakukan seperti itu.


Malam harinya, Shan Cai ngedumel kesal tentang sikap pamer Ah Si tadi. "Tapi... seandainya ada yang bisa kutukar di dunia ini, apa yang kuharapkan?"

Pikirannya tiba-tiba melayang memikirkan Lei yang kontan membuat senyumnya merekah. "Kurasa aku tahu."


Keesokan harinya di kampus, Shan Cai dan Li Zhen tak sengaja berpapasan dengan F4. Mereka saling melewati tanpa mengucap sepatah kata, tapi Ah Si melirik Shan Cai dan Shan Cai melirik Lei. Tapi sayang, yang dia lirik, justru tidak meliriknya sama sekali.

"Eh, kurasa Ah Si melirikmu." Goda Li Zhen.

"Terserah."


Mengira Shan Cai tadi meliriknya, Ah Si dengan pedenya memberitahu ketiga temannya kalau Shan Cai itu tergila-gila padanya. Tapi Xi Men dan Mei Zou  sinis mendengarnya.

"Maksudmu gadis yang menendangmu sampai pingsan itu?"

"Hei! Berhentilah tertawa. Kalian tidak percaya padaku?"

"Aku percaya kok."

"Aku tahu tak ada seorang pun yang bisa menolak pesonaku. Gadis itu mengatakan satu hal, tapi artinya lain."

"Bahkan aku pun tak bisa menolak pesonamu." Nyinyir Xi Men.


Ah, Ah Si punya ide bagus. Bagaimana kalau mereka bersembunyi di toilet cewek, pakai wig terus pura-pura jadi hantu, lalu melompat keluar untuk menakut-nakuti Shan Cai. Dia pasti ketakutan. (Pfft! Ide yang sangat kekanak-kanakan)

"Please deh. Kau suruh kami menyelinap ke toilet cewek. Kau sudah gila apa?"

"Lalu apa yang harus kita lakukan di toilet cewek?"

"Pertama, empat pria masuk ke toilet cewek itu sangat memalukan. Dan kau juga meminta kami untuk pura-pura jadi hantu, kita mungkin akan kelihatan kayak hantu cabul."

"Jangan khawatir. Kita cuma perlu tetap waspada."

"Nggak mau. Jangan libatkan aku." Tolak Mei Zou

"Ah Si hanya tidak mengerti wanita." Timpal Xi Men.


Ah Si langsung berpaling ke Lei, tapi Lei juga menolak mentah-mentah. Xi Men meyakinkan kalau merayu cewek itu gampang kok. Ah Si ngotot kalau dia tidak merayu Shan Cai. "Aku cuma ingin... mengerjainya."

Kalau itu niatnya, maka Xi Men tidak mau membantunya. Jangan khawatir, biarpun Xi Men bukan teman yang baik, tapi Mei Zou meyakinkan kalau dia akan membantu Ah Si mendapatkan Shan Cai.

"Bagus!" Refleks Ah Si. (Wkwkwk!) F3 langsung senyum geli mendengarnya. Malu, Ah Si langsung ngotot lagi kalau dia tidak menyukai Shan Cai.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments