Sinopsis Something About 1% Episode 1 - 2


Kesal dengan sikap kurang ajar Jae In, Da Hyun langsung balas menyindir "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya telah kulakukan. Tapi aku yakin akan satu hal. Alasan kenapa kau bepergian dengan seorang pengacara. Aku yakin kau pasti sering terlibat banyak masalah karena temperamenmu itu"


Da Hyun menyarankan agar sebaiknya Pengacara Park saja yang bicara. Saat Pengacara Park meminta maaf, Da Hyun semakin menyindir ketidaksopansantunan Jae In secara halus "Kau tidak harus meminta maaf. Orang-orang yang berpendidikan itu memang beda daripada orang lain. Jika kau salah maka sudah seharusnya kau meminta maaf"


Ketua Tim Kang pergi menemui Ketua Lee Gyu Chul, menggerutui Jae In dengan frustasi. Dia tidak mengerti kenapa Ketua Lee melakukan ini padanya. Ketua Lee dengan santainya mengelak, memangnya apa yang sudah dia lakukan, dia kan sudah pensiun.

"Kalau begitu tidak bisakah anda mundur tanpa membuat keributan semacam ini?" keluh Ketua Tim Kang "Apa anda tidak tahu betapa buruknya temperamen cucu anda itu, pak?"

Tentu saja Ketua Lee tahu. Tapi dia pikir, mungkin saja kepribadian buruk cucunya itu akan berubah jika Jae In punya wanita. Ketua Tim Kang malah sangat yakin kalau kepribadian Jae In malah akan semakin memburuk jika itu terjadi.


Pengacara Park lalu mengeluarkan surat wasiatnya dan to the point memberitahu Da Hyun bahwa Ketua Lee dari SH Group memberikan warisannya pada Da Hyun. Da Hyun kaget, apa Ketua Lee sudah meninggal dunia? Jae In langsung menyangkal dengan kesal dan memberitahu Da Hyun kalau Ketua Lee masih sangat sehat.

Terlepas dari kejengkelannya pada Jae In, Da Hyun yakin kalau mereka pasti salah orang. Namanya memang Da Hyun, tapi mungkin bukan dia yang mereka cari. Jae In langsung antusias mendengarnya, Pengacara Park langsung membuka-buka dokumen surat wasiatnya.

Tapi berdasarkan surat wasiat itu, Pengacara Park yakin kalau mereka tidak salah orang. Da Hyun membaca informasi dirinya yang tertulis dalam wasiat itu dan ternyata memang benar dia yang dimaksud dalam surat wasiat itu.


Jae In langsung kecewa lagi. Pengacara Park menjelaskan bahwa Ketua Lee akan memberikan sebagian sahamnya pada Da Hyun hanya jika Da Hyun memenuhi beberapa syarat.

Jae In tak setuju dengan ucapan Pengacara Park tentang 'sebagian saham'. Apa pengacara Park tidak tahu berapa harga saham SH Group? Dia masih bersikeras tidak mempercayai Da Hyun dan menuduh Da Hyun mendapatkan semua keberuntungan ini karena Da Hyun merayu kakeknya.

"Kau beruntung sekali, bu guru!" sindir Jae In sengit.

"Aku tahu. Jika ini memang benar, sepertinya aku mendapat keberuntungan besar. Karena itulah, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"

"Wow, sekarang dia malah meminta sesuatu dariku. Kau ternyata jauh lebih tidak tahu malu daripada yang kubayangkan. Tipikal sekali."

"Bisakah kau tutup mulutmu sekarang?!"


Da Hyun mencoba merenungkan masalah ini sejenak lalu tiba-tiba menggebrak meja sambil menuduh mereka sebagai penipu dan menuntut bagaimana cara mereka mengetahui nomor jaminan sosialnya. 
 
Dia bahkan menuduh Pengacara Park bukan pengacara sungguhan, karena jika dia benar-benar pengacara sungguhan maka tidak mungkin dia akan menggunakan informasi pribadi orang lain sesuka hatinya.


Saking yakinnya mereka penipu, Da Hyun langsung mengambil hapenya untuk melaporkan mereka ke polisi. Tapi Jae In langsung merampas hapenya dan mengingatkan Da Hyun bahwa perbuatannya ini bisa membuatnya masuk berita.

Da Hyun tak peduli dan merebut hapenya kembali untuk menghubungi polisi. Pengacara Park buru-buru memperlihatkan kartu ID-nya yang menyatakan bahwa dia pengacara sungguhan dan menjelaskan bahwa dia mendapatkan data pribadi Da Hyun dari Ketua Lee sendiri.

Da Hyun jadi semakin bingung "Bagaimana bisa dia mengenalku?"

"Aku juga ingin tahu itu!" sergah Jae In.

Dia mengklaim kalau sekarang dia sudah tidak tertarik lagi tentang bagaimana Da Hyun merayu kakeknya, tapi dia sangat penasaran ingin tahu masalah apa lagi yang akan Da Hyun buat selanjutnya. Da Hyun dengan sinis berkata bahwa dia juga ingin tahu bagaimana caranya dia merayu ketua mereka itu dan dia juga sama sekali tidak tahu akan apa yang terjadi selanjutnya. Jae In jadi semakin sinis mendengarnya dan menuduh Da Hyun sebagai orang yang sangat buruk.

"Aku juga merasakan hal yang sama. Orang-orang sepertimu sangat membuatku muak. Orang-orang di sekitarmu tidak terlalu menyukaimu, bukan?" duga Da Hyun.

Pengacara Park refleks mengangguk membenarkan dugaan Da Hyun. Jelas saja Jae In langsung menatapnya kesal.


Ketua Tim Kang penasaran ingin tahu siapa wanita yang akan dijodohkan dengan Jae In itu dan bagaimana bisa Ketua Lee mengenalnya? Ketua Lee hanya berkata bahwa dia punya hutang pribadi pada wanita itu.

Mendengar itu, Ketua Tim Kang menduga kalau gadis itu pasti berasal dari keluarga berada? Tapi Ketua Lee langsung menyangkalnya. Kalau begitu apa mungkin dia berhubungan dengan dunia politik? Lagi-lagi Ketua Lee menyangkalnya.

"Dia tidak punya koneksi? Kalau begitu kenapa anda melakukan sesuatu yang begitu kejam?"

"Begitukah?"

"Tentu saja. Dengan temperamennya yang seperti itu, CEO pasti sudah memakan wanita itu hidup-hidup sekarang. Aku kasihan pada guru itu. sekarang dia pasti sedang dalam situasi yang menyedihkan, seperti aku."

Tapi Ketua Lee malah santai-santai saja "Itu tidak mungkin. Aku berani taruhan kalau dia sedang menggiling Jae In jadi debu sekarang. Aku berharap sekali bisa ada di sana untuk melihatnya."


Da Hyun mulai frustasi saat dia terus berusaha menjelaskan pada kedua pria itu bahwa dia sama sekali tidak punya hubungan apapun dengan Ketua SH Group, dia bahkan tidak kenal Ketua Lee. 
 
Jae In dengan kesal mengingatkan Da Hyun bahwa tadi Da Hyun menyatakan dia mengenal Ketua Lee, jadi sekarang sudah terlambat untuk mengubah pernyataannya itu.

Da Hyun menjelaskan maksudnya adalah dia mengenal Ketua Lee sama seperti dia mengenal siapa presiden Korea Selatan dan presiden Amerika Serikat yang sering muncul di TV. 
 
Dia mengenal Ketua Lee karena dia sering muncul di TV dan radio tapi bukan berarti dia mengenalnya secara pribadi. Dia menegaskan sekali lagi, bahwa dia benar-benar tidak kenal dengan Ketua Lee.

Bingung dengan semua keanehan ini, Pengacara Park mengajak mereka berdua untuk duduk dan melanjutkan pembicaraan ini. Terlepas dari semua klaim Da Hyun, tapi Pengacara Park tetap mengklaim bahwa semua ini bukan kesalahan dan mengulang sekali lagi bahwa Da Hyun bisa menjadi pemilik dokumen ini jika dia memenuhi syarat. Stres, Da Hyun bertanya apa syaratnya?


Pengacara Park langsung mendesah berat sebelum memberitahu bahwa Da Hyun bisa mendapatkan warisan itu hanya jika dia menikah dengan orang pilihan Ketua Lee. Jelas Da Hyun langsung tercengang mendengarnya. Pengacara Park terus nyerocos tapi Da Hyun cepat-cepat menghentikannya dan bertanya "Dia ingin aku menikah dengan siapa?"

Pengacara Park dengan canggung melirik ke Jae In "Pria pilihan Ketua Lee itu adalah Lee Jae In."

Pengacara Park terus bicara dan hampir saja berkata bahwa jika Da Hyun menolak menikah dengan Jae In maka dia harus menikah dengan Min Tae Ha. Tapi Jae In cepat menghentikannya sebelum dia sempat mengucapkan nama Min Tae Ha. Da Hyun tentu saja shock tak percaya mendengarnya dan bertanya-tanya apakah Lee Jae In itu adalah pria yang ada di hadapannya ini.

Saat Jae In membenarkan pertanyaannya dengan tatapan mata tajam, Da Hyun langsung mendesah frustasi "Wah, benar-benar mimpi buruk."

"Sama. Sekarang apa yang akan kau lakukan?"


Pengacara Park berusaha menyela dan menjelaskan pada Da Hyun bahwa Jae In ini adalah cucunya Ketua Lee, jadi jika Da Hyun... Tapi belum dia sempat mengucap kata menikah, Jae In dan Da Hyun kompak membentaknya untuk diam. 
 
Melihat reaksi Jae In, Da Hyun langsung mendesah lega. Setidaknya mereka sependapat dalam masalah sepenting ini. Apalagi dia tidak ada niatan sedikitpun untuk menikah dengan Jae In.

Tapi Jae In malah jadi makin emosi mendengarnya sampai membentak-bentak Da Hyun untuk bertanggung jawab karena Da Hyun lah yang sudah merayu kakeknya. 
 
Heran melihat kemarahan Jae In, Da Hyun bertanya-tanya apakah Jae In punya masalah dalam daya tangkap, berapa kali dia harus bilang kalau dia tidak mengenal Kakeknya Jae In?!


Beberapa saat kemudian, Jae In dan Pengacara Park keluar dari sekolah itu. Pengacara Park yakin kalau Da Hyun tidak tahu apa-apa. Tapi Jae In tak percaya dan bersikeras menganggap Da Hyun itu penipu. 
 
Saat Pengacara Park ngotot, Jae In langsung mengejeknya "Karena inilah kau cuma menjadi seorang pengacara dan bukan hakim."


Yakin ada yang tidak beres, Jae In menyuruh Pengacara Park untuk menyelidiki Da Hyun. Pengacara Park menolak dengan alasan sibuk dan harus kembali ke kantor. Seharian ini saja dia sudah menghabiskan banyak waktunya untuk mengikuti Jae In kemana-mana. 
 
Jae In tidak mau tahu dan mengingatkan Pengacara Park bahwa dia adalah pengacara SH Group jadi dia juga harus bertanggung jawab menangani masalah ini.


Da Hyun menghempaskan tubuhnya dengan frustasi ke sofa ruang guru. Tapi kemudian dia melihat koran yang memberitakan tentang idolanya yang berhasil membuat senyum Da Hyun mengembang kembali.


Setibanya kembali di hotel, Jae In malah bertemu dengan Min Tae Ha (Kim Hyung Min). Hubungan mereka jelas tidak baik. Saat Tae Ha mengejek pelayanan hotel ini, Jae In langsung membalas dan mengklaim hotelnya masih jauh lebih baik daripada SH Mall (cabang bisnis SH Group yang dikelola oleh Tae Ha).

"Atas dasar apa kau bicara seperti itu?" tuntut Tae Ha.

"Aku belum pernah melihat orang asing menjalankan rumah tangga orang lain dengan baik," Jae In bahkan mengklaim kalau SH Mall dikelola Tae Ha hanya untuk saat ini saja.


Malam harinya, Jae In melihat-lihat foto dan data diri Da Hyun. Dari data itulah Jae In mengetahui bahwa Da Hyun adalah presiden sebuah fanclub seorang artis. Stres dan kesal teringat pertengkarannya dengan Da Hyun tadi siang, Jae In langsung meremas kertas itu dengan penuh emosi.

Tapi sedetik kemudian dia membukanya kembali dan memperhatikan foto Da Hyun dengan keheranan, tidak mengerti kenapa Kakeknya memilih Da Hyun dari semua wanita yang ada di dunia ini? Memangnya apa istimewanya wanita ini? Wajahnya kelihatan lugu, bagaimana bisa dia merayu Kakek? Apa dia cewek mata duitan jenis baru? Dia benar-benar heran bagaimana bisa Da Hyun merayu Kakeknya dengan wajahnya yang cuma seperti itu?


Ketua Lee dan Ketua Tim Kang masih sibuk membahas Jae In dan wanita yang dijodohkan dengannya. Ketua Tim Kang masih cemas dengan perjodohan ini mengingat sifat Jae In dan karenanya dia meminta Ketua Lee untuk mempertimbangkan segalanya kembali.

Tiba-tiba Jae In menelepon Ketua Lee, tapi Ketua Lee sengaja tidak mau mengangkatnya. Jae In mengerti maksud kakeknya. Dengan kesal dia menyatakan kalau dia akan datang kesana lalu beranjak pergi.


Layaknya fans pada umumnya, malam itu Da Hyun dengan antusias memutar video musik terbaru idolanya. Tapi baru sesaat, Da Hyun malah kecewa karena dia merasa musiknya kuno. Dan tak lama kemudian, dia malah ketiduran.

Tapi dia terbangun tak lama kemudian karena dapat pesan chat dari beberapa penggemar yang lain. Sama sepertinya, mereka juga kecewa dengan lagu baru idola mereka dan mereka langsung menyalahkan pihak perusahaan.

Hmm... sepertinya Da Hyun mengenal idolanya karena kemudian dia mengirim pesan pada idolanya itu dan berbohong mengatakan bawha music video terbaru Ji Soo sangat keren.


Saat sendirian, Ketua Lee bicara pada foto mendiang istrinya. Dia memberitahu bahwa wanita yang dia pilih menjadi istrinya Jae In adalah seorang guru, "Aku bertemu dengannya saat aku hendak menemuimu. Dia sama sepertimu dan baik hati."


Ketua Lee teringat saat dia terbangun di rumah sakit, dia melihat Da Hyun merawatnya dengan lembut dan sabar. Lalu saat dia hendak pulang, Da Hyun memanggilkan taksi untuknya dan membayarinya. Tapi karena Da Hyun mengira dia tunawisma, Da Hyun meminta supir taksi untuk menurunkan Ketua Lee di subway.


Lamunan Ketua Lee buyar saat terdengar suara ketukan pintu. Dia memberitahu foto mendiang istrinya bahwa yang datang pasti Jae In, cucu yang sangat dicintai istrinya. Jae In masuk bersama Pengacara Park, tapi tak mau menyapa Ketua Lee.

Saat Ketua Lee memprotesnya dan bertanya-tanya apakah Neneknya Jae In membesarkannya dengan cara seperti ini, Jae In menyapa foto mendiang neneknya saja sambil mengeluhkan penderitaannya karena ulah kakeknya.


Ketua Lee menyatakan bahwa dia akan membagi-bagikan harta kekayaannya sesuka hatinya, termasuk SH Mall. Jae In tak terima karena saham SH Mall adalah milik mendiang ayahnya. 
 
Dia tidak terima diancam dengan cara seperti ini, apa sebenarnya maksud Ketua Lee dengan memberikan sahamnya pada seorang wanita asing hanya untuk membuatnya kembali ke perusahaan.

Ketua Lee menyangkal, dia tidak mengancam. Bagaimana bisa Jae In bicara seperti itu pada kakeknya sendiri? Kalau Da Hyun sampai tahu Jae In sekasar ini, dia pasti akan kecewa. Kesal, Jae In menyuruh Ketua Lee untuk menikah sendiri saja dengan Da Hyun. Ketua Lee dengan entengnya mengklaim kalau dia pasti akan menikahi Da Hyun seandainya dia 30 tahun lebih muda.


Yang pasti Jae In harus membuat keputusan sendiri, lagipula dia melakukan ini bukan karena bisnis. Jae In tak percaya, perjodohan yang sebelumnya dengan Han Joo Hee juga tentang bisnis. 
 
Ketua Lee langsung protes, seandainya saja waktu itu Jae In tidak menolak perjodohan dengan Joo Hee maka SH Chemical bisa merger dengan perusahaan keluarga Joo Hee dan pasti bisa menjadi lebih besar sekarang.

"Sepertinya Kakek perlu menjual cucu Kakek dalam pernikahan hanya untuk mempertahankan SH Chemical, tapi aku tidak mau melakukan bisnis semacam tu."

Jae In penasaran kali ini kenapa Ketua Lee begitu tertarik pada Da Hyun. Ketua Lee mengklaim kalau Da Hyun itu spesial karena Da Hyun memiliki apa yang tidak mereka berdua miliki. Jae In tidak peduli apapun itu, tapi apa yang akan terjadi jika dia menolak perjodohan ini?

"Tentu saja SH Group akan menjadi milik Tae Ha, termasuk SH Mall" jawab Ketua Lee. Dia bahkan sudah memanggil Tae Ha untuk mendengar pendapat Tae Ha.


Saat sedang mengeluarkan koran yang memberitakan idolanya, tak sengaja kartu nama Jae In dan Pengacara Park terjatuh. Dia masih menyakini kalau kedua pria ini adalah penipu. Sambil mendesah kecewa, Da Hyun menggumam sambil menatap kedua kartu nnama, "Bagus sekali jika dia ini cucu SH Group sungguhan. Dengan begitu dia akan bisa membuat Ji Su sebagai model utama mereka dan membantu Ji Su."


Terprovokasi oleh ancaman Kakeknya tapi juga masih bersikeras menolak menikah dengan Da Hyun, Jae In akhirnya menawarkan kesepakatan lain. Dia akan mencoba pacaran serius dengan Da Hyun selama 3 bulan, jika hubungan mereka tidak berhasil maka dia akan menganggapnya sebagai takdir dan Ketua Lee harus menyerah.

Ketua Lee tidak setuju kalau cuma 3 bulan, jadi dia menyuruh Jae In melakukannya selama 1 tahun. Mereka terus saling lempar kesepakatan sampai akhirnya mereka setuju untuk melakukannya selama 6 bulan. Ketua Lee yakin kalau Jae In akan sangat sulit menaklukkan hati Da Hyun bahkan sekalipun dia punya waktu 6 bulan.


"Wanita itu memang tidak menyukainya sekarang," gumam Pengacara Park.

"Tentu saja dia (Da Hyun) tidak menyukainya. Karena itulah aku bilang bahkan waktu 1 tahun pun kurang. Da Hyun pasti akan keberatan dengan semua ini. Kau pasti akan butuh waktu untuk memenangkan hatinya."

"Aku juga tidak mau melakukan ini!"

"Aku yakin perasaanmu itu tidak akan bertahan lama."


Tae Ha datang tak lama kemudian untuk melaporkan perkembangan bisnis SH Mall. Tae Ha dengan bangga memberitahu Ketua Lee bahwa SH Mall berhasil melakukan penjualan yang fantastic walaupun kuartal belum berakhir.

Ketua lee lalu menanyakan hotel pada Jae In. Tapi Jae In menolak memberitahu dan mengklaim kalau itu adalah rahasia perusahaannya, dia mengingatkan ketua Lee bahwa hotelnya sudah lepas dari SH Group sejak tahun lalu.


Ketua Lee mengingatkan mereka bahwa walaupun mereka punya hubungan dengannya tapi bukan berarti dia akan mewariskan perusahaannya pada mereka. Dia hanya akan menyerahkan perusahaannya pada siapapun yang punya kemampuan, entah salah satu diantara mereka berdua ataupun orang lain.

Jae In cuma tersenyum sinis lalu pamit pergi. Tapi sebelumnya dia mengingatkan Ketua Lee untuk tidak lupa dengan ucapannya tentang kemampuan tadi. Dia tidak akan tinggal diam jika Ketua Lee mengancamnya dengan sesuatu yang aneh lagi. Terlepas dari sikap Jae In yang kasar, Ketua Lee tetap tersenyum senang. Tae Ha tampak jelas tak suka.


Keesokan harinya di sekolah, Da Hyun sedang menari-nari bersama murid-muridnya. Tak lama kemudian, Da Hyun menyudahi pertemuan mereka. Tepat setelah dia keluar dari gerbang sekolah, Jae In datang mencarinya.

Seorang guru memberitahu Jae In bahwa Da Hyun barusan pergi. Dia menawarkan untuk menghubungi Da Hyun jika memang ada urusan mendesak, tapi Jae In memutuskan untuk menolak tawarannya.

Jae In pun pergi. Dalam perjalanan keluar, dia menggumam, "Kakek, aku sudah di sini. Aku sudah melakukan sebisaku. Hanya saja kami sepertinya tidak ditakdirkan."

Di tengah jalan, Da Hyun tiba-tiba menyadari kalau dompetnya ketinggalan di sekolah. Da Hyun akhirnya terpaksa harus kembali ke sekolah. Tepat saat mobilnya Jae In melaju hendak pergi meninggalkan sekolah, dia berpapasan dengan Da Hyun yang berlari kembali ke sekolah.


Jae In mengklakson mobilnya untuk menarik perhatian Da Hyun, lalu keluar dari mobil dan menyapa Da Hyun dengan mengangkat tangannya sambil menampilkan senyum canggung. Da Hyun menatapnya dengan bingung dan membalas sapaannya hanya dengan anggukan singkat.

"Ini... cuma kebetulan, bukan takdir" pikir Jae In.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments