Li Zhen jadi takut mendengar cerita Cai Jie barusan. Tentu saja Shan Cai
keukeuh kalau pria sepatu hijau itu bersalah, dia tidak takut. Qing He
sok-sokan mendukungnya padahal jelas-jelas dia takut.
Dia bahkan langsung menantang F4 dari balik pintu klub itu dan menyuruh
untuk keluar. Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam ruangan itu, Shan
Cai jadi kesal mengancam akan masuk kalau mereka tidak mau keluar.
Tetap nggak ada jawaban sama sekali dari dalam ruangan itu. Hmm, aneh.
Li Zhen jadi cemas, jangan-jangan tidak ada orang di dalam. Lebih baik
mereka kembali saja. Qing He setuju dengan Li Zhen, F4 itu pasti mudah
ditemukan kok.
"Benar juga. Jika kita melihat cowok tinggi, berkaki panjang dan orang
arogan yang tampan. Itu seharusnya mereka." Gumam Shan Cai dengan
santainya.
Tapi Qing He mendadak tegang sendiri melihat sesuatu di kejauhan dan
cepat-cepat memberitahu Shan Cai kalau orang-orang yang dia cari sudah
datang. Li Zhen mendadak merinding juga hanya karena merasakan kehadiran
mereka dari belakangnya.
Tapi Shan Cai tak takut sedikitpun dan langsung maju menyodorkan
ponselnya pada si pemilik sepatu kulit buaya hijau, Daoming Si.
"Ini apa?"
"Ponsel pecah." Santai Daoming Si
"Apa kau tahu ini bisa rusak?"
"Itu bukan urusanku."
"Bagaimana mungkin itu bukan urusanmu. Kaulah yang menginjaknya sampai pecah."
"Kapan?"
"Setelah kuliah. Gadis-gadis itu ingin melihatmaua dan mereka mendorongku sampai ponselku jatuh ke lantai."
Daoming Si masa bodo dan langsung ngeloyor pergi begitu saja. Shan Cai
jelas emosi, tapi Qing He langsung menghentikannya dan mencegahnya
melabrak F4 lebih jauh.
Dalam kelas pertama mereka hari itu, mereka langsung berhadapan dengan
dosen killer yang terang-terangan menyatakan pada mereka bahwa ia akan
mengawasi mereka dengan kriteria ketat.
Ia lalu menyuruh mereka untuk membentuk kelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 orang. Shan Cai dan Li Zhen bergabung bersama dua cewek
yang duduk di sebelah mereka, sedangkan Qing He bersama 3 orang pria
lain yang duduk di sebelahnya.
Keesokan harinya, Shan Cai memberikan kue ultah buatannya sendiri untuk
Li Zhen yang sungguh terharu. Dia mengaku kalau ini adalah pertama
kalinya seseorang membuatkan kue untuknya. Shan Cai bahkan memberinya
sebuah kartu ucapan, tapi Shan Cai melarangnya membukanya sekarang, malu
soalnya.
Mereka lalu memutuskan untuk foto selfie dengan kue itu di tangga. Tapi
saat Li Zhen foto sendirian dengan kuenya, dia berdiri terlalu dekat
dengan ujung tangga hingga terpeleset dan jadilah kue itu melayang
tepat... ke muka Daoming Si. LOL!
Untunglah Li Zhen sendiri selamat berkat Shan Cai yang sigap
memeganginya. Tapi kemudian mereka harus berhadapan dengan pelototan
tajam Daoming Si.
"Maaf, aku tidak sengaja." UCap Li Zhen takut-takut.
"Kalau permintaan maaf itu berguna, lalu untuk apa kita butuh polisi?" Tukas Daoming Si.
Li Zhen berniat membantu membersihkan wajahnya. Tapi Daoming Si langsung mendorongnya sampai Li Zhen tersungkur ke lantai.
Shan Cai jelas tidak terima dan langsung melabrak Daoming Si. Bahkan
saat Daoming Si memberinya tatapan membunuh, Shan Cai tak gentar
sedikitpun.
"Dasar arogan, rambut nanas. Kau pikir kau populer di kampus, jadi kau
bisa melakukan apapun yang kau mau. Kau tidak minta maaf saat merusak
ponselku. Kau itu cuma seorang brengs*k!"
Emosi, Daoming Si langsung menarik Shan Cai ke depan mukanya. "Kau... punya nyali."
Dia langsung pergi setelah mengucap itu dan Hua Ze Lei dengan manisnya
mengambilkan kartu ucapan ultahnya Shan Cai yang sekarang rusak.
Tapi keesokan harinya saat Shan Cai membuka lokernya, dia malah
mendapati ada kartu joker dari F4. Kesal, Shan Cai langsung naik ke atap
lalu menjeritkan rasa kesalnya sekeras-kerasnya sambil melontarkan
rentetan sumpah serapah dan kutukan untuk F4.
"F4, kalian sengak semuanya. Aku harap besok sinyal ponsel kalian akan
diblokir alien. Tidak ada telepon, tidak ada chat, tidak ada game, tidak
ada internet. Kalian akan menginjak kaki kalian sendiri dan jatuh.
Kalian akan bermimpi zombie memakan wajah kalian. Rambut lubang hidung
kalian akan tumbuh menembus kepala kalian dan menjadi rambut kalian!"
"Lalu?" Tanya sebuah suara tiba-tiba.
Yang tak disangkanya, orang itu ternyata Hua Ze Lei. Dia sudah duduk di
belakang Shan Cai sedari tadi dan mendengarkan semua sumpah serapahnya.
Dia bahkan langsung mendekati Shan Cai yang jelas saja membuat Shan Cai
jadi tegang dan ketakutan.
"Apa yang terjadi setelah itu menjadi rambutku? Apa kau akan bahagia?" Tuntut Hua Ze Lei.
"Apa kau berusaha untuk menindasku juga?"
"Kenapa aku harus melakukan itu?"
"Kau kan anggota F4?"
"Benar. Tapi aku sama sekali tidak tertarik dengan urusan orang lain." Ucap Hua Ze Lei lalu pergi begitu saja.
Saat F4 sedang main basket, Shan Cai kebetulan lewat di sana. Seorang
teman satu kelompoknya tiba-tiba memanggilnya. Dia memberitahu Shan Cai
kalau dia suka sama Daoming Si. Dia ingin memberikan sebotol minuman
untuk Daoming Si dan meminta Shan Cai untuk merekamnya.
Shan Cai berusaha menolak, tapi wanita itu terus memohon dengan wajah
melas. Shan Cai jadi tak enak padanya dan akhirnya mau juga menurutinya.
Saat Daoming Si melihatnya merekam, dia langsung mendekat ke arah
mereka. Wanita itu dengan pedenya menyodorkan minumannya. Daoming Si
menerimanya dengan cuek sambil terus mendekat ke arah Shan Cai lalu
merebut ponsel itu dan membawanya pergi.
Hari itu, Ibu Shan Cai menerima pesanan 20 takeout dan menyuruh Shan Cai
untuk mengirimkannya. Tapi setibanya di tempat tujuan, dia malah
mendapati tempat itu sebuah gedung kosong... dan Daoming Si sudah ada di
sana menunggunya seorang diri.
Dia membuka satu bungkus makanan itu dan langsung nyinyir mengejeknya.
Shan Cai jelas tidak terima. Dia tahu kalau Daoming Si sedang membulinya
sekarang, tapi dia tidak terima dengan hinaannya terhadap makanan yang
dibuat dengan susah payah oleh ibunya.
"Apa itu masalahku? Kau harus bersikap baik pada pelangganmu."
"Aku akan baik pada pelanggan yang baik. Kau... tidak pantas mendapatkannya."
"Katakan sekali lagi."
"Atau apa? Orang bilang bahwa hanya orang elit yang bisa masuk Mingde.
Mereka sopan dan memiliki tata krama yang baik. Tapi saat aku melihatmu,
aku malu terhadap dirimu. Kau tidak tahu betapa sulitnya orang lain
harus bekerja. Kau itu hanya parasit di masyarakat!"
Emosi, Daoming Si langsung menghantamkan kotak makan siang itu ke muka
Shan Cai. Lucunya, Daoming Si tampak merasa bersalah begitu menyadari
perbuatannya itu, tapi tetap saja dia sok jaim memalingkan mukanya dan
bersikeras menyalahkan Shan Cai.
Tak tahu harus bagaimana, Shan Cai langsung pergi dari sana. Dia
memutuskan berhenti di gang yang sepi untuk membersihkan bajunya dari
sisa makanan.
Tapi tiba-tiba ada dua orang cowok lewat dan langsung menganggunya.
Untung saja Hua Ze Lei mendadak muncul di sana dan menyelamatkan Shan
Cai.
Shan Cai langsung menangis meratapi nasibnya. Dia sungguh tidak mengerti
kenapa Daoming Si melakukan ini padanya. Berusaha menghiburnya, Hua Ze
Lei menyodorkan saputangan untuknya lalu melakukan handstand.
"Saat kau merasa ingin menangis, lakukan handstand. Dengan begitu, air matamu tidak akan jatuh." Ujar Hua Ze Lei.
Malam harinya, Shan Cai bermimpi buruk dihantui para anggota F4 yang
menyuruhnya untuk makan sandal sampai dia tersentak bangun dengan
ketakutan.
Shan Cai keluar kamar dengan langkah gontai gara-gara mimpi itu. Tapi
saat dia teringat kekejaman Daoming Si dan hinaannya terhadap masakan
ibunya, Shan Cai mendadak mulai mendapat semangat baru.
Dia bahkan memakan sarapannya dengan teramat sangat lahap sampai mukanya
ketutupan mangkok. Dan begitu selesai, dia langsung membanting
mangkoknya, menggebrak meja dengan kedua tangannya sambil berteriak
lantang.
"Aku akan melawan balik!"
Maka Shan Cai pun mulai mempersiapkan dirinya lalu berangkat ke kampus
dengan penuh tekad, menatap lurus ke depan tanpa mempedulikan Qing He
yang menyapanya.
Begitu menemukan Daoming Si, dia melempar tasnya, berlari secepat kilat
ke arah Daoming Si lalu melayangkan tendangan maut tepat mengenai muka
Daoming Si dan membuatnya pingsan seketika.
"Siapa juga yang ingin main kartu denganmu. Aku Dong Shan Cai, tidak
akan diganggu oleh siapapun!" Kesal Shan Cai sambil melempar kartu joker
itu kembali ke Daoming Si lalu pergi tanpa mempedulikan tatapan semua
orang.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam