Sinopsis Something About 1% Episode 1 - 1


Pagi hari di sebuah hotel, beberapa pegawai tampak sibuk menyiapkan sebuah baju. Sementara di gym, tampak seorang pria muda yang sedang sibuk olahraga. Pria itu Lee Jae In (Ha Suk Jin), dia adalah seorang CEO Hotel SH Arpengia dan baju yang disiapkan para pegawai tadi adalah baju kerjanya. Setelah selesai berolahraga, Jae In mengambil bajunya dan mandi.



Setelah mengecek keadaan hotel, Jae In rapat dengan para pegawainya. Selama beberapa saat, dia diam sambil sibuk mempelajari dokumen sementara beberapa pegawainya diam karena gugup. Tiba-tiba terdengar suara hape pegawai wanita berbunyi.


Sontak pegawai yang lain langsung melotot ketakutan, Jae In sendiri tampak tak senang. Si pegawai wanita cepat-cepat mematikan hapenya dan Jae In pun kembali mempelajari dokumennya dengan tenang.

Tepat saat Jae In hendak bicara, tiba-tiba hape kedua berbunyi dan kebetulan hape yang berbunyi itu terletak di atas meja. Kali ini Jae In tampak sangat kesal. Si pegawai hendak mengambil hapenya tapi Jae In langsung merampas hape itu dan melemparnya tanpa ampun.

"Apa kita bisa mulai sekarang?" tanya Jae In

"I-iya... pak" jawab pegawainya dengan ketakutan


Kim Da Hyun (Jeon So Min) adalah seorang guru di sebuah SD. Hari itu, dia membawa anak-anak didiknya belajar di luar kelas. Dia sedang memuji karya seorang muridnya saat tiba-tiba saja dia mendengar suara gaduh dari hutan di belakang sekolah.

Penasaran, Da Hyun memutuskan untuk mengecek suara itu tapi terlebih dulu dia memperingatkan murid-muridnya untuk tidak kemana-mana.


Dia lalu masuk kedalam hutan untuk mencari asal suara gaduh itu. Di sana, dia malah menemukan seorang kakek yang terjatuh pingsan. Da Hyun langsung cepat-cepat turun untuk mengecek keadaan kakek itu dengan cemas. Dia berusaha menyadarkan Kakek itu tapi Kakek itu tidak bangun.


Di hotel, para pegawai mendengar suara kegaduhan dari dalam ruangannya Jae In. Sepertinya Jae In sedang ngamuk dan para pegawai saling berbisik mengomentari betapa tangguhnya hape dan kursi yang biasanya jadi sasaran kemarahan Jae In.


Gosipan mereka terhenti saat mereka melihat Jae In keluar tak lama kemudian. Setelah menghela napas panjang, dia mengingatkan tentang rapat bersama Mr. Kingston.

Para pegawai langsung buru-buru bangkit dan pergi bersamanya. Saat mereka sedang menunggu lift, Jae In mempelototi para pegawainya dengan kesal. Karena ternyata Mr. Kingston membatalkan pertemuan mereka di hotel ini, malah memindahkan pertemuan mereka di hotel lain.

"Haruskah aku menganggap masalah ini sebagai tantangan, atau haruskah aku menyalahkannya pada staf yang tidak kompeten?" sindir Jae In.

Ketua Tim Kang dengan takut-takut berusaha meredakan kemarahan Jae In dengan mengingatkan Jae In bahwa hotel lain itu masih termasuk anak cabang perusahaan mereka, jadi dia menyarankan agar sebaiknya mereka membiarkannya saja. Tapi Jae In tidak mau tahu dan bersikeras memperingatkan mereka bahwa pertemuan selanjutnya harus di hotel ini.


Di depan anak buahnya, Jae In memang bos yang sangat menakutkan. Tapi sikapnya langsung berubah total saat berhadapan dengan tamu hotel, wajah dan nada suaranya seketika berubah jauh lebih ramah.

Saat mereka tiba di lobi, Jae In melihat seorang turis Cina yang sepertinya sedang kebingungan. Jae In langsung mendekati turis itu dan bicara ramah dalam Bahasa Cina.

Heran melihat perubahan sikap Jae In, para bawahannya diam-diam berbisik di belakang punggungnya... "Dia benar-benar bermuka dua"... "Dia palsu banget"


Da Hyun ikut ambulance yang membawa Kakek itu ke rumah sakit. Dia mau langsung pergi setelah melihat Kakek masuk UGD. Tapi tepat saat itu juga, Da Hyun mendengar seorang suster dan dokter yang menggosipkan Kakek itu.

Mereka ragu untuk mengobati kakek itu karena kakek itu seorang gelandangan dan tak punya wali. Da Hyun langsung batal pergi dan mengklaim dirinya sebagai wali kakek gelandangan itu.


Setelah pertemuannya usai, Jae In berusaha membujuk Mr. Kingston untuk makan di hotelnya sebelum Mr. Kingston pergi. Awalnya Mr. Kingston menolak dengan alasan jadwalnya sangat padat. Tapi Jae In tak mau menyerah begitu saja dan mengklaim bahwa hotel mereka baru saja mempekerjakan seorang koki asal Belgia yang ahli dalam makanan Meksiko. Mr. Kingston langsung berubah pikiran mendengarnya dan menyatakan bahwa dia akan mengatur ulang jadwalnya. Para pegawainya cuma bisa geleng-geleng melihat sikap bos mereka itu.


Dalam perjalanan pulang, Ketua Tim Kang berkomentar keheranan karena Jae In bsia meyakinkan Mr. Kingston untuk datang ke hotel mereka padahal selama ini Mr. Kingston tidak pernah mau. Jae In dengan santainya berkata bahwa dia tahu Mr. Kingston menyukai masakan Meksiko dan orang tuanya berasal dari Belgia.


Malam harinya, Da Hyun sedang membuat poster-poster untuk idolanya, Ji Su, sambil bicara dengan ibunya diteleponnya. Ibunya Da Hyun menyuruh Da Hyun untuk melakukan kencan buta hari sabtu di hotelnya Jae In. Sepertinya Da Hyun sudah cukup sering kencan buta, dia menerima perintah ibunya itu dengan santai bahkan bertanya-tanya kali ini prianya dokter herbal apa lagi.


Setelah selesai dengan teleponnya, Da Hyun mengeluh heran apa ibunya tidak bosan melakukan ini. Tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk melihat sisi baiknya saja, setidaknya dalam kencan buta nanti bisa membuatnya pergi ke tempat mewah dan makan makanan gratis.

Da Hyun lalu mengecek website fancafe-nya Ji Su. Saat sedang chatting dengan beberapa fans lainnya, dia mendapati kalimat mereka banyak mengandung kesalahan. Sebagai seorang guru, dia ingin sekali mengoreksi kesalahan kalimat para fans itu.

Tapi pada akhirnya Da Hyun memutuskan membatalkan niatnya, takutnya dia bakalan dibenci hanya karena itu. Da Hyun tiba-tiba teringat apel yang ada didalam tasnya dan ternyata apel itu adalah pemberian Kakek gelandangan.

Flashback,


Waktu itu Kakek ingin segera keluar dari rumah sakit. Da Hyun berusaha membujuk Kakek untuk beristirahat lebih lama, tapi Kakek bersikeras menolak dan langsung membuka dompet untuk mengganti rugi biaya perawatan yang dibayar Da Hyun.

Tapi Da Hyun menolaknya dan meyakinkan Kakek bahwa biaya perawatannya tidak mahal. Kakek tetap merasa berhutang budi dan akhirnya menawarkan sebuah apel sebagai ungkapan terima kasih. Kakek mengaku bahwa apel itu sebenarnya untuk istrinya, tapi Kakek ingin memberikannya pada Da Hyun sekarang. Da Hyun berusaha menolaknya tapi Kakek bersikeras, Da Hyun akhirnya menerima apel itu dengan senang hati.

Flashback end,


Da Hyun tersenyum menatap apel itu lalu memakaannya. Pada hari sabtu, Da Hyun berdandan cantik untuk pergi ke kencan butanya. Da Hyun ternyata seorang pelupa hingga dia harus membuat catatan khusus tentang daftar barang-barang apa saja yang harus dibawanya sebelum pergi. Tapi saat dia melihat jam, dia mulai panik karena sudah telat dan askhirnya asal saja memasukkan barang-barangnya.

Setelah yakin sudah membawa semuanya, dia pun keluar... dan baru sadar setelah sampai di jalan kalau hapenya ketinggalan. Gara-gara sifat pelupanya itu, dia jadi ketinggalan bis.


Di hotel, Jae In lagi-lagi mengomeli para anak buahnya. Ketua Tim Kang menyarankan agar mereka menelepon Ketua via telepon merah. Tapi sarannya langsung ditolak mentah-mentah dan Jae In mengingatkan Ketua tim Kang bahwa pemilik hotel ini adalah dirinya. Hmm... sepertinya ada masalah antara Jae In dengan Ketua SH Group yang merupakan kakeknya sendiri.


Telepon merah yang ada di meja kerjanya Jae In tiba-tiba berbunyi dari pengacara SH Group, Pengacara Park. Jae In langsung kesal, tak terima seorang pengacara menghubunginya via telepon merah. Jae In menerima telepon itu sambil menggutu kesal, tapi saat Pengacara memintanya bertemu, Jae In langsung setuju.

Tapi sebelum pergi, terlebih dulu Jae In memperingatkan para pegawainya untuk menyelesaikan urusan pembangunan hotel baru mereka di Hawaii dan pest pembukaan hotel mereka di Jeju dalam waktu 2 jam sebelum dia kembali.


Pada saat yang bersamaan, Da Hyun baru tiba di hotel itu. Saat berjalan melewati lorong hotel, ada serombongan turis lewat. Dia langsung minggir untuk menghindari rombongan turis itu sambil mencari sesuatu didalam tasnya, tapi malah bertubrukan dengan Jae In. Da Hyun hampir terjatuh karenanya, tapi Jae In sigap menangkapnya.


Mereka cepat-cepat menjauh dan Jae In dengan ramah bertanya apakah dia baik-baik saja. Da Hyun meyakinkannya bahwa dia sendiri yang salah karena tidak lihat jalan. Tepat saat itu juga Da Hyun ditelepon ibunya yang bertanya dia sudah sampai di hotel apa belum. Jae In sengaja menunggu sembari menguping percakapan telepon Jae In dengan Ibunya.

Setelah selesai bicara dengan ibunya, Jae In dengan ramah memberitahu Da Hyun letak area coffee shop. Da Hyun mengklaim kalau dia mencari toilet. Jae In dengan ramah menunjukkan arah toiletnya, tapi setelah itu dia tetap bersikeras menunjukkan arah ke coffeee shopnya.


Saat mereka berjalan ke arah yang berlawanan, Da Hyun dan Jae In masing-masing saling menggumam sendiri "Hotel ini melatih pegawainya dengan baik" komentar lirih Da Hyun... "Sudah jelas dia kemari untuk kencan buta" dengus Jae In.


Pengacara Park bukan cuma pengacara kepercayaan Kakeknya Jae In, tapi juga temannya Jae In. Bahkan saat Pengacara Park mencoba bersikap profesional layaknya pengacara dan klien, Jae In langsung mendengus sinis. Pengacara Park mengklaim kalau dia memanggil Jae In kemari sebagai pengacara SH Group dan bukannya sebagai temannya.

"Ketua mengubah surat wasiatnya" ujar Pengacara Park sambil menunjukkan surat wasiat yang baru disahkan Kakeknya Jae In.


Jae In memutuskan tak peduli dan mau langsung pergi, harta itu milik kakeknya jadi terserah kakeknya saja mau dia apakan hartanya itu, tidak ada hubungannya dengannya. Tapi Pengacara Park cepat menghentikannya untuk menjelaskan masalah ini lebih jauh. Jae In hanya bisa sepenuhnya mengambil alih SH Group jika Jae In mendapatkan saham milik Ketua.

"Tapi sebagai gantinya aku harus menikah dengan orang yang dia inginkan, itu syaratnya! Tapi aku tidak mau melakukan itu"

"Apa kau bahkan tidak mau tahu siapa wanitanya?"

Tidak sedikitpun, Jae In yakin bahwa dia tahu siapa wanita itu. Ini kan bukan pertama kalinya terjadi, Kakeknya sudah pernah menulis wasiat semacam ini 3 tahun yang lalu. Pengacara Park menyela dan meyakinkan Jae In bahwa kali ini wanitanya bukan Han Joo Hee, bukan pula seseorang yang mereka kenal. Jae In agak kaget mendengarnya, tapi dia tetap bersikeras.

"Siapapun wanita itu, pokoknya aku tidak tertarik. Semua ini tidak ada hubungannya denganku bahkan sekalipun dia menyerahkan semua harta kekayaannya. Aku puas dengan apa yang kumiliki sekarang. Aku bisa bangkit dengan kekuatanku sendiri. Jika Kakek bisa membangun perusahaan ini seorang diri, aku juga pasti bisa" tegas Jae In

Pengacara Park dengan frustasi memberitahu Jae In bahwa walaupun Jae In tidak menginginkan harta warisan Ketua, tapi kali ini kasusnya lain. Keputusan yang Jae In ambil kali ini, bukan pilihan yang tepat.


Malam harinya, Jae In mempelajari salinan surat wasiat kakeknya. Ternyata dalam surat wasiat itu, Kakeknya Jae In memang tidak mensyaratkan Jae In untuk menikah dengan seorang wanita pilihannya. Kakeknya Jae In malah membuat syarat yang lebih memojokkan Jae In, siapapun yang mau menikah dengan wanita pilihan Kakek, maka orang itulah yang berhak mendapatkan warisannya.

Kakek bahkan tidak peduli jika pria itu adalah Min Tae Ha, sepupunya Jae In yang selama ini sangat menginginkan SH Group. Pokoknya siapapun yang menikahi wanita itu duluan maka dialah yang akan menjadi pewaris SH Group.

Jae In langsung mendesah kesal tapi akhirnya dia menyerah dan setuju "Kalau begitu ayo kita lakukan, Kakek. Aku juga tidak suka kalah dalam permainan"


Siapakah Kakeknya Jae In?... Ow, ternyata dia adalah ahjussi yang ditolong Kim Da Hyun, ahjussi yang Da Hyun kira tunawisma. Dia sebenarnya Ketua SH Group, Lee Gyu Chul.


Keesokan harinya, Da Hyun sedang menilai karya murid-muridnya sementara Jae In pergi bersama Pengacara park mendatangi wanita yang Kakeknya Jae In inginkan sebagai menantu itu. Pengacara Park penasaran, wanita seperti apa sih yang begitu dicintai Kakeknya Jae In itu. Jae In dengan sinis menduga mungkin dia adalah wanita siluman serigala berekor sembilan.

Tak lama kemudian, mereka tiba di sekolahnya Da Hyun tepat saat Da Hyun dan murid-muridnya sedang olahraga di lapangan. Setelah pelajaran olahraganya usai, Da Hyun tiba-tiba dipanggil ke kantor karena ada tamu.


Bagitu Da Hyun datang, Jae In langsung menatapnya seperti sedang menilainya. Mereka lalu duduk bersama, Jae In dan Pengacara Park sama-sama memberikan kartu nama mereka masing-masing pada Da Hyun yang menerima kedua kartu nama itu dengan bingung. Pengacara Park memulai pertemuan mereka dengan bertanya apakah Da Hyun mengenal Lee Gyu Chul?


Da Hyun mencoba memikirkannya dan langsung mengira kalau itu nama murid "Tidak ada murid dengan nama itu di kelasku. Mungkin dia di kelas lain"

Jae In langsung mendengus sinis, sementara Pengacara Park dengan sopan dan sabar menjelaskan bahwa tujuan kedatangan mereka kemari bukan untuk membicarakan masalah murid. Dia menjelaskan bahwa Lee Gyu Chul adalah ketua SH Group. Tapi Da Hyun malah semakin bingung, lalu apa tujuan mereka kemari?


Pengacara Park hendak menjelaskan, tapi Jae In langsung menyela tak sabaran dan mengklaim tujuan mereka kemari adalah untuk mencari tahu bagaimana cara Da Hyun melibatkan dirinya dalam masalah ini? Apa yang sudah Da Hyun lakukan pada kakeknya?  "Rayuan seperti apa yang kau gunakan padanya?" tuduh Jae In.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam