Sinopsis Reset (2022) Episode 9

Si Ibu Pendiam itu bernama Tao Ying Hong, dia tinggal sendirian di lingkungan garasi sewaan yang berdekatan dengan garasi sewaan Bapak Jiao. Suatu malam pada tanggal 4 bulan April, para penghuni, termasuk Bapak Jiao, heboh karena ada kebakaran kecil yang disebabkan oleh Ibu Tao. 

Untungnya dia dengan cepat menyelesaikan masalah itu. Mereka mengira itu terjadi cuma karena korslet listrik, tapi entah apa yang sebenarnya dia lakukan.


Kembali ke masa kini...

Pasca ledakan, polisi langsung memburu He Yun dan Shi Qing yang wajah-wajah mereka tertangkap kamera CCTV di halte. Karena para saksi mata di halte hanya berkata bahwa mereka menyaksikan pembunuhan dan tidak ada rekaman CCTV di dalam bus sehingga mereka tidak tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya di dalam bus, jadi polisi pun menetapkan kedua orang itu sebagai tersangka pengeboman dan pembunuhan.

Bedanya loop kali ini, Kepala Polisi Du juga mencurigai Bapak Jiao karena dia sempat melongok keluar melihat kepergian He Yun dan Shi Qing sehingga otomatis wajahnya tertangkap kamera tepat sebelum bus meledak.

Polisi dengan cepat mendapatkan identitas ketiga orang itu. Kapten Zhang pun segera memerintahkan para anak buahnya untuk menyelidiki tempat tinggal ketiga orang itu. 


Tak lama kemudian, si polwan muda (aku nggak tahu siapa namanya, tapi ringtone ponselnya sama seperti ringtone bom) mendapat telepon yang mengabarkan bahwa mereka berhasil melacak ponselnya Shi Qing dan dan mereka saat ini berada di Desa Gangwu, daerah tempat tinggalnya Bapak Jiao dan Ibu Tao. Kapten Zhang pun bergegas pergi ke sana.

 

Hmm, nggak tahu mereka pergi ke mana itu (kontrakannya Shi Qing kah? Tapi bukannya mahasiswa biasanya tinggal di asrama?), yang pasti tempat itu cukup dekat dengan garasi sewaan Bapak Jiao. Mereka bahkan bersisian jalan dekaaaat banget sama Detektif Jiang yang sedang mengecek garasi sewaan Bapak Jiao.

Tapi tentu saja dia tidak mendapati ada apa-apa karena Bapak Jiao sudah diusir sebelumnya, pemilik garasi juga meyakinkan bahwa Bapak Jiao itu orang baik yang saat ini sedang dalam kesulitan mencari pekerjaan baru.

Namun walaupun tidak mendapatkan info mencurigakan tentang Bapak Jiao, Detektif Jiang kemudian mendapatkan informasi lain tentang Ibu Tao dan ledakan kecil yang terjadi di garasi sewaannya yang terjadi beberapa hari yang lalu. Jelas itu informasi yang lebih mencurigakan. Dia ingin mengecek garasi itu, namun Kapten Zhang memanggilnya saat itu untuk membantu mencari He Yun dan Shi Qing.

Begitu mereka tiba di depan rumah (entah rumahnya siapa), He Yun yang sedari tadi menahan diri, sontak muntah-muntah. Kondisinya benar-benar menyedihkan. Kenangan dirinya sendiri membunuh seseorang, masih terus terngiang dalam benaknya dan itu membuatnya sangat ketakutan hingga badannya gemetar hebat dan mukanya pucat pasi. Daripada membunuh orang, dia lebih memilih dibom saja.

Shi Qing berusaha meyakinkan bahwa itu bukan salahnya, pembunuh yang sebenar-benarnya bukan He Yun. Mereka harus melarikan diri sekarang juga. Jika tidak, mereka akan tertangkap oleh polisi. Shi Qing pun langsung menuntun jalan dengan hati-hati di setiap sudut agar mereka tidak ketahuan polisi atau tertangkap kamera CCTV.

Namun saat mereka tiba di gang dekat jalan raya, He Yun tiba-tiba ingin pergi sendiri. Bagaimana pun, Shi Qing tidak melakukan apa pun, Shi Qing tidak bersalah, dia tidak mau Shi Qing terseret ke dalam masalahnya dan langsung lari meninggalkan Shi Qing.

Namun saat Kapten Zhang cs tiba di gang tersebut, Shi Qing juga sudah tidak ada. Yah, ternyata dia menolak meninggalkan He Yun sendirian, bersikeras mau ikut ke mana pun He Yun pergi, dan sekarang mereka melarikan diri dengan nebeng diam-diam di dalam sebuah truk yang mengangkut patung-patung.

Karena waktu sudah tidak lagi berjalan lebih lambat, He Yun bersikeras meyakini bahwa ini adalah loop terakhir dan akan menjadi akhir dirinya dengan menjadi tersangka utama kasus pembunuhan dan peledakan. 

Tapi Shi Qing yakin ini bukan loop terakhir, yang loop sebelumnya juga waktu tidak lagi berjalan lebih lambat. Dia yakin waktu tidak lagi melambat karena akhirnya mereka sudah menemukan sumber dari masalah ini dan bukannya karena ini loop terakhir.

He Yun baru ingat untuk membuang HP-nya agar polisi tidak bisa melacak mereka dan bersikeras tidak mau menyeret Shi Qing jadi tersangka bersamanya. Jadi dia menyuruh Shi Qing untuk pura-pura jadi sandera saja jika polisi menangkap mereka nanti.

Shi Qing tak yakin kalau polisi bakalan percaya mengingat mereka keluar dari bus dengan bergandengan tangan. Tapi He Yun dengan putus asa bersikeras meyakini bahwa polisi pasti akan percaya.

"Kenapa kau mendorongku pergi? Bukankah kita sepakat untuk menghadapi ini bersama? Kenapa kau mengatakan sesuatu yang begitu negatif? Yang perlu kita lakukan hanya menemukan tempat untuk tidur. Saat kita masuk ke lop berikutnya, kita bisa memperbaiki kesalahan yang kita buat. Segalanya akan diatur ulang."

Tapi bagi He Yun, loop sudah tidak lagi penting baginya. Yang lain bisa kembali seperti sedia kala karena adanya loop, tapi kenangan He Yun membunuh orang, tidak akan bisa hilang begitu saja biarpun mereka masuk ke loop berikutnya. Dia akan selalu mengingat itu, begitu pula dengan Shi Qing.

"Kenapa kau tadi kembali bus padahal kau sudah memutuskan untuk meninggalkan bus, dan kau juga sudah turun tadi?" tanya Shi Qing.

"Aku tidak ingin dia menyakitimu lagi. Aku tidak ingin ketidakmampuanku, gagal melindungi orang di sisiku. Aku awalnya hanya ingin menghentikan tindakan jahatnya. Tapi sekarang aku malah jadi monster."

Mendengar itu, Shi Qing langsung ikut membuang ponselnya dan bersikeras menyatakan bahwa dia akan selalu berada di sisi He Yun apa pun yang terjadi. 

 

Para polisi yang mengikuti jejak kedua orang itu lewat ponsel mereka, melihat sinyal berhenti di tengah jalan. Mereka pun mencari di sekitar lokasi, tapi malah cuma menemukan ponsel-ponsel mereka yang dibuang.

Truk itu berhenti tak lama kemudian di daerah dekat markas rahasianya Lu Di. Supir truk kaget melihat mereka, maka kedua orang itu pun bergegas melarikan diri dan menyembunyikan diri di markasnya Lu Di.


Dari melacak rekaman CCTV di jalan raya, polisi langsung mencurigai satu truk yang paling memungkinkan untuk tempat persembunyian. Mereka pun dengan cepat melacak supirnya. 

Luka di lengannya He Yun cukup parah, tapi tidak ada satu pun obat-obatan di sana. Untungnya Shi Qing menemukan celengannya Lu Di. Jadi dia mengambil celengan itu untuk membeli obat di luar. He Yun berusaha mencegahnya, takut dia akan tertangkap kamera CCTV. 

Tapi Shi Qing bersikeras karena luka di lengan He Yun harus diobati agar tidak infeksi. Dia mendadak punya ide. Kebetulan ada wig dan kostum anime di sana. Jadi Shi Qing langsung menggunakannya untuk menyamar, dan dia bisa membaur dengan mudah karena kebetulan sedang ada festival anime di sana, dan orang-orangnya sedang cosplay pakai segala macam kostum anime.

TV di apotek sebenarnya sedang menanyangkan fotonya dan He Yun sebagai buronan. Untungnya apotekernya sedang tidak memperhatikan TV gara-gara sibuk menghitung uang recehnya Shi Qing.

Dalam perjalanan kembali, dia melihat Kapten Zhang sedang menginterogasi supir truk. Shi Qing berusaha berjalan senormal mungkin agar tidak dicurigai. Tapi begitu sampai kembali ke markasnya Lu Di, dia langsung mengajak He Yun pergi secepatnya.

Tapi He Yun sedang galau gara-gara menonton siaran berita (melalui tabletnya Lu Di) tentang dirinya yang sekarang resmi jadi buronan. Dia jadi pesimis untuk melarikan diri terus, cepat atau lambat juga mereka pasti akan tertangkap.

Shi Qing meyakinkannya untuk tetap melarikan diri. Mereka tidak punya penjelasan tentang kejadian itu jika mereka tertangkap. Dengan status mereka yang sekarang, interogasi polisi pasti akan jauh lebih keras daripada sebelumnya.

Dari seorang bibi, Kapten Zhang akhirnya mendapatkan informasi keberadaan kedua buronan itu. Mereka pun bergegas menggerebek markasnya Lu Di, tapi sudah tidak ada siapa pun di sana.


He Yun dan Shi Qing sudah lama keluar dari tempat itu dan sekarang mereka menyembunyikan diri di rooftop gedung lain. Sementara Shi Qing mengobati lengannya, He Yun menonton siaran seorang Youtuber tentang game ciptaannya yang sekarang kena imbas gara-gara kejadian ini.

Diperparah dengan fakta bahwa game ciptaannya mengandung banyak kekerasan, makanya para netizen semakin yakin kalau He Yun beneran pelaku pengeboman bus. Ini pula yang membuat He Yun dan temannya tidak sepaham dalam game mereka. 

Temannya He Yun ingin menghilangkan unsur kekerasan dalam game mereka, namun He Yun tidak setuju dan bersikeras mempertahankannya. Fakta ini pula yang membuat si Youtuber menuduh He Yun mengebom bus hanya demi permainan game-nya.


Shi Qing dengan cepat mematikan video itu, meyakinkan He Yun untuk tidak mengambil hati tuduhan para netizen padanya. Orang-orang itu tidak tahu apa-apa, dan menghakimi mereka secara sepihak.

Dia menyuruh He Yun untuk makan melatonin biar mereka cepat tidur dan balik ke loop. Namun He Yun tiba-tiba memikirkan sesuatu, lalu menyuruh Shi Qing pergi duluan dan menunggunya di mode siaga. Dia langsung pergi sendirian entah ke mana dan entah mau melakukan apa.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments