Yi Yi senang banget bisa bertemu pria itu lagi, berpikir bahwa doanya barusan, langsung dikabulkan oleh Dewa. Saking terpesonanya, Yi Yi langsung berupaya untuk mencari tahu nomor kontak pria itu.
Tapi karena dia tidak mau menanyakannya secara langsung karena takut dianggap nyebelin seperti ucapan mantan pacarnya, jadi Yi Yi bersiasat dengan cara pura-pura ponselnya kehabisan baterei dan meminjam ponsel pria itu untuk mengirim pesan ke Yi Yi, mengabarkan bahwa dia akan segera menyusul ke Dongshan. Dengan begini, dia akan mengetahui nomor pria itu melalui ponselnya Zeng Li.
Zeng Li mengantarkan Jing Chu ke lobi. Dari ucapan para rekannya Zeng Li tadi, Jing Chu bisa menyimpulkan bahwa Zeng Li adalah bunga perpustakaan karena dia belum menikah dan sepertinya belum pernah pacaran itu.
Jing Chu jadi tidak enak, karena kehadirannya malah membuat Zeng Li jadi digodain para rekannya, Zeng Li pasti tidak nyaman. Karena itulah, Jing Chu setulus hati meminta maaf padanya.
Zeng Li menyangkal, justru dialah yang seharusnya meminta maaf pada Jing Chu atas ucapan para rekannya. Tapi dia meyakinkan bahwa mereka tidak ada maksud aneh-aneh, mereka hanya ingin membantunya mendapatkan pacar, makanya mereka asal menjodoh-jodohkannya. Tapi jangan khawatir, dalam beberapa hari mendatang, mereka pasti akan lupa kok.
Tepat saat itu juga, bibinya Jing Chu datang dan langsung melotot antusias melihat keponakannya yang masih jomblo, hari ini malah jalan bersama seorang wanita muda nan cantik.
Bibi jadi makin suka sama Zeng Li saat Zeng Li pintar bermulut manis dan memujinya lebih muda dari umurnya yang sebenarnya. Jing Chu yang tidak enak sama Zeng Li, buru-buru pamit lalu menyeret Bibi pergi dari sana.
Tak lama kemudian, Zeng Li di-chat sama Duo Duo yang meminta bantuannya untuk melepaskan gembok cinta yang pernah dia pasang bersama pacarnya, kebetulan dia memasnagnya dia daerah itu. Dia memberitahu bahwa gemboknya berwarna biru, passcode gemboknya 1-2-3-4.
Zeng Li baru teringat kembali tentang perlakuan Jing Chu pada Duo Duo yang dia saksikan di depan rumah sakit waktu itu. Dia jadi bingung dan heran, seperti apa sebenarnya kepribadian Ai Jing Chu itu.
Zeng Li akhirnya bersusah payah naik gunung ke tempat Menara harapan tempat para pasangan menggantung gembok cinta. Tapi gemboknya banyak banget, yang berwarna biru juga tidak cuma satu. Astaga, ini sih seperti mencari jarum di antara tumpukan jerami. Hadeh! Duo Duo dan Ai Jing Chu yang putus, kenapa harus dia yang disusahin sih?
Kebetulan Ai Jing Chu juga sedang jalan-jalan di sekitar sana. Tiba-tiba Yu Cheng meneleponnya untuk curhat tentang gadis yang disukainya dan tanya apakah caranya ini salah. Jing Chu menyangkal, dia justru kagum dengan kejujuran Yu Cheng, dia juga sopan, ramah dan Jing Chu sangat menghargai tindakan inisiatifnya Yu Cheng. Dan pujiannya ini benar-benar tulus loh.
Pujian dan semangat dari Jing Chu itu kontan membuat Yu Cheng jadi semakin percaya diri untuk mengejar Wu Ying. Siang itu juga, dia datang lagi ke rumah sakit, sesuai janjinya untuk membawakan makan siang sehat nan bergizi untuk Wu Ying.
Dia bahkan membawakan permen pelega tenggorokan untuk Wu Ying, dan mengingatkan Wu Ying untuk minum air hangat saja. Dia nyerocos panjang lebar lalu cepat-cepat pamit sebelum Wu Ying sempat memprotes apa pun.
Di tengah kekesalannya karena capek harus mencari di antara ribuan gembok itu, Zeng Li berpikir alangkah bagusnya seandainya Jing Chu ada di sini biar dia bisa cepat menemukan gembok itu.
"Zeng Li," panggil Jing Chu tiba-tiba.
Wah! Baru juga dipikirin, Jing Chu benar-benar muncul. Baguslah! Zeng Li langsung menyuruhnya untuk ngasih tahu di sebelah mana dia memasang gembok cinta itu. Jing Chu yang mendadak ditanya seperti itu, jelas bingung apa maksudnya? Gembok cinta apa?
"Gembok cinta warna biru itu, yang kau gantung bersama Duo Duo."
"Duo Duo?"
"Lupa? Oh, jangan-jangan kau tidak hanya menggantung satu gembok di sini?"
Ah! Jing Chu akhirnya paham maksudnya. Sekarang dia mengerti kenapa waktu itu Zeng Li mengatakan hal-hal aneh tentangnya. Tapi alih-alih membela diri atau menjelaskan kesalahpahaman Zeng Li, Jing Chu santai saja membantu Zeng Li mencari gembok itu... hingga akhirnya mereka menemukannya juga.
Namun yang tidak Zeng Li sangka, nama yang tertulis di gembok cinta itu, bukan nama Ai Jing Chu, melainkan Xu Heng Heng. Jadi Jing Chu bukan mantannya Duo Duo? Maaf! Saking nggak enaknya, Zeng Li mendadak nyerocos heboh meminta maaf berulang kali sampai Jing Chu harus meyakinkan bahwa dia sudah memaafkan Zeng Li.
Eh tapi, bukankah Jing Chu masih sakit, ngapain dia malah naik gunung dan bukannya berisitirahat di hotel? Jing Chu mengaku bahwa dia sebenarnya mau melihat pemandangan matahari terbenam, karena dia dengar matahari terbenam dilihat dari sini, sangat indah.
Mendengar itu, Zeng Li langsung menyeret Jing Chu ke jalan pintas biar dia bisa lebih cepat sampai ke atas gunung dan melihat matahari terbenam tepat waktu.
Tapi Zeng Li mendadak menyerah di tengah jalan, capek banget soalnya. Dia menyuruh Jing Chu untuk melanjutkan perjalanan sendirian saja, tapi Jing Chu tiba-tiba berinisiatif untuk menggandeng tangannya biar mereka bisa sampai puncak gunung bersama.
Mereka akhirnya tiba di puncak gunung tepat saat matahari mulai terbenam indah di ufuk barat, indah sekali. Mereka juga bisa melihat pemandangan seluruh kota dari sana.
Namun yang paling menarik perhatian mereka adalah satu sama lain. Melihat sisi wajah Jing Chu, Zeng Li sekarang sadar bahwa gosip tentangnya dulu benar, gosip yang mengatakan bahwa sisi wajah Jing Chu itu sangat tampan. Wah! Jing Chu tidak terima. Kenapa cuma bagian sisi saja? Seluruh wajahnya tampan loh.
Tapi kemudian dia mengalihkan perhatiannya untuk menatap wajah Zeng Li yang kontan membuatnya terpesona hingga dia berkomentar bahwa Zeng Li sebenarnya tidak perlu pasang behel karena sebenarnya dia sudah cantik. (Tapi kalau dia nggak pasang behel, kalian nggak bakal ketemu dong). Zeng Li jadi canggung dan tersipu mendengar pujiannya.
"Zheng Li, karena kesalahpahaman sudah selesai, apa kau sudah tidak membenciku sekarang?"
"Dosan Ai, kau makin tampak seperti orang baik."
"Aku memang orang baik."
Tak lama kemudian, Zeng Li akhirnya kembali ke hotel. Namun baru juga berbaring sedetik, tiba-tiba muncul seseorang pakai masker hitam yang kontan membuatnya menjerit ketakutan, mengira dia orang jahat, tapi ternyata dia cuma Yi Yi.
Dia sudah dengar dari orang-orang tentang Zeng Li dan Jing Chu yang katanya semalam tidur seranjang, ada juga saksi mata yang melihat Zeng Li dan Jing Chu memasang gembok cinta di atas gunung.
Zeng Li sontak panik menyangkal semuanya, dan yang terakhir itu, dia dan Jing Chu cuma membantu Duo Duo melepaskan gembok cintanya. Dan asal Yi Yi tahu saja, mantannya Duo Duo tuh bukan Jing Chu melainkan Xu Heng Heng, rekan kerjanya Jing Chu.
Yi Yi awalnya tak percaya, tapi Zeng Li langsung melemparkan bukti-bukti berupa gembok cinta itu dan juga pesan dari Duo Duo yang terang-terangan menyatakan bahwa nama mantannya memang Xu Heng Heng. Mereka selama ini salah paham sama Jing Chu.
Mendengar itu, Yi Yi malah tambah semangat menjodohkan Zeng Li dengan Jing Chu. Lagian Jing Chu juga sudah mengakuinya. Hah? Mengakui apa?
Yi Yi memberitahu bahwa tadi rekan-rekannya Zeng Li bilang ke Jing Chu bahwa mereka akan menjaga dan mengawasi Zeng Li untuk Jing Chu dan tidak akan membiarkan Zeng Li dekat dengan pria mana pun. Apa Zeng Li tahu bagaimana reaksi Jing Chu? Bukannya menyangkal atau menjelaskan, Jing Chu malah bilang 'terima kasih'. Itu kan sama saja dia mengakui hubungan mereka.
Canggung, Zeng Li bersikeras menolak mempercayainya, lagian Jing Chu ngomong begitu pasti cuma karena Jing Chu malas menjelaskan, Jing Chu itu kan orangnya pendiam, orang pendiam biasanya kayak begitu.
Di tempat lain, Jing Chu sedang bermain dengan sepupu balitanya, sementara bibinya dengan antusias memberitahu Kakek tentang si gadis cantik yang bersama Jing Chu tadi. Mereka sekeluarga setuju banget kalau Jing Chu jadian atau bahkan sampai menikah sama Zeng Li. Dari segi usia dan pekerjaan, cocok banget sama Jing Chu, dia juga cantik.
Bibi bahkan langsung membahas masalah calon anak mereka dan akan jadi mirip siapa anak Jing Chu dan Zeng Li nantinya. Jing Chu lama-lama semakin canggung dengan situasi ini dan buru-buru menghindar dengan alasan mau menyikat gigi sepupunya. Tapi berhubung dia tidak menolak dan cuma menghindar, Kakek langsung mengerti kalau Jing Chu sebenarnya suka sama gadis itu hanya masih malu.
Hari itu, Jing Chu datang lagi ke perpus, jelas berniat mencari Zeng Li walaupun dia tidak mau mengakuinya. Tapi kemudian dia malah diberitahu oleh Wan Xia bahwa Zeng Li baru saja pergi untuk melakukan kencan buta yang diatur ibunya.
Jing Chu seketika kecewa mendengarnya dan berniat mau pergi saja, tapi Wan Xia tiba-tiba dengan senang hati membantunya dengan memberitahunya tentang lokasi dan waktu kencan butanya Zeng Li.
Maka kemudian saat dia tak sengaja bertemu Yu Cheng, Jing Chu dengan sengaja mengajaknya makan ke restoran tempat kencan butanya Zeng Li.
Di restoran, Zeng Li dan pria kencan butanya itu duduk dan makan berjauhan di meja yang sangaaaaaaaat panjang dan cowoknya nggak banget deh. Setelah bertele-tele membahas masalah takdir, dia langsung menuntut Zeng Li untuk mengutarakan pendapat Zeng Li tentangnya.
Zeng Li sebenarnya mau bilang kalau tuh cowok bawel banget. Tapi berhubung tak enak hati bicara seperti itu, terpaksa Zeng Li memilih kata-katanya dengan hati-hati biar terkesan seperti memuji.
Dan setelah Zeng Li memujinya, tuh cowok setengah bercanda berkata bahwa mereka bisa mendaftarkan pernikahan mereka besok. Jelas saja Zeng Li kaget dan langsung menegaskan bahwa dia hanya bisa jadi teman, tidak lebih.
Tapi pria itu keras kepala meyakini bahwa perasaan bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Duh, Zeng Li jadi makin ilfeel sama dia. Kalau saja bukan karena ayah pria itu adalah atasan ayah tirinya, nggak bakalan dia mau melakukan kencan buta. Dia bahkan terpaksa setuju saat pria itu mengajaknya nonton Jurrasic Park III seusai makan nanti.
Begitu masuk restoran, Jing Chu langsung celingukan gelisah mencari Zeng Li, tapi tidak melihat Zeng Li di semua meja terdekat. Tiba-tiba Yu Cheng mengajaknya nonton Jurrasic Park III seusai makan nanti, tapi Jing Chu langsung menolak lalu menyebutkan jadwal hariannya yang biasanya harus dia lakukan tepat waktu, jadi dia tidak ada waktu nonton.
Usai menyebutkan pesanannya ke pelayan, Jing Chu lalu permisi sebentar mau ke toilet, dan saat tiba di depan toilet, di situlah akhirnya dia menemukan Zeng Li, namun dia tak sengaja dia menguping percakapan telepon Zeng Li dengan ibunya. Zeng Li tak suka dengan pria kencan butanya itu dan berusaha protes ke Ibu, tapi Ibu tak mau tahu dan terus memaksa Zeng Li untuk kencan sama pria itu.
Ibu bahkan memaksanya untuk nonton sama pria itu tak peduli biarpun Zeng Li berusaha protes. Jing Chu sontak tersenyum senang mendengar Zeng Li tidak menyukai kencan butanya.
Saat itulah Zeng Li akhirnya menyadari kehadiran Jing Chu dan langsung mematikan teleponnya. Mereka lalu berjalan menghampiri satu sama lain dengan senyum di wajah mereka.
"Perasaan menurut orang dewasa itu seperti, siapa yang berinisiatif, maka dialah yang kalah. Memulai perasaan, sama seperti memulai permainan, sebuah kompetisi. Sudah tertangkap basah, namun dengan tegas berkata pada diri sendiri, 'dia tidak begitu menyukaimu, aku juga bisa pergi kapan saja'. Tapi bukankah inti dari menjalin hubungan itu adalah kejujuran? Tidak ada menang atau kalah. Juga tidak peduli siapa yang berinisiatif atau siapa yang pasif. Di dunia orang dewasa, kejujuran adalah hal yang paling berharga, juga merupakan hal yang paling layak dihargai, bukankah begitu?"
Di tempat lain, kita melihat Yi Yi akhirnya tidak bisa menahan diri dan berinisiatif duluan meminta add friend pada Sheng Ming, tapi masih belum diterima. Pada saat yang bersamaan, Yu Cheng memesankan menu yang sama untuk dikirim ke Wu Ying.
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam