Sinopsis Signal Episode 1 - Part 2

Kita kembali 15 tahun silam... tanggal 3 Agustus 2000, 5 hari 5 jam setelah Kim Yoon Jung diculik dan sebelum dia ditemukan...

Beberapa saat lamanya, Hae Young kecil berdiam diri di lorong itu seraya memegangi sebuah kertas erat-erat. Sesaat kemudian, akhirnya ada seorang polisi yang memperhatikannya. Pak polisi itu langsung menghampirinya dan menanyainya macam-macam karena pak polisi mengira dia anak hilang.

Hae Young kecil gugup dan langsung melarikan diri. Saat dia menuruni tangga, tak sengaja dia menabrak seorang polisi lain yang memakai kaos 10th Asian Games Seoul 1986. Gara-gara tabrakan itu, kertas-kertas dokumen yang dipegang si polisi berhamburan. 

Hae Young kecil cepat-cepat kabur dan membuat polisi yang ditabraknya itu keheranan melihatnya. Saat bertabrakan, tak sengaja Hae Young kecil menjatuhkan kertas yang dipegangnya. Polisi itulah yang menemukan kertas itu lalu memungutnya, tapi dia tidak sempat membacanya karena dipanggil.


Polisi itu adanya detektif Lee Jae Han (Jo Jin Woong), dia adalah detektif yang menangani kasus penculikan Kim Yoon Jung. Hari itu, dia memimpin rapat membahas kasus penculikan Kim Yoon Jung. 

Dalam rapat itu, dia menjelaskan bahwa polisi mendapatkan sidik jari tersangka Seo Hyung Joon saat mereka menggerebek cafe yang disebut dalam surat si pelaku. Mereka mengambil semua sidik jari yang ada di cafe itu dan mendapatkan sidik jari Seo Hyung Joon yang sama persis dengan sidik jari yang mereka temukan dalam surat yang kirim si penculik.

Mereka tengah memburunya tapi sampai sekarang mereka masih belum bisa menemukan keberadaannya. Mereka juga tidak bisa menemukan jejaknya dalam bentuk apapun. Teleponnya tidak bisa dilacak karena selama 2 bulan ini, tersangka Seo Hyung Joon sudah tidak pernah membayar tagihan teleponnya. Dalam catatan kartu kreditnya, mereka mendapati kalau dia menunggak hutang sebesar 50,000 dollar. Tapi kartu kredit itu sekarang sudah dihentikan jadi mereka tidak bisa melacaknya.

Detektif kepala Kim Bum Joo, langsung ngamuk-ngamuk mengomeli para anak buahnya yang tidak bisa menemukan tersangka padahal mereka sudah berhasil mengidentifikasinya. Jae Han langsung menyelanya dan memberitahu Bum Joo bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan petunjuk lain. Dari data pembelian kartu kreditnya, dia mendapati bahwa tersangka Seo Hyung Joon banyak membeli barang-barang wanita.

Lalu apakah si tersangka punya pacar? tanya Bum Joo. Jae Han berkata bahwa berdasarkan informasi dari teman tersangka, bahwa tersangka sedang mengalami masa sulit dengan wanita yang dicintainya. Tapi mereka tidak tahu siapa wanita itu karena tersangka tidak pernah menyebutkan namanya.

Detektif Ahn Chi Soo tiba-tiba datang membawa kabar baru, si penculik lagi-lagi meminta uang tebusan 50,000 dollar tapi kali ini, si penculik meminta uang itu untuk diantarkan ke taman Seohyun jam 10 malam. Para polisi langsung berhamburan keluar. Saat Bum Joo hendak menyusul, Jae Han menghentikannya untuk mengatakan sesuatu yang menurutnya aneh.

Sidik jari Seo Hyung Joon yang mereka temukan di surat pemerasan dan di cafe, hanya sidik jari jempol kanannya saja. Hal ini jelas aneh, karena kalau memang dia yang menulis surat pemerasan itu, maka sudah pasti sidik jarinya yang lain akan tampak juga di surat itu. Yakin ada yang tidak beres dengan hal ini, Jae Han memberitahu Bum Joo bahwa dia akan menyelidiki pacarnya Seo Hyung Joon juga.

Tapi Bum Joo tampaknya tidak mempercayai dugaannya dan menyuruh Jae Han untuk menyelidiki sendiri saja. "Kau kan selalu suka kerja sendiri" sindir Bum Joo, tapi kemudian dia memberi saran, "hati-hati di belakangmu"

Detektif Ahn yang sedari tadi hanya diam mengawasi perbincangan mereka, berusaha menasehati Jae Han untuk berhenti saja, lagipula dia sudah berusaha mencari siapa pacar si tersangka tanpa hasil sampai sekarang.

"Kau juga sebaiknya menyerah saja... berhentilah menjilat atasanmu" balas Jae Han.

Setelah Bum Joo pergi dengan marah, Jae Han kembali menekuni dokumen catatan transaksi kartu kreditnya tersangka. Tapi sesaat kemudian, perhatiannya mulai teralih berkat kehadiran seorang polisi wanita, yang ternyata Soo Hyun yang saat itu baru saja dipindahtugaskan ke kantor polisinya Jae Han ini.

Entah apa hubungan mereka selain sunbae-hoobae, tapi mereka tampak canggung satu sama lain. Soo Hyun sepertinya ingin mengatakan sesuatu, mungkin permintaan maaf. Tapi Jae Han menyelanya dengan cepat, "kurasa aku bisa menyelesaikannya akhir pekan ini. Ayo kita bicara setelah semua ini selesai."

Jae Han lalu pergi, dan seulas senyum tipis mulai tersungging di wajah Soo Hyun.

Tahun 2015...

Kita melihat Soo Hyun sampai sekarang masih bekerja di kantor polisi itu. (Hmm... tapi kayaknya Jae Han sudah tidak ada disana... atau mungkin dia memang sudah tidak ada, maksudku meninggal?). Dia mengembalikan foto Batmannya lalu mulai menggerutu kesal sambil membanting-banting tumpukan dokumennya yang sangat banyak... sebelum akhirnya dia mulai duduk dan kembali mengerjakan tumpukan kasus-kasusnya.

Tahun 2000...

Satu jam setelah dia melarikan diri dari kantor polisi, Hae Young kecil kembali lagi setelah dia menyadari kalau kertas yang dipegangnya tadi menghilang. Tapi saat dia mendengar pintu mau terbuka, dia langsung melarikan diri. 

Jae Han lah yang keluar sambil membawa dokumen dan walkie talkie. Dia akhirnya punya kesempatan membuka kertas yang dia pungut di tangga tadi. Dalam kertas itu tertulis sebuah pesan yang berbunyi bahwa penculiknya adalah wanita bukan pria.

Dia kemudian pergi menyelidiki beberapa tempat seorang diri. Dia punya sebuah informasi di sebuah robekan kertas yaitu rumah sakit jiwa Soenil. Dia langsung pergi ke rumah sakit jiwa itu, tapi rumah sakit jiwa itu ternyata sudah tidak lagi beroperasi dan gedungnya jadi terlantar. Dia masuk ke tempat gelap gulita itu dengan bantuan senter. Di belakang gedung, dia menemukan sebuah lubang dan didalam lubang itu dia menemukan mayat yang mati gantung.

Pada saat yang bersamaan tapi di tahun yang berbeda, tahun 2015...

Hae Young keluar dan mendapati sebuah truk sampah diparkir sangat dempet ke mobilnya. Dia berusaha memindahkan truk itu tapi tentu saja tanpa hasil. Dia menghubungi si pemilik truk yang nomor hapenya tertera di kaca truknya, tapi teleponnya tidak dijawab-jawab. Hae Young jadi tambah mencak-mencak kesal. Sementara itu didalam kantor polisi, Soo Hyun masih sibuk meneruskan pekerjaannya menyelidiki kasus.

Tepat pada jam 11:23 malam, Hae Young yang masih berusaha menelepon si pemilik truk, tiba-tiba mendengar suara radio dari dalam truk sampah. 

Dan pada jam yang bersamaan di tahun 2000, walkie talkie-nya Jae Han tiba-tiba menyala dengan sendirinya. Jae Han menjawab walkie talkienya mengira dia dipanggil oleh 'Tuan Park'. Jelas dari cara bicaranya, sepertinya dia dan Tuan Park sudah cukup akrab.

Akan tetapi Hae Young di masa depan lah yang sebenarnya mendengar suaranya (Err... atau mungkin Tuan Park itu emang Park Hae Young???). Bingung, Hae Young langsung mencari asal suara radio yang didengarnya itu, yang sepertinya berasal dari salah satu kantong sampah.

Tanpa mengkonfirmasi siapa orang yang mendengar suaranya, Jae Han berkata pada walkie talkienya bahwa dia menemukan mayat di lubang di halaman belakang gedung rumah sakit Soenil. Mayat yang dia temukan di lubang itu adalah Seo Hyung Joon, tersangka penculikan dan pembunuhan Kim Yoon Jung. Melihat dari keadaan mayatnya, Jae Han menduga kalau dia dibunuh dan mayatnya dibuat seperti bunuh diri dan jempol kanannya dipotongnya.

Tercengang, Hae Young langsung mengobrak-abrik kantong sampah itu dan mendapati sebuah walkie talkie model kuno yang sedang menyala. Hae Young langsung tanya dia siapa, maksudnya apa dan rumah jiwa Soenil itu dimana.

"Bukankah anda sendiri yang memberitahu saya tentang tempat ini" jawab Jae Han bingung.

Tepat saat itu juga, Jae Han tiba-tiba merasakan kehadiran orang lain yang lewat di belakangnya. Dia langsung mengarahkan senternya ke mana-mana, tapi tidak melihat siapa-siapa. Jae Han tiba-tiba punya perasaan tidak enak lalu bertanya pada 'Tuan Park', kenapa sebenarnya Tuan Park melarangnya datang ke tempat ini?

"Apa yang sebenarnya terjadi disini?" tanya Jae Han penasaran... dan PAK! sebuah pukulan telak tiba-tiba menghantam kepalanya... dan seketika itu pula, komunikasinya dengan Hae Young di masa depan, terputus.

Hae Young jelas saja bingung dan lebih bingung lagi saat radio itu tiba-tiba mati. Mungkin mengira dirinya lagi mimpi, Hae Young menampar wajahnya sendiri keras-keras dan langsung mengumpat kesakitan. 

Setelah berhasil mengeluarkan mobilnya dari parkiran, Hae Young pun langsung pergi sambil geleng-geleng menertawai kejadian aneh barusan. Tapi di luar, dia langsung membeku penuh rasa bersalah melihat ibunya Kim Yoon Jung masih berdiri di depan kantor polisi.

Hae Young membawa walkie talkie itu ke pos polisinya, salah satu rekannya mengagumi penemuan Hae Young karena walkie talkie itu kelihatan antik. Dia lalu mencobanya siapa tahu masih bisa berfungsi... dan mendapati walkie talkie itu ternyata tidak ada batereinya. Hah? Jelas saja Hae Young kaget lah wong barusan tadi dia ngomong sama orang di walkie talkie itu.

Selama beberapa saat kemudian, Hae Young terbengong-bengong memandangi walkie talkie itu. Akhirnya dia memutuskan kalau mungkin tadi itu cuma khayalannya saja, khayalan gara-gara stres kerja. Tapi tiba-tiba, dia teringat akan omongan orang di walkie talkie itu tentang mayat yang ditemukannya di rumah sakit jiwa Seonil.

Penasaran dan demi membuktikan kalau dia masih waras, Hae Young pun langsung pergi ke rumah sakit yang gedung-gedungnya masih berdiri kokoh itu. Namun tempat itu sekarang sudah penuh dengan sarang laba-laba. 

Dia menelusuri lorong-lorong yang dulu ditelusuri Jae Han hingga dia menemukan pintu ke halaman belakang. Dia mengedarkan senternya ke sana kemari... sampai dia mendapati lubang yang sama persis dengan yang dia dengar di walkie talkie. Dia lalu menerangi bagian dalam lubang itu mencari mayat yang disebut dalam walkie talkie... tapi ternyata tidak ada apa-apa di dalam sana.

"Aaah! Apa yang kulakukan. Walkie talkie-nya bahkan tidak ada batereinya. Semua ini tidak masuk akal. Ah, sudahlah aku pergi saja" gerutunya.

Hae Young pun berjalan pergi... tepat saat senternya menemukan lubang kedua tak jauh dari lubang pertama yang ditemukannya. Dia memutuskan untuk menghampiri lubang kedua itu dan mengarahkan senternya kedalamnya dengan keyakinan tidak akan menemukan apapun juga disana. 

Tapi betapa shocknya dia saat mendapati ada tulang belulang dan tali gantungan didalam lubang itu. Didekat tulang belulang itu, Hae Young melihat ada sebuah kacamata dan botol kecil obat. Panik dan ketakutan, Hae Young langsung lari terbirit-birit dari sana.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments