Chon adalah seorang ibu tunggal yang bekerja di sebuah perusahaan event organizer. Dia berdedikasi pada pekerjaannya dan pintar membujuk kliennya jika terjadi kesalahpahaman.
Hari itu saat sedang gladi bersih untuk sebuah acara, tiba-tiba istri dari kliennya muncul dan langsung ngamuk-ngamuk melabrak Chon, bahkan menyiramnya pakai kuah sup, mengira Chon adalah wanita simpanan suaminya.
Chon dengan tetap sopan, sabar dan ramah menjelaskan segalanya pada si istri klien, bahkan berhasil membujuk si istri klien untuk tidak membatalkan acara. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan fitnah si istri klien padanya yang penting pekerjaan mereka tetap lancar.
Begitu segalanya beres, dia bergegas pergi ke sekolah TK putranya tak peduli biarpun rambutnya masih kotor oleh sup perut ikan yang menempel di rambutnya. Dia memesan ojol, tapi yang muncul malah seorang pria muda pakai sepeda motor sport yang sama sekali tidak kelihatan kayak ojol, tapi dia beneran ojol.
Karena Chon buru-buru banget karena dia sudah terlambat, jadi si ojol langsung saja tancap gas tapi malah Chon-nya yang jejeritan heboh sepanjang jalan saking takutnya.
Si ojolnya sok keren banget lagi, begitu tiba di tempat tujuan, dia langsung saja mengerem mendadak, yang jelas saja membuat Chon jadi tambah kesal dan langsung menghajarnya sambil melabraknya karena membahayakan penumpang. Dia punya keluarga untuk dia urus, memangnya si ojol bisa tanggung jawab kalau terjadi apa-apa sama dia? Hah?!
Dalam pergulatan mereka, tak sengaja Chon tersandung kaki si ojol dan hampir saja terjatuh. Untungnya si ojol sigap menangkapnya dalam posisi yang romantis, dan otomatis membuat Chon terpesona sesaat. Begitu sadar sedetik kemudian, dia langsung mengembalikan helm-nya si ojol dengan kesal lalu pergi.
Hari ini sebenarnya hari ayah. Namun karena putranya yang bernama Luk Purn tidak memiliki ayah, jadi Chon-lah yang datang. Luk Purn adalah anak yang manis dan baik. Dia yang awalnya sedih karena jadi satu-satunya anak yang orang tuanya belum datang, langsung sumringah begitu melihat mamanya datang.
Jelas dia anak yang dididik dengan baik oleh mamanya. Dia langsung melakukan ritual mempersembahkan karangan bunga melati dan berlutut di bawah kaki mamanya. Namun karena identitas dan keberadaan ayahnya tidak jelas, jadi yah... wajar lah dia jadi sasaran nyinyir para keluarga lain.
Mengabaikan nyinyiran lantang keluarga lain itu, Chon mendoakan semoga putranya akan menjadi anak yang baik dan membawa kehormatan bagi keluarga mereka.
Luk Purn juga sebenarnya pintar, namun karena statusnya yang anak haram di luar nikah dan tidak punya ayah, membuatnya jadi diremehkan dan dijauhi anak-anak lainnya. Dia sebenarnya sedih, namun dia benar-benar anak yang baik dan perhatian.
Dia tidak mau membebani mamanya, sehingga biarpun dia iri dengan anak-anak lain yang mendapatkan mainan baru dari ayah mereka, Luk Purn tidak ngenyel minta mainan juga dari mamanya. Bahkan saat mamanya sendiri yang menawarkan untuk membelikannya mainan, Luk Purn menolak dengan sopan, bahkan dengan senyum lebar dan imutnya meyakinkan mamanya bahwa dia tidak menginginkan mainan baru karena dia sudah punya banyak mainan.
Para tetangga bersikap sok ramah di hadapan Chon, padahal di belakangnya, mereka diam-diam nyinyir menggosipkannya dan anaknya. Tapi bukan itu saja masalah hidup Chon, dia juga memiliki hutang cukup banyak pada rentenir dan harus membawa anaknya melarikan diri saat mereka dikejar-kejar preman penagih hutang.
Karena sudah berpengalaman dalam hal beginian, jadi Luk Purn tahu banget apa-apa yang harus dia lakukan untuk lolos dari si preman. Kedua ibu dan anak itu pun berpencar sehingga kedua preman juga harus berpencar mengejar keduanya. Sayangnya, kedua ibu dan anak itu dengan cepat tertangkap.
Chon benar-benar tidak punya uang untuk membayar mereka, tapi si preman tak percaya dan langsung kurang ajar menggeledah Chon, mengira Chon menyembunyikan uangnya.
DUK! Seseorang tiba-tiba menyelamatkan Chon dengan menghantam kepala si preman, dan si penyelamat itu ternyata si ojol tadi. Dia tampak begitu memesona dan gagah yang kontan membuat Chon terpesona. Hmm, tapi dia kayaknya belum mengenali si ojol.
Si ojol langsung menggunakan ilmu bela dirinya untuk melawan si preman dan berhasil mengalahkannya dengan cepat sampai-sampai si preman langsung melarikan diri. Sudah bisa tenang sekarang, kedua orang itu akhirnya bisa benar-benar memperhatikan satu sama lain dan langsung saling mengenali.
Si ojol itu sebenarnya bukan ojol, melainkan seorang petinggi perusahaan ojol yang bernama Kasa, dan yang dia lakukan pura-pura jadi ojol hanya demi mengetes aplikasi ojol perusahaannya yang bernama To Go.
Di perusahaan, dia seorang atasan yang cukup garang saat mengancam akan memecat para pegawainya yang tidak becus menangani kesalahan sistem aplikasi mereka yang bisa mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Pada saat yang bersamaan, Luk Purn berhasil melarikan diri dari cengkeraman si preman dengan cara mencolok mata si preman. Dia lari secepatnya hingga keluar gang tepat saat sebuah mobil merah melintas dan hampir saja menabraknya. Untungnya pengemudinya berhasil mengerem tepat waktu.
Pengemudinya adalah seorang pria muda bernama Chayut dan dialah yang akhirnya menyelamatkan Luk Purn dari si preman. Sikapnya pada Luk Purn juga baik dan lembut. Luk Purn pun langsung suka padanya.
Namun tepat saat itu juga, kakeknya Luk Purn mendadak muncul dan langsung sama paham sama Chayut, mengira Chayut melakukan sesuatu pada cucunya. Untungnya Luk Purn dengan manisnya membela Chayut.
Kasa langsung kesal saat mengenali Chon. Bahkan saat Chon menanyakan alasannya berada di daerah ini, Kasa dengan ketus berkata kalau dia sedang ada bisnis di sekitar sini dan tidak ada waktu buat mengantarkan Chon pulang.
Chon dengan canggung berterima kasih atas bantuannya. Tapi tiba-tiba dia ditelepon ayahnya yang menyuruhnya ke kantor polisi. Maka Chon langsung saja naik ke sepeda motornya Kasa dan memerintahkan Kasa untuk mengantarkannya ke kantor polisi sekarang juga. Dia akan bayar berapa pun yang Kasa mau.
Tapi setelah mereka keluar dari kantor polisi tak lama kemudian, Kasa berbaik hati untuk menggratiskan ongkos ojeknya. Kakek dan Luk Purn baru muncul tak lama setelah Kasa pergi, lalu disusul Chayut.
Namun alangkah terkejutnya Chon saat dia melihat Chayut, wajah yang kontan mengingatkannya pada suatu hari dulu, saat dia terbangun dan menyadari dirinya tidur seranjang dengan seorang pria itu, dan pria itu adalah Chayut. (Hah? Dia ayahnya Luk Purn?)
Chon sontak menyembunyikan diri di belakang ayahnya dengan takut-takut, namun jelas Chayut tidak mengenalinya, err... atau tidak ingat. Entahlah.
Ayah ternyata baru tahu sekarang tentang hutang besar yang harus ditanggung Chon, dan Ayah langsung bisa menebak dengan benar kalau ini gara-gara Rin (kakaknya Chon) yang bulan kemarin membeli laptop dan HP baru. Gaji bulanannya doang tidak akan cukup untuk membeli barang-barang mahal itu, jadi sudah pasti Chon berhutang untuk membantu Rin
Rin tidak terima disalah-salahkan dan langsung mengungkit-ungkit aib keluarga mereka yang disebabkan oleh Chon yang hamil di luar nikah. Seharusnya mereka dulu mendengarkan nasehatnya untuk mengugurkan anak itu. Sekarang hidup mereka sekeluarga jadi hancur gara-gara Chon dan anaknya.
Luk Purn yang mendengarkan segalanya dari balik tembok, sontak menangis sedih. Chon pun langsung bergegas membawa Luk Purn masuk kamar dan Ayah sontak mengomeli Rin karena bicara sekejam itu di hadapan anak kecil. Memangnya dia sendiri bakalan bisa melakukan itu jika masalah itu terjadi padanya?
"Demi masa depanku, aku bisa melakukan apa saja. Tapi aku tidak akan pernah main-main dengan pria dan membiarkan diriku hamil di luar nikah seperti Chon!"
PLAK! Ayah sontak emosi menampar Rin, "orang yang kau bicarakan itu adalah adikmu sendiri."
"Dan apakah aku bukan anak Ayah? Ayah selalu membelanya. Aku berusaha agar keluarga kita menjadi lebih baik, tapi Ayah malah lebih memihaknya. Bagaimana bisa ini adil untukku?!"
Chon berusaha meyakinkan Luk Purn untuk tidak mendengarkan ucapan tantenya. Tapi Luk Purn dengan masih berlinang air mata, malah dengan manisnya berbalik meyakinkan mamanya untuk tidak mendengarkan ucapan Tante Rin.
Ayah galau. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk mengorbankan uang tabungannya sendiri untuk membantu Chon melunasi hutang-hutangnya. Chon jadi semakin merasa bersalah pada ayahnya. Jika bukan karenanya, hidup mereka sekeluarga tidak akan menjadi seperti ini.
Gara-gara dia, Rin jadi gagal melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dan tabungan Ayah pun habis untuk membayar biaya persalinan Chon yang cukup mahal karena bayinya lahir prematur. Sejak saat itu, Rin selalu menyalahkan Chon atas kehancuran masa depannya.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam