Sinopsis Everyone's Getting Married Episode 5 - 1

Di episode sebelumnya, Kamiya ngotot mengantarkan Asuka ke tempat kencannya dengan Nanami. Saat Asuka sedang tidak melihat, Kamiya melihat Nanami yang baru datang. Pikirannya langsung licik mencium Asuka. Nanami shock, Asuka juga langsung membeku saking kagetnya.



Asuka tampak biasa-biasa saja saat mereka berkumpul dan memasak Okonomiyaki bersama teman-teman. Nanami cuma diam melihatnya tanpa mengucap sepatah kata, teringat apa yang dilihatnya tadi.


Dalam flashback, Nanami melihat Asuka berhasil menguasai dirinya dan mendorong Kamiya menjauh. Dia dengan tegas memberitahu Kamiya kalau perasaannya pada Kamiya hanya sebatas rasa hormat, tidak lebih. Jadi dia berharap Kamiya tidak akan lagi mengulangi perbuatannya ini. Dia langsung pergi ke rumahnya Ono tanpa melihat Nanami.


Asuka benar-benar tampak sangat ceria. Hmm... bisa dibilang terlalu ceria. Bahkan Rio dan Momoko terlihat heran melihat keantusiasan Asuka. Sepertinya dia memang sengaja mungkin untuk menutupi rasa bersalahnya.

Dia memberikan potongan pertama Okonomiyaki-nya untuk Nanami. Tapi dia sangat canggung sampai-sampai dia tidak sanggup menatap mata Nanami terlalu lama.

 

Momoko mengomentari suasana menyenangkan dan selaras ini dimana mereka yang bisa berkumpul dan makan-makan bersama usai pulang kerja dan menyinggung Rio yang katanya pernah bermalam di sini. Asuka kaget, Rio pernah bermalam di sini?

Rio berusaha menyangkal tapi tak ada yang percaya dan terus menuntutnya untuk mengaku. Rio ngotot tidak mau mengaku dan mengalihkan topik. Kembali membahas topik suasana menyenangkan dan selaras, Momoko merasa perasaan santai inilah yang membuat orang-orang jadi telat menikah.

Ono mengusulkan bagaimana kalau mereka berusaha mengubah perasaan itu dengan melakukan sesuatu, mengadakan BBQ di tepi sungai misalnya. Tapi tak ada yang setuju, udaranya dingin. Ah, kalau begitu bagaimana kalau mereka berkumpul di rumah keluarga Asuka? Katanya keluarganya Asuka menarik.


Asuka menyangkal, keluarganya keluarga biasa kok. Loh, tapi kata Nanami keluarganya Asuka itu keluarga yang menarik. Nanami membenarkannya, menurutnya keluarganya Asuka itu menarik.

"Maksudmu saat Ayahku menculikmu dan Ibuku memaksamu berendam dengan jeruk?"

"Sepertinya mereka ceria dan bahagia"

Asuka tersenyum mendengarnya. Momoko jadi antusias ingin bertemu keluarganya Asuka. Tapi Asuka berusaha menolak, rumahnya kecil, tidak akan bisa menampung mereka semua, tidak sebanding lah dengan rumah mewahnya Ono ini. Ono malah salah paham, mengira rumahnya Asuka sangat amat kecil yang hanya terdiri dari satu ruangan serba guna.

"Tidak sekecil itu. Baiklah, aku akan bertanya dulu pada mereka. Orang tuaku pasti akan sangat bersemangat"

"Bukankah menyenangkan. Keluargamu sangat menarik"


Setelah itu, Nanami mengantarkan Asuka pulang. Tapi ditengah jalan, Nanami tiba-tiba menghentikan Asuka dan menarik Asuka kedalam pelukannya. Asuka langsung berkaca-kaca dalam pelukan Nanami. Tanpa kata, Nanami melepaskan pelukannya dan mencium mesra Asuka.


Keesokan harinya, Asuka dipanggil atasannya yang memberinya sebuah proposal proyek kerja sama baru dengan Izumi Securities. Atasan merasa kalau Asuka yang paling cocok mewakili perusahaan mereka dalam proyek ini, selain itu dia dan Kamiya bekerja sama dengan baik.

Proyek ini akan sangat bagus untuk perkembangan karir Asuka dan mungkin akan berjalan sampai 3 tahun. Dan karena waktunya agak mendesak jadi dia ingin Asuka memberikan jawaban minggu depan. Asuka galau tapi berjanji akan memikirkannya.


Di stasiun TV, seorang rekan kerja wanitanya Nanami, sepertinya naksir Nanami. Dia ingin mengatakan sesuatu, mungkin mau mengajak Nanami kencan atau semacamnya. Tapi belum sempat mengatakan maksudnya, Nanami melihat Himuro dan langsung menyapanya. Hilang sudah kesempatan wanita itu.

Tapi Himuro memberitahu Nanami kalau syuting acara bincangnya dengan Yuko ditunda sampai sabtu untuk menyesuaikan dengan jadwal-nya Yuko. Nanami cemas, karena sabtu adalah hari acara mereka kumpul di rumah Asuka.


Teman-teman dan keluarga Asuka berkumpul bersama. Ibu memasakkan hotpot susu kedelai yang sangat lezat dan semua orang makan sambil berbincang dalam suasana yang ceria. Kanade pulang tak lama kemudian. Momoko langsung jelalatan melihat si berondong manis itu.


Nanami menelepon Asuka saat itu. Saat Asuka naik ke lantai atas untuk mengangkat teleponnya Nanami, Ibu memanfaatkan saat itu untuk menginterogasi teman-teman Asuka perihal hubungannya dengan Nanami.

Nanami meminta maaf karena tidak bisa datang dan hanya menitip salam pada Ibunya Asuka. Asuka mengerti walaupun dia sebenarnya kecewa. Entah apa yang mereka katakan pada Ibu, Ibu langsung menyimpulkan kalau Asuka dan Nanami pacaran. Tapi mereka tak begitu yakin apakah hubungan Asuka dan Nanami bisa disebut pacaran.

Mereka tak sempat melanjutkan pembicaraan ini karena Asuka kembali saat itu dan memberitahu mereka kalau Nanami tidak bisa datang karena masih sibuk dengan pekerjaannya. Ibu jelas kecewa berat tidak bisa bertemu Nanami, padahal dia sudah menyiapkan bunga kering khusus untuk Nanami loh, buat dia berendam.

 

Jadilah Ono yang memakai fasilitas berendam air panas pakai kembang itu. Lagi enak-enaknya berendam, Ayah tiba-tiba masuk dan ikut berendam bersamanya di bak yang kecil itu. Hehe. Ono canggung banget, tidak nyaman harus berendam berduaan dengan Ayah.


Momoko dapat pesan ucapan terima kasih dari Mikami atas hadiah Valentine kirimannya. Sepertinya dia sering sekali kontak dengan Mikami sampai-sampai dia tahu pekerjaan Istrinya Mikami. Tapi kemudian dia beralih membahas Kanade yang manis. Rio langsung menggodanya, siapa tahu Kanade sudah punya pacar, anak jaman sekarang kan sudah mulai pacaran bahkan sejak mereka SD.

"Kanade juga? Benarkah?"

Asuka menolak menjawab. Please deh, dia itu masih anak SMA, berhentilah. Kalau begitu dia musti pilih siapa dong? Nanami? Ono? Mikami? Kamiya? Atau atasan mereka Pak Suzumoto? Ah, ngomong-ngomong tentang Pak Suzumoto, Rio baru ingat kalau Asuka dipanggil Pak Suzumoto waktu itu. Apa yang mereka bicarakan?

Asuka memberitahu mereka tentang proyek yang ditawarkan padanya itu. Memang sih itu proyek yang bagus, tapi dia ragu karena proyek itu akan berlangsung lebih dari 3 tahun. Dia sebenarnya tertarik, tapi 3 tahun itu kan lama banget.


Hmm, Momoko mengerti. Proyek itu pasti bisa menghambat impian Asuka untuk menikah. "Apa pendapat Nana Ryu?"

"Dia bahkan tidak mau menikah. Mana mungkin kubahas hal ini dengannya?"

Karena tidak akan segera menikah, jadi tidak ada alasan baginya untuk menolak proyek ini. Bahkan sekarang pun dia dan Nanami jarang bertemu. Asuka merasa miris dengan nasibnya sendiri, impiannya ingin menjadi ibu rumah tangga tapi dia sudah bekerja selama 10 tahun sekarang. Dia benar-benar tidak mengerti apa sebenarnya yang dia cari dalam hidupnya?

"Tidak usah terlalu serius. Bersikaplah fleksibel"

"Seandainya aku bisa"

Momoko berpendapat kalau dia jadi Asuka maka dia akan memilih yang peluangnya lebih tinggi, Kamiya... atau Ono. Dia yang terbaik dengan latar belakang finansial yang kuat. Asuka mengingatkan kalau Ono menyukai Rio. Kalau begitu Momoko akan memilih karir saja, setidaknya karirnya lebih bisa diandalkan daripada Nanami... atau mungkin dia akan memilih Kanade.


Nanami dan Yuko baru saja menyelesaikan syuting acara bincang mereka. Nanami langsung mengecek ponselnya dan mendapati pesan dari Asuka yang memberitahu kalau semua orang sudah pulang sekarang dan meminta Nanami untuk datang lain kali. Nanami tersenyum bahagia membaca pesan itu.

"Dari pacarmu?" tanya Yuko. Dia yakin kalau itu pesan dari pacarnya Nanami dilihat dari senyum lebar Nanami. Nanami tak menjawab dan hanya memperingatkan Yuko untuk tidak mengulangi perbuatannya yang waktu itu.


Keesokan harinya saat sedang fotokopi, Kamiya mendekati Asuka, mau membahas kejadian kemarin. Asuka menyela duluan dan menyatakan kalau dia akan menganggap tidak pernah terjadi apapun semalam. Kamiya menerimanya tapi dia berharap Asuka mau terlibat dalam proyek kerja sama mereka karena proyek itu bukan masalah pribadi.



Saat makan siang di bar-nya Kana, Momoko mengajak Asuka ke acara kencan buta bersamanya di cafe kucing. Asuka menolak. Momoko langsung ganti ke Rio, tapi Rio juga menolak dan dengan malu-malu mengakui kalau dia sudah mulai berkencan dengan Ono.

Wuuussss~~~ nggak ada yang bereaksi. wkwkwk. Rio bingung kok nggak ada yang bereaksi. Yah, soalnya mereka sudah tahu cuma tinggal masalah waktu Rio akan mengakuinya. Dia kan juga sudah pernah menginap di rumah Ono. Rio menjelaskan kalau tidak terjadi apapun waktu itu. Tapi tak ada yang percaya.

"Sungguh! Kami belum pacaran waktu itu"

"Terus kapan?"

"Dalam perjalanan pulang dari rumah Asuka," aku Rio

Flashback,


Malam itu, Momoko berlari pulang duluan untuk mengejar kereta terakhir. Jadilah Rio dan Ono jalan berduaan sambil ngobrolin keluarganya Asuka. Ono lalu tanya apakah Rio melihat perubahan dalam dirinya? Rio bingung, apanya yang berubah? Ono kecewa, padahal dia sudah berusaha untuk olahraga belakangan ini. Biar kelihatan lebih maskulin. Dia mengaku melakukan semua itu demi Rio.

"Kau ingin menikah, kan?" tanya Rio. Ono membenarkannya. Kalau begitu tidak akan ada artinya biarpun mereka pacaran.

Ono menyangkal, "Tentu saja berarti. Aku... menyukaimu, Rio-chan. Jadilah pacarku"

Senyum bahagia Rio langsung mengembang seketika. Alih-alih menjawabnya secara verbal, dia menjawabnya dengan kecupan di pipi Ono. Hehe, bahagianya Ono.

Flashback end.


Kana bertepuk tangan mendengar kisah indah itu. Yang lain pun bahagia untuk mereka, akhirnya kegigihan Ono terbayar sudah. Kana tiba-tiba mengaku kalau dulu dia juga sangat gigih, tapi orang yang dikejarnya malah menganggapnya sebagai penguntit. Dia akan menceritakannya pada mereka kapan-kapan. Semua orang langsung shock dan prihatin mendengarnya.

Mengalihkan topik kembali ke Rio, Asuka bertanya apakah Rio akan menikah kalau begitu? Tentu saja tidak, tapi dia ingin menghargai cinta Ono padanya. Rio sangat bahagia karena Ono menyukainya apa adanya.  Dia belum pernah bertemu pria yang seperti Ono.

Momoko menyemangati Rio untuk mencoba hubungan mereka itu beberapa waktu, siapa tahu mereka akan menikah suatu hari nanti. Rio tetap bersikeras tidak akan.


Sementara itu di rumah, Ono memberitahu Nanami kalau dia dan Rio sudah memutuskan mau tinggal bersama. Akhirnya, impiannya selama tujuh tahun ini tercapai. Nanami turut senang untuknya. Tapi... apaan tuh yang nempel di perut Ono? Oh, ini alat latihan pembentukan otot perut six pack. Pfft!

Kalau begitu Nanami harus pindah dong. Tidak, karena Ono yang akan pindah ke tempatnya Rio karena Rio males pindahan. Nanami tinggal saja di sini. Ah, Ono tiba-tiba punya ide. Bagaimana kalau Nanami ajak Asuka tinggal di sini bersamanya. Kalau Nanami tinggal sendirian, dia pasti akan kesepian dan tidak akan punya siapapun untuk dia cium saat dia bangun tidur.


Dia menyarankan ini bukan tanpa alasan. Asuka dan Kamiya akan terlibat dalam satu proyek yang sama. Rio bilang padanya kalau Asuka sebenarnya ingin mendiskusikan masalah ini dengan Nanami tapi ragu. Dia dan Asuka sama-sama sangat sibuk dengan karir mereka masing-masing. Jadi dia menyarankan agar Nanami membuat kesempatan agar mereka berdua bisa lebih sering bertemu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments