Sinopsis Signal Episode 1 - Part 1

Sinopsis drama ini pernah aku upload di Kutudrama dulu. Tapi kemarin waktu aku berkunjung ke Kutudrama lagi, aku baru tahu kalau Kutudrama sudah tutup. Ah, sayang banget, sinopsis drama yang bagus-bagus jadi hilang, termasuk drama ini. Padahal drama ini adalah drama thriller favoritku sampai sekarang. Jadi aku memutuskan untuk upload ulang sinopsis drama ini di sini. Happy reading ^^

Tanggal 29 juli 2000...

Siang itu di sebuah sekolah SD, hujan turun deras. Anak-anak berkumpul di gerbang sekolah menunggu para orang tua menjemput mereka. Satu per satu, anak-anak itu akhirnya pulang. Sampai pada akhirnya, hanya tersisa seorang anak perempuan yang tidak dijemput siapapun dan tidak membawa payung sendiri.

Tak lama kemudian, seorang anak lelaki muncul belakangan. Dia membawa payung dan berhenti di gerbang saat melihat gadis kecil itu. Dia memandang payungnya dengan ragu, mungkin ingin memberikan payung itu padanya. Tapi saat gadis kecil itu berpaling dan tersenyum padanya, dia langsung menyembunyikan payungnya lalu berlari meninggalkannya sendirian.

Didepan sekolah, anak lelaki itu berhenti karena keheranan melihat seorang wanita. Dia tidak melihat wajah wanita itu karena tertutup payung, tapi dia memperhatikan pakaian bagus dan sepatu merah yang dikenakannya. Dia melihat wanita itu memandang sekolahnya. Tapi saat wanita itu berpaling padanya, anak lelaki itu langsung pergi. Dia sempat menoleh lagi dan melihat wanita itu membawa si gadis kecil.

Malam harinya, si anak lelaki itu makan ramen sambil menonton siaran berita TV. Sebuah berita langsung mengejutkannya, karena berita itu memberitakan tentang hilangnya seorang murid perempuan SD dan murid yang menghilang itu adalah Kim Yoon Jung, si gadis kecil yang menunggu hujan reda seorang diri di gerbang sekolah, gadis kecil yang tadinya dia tinggalkan seorang diri dan dijemput wanita misterius.

Keesokan harinya saat dia tiba di sekolah, dia mendapati sekolahnya ramai diserbu oleh para wartawan yang berebut mewawancarai anak-anak yang mau masuk sekolah tentang kejadian penculikan itu. Melihat semua itu sepertinya membangkitkan kenangan buruk, kenangan saat dia menjerit-jerit histeris saat dia melihat hyung-nya dijebloskan ke dalam penjara.

Selama beberapa hari kemudian, dia menonton perkembangan kasus itu lewat berita di TV. Media memberitakan bahwa dari penyelidikan sidik jari yang ditemukan dalam surat yang ditinggalkan si pelaku, polisi mendapati sidik jari itu adalah milik seorang mahasiswa kedokteran bernama Seo Hyung Joon. Jelas anak lelaki itu heran, karena dia jelas-jelas melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau orang yang membawa Kim Yoon Jung pergi adalah seorang wanita.

Anak itu lalu pergi ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya. Tapi sesampainya gerbang kantor polisi, dia ragu dan gugup. Kegugupannya terutama disebabkan oleh trauma masa lalu saat dia berusaha berteriak-teriak histeris membela hyung-nya yang tidak bersalah. 

Tapi saat ada polisi lewat, dia langsung memberanikan diri untuk memberitahu mereka kalau penculiknya bukan pria. Tapi tidak ada satupun yang mempercayai omongannya, mungkin karena dia cuma anak kecil. Dia terdiam di tempat itu sementara para polisi hilir mudik di sekitarnya, sibuk membicarakan kasus-kasus yang mereka tangani masing-masing.

Beberapa waktu kemudian (err... sejauh ini aku kurang paham dengan jeda waktunya, apa sudah lewat beberapa hari, minggu atau bulan aku nggak tahu), Kim Yoon Jung akhirnya ditemukan, dalam keadaan sudah mati (OMG!).

Ibu korban histeris menangisi kematian putrinya. Media memberitakan bahwa tersangka Seo Hyung Joon, mengambil uang tebusan sebenar 50,000 dollar dari polisi lalu menghilang tanpa jejak dan sekarang dia jadi buron. Ibu Kim Yoon Jung yang patah hati itu, berdiri didepan kantor polisi dengan membawa spanduk petisi meminta polisi untuk menemukan pembunuh putrinya.

5 tahun kemudian, anak lelaki itu tumbuh jadi remaja SMA bandel yang sering berkelahi dan membuat masalah. Tapi selama 5 tahun itu pula, dia melihat Ibunya Kim Yoon Jung masih terus berusaha menegakkan keadilan untuk putrinya tanpa kenal lelah di depan kantor polisi.

Musim terus berganti, tahun demi tahun terus berlalu. Hingga 15 tahun kemudian, tersangka penculikan dan pembunuhan itu masih belum ditemukan. Media mengumumkan bahwa kasus penculikan dan pembunuhan itu, akan secara resmi ditutup (pemutihan) pada tanggal 29 Juli 2015. Tersangka hanya akan dihukum jika dia dibawa ke pengadilan sebelum tengah malam tanggal 29 juli 2015... yang artinya tinggal 3 hari lagi.

Tanggal 27 juli 2015...

Anak lelaki itu adalah Park Hae Young (Lee Je Hoon) yang sekarang tumbuh jadi seorang polisi yang sangat pandai dan cermat dalam menyelidiki sesuatu... terutama skandal artis, dia bahkan bisa mendeduksi dengan tepat artis mana yang pacaran sama siapa dan dimana mereka akan ketemuan nantinya. 

Hari itu, dia bertemu dengan seorang reporter di sebuah cafe, di mana dia menjual informasi pada si reporter tentang dugaannya akan hubungan tentang Kang So Ra dan Im Shi Wan (emangnya mereka pacaran yah? *kok malah bahas gosip artis*).

Selama bicara, dia memperhatikan kehadiran seorang yang menarik perhatiannya. Bukan karena wanita itu cantik atau seksi, tapi karena dia melihat wanita itu tampak mengeluarkan beberapa foto sambil meliriknya terus menerus. 

Saat Hae Young mulai membicarakan hubungan artis lain (Ji Sung dan Lee Bo Young), wanita itu langsung menyela mereka dengan menunjukkan kartu identitasnya, Cha Soo Hyun (Kim Hye Soo), seorang polisi dari divisi lain.

So Hyun lalu membawa Hae Young ke kantor polisi, lebih tepatnya di divisi kejahatan berat dimana Soo Hyun dan detektif Kim menuduhnya menguntit Lee Bo Young dan mengobrak-abrik tempat sampahnya Lee Bo Young untuk mendapat informasi lalu menjual informasi itu pada media. Mereka bahkan sudah punya bukti foto-foto yang memperlihatkan Hae Young sedang mengobrak-abrik tempat sampahnya Lee Bo Yong.

"Siapa yang menerima uang? Kata siapa? Selidiki saja rekening bankku, aku tidak menerima uang sepeser pun! Ini cuma hobiku saja. Mencari informasi dan berbagi informasi itu dengan orang lain" kata Hae Young membela diri.

"Ah, kau ini benar-benar. Apa kau tidak tahu kalau atasan sekarang sedang berusaha untuk memperketat disiplin. Detektif Cha, laporkan saja dia atas tuduhan tindakan tidak patut biar dia dipecat."

Hae Young langsung ketawa geli mendengarnya. Dengan ekspresi jijik, dia mulai mengamati meja kerjanya Soo Hyun lalu menceramahi mereka tentang apa itu tindakan tidak patut bagi seorang polisi. 

Dia menunjuk ke tumpukan dokumen-dokumen berbagai kasus yang berbeda yang tertumpuk menggunung tak rapi di meja kerjanya Soo Hyun, lalu berkata bahwa jika Soo Hyun kerja dengan cara meloncat-loncat antara satu kasus dengan kasus lainnya maka bisa-bisa dia akan menjebloskan orang tak bersalah kedalam penjara.

"Yang paling lucu dari orang-orang seperti kalian yang bekerja di tempat seperti ini, di tempat yang hanya bisa kau lihat sendiri..." Hae Young merogoh ke dalam sela tumpukan dokumen dan menemukan err... foto batman yang dipigura dan di piguranya ada sebuah quote bertuliskan 'Setiap borgol membawa 2.5 liter air mata'.

"Kau menulis quote yang cukup bagus untuk mencuci otakmu sendiri dan berkata pada dirimu sendiri kalau kau adalah seorang polisi yang hebat. Tapi kau tidak merasa kalau Batman itu kebangetan? Tapi setidaknya tempat ini mirip meja kerjanya seorang detektif."

Dia lalu menunjuk ke meja kerjanya detektif Kim dan berkomentar bahwa meja itu lebih mirip meja kerjanya sales. Buktinya, buku panduan investigasi yang seharusnya dia pelajari malah dia jadikan tatakan makan. 

Buku-buku yang dia baca malah tentang golf dan mendaki. Dilihat dari tumpukan kartu-kartu nama bisnis yang dikoleksinya, Hae Young yakin sekali kalau detektif Kim pasti punya kartu nama managernya Lee Bo Young. Dugaannya terbukti benar, karena detektif Kim langsung merebut bukunya kembali dengan kesal dan canggung.

"Pasti managernya Lee Bo Young yang menyuruh kalian menyelidikiku. Kalau tidak, kenapa aku musti diinvestigasi di divisi kejahatan berat. Iya bukan? Apa kalian menyebut investigasi ini adalah tindakan yang patut? Apa polisi pernah memiliki rasa  kepatutan?"

"Orang bilang kau punya mulut untuk mengatakan hal-hal yang benar. Kau memang punya mulut, tapi kenapa kau tidak mengatakan hal yang benar?" dengus Soo Hyun, "siapa juga yang mengharapkan sikap patut dari polisi. Mereka tidak mengajarkan itu di universitas kepolisian nasional, iya kan? Karena itulah kau malah mengobrak-abrik tumpukan sampah"

Hae Young membela diri kalau dia melakukan itu hanya untuk menyelidiki sesuatu "Tapi, bisa tidak anda bicara dengan sopan sedikit?" protes Hae Young

"Kami kan orang yang tidak patut. Seperti inilah orang yang tidak patut kalau ngomong."

Kedua orang itu langsung saling melotot tajam, tapi tiba-tiba ketegangan mereka terhenti berkat sebuah telepon yang mengabarkan kalau pihak Lee Bo Young menarik kembali laporan mereka akan Hae Young. Kasus ini otomatis selesai tapi Hae Young malah tidak terima kalau kasus ini ditutup begitu saja. Dia bahkan langsung berusaha mencari bukti kalau mereka berdua ini disuap.

Soo Hyun dengan tenangnya, menanggapi gerutuan Hae Young dengan menantang Hae Young untuk saling menyelidiki siapa diantara mereka yang benar. Hae Young langsung gugup lalu cepat-cepat membuat alasan untuk menghindar dan pergi. 

Tapi saat Hae Young baru saja keluar, Soo Hyun menyusulnya untuk memberinya sebuah nasehat "Seorang polisi yang penuh dengan kepatutan dan benci pada polisi, sebaiknya kau cari pekerjaan lain saja. Kau tidak cocok jadi seorang polisi."

Hae Young berjalan pergi sambil menggerutu. Tapi saat dia membelok ke sebuah lorong, dia langsung membisu. Perlahan-lahan, dia berjalan menyusuri lorong itu dengan wajah sendu sampai akhirnya dia berhenti di tempat di depan lift. Dia menatap tempat itu dengan sedih karena di tempat itulah 15 tahun yang lalu, dia berdiam diri sementara para polisi hilir mudik mengabaikannya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments