Sinopsis Everyone's Getting Married Episode 5 - Part 2


Keesokan harinya, Nanami diberitahu Himuro kalau Mikami sakit flu dan tidak akan bisa bekerja selama 3 hari kedepan. Karena itulah dia menunjuk Nanami untuk menggantikannya memandu acara Business Update. Nanami hendak mengajukan keberatan, tapi belum juga dia sempat mengatakan apapun, Himuro langsung memberinya skrip acara itu lalu pergi.

Terpaksa akhirnya pergi menemui Kamiya di ruangannya. Walaupun tak ingin tapi dia tetap menyapa ramah dan sopan. Dia mau langsung pergi setelah menyapa, tapi Kamiya mulai menyinggung masalah wawancaranya saat dia mengakui Asuka adalah pacarnya.

Dia memberitahu Nanami sejak tersiarnya wawancara itu, banyak orang yang mendatanginya dan mengira dia benar-benar berkencan dengan Asuka dan tanya kapan mereka akan menikah.

Nanami santai "Begitu, yah?"

"Aku kasihan padamu, jadi aku merenungkan kesalahanku. Aku tidak tahu kalau kau dan Takanashi saling suka"

Nanami terkejut mendengarnya, ternyata Kamiya mengetahui hubungan mereka. Kalau begitu situasinya akan lebih mudah, "Berhentilah melakukan hal-hal yang tidak perlu"

"Misalnya, menciumnya?"


Kesal, Nanami langsung menarik kerah baju Kamiya "Jangan main-main. Asuka tidak tahu kalau aku melihat kalian berdua. Jadi jangan coba-coba..."

"Aku tidak akan memberitahunya"

Tapi dia mau tanya sesuatu. Apa Nanami pikir dia punya hak untuk mengendalikan Asuka? Dia tidak berniat menikahi Asuka tapi juga tidak mau melepasnya. Nanami sangat egois. Seharusnya dia memahami posisi Asuka dan memikirkan yang terbaik untuknya. Dia tidak akan pernah melakukan hal semacam itu, karena dia sangat ingin menikah. Jadi lepaskanlah Asuka.

"Urusi saja masalahmu sendiri!"


Asuka baru saja pulang kerja saat Nanami meneleponnya, memberitahunya kalau dia masih ada syuting. Semangatnya kembali pulih mendengar suara Asuka. Dia mengaku tadi mengalami hal yang menyebalkan tapi mendengar suara Asuka membuatnya melupakan kejadian itu. Asuka jadi cemas, kejadian apa? Tapi Nanami tidak memberitahukannya, bukan masalah penting kok.

"Benarkah? Jangan memaksakan dirimu"

"Terima kasih... aku sangat ingin bertemu denganmu"

"Aku juga"


Yuko menikmati wine seorang diri di rumahnya. Tampaknya dia sudah mantap mau cerai, di meja makannya tampak selembar formulir perceraian.


Asuka membantu Ibu melipat jemuran. Ibu memperhatikan mood Asuka yang tampaknya sedang sangat bahagia, apa terjadi sesuatu yang baik? Asuka cuma menjawab ambigu, siapa yang tahu? Tapi, apa boleh lain kali dia mengajak Nanami datang kemari lagi?

"Dia bilang ingin mencicipi kare buatan Ibu"

Tentu saja Ibu sama sekali tidak keberatan. Senang melihat senyum bahagia putrinya, Ibu pun berjanji akan membuatkan sepanci kari yang sangat lezat.


Rumah kosong dan gelap saat Nanami pulang, hanya ada selembar pesan dari Ono yang bilang kalau malam ini dia tidak pulang, jadi dia mempercayakan rumahnya pada Nanami. Sms dari Asuka masuk tak lama kemudian, mengundang Nanami datang ke rumahnya untuk hari rabu untuk makan kare buatan Ibunya.


Keesokan harinya, Asuka bekerja dengan penuh semangat. Di jam makan siang, dia berkumpul di kantin bersama kedua temannya. Rio mengeluh lelah dan curhat tentang malam pertamanya bersama Ono, dia tidak bisa tidur sepanjang malam gara-gara Ono mendengkur tepat di telinganya.

Bahkan terkadang dia jadi cemas Ono berhenti bernafas selama beberapa saat gara-gara dengkurannya. Akhirnya dia musti keluar dan tidur di dapur. Lalu pagi harinya, Ono lama banget di toilet cuma untuk baca komik. Nyebelin banget dia itu.

"Rio, apa kau menikmatinya?"

"Tentu saja tidak," jawab Rio tapi sambil tersenyum malu-malu. Kedua temannya langsung menggodanya, pura-pura menyapa Ono dan Rio sontak menoleh. Hehe, cuma bercanda.

 

Mikami akhirnya kembali ke kantor setelah sembuh dari sakitnya. Dia langsung bagi-bagi makanan sebagai ungkapan permintaan maaf pada semua orang yang musti kerepotan gara-gara dia sakit. Nanami mau langsung pulang tapi Mikami mencegahnya.


Asuka dan Ibu bekerja sama membuat kare saat bel pintu berbunyi. Asuka langsung lari ke pintu depan dengan senyum bahagia menyambut Nanami tapi malah shock mendapati Kamiya yang datang.

Dia datang atas undangan Ayah yang memang hobi mengundang orang ke rumah. Mereka bertemu karena kebetulan Kamiya masuk ke taksi-nya Ayah. Ibu juga shock melihat kedatangan Kamiya, baru ingat kalau dia lupa memberitahu Ayah kalau Nanami akan bertandang ke rumah hari ini.


Tepat saat itu juga, bel pintu berbunyi lagi dan kali ini yang datang beneran Nanami. Asuka langsung panik memberitahu Nanami kalau barusan terjadi hal tak terduga, ada Kamiya. Tapi bukan dia yang mengajaknya dan Kamiya juga tidak datang sendiri kemari. Sulit menjelaskannya sekarang, pokoknya lebih baik Nanami pulang saja sekarang.

Dia berusaha menyeret Nanami pergi, tapi Nanami menolak, dia tidak keberatan dan langsung masuk. Ibu juga gugup tak enak hati menyambut Nanami. Kedua pria itu saling menyapa ramah di depan para tuan rumah.


Mereka akhirnya berkumpul menikmati kari buatan Ibu, Nanami dan Kamiya sama-sama memuji kelezatan kari itu. Kamiya meminta maaf atas wawancaranya yang waktu itu dan mengklaim kalau itu cuma candaan. Asuka dan Nanami terdiam canggung.


Kamiya cepat mengakrabkan diri dengan keluarga Asuka termasuk Kanade, bahkan menawarkan diri untuk memperkenalkan Kanade pada seorang kenalannya yang bermain di liga basket. Kanade tentu saja tertarik. Kamiya pun langsung minta tukeran nomor telepon dengan Kanade.

 

Ibu menawari Nanami tambah kare. Karena Nanami mau, Asukapun dengan senang hati mengambilkan kare untuknya. Tapi saat Kanade minta tambah juga, Asuka nyuruh dia ambil sendiri. Saat keduanya di dapur, Kanade membahas kedatangan kedua pria itu. Asuka males menanggapinya, bukan urusan Kanade. Kanade menduga kalau situasi ini pasti akan jadi mengerikan.


Saat Asuka kembali, Ibu bertanya-tanya pada Kamiya tentang bagaimana putrinya di kantor. Kamiya berkata kalau Asuka bekerja dengan baik. Ibu mengaku sebenarnya dia cemas karena terkadang putrinya ini sembrono, ibu cemas kalau Asuka menyulitkan rekannya.

"Asuka sangat hebat dan pekerja keras, jadi semua orang mengandalkannya, dia rekanku yang baik," puji Kamiya.

Ibu dan Ayah senang mendengarnya, sementara Asuka cuma bisa terdiam canggung. Nanami malah seperti diacuhkan.


Setelah makan malam, mereka melanjutkannya dengan minum wine. Tapi Ayah tiba-tiba ketiduran dan hampir saja terjatuh dari kursi. Kanade terpaksa harus memapah Ayah ke kamarnya, Ibu pun meninggalkan mereka untuk mengurus suaminya.


Tinggal mereka bertiga di bawah, Nanami langsung terang-terangan menkonfrontasi Kamiya. Sedang apa sebenarnya Kamiya di sini, bukankah dia sudah memperingatkan Kamiya untuk mengurus urusannya sendiri.

Kamiya dengan geli mengklaim kalau ini takdir. Kebetulan tadi dia naik ke taksinya Ayah Asuka dan Ayah mengenalinya. Asuka mengklaim kalau itu cuma kebetulan, tapi Kamiya bersikeras menyatakan kalau itu takdir.

"Aku tidak mempertimbangkan orang lain," ujar Asuka.

"Kau yakin? Kau mungkin tidak akan bisa menikah"

"Kau tidak tahu soal itu"

"Kau yakin?"


Nanami menyela, menilai kalau itu lebih baik daripada memilih pasangan berdasarkan syarat. Tapi Kamiya mengklaim kalau diantara syarat-nya, dia tidak akan mengabaikan perasaan wanita. Seharusnya Nanami sadar kalau secara tak sadar dia sudah membuat Asuka menderita. Nanami terdiam tak bisa menjawabnya.

"Biarpun begitu, aku tetap ingin bersamanya, maaf." tegas Asuka.

Speechless, Kamiya akhirnya pamit. Tak ada seorangpun dari mereka yang menyadari Kanade menguping sedari tadi. Asuka meminta maaf pada Nanami. Tidak, Nanami lah yang harus minta maaf. Sama-sama canggung gara-gara hal ini, Nanami pun memutuskan pamit pulang.


Asuka keluar mengantarkannya. Nanami menitip pesan untuk Ibu Asuka kalau kare buatannya enak.  Asuka memiliki keluarga yang menyenangkan, Nanami jadi mengerti kenapa Asuka begitu ingin berkeluarga. Mendengar itu, Asuka jadi penasaran dengan keluarganya Nanami.

Nanami mengaku kalau ayahnya sebenarnya ayah tiri. Dia bahkan tidak tahu seperti apa wajah ayah kandungnya. Ibunya menikah lagi demi membesarkannya. Tapi bagi Nanami, keluarga itu sangat menyiksa. Nanami tidak pernah melihat Ibunya tampak bahagia. Itulah yang membuatnya tidak percaya pada pernikahan. mungkin memang ada keluarga yang rukun seperti keluarganya Asuka, tapi sepertinya dia tidak bisa melakukannya.


"Jadi, jika kau benar-benar ingin menikah dan jika kelak kau menemukan pasangan yang cocok, jangan cemas. Campakkan saja aku."

Walaupun sedih mendengar ucapan Nanami itu, tapi Asuka mengalah. Baiklah jika itu yang Nanami inginkan. Jika itu bisa membuat Nanami tidak merasa tertekan, mereka jalani saja hubungan mereka seperti itu.

Tapi Nanami harus ingat satu hal, orang yang ingin Asuka nikahi hanyalah Nanami. Dan karena itulah dia akan terus berkata kalau dia ingin menikah dengan Nanami, jadi Nanami harua terus menolaknya. Tapi mungkin karena tak ingin menekan Nanami, Asuka mengklaim kalau dia cuma bercanda, dia cuma akan mengatakannya sesekali.


Tersenyum mendengar perkataan Asuka, Nanami langsung menarik Asuka kedalam pelukannya dan berkata, "Asuka, ayo kita hidup bersama. Entah apa yang akan terjadi di masa mendatang, tapi saat ini aku sangat ingin bersamamu."

"Sangat?"

"Iya. Sangat."

"Akan kupikirkan."


Keesokan harinya di kantor, Asuka menemui Pak Suzumoto dan mantap memutuskan kalau dia akan ikut dalam proyek kerja sama dengan perusahaannya Kamiya ini.


Di bar-nya Kana, Momoko mesam-mesem melihat-lihat fotonya bersama Kanade. Asuka heran melihat temannya yang satu ini, sebelumnya dia menyukai Mikami, sekarang malah menyukai adiknya yang masih dibawah umur. Itu karena Mikami kan pria yang sudah menikah jadi Momoko harus meng-update kandidat-nya.


Mengalihkan topik, Rio menanyakan keputusan Asuka dalam proyek itu. Asuka mengaku kalau dia memutuskan untuk menerimanya. Rio senang mendengarnya, menurutnya memang Asuka harus menerima proyek itu. Momoko malah menggoda Asuka, mengingatkanya kalau proyek itu bisa membuatnya kehilangan kesempatan untuk menikah.

Tapi apa Asuka sudab memberitahu Nanami? tanya Rio. Asuka mengaku akan memberitahukannya pada Nanami malam ini.


Malam harinya, Asuka menelepon Nanami. Tapi saat teleponnya terangkat, Asuka malah mendengar suaranya Yuko. Nanami masih syuting sehingga ponselnya ditinggalkan di rak. Dengan sengaja Yuko memberitahu Asuka kalau Nanami orang yang sangat lembut, jadi dia sangat bergantung pada Nanami. Dia lalu mengajak Asuka untuk ketemuan kapan-kapan. Asuka bingung harus bagaimana dan asal saja mengiyakannya.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments