Keesokan harinya, Nanami diberitahu Himuro kalau Mikami sakit flu dan
tidak akan bisa bekerja selama 3 hari kedepan. Karena itulah dia
menunjuk Nanami untuk menggantikannya memandu acara Business Update.
Nanami hendak mengajukan keberatan, tapi belum juga dia sempat
mengatakan apapun, Himuro langsung memberinya skrip acara itu lalu
pergi.
Terpaksa akhirnya pergi menemui Kamiya di ruangannya. Walaupun tak ingin
tapi dia tetap menyapa ramah dan sopan. Dia mau langsung pergi setelah
menyapa, tapi Kamiya mulai menyinggung masalah wawancaranya saat dia
mengakui Asuka adalah pacarnya.
Dia memberitahu Nanami sejak tersiarnya wawancara itu, banyak orang yang
mendatanginya dan mengira dia benar-benar berkencan dengan Asuka dan
tanya kapan mereka akan menikah.
Nanami santai "Begitu, yah?"
"Aku kasihan padamu, jadi aku merenungkan kesalahanku. Aku tidak tahu kalau kau dan Takanashi saling suka"
Nanami terkejut mendengarnya, ternyata Kamiya mengetahui hubungan
mereka. Kalau begitu situasinya akan lebih mudah, "Berhentilah melakukan
hal-hal yang tidak perlu"
"Misalnya, menciumnya?"
Kesal, Nanami langsung menarik kerah baju Kamiya "Jangan main-main.
Asuka tidak tahu kalau aku melihat kalian berdua. Jadi jangan
coba-coba..."
"Aku tidak akan memberitahunya"
Tapi dia mau tanya sesuatu. Apa Nanami pikir dia punya hak untuk
mengendalikan Asuka? Dia tidak berniat menikahi Asuka tapi juga tidak
mau melepasnya. Nanami sangat egois. Seharusnya dia memahami posisi
Asuka dan memikirkan yang terbaik untuknya. Dia tidak akan pernah
melakukan hal semacam itu, karena dia sangat ingin menikah. Jadi
lepaskanlah Asuka.
"Urusi saja masalahmu sendiri!"
Asuka baru saja pulang kerja saat Nanami meneleponnya, memberitahunya
kalau dia masih ada syuting. Semangatnya kembali pulih mendengar suara
Asuka. Dia mengaku tadi mengalami hal yang menyebalkan tapi mendengar
suara Asuka membuatnya melupakan kejadian itu. Asuka jadi cemas,
kejadian apa? Tapi Nanami tidak memberitahukannya, bukan masalah penting
kok.
"Benarkah? Jangan memaksakan dirimu"
"Terima kasih... aku sangat ingin bertemu denganmu"
"Aku juga"
Yuko menikmati wine seorang diri di rumahnya. Tampaknya dia sudah mantap
mau cerai, di meja makannya tampak selembar formulir perceraian.
Asuka membantu Ibu melipat jemuran. Ibu memperhatikan mood Asuka yang
tampaknya sedang sangat bahagia, apa terjadi sesuatu yang baik? Asuka
cuma menjawab ambigu, siapa yang tahu? Tapi, apa boleh lain kali dia
mengajak Nanami datang kemari lagi?
"Dia bilang ingin mencicipi kare buatan Ibu"
Tentu saja Ibu sama sekali tidak keberatan. Senang melihat senyum
bahagia putrinya, Ibu pun berjanji akan membuatkan sepanci kari yang
sangat lezat.
Rumah kosong dan gelap saat Nanami pulang, hanya ada selembar pesan dari
Ono yang bilang kalau malam ini dia tidak pulang, jadi dia
mempercayakan rumahnya pada Nanami. Sms dari Asuka masuk tak lama
kemudian, mengundang Nanami datang ke rumahnya untuk hari rabu untuk
makan kare buatan Ibunya.
Keesokan harinya, Asuka bekerja dengan penuh semangat. Di jam makan
siang, dia berkumpul di kantin bersama kedua temannya. Rio mengeluh
lelah dan curhat tentang malam pertamanya bersama Ono, dia tidak bisa
tidur sepanjang malam gara-gara Ono mendengkur tepat di telinganya.
Bahkan terkadang dia jadi cemas Ono berhenti bernafas selama beberapa
saat gara-gara dengkurannya. Akhirnya dia musti keluar dan tidur di
dapur. Lalu pagi harinya, Ono lama banget di toilet cuma untuk baca
komik. Nyebelin banget dia itu.
"Rio, apa kau menikmatinya?"
"Tentu saja tidak," jawab Rio tapi sambil tersenyum malu-malu. Kedua
temannya langsung menggodanya, pura-pura menyapa Ono dan Rio sontak
menoleh. Hehe, cuma bercanda.
Mikami akhirnya kembali ke kantor setelah sembuh dari sakitnya. Dia
langsung bagi-bagi makanan sebagai ungkapan permintaan maaf pada semua
orang yang musti kerepotan gara-gara dia sakit. Nanami mau langsung
pulang tapi Mikami mencegahnya.
Asuka dan Ibu bekerja sama membuat kare saat bel pintu berbunyi. Asuka
langsung lari ke pintu depan dengan senyum bahagia menyambut Nanami tapi
malah shock mendapati Kamiya yang datang.
Dia datang atas undangan Ayah yang memang hobi mengundang orang ke
rumah. Mereka bertemu karena kebetulan Kamiya masuk ke taksi-nya Ayah.
Ibu juga shock melihat kedatangan Kamiya, baru ingat kalau dia lupa
memberitahu Ayah kalau Nanami akan bertandang ke rumah hari ini.
Tepat saat itu juga, bel pintu berbunyi lagi dan kali ini yang datang
beneran Nanami. Asuka langsung panik memberitahu Nanami kalau barusan
terjadi hal tak terduga, ada Kamiya. Tapi bukan dia yang mengajaknya dan
Kamiya juga tidak datang sendiri kemari. Sulit menjelaskannya sekarang,
pokoknya lebih baik Nanami pulang saja sekarang.
Dia berusaha menyeret Nanami pergi, tapi Nanami menolak, dia tidak
keberatan dan langsung masuk. Ibu juga gugup tak enak hati menyambut
Nanami. Kedua pria itu saling menyapa ramah di depan para tuan rumah.
Mereka akhirnya berkumpul menikmati kari buatan Ibu, Nanami dan Kamiya
sama-sama memuji kelezatan kari itu. Kamiya meminta maaf atas
wawancaranya yang waktu itu dan mengklaim kalau itu cuma candaan. Asuka
dan Nanami terdiam canggung.
Kamiya cepat mengakrabkan diri dengan keluarga Asuka termasuk Kanade,
bahkan menawarkan diri untuk memperkenalkan Kanade pada seorang
kenalannya yang bermain di liga basket. Kanade tentu saja tertarik.
Kamiya pun langsung minta tukeran nomor telepon dengan Kanade.
Ibu menawari Nanami tambah kare. Karena Nanami mau, Asukapun dengan
senang hati mengambilkan kare untuknya. Tapi saat Kanade minta tambah
juga, Asuka nyuruh dia ambil sendiri. Saat keduanya di dapur, Kanade
membahas kedatangan kedua pria itu. Asuka males menanggapinya, bukan
urusan Kanade. Kanade menduga kalau situasi ini pasti akan jadi
mengerikan.
Saat Asuka kembali, Ibu bertanya-tanya pada Kamiya tentang bagaimana
putrinya di kantor. Kamiya berkata kalau Asuka bekerja dengan baik. Ibu
mengaku sebenarnya dia cemas karena terkadang putrinya ini sembrono, ibu
cemas kalau Asuka menyulitkan rekannya.
"Asuka sangat hebat dan pekerja keras, jadi semua orang mengandalkannya, dia rekanku yang baik," puji Kamiya.
Ibu dan Ayah senang mendengarnya, sementara Asuka cuma bisa terdiam canggung. Nanami malah seperti diacuhkan.
Setelah makan malam, mereka melanjutkannya dengan minum wine. Tapi Ayah
tiba-tiba ketiduran dan hampir saja terjatuh dari kursi. Kanade terpaksa
harus memapah Ayah ke kamarnya, Ibu pun meninggalkan mereka untuk
mengurus suaminya.
Tinggal mereka bertiga di bawah, Nanami langsung terang-terangan
menkonfrontasi Kamiya. Sedang apa sebenarnya Kamiya di sini, bukankah
dia sudah memperingatkan Kamiya untuk mengurus urusannya sendiri.
Kamiya dengan geli mengklaim kalau ini takdir. Kebetulan tadi dia naik
ke taksinya Ayah Asuka dan Ayah mengenalinya. Asuka mengklaim kalau itu
cuma kebetulan, tapi Kamiya bersikeras menyatakan kalau itu takdir.
"Aku tidak mempertimbangkan orang lain," ujar Asuka.
"Kau yakin? Kau mungkin tidak akan bisa menikah"
"Kau tidak tahu soal itu"
"Kau yakin?"
Nanami menyela, menilai kalau itu lebih baik daripada memilih pasangan
berdasarkan syarat. Tapi Kamiya mengklaim kalau diantara syarat-nya, dia
tidak akan mengabaikan perasaan wanita. Seharusnya Nanami sadar kalau
secara tak sadar dia sudah membuat Asuka menderita. Nanami terdiam tak
bisa menjawabnya.
"Biarpun begitu, aku tetap ingin bersamanya, maaf." tegas Asuka.
Speechless, Kamiya akhirnya pamit. Tak ada seorangpun dari mereka yang
menyadari Kanade menguping sedari tadi. Asuka meminta maaf pada Nanami.
Tidak, Nanami lah yang harus minta maaf. Sama-sama canggung gara-gara
hal ini, Nanami pun memutuskan pamit pulang.
Asuka keluar mengantarkannya. Nanami menitip pesan untuk Ibu Asuka kalau
kare buatannya enak. Asuka memiliki keluarga yang menyenangkan, Nanami
jadi mengerti kenapa Asuka begitu ingin berkeluarga. Mendengar itu,
Asuka jadi penasaran dengan keluarganya Nanami.
Nanami mengaku kalau ayahnya sebenarnya ayah tiri. Dia bahkan tidak tahu
seperti apa wajah ayah kandungnya. Ibunya menikah lagi demi
membesarkannya. Tapi bagi Nanami, keluarga itu sangat menyiksa. Nanami
tidak pernah melihat Ibunya tampak bahagia. Itulah yang membuatnya tidak
percaya pada pernikahan. mungkin memang ada keluarga yang rukun seperti
keluarganya Asuka, tapi sepertinya dia tidak bisa melakukannya.
"Jadi, jika kau benar-benar ingin menikah dan jika kelak kau menemukan pasangan yang cocok, jangan cemas. Campakkan saja aku."
Walaupun sedih mendengar ucapan Nanami itu, tapi Asuka mengalah. Baiklah
jika itu yang Nanami inginkan. Jika itu bisa membuat Nanami tidak
merasa tertekan, mereka jalani saja hubungan mereka seperti itu.
Tapi Nanami harus ingat satu hal, orang yang ingin Asuka nikahi hanyalah
Nanami. Dan karena itulah dia akan terus berkata kalau dia ingin
menikah dengan Nanami, jadi Nanami harua terus menolaknya. Tapi mungkin
karena tak ingin menekan Nanami, Asuka mengklaim kalau dia cuma
bercanda, dia cuma akan mengatakannya sesekali.
Tersenyum mendengar perkataan Asuka, Nanami langsung menarik Asuka
kedalam pelukannya dan berkata, "Asuka, ayo kita hidup bersama. Entah
apa yang akan terjadi di masa mendatang, tapi saat ini aku sangat ingin
bersamamu."
"Sangat?"
"Iya. Sangat."
"Akan kupikirkan."
Keesokan harinya di kantor, Asuka menemui Pak Suzumoto dan mantap
memutuskan kalau dia akan ikut dalam proyek kerja sama dengan
perusahaannya Kamiya ini.
Di bar-nya Kana, Momoko mesam-mesem melihat-lihat fotonya bersama
Kanade. Asuka heran melihat temannya yang satu ini, sebelumnya dia
menyukai Mikami, sekarang malah menyukai adiknya yang masih dibawah
umur. Itu karena Mikami kan pria yang sudah menikah jadi Momoko harus
meng-update kandidat-nya.
Mengalihkan topik, Rio menanyakan keputusan Asuka dalam proyek itu.
Asuka mengaku kalau dia memutuskan untuk menerimanya. Rio senang
mendengarnya, menurutnya memang Asuka harus menerima proyek itu. Momoko
malah menggoda Asuka, mengingatkanya kalau proyek itu bisa membuatnya
kehilangan kesempatan untuk menikah.
Tapi apa Asuka sudab memberitahu Nanami? tanya Rio. Asuka mengaku akan memberitahukannya pada Nanami malam ini.
Malam harinya, Asuka menelepon Nanami. Tapi saat teleponnya terangkat,
Asuka malah mendengar suaranya Yuko. Nanami masih syuting sehingga
ponselnya ditinggalkan di rak. Dengan sengaja Yuko memberitahu Asuka
kalau Nanami orang yang sangat lembut, jadi dia sangat bergantung pada
Nanami. Dia lalu mengajak Asuka untuk ketemuan kapan-kapan. Asuka
bingung harus bagaimana dan asal saja mengiyakannya.
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam