Sinopsis Sweet Teeth Episode 2

Usai cabut gigi, Zeng Li  berniat kembali ke cafenya. Dari percakapan mereka, Ibu sebenarnya tak pernah setuju dengan pilihan pekerjaannya Zeng Li ini karena jelas pekerjaannya Zeng Li ini tidak terlalu menghasilkan banyak uang. 

 

Ujung-ujungnya Ibu jadi menyalahkan pekerjaannya Zeng Li sebagai salah satu penyebab Zeng Li belum mendapatkan jodoh sampai sekarang. Tapi Zeng Li tak peduli karena ini adalah impiannya dan pilihan hidupnya sendiri.


Di tengah kesibukannya melayani para pelanggan cafe, tiba-tiba Zeng Li mendapat telepon dari Duo Duo yang berniat bolos kelasnya Profesor Wang, makanya dia meminta Zeng Li untuk menggantikannya absen.

Dia meyakinkan Zeng Li untuk tidak khawatir karena biasanya kelasnya Profesor Wang itu kelas besar, dan Profesor Wang tidak tahu seperti apa wajahnya. Zeng Li masih ragu, tapi Duo Duo terus mendesak hingga akhirnya Zheng Li terpaksa mengalah.

Namun yang tak disangkanya, Profesor Wang hari ini mendadak tidak bisa hadir karena sakit, jadi beliau digantikan oleh Ai Jing Chu. Mampus! 

Zeng Li jelas langsung panik berusaha menyembunyikan wajahnya dibalik topi dan hoodie jaketnya saat Jing Chu mengabsen nama Duo Duo. Tapi pada akhirnya gagal juga karena Jing Chu memaksanya untuk melepas topinya.

Canggung, Zeng Li langsung berniat keluar kelas, tapi yang tak disangkanya Jing Chu malah mencegahnya. Alih-alih mengungkapkan kebohongannya, Jing Chu malah tetap pura-pura menganggapnya sebagai Duo Duo sambil menyindir cara bicaranya yang nggak jelas... apa dia habis cabut gigi? (Pfft!)

"Iya. Itu karena dokter yang mencabut gigi saya bermasalah," balas Zeng Li

Hah? Jing Chu jelas tersinggung mendengar tuduhannya. Maka dengan sengaja dia balas dendam dengan menyuruh Zeng Li balik ke tempat duduknya sehingga terpaksalah Zeng Li akhirnya harus tetap mengikuti kelas itu dan bosan setengah mati mendengarkan pelajaran yang sama sekali tidak dia mengerti itu. 

Di tengah pelajaran, dia berniat kabur lewat pintu belakang. Tapi malah gagal total gara-gara pintunya berbunyi nyaring. Canggung, Zeng Li beralasan kalau dia hanya mau ke toilet. Tapi Jing Chu lagi-lagi langsung memaksanya untuk duduk kembali, tidak mau terima alasan apa pun, bahkan memerintahkan Zeng Li untuk mencatat semua pelajaran hari ini.

Dua mahasiswa kanan-kirinya Zeng Li berbaik hati memberinya kertas dan pulpen, terpaksalah Zeng Li harus mulai mencatat materi pelajaran yang sama sekali tidak dia mengerti itu sambil merutuki kesialan hidupnya.

Setelah kelas usai, Zeng Li menyerahkan catatannya sambil mengonfrontasi Jing Chu tentang kenapa Jing Chu masih menekannya untuk melakukan semua ini padahal Jing Chu jelas-jelas tahu kalau dia bukan Duo Duo.

"Kau jelas-jelas tahu kalau kau bukan Duo Duo, kenapa kau mewakilinya absen?" balas Jing Chu.

"Kau kan juga pernah kuliah, ini cuma membantu absen. Bukankah itu sering dilakukan?"

"Setidaknya aku tidak pernah melakukan itu waktu aku masih kuliah. Kau pikir mewakilinya absen, akan bisa membantunya? Justru itu membuatnya tidak bertanggung jawab. Di bidang kedokteran, jika kau tidak belajar dengan giat, maka itu bisa memengaruhi kesehatan, bahkan nyawa pasien."

Zeng Li jadi merasa bersalah mendengarnya hingga akhirnya dia mau mengakui kesalahannya. Jing Chu ternyata menyuruhnya mencatat pelajaran untuk diserahkan pada Duo Duo untuk dipelajari. 

Tapi dia menyuruh Zeng Li untuk menyerahkannya sendiri ke Duo Duo lalu mulai mencereweti Zeng Li tentang obat-obatan apa saja yang wajib dia minum pasca pencabutan gigi, juga mengingatkannya untuk makan makanan yang lembut dan tidak banyak bicara untuk sementara waktu. Tapi Zeng Li malah jadi tambah kesal mendengar kecerewetannya.


Jing Chu benar-benar orang yang sangat teratur dalam hidupnya. Segalanya dia lakukan tepat sesuai jadwal. Selesai olahraga malam tepat jam 20:30. Lalu tepat pukul 21:00, dia mulai membaca buku-buku yang dia pinjam dari perpus kampus.

Namun dari semua buku yang dia pinjam dari perpus, dia mendapati selalu ada nama Zeng Li sebagai nama peminjam di kartu-kartunya. Wah! Sungguh dia tidak menyangka kalau Zeng Li hobi membaca segala jenis buku.

Tepat pukul 22:00, dia selesai membaca buku, lalu ganti nonton anime. Lalu tepat pukul 23:00, Jing Chu pun mengakhiri segala kegiatannya seharian ini dan tidur.

Keesokan harinya, Jing Chu mendatangi perpustakaan lagi. Rekannya Zeng Li langsung heboh memotretinya secara diam-diam. Tapi karena kameranya kurang bagus, jadi dia langsung saja merebut ponselnya Zeng Li dan menggunakannya untuk memotreti Jing Chu tanpa memedulikan protesnya Zeng Li.

Tiba-tiba si rekan dipanggil keluar untuk mengambil barang tepat saat Jing Chu mendadak mendatangi Zeng Li untuk menanyakan sebuah buku. Berniat membantu Jing Chu, Zeng Li membuka ponselnya, niatnya mau mencarikan letak buku itu melalui aplikasi pencarian, tapi malah tak sengaja menunjukkan potretnya Jing Chu yang diambil rekannya tadi. Pfft!

Zeng Li sontak gelagapan panik, berusaha menjelaskan bahwa bukan dia yang memotret. Tapi Jing Chu bahkan tak peduli dan lebih fokus menanyakan letak buku yang dicarinya itu.

Saat Jing Chu kembali ke rak untuk mengambil buku yang dicarinya, rekan kerjanya Zeng Li kembali dengan membawakan sekotak camilan. Zeng Li sontak antusias mengambili beberapa snack... tepat saat Jing Chu kembali dan langsung cerewet melarangnya memakan beberapa jenis snack, terutama yang keras dan pedas-pedas karena makanan jenis itu bisa memperparah gusinya yang masih meradang.

Si rekan jelas heran menyadari mereka berdua ternyata saling mengenal. Mengabaikan si rekan, Jing Chu tidak melarang semuanya sih, hanya beberapa saja dan mengingatkan Zeng Li untuk sikat gigi setelah makan, minum obat yang teratur dan kompres es kalau terasa sakit.

Saat dia melihat kartu  peminjaman , dia tidak melihat nama Zeng Li di sana. Berarti belum pernah dipinjam (sama Zeng Li). Zeng Li tidak mengerti apa maksudnya dan langsung men-scan bukunya. Yang tak mereka sangka, Jing Chu tiba-tiba tersenyum setelah Zeng Li menyerahkan bukunya. Si rekan jadi tambah kesengsem, tapi Zeng Li masih kesal.


Di luar, tiba-tiba seorang gadis penggemarnya Jing Chu mencegatnya sambil menyodorkan es susu boba. Jing Chu berusaha menolak karena dia memang tidak suka, tapi si gadis tetap memaksa. Terpaksalah Jing Chu menerimanya.

Tapi alih-alih meminumnya sendiri, Jing Chu malah balik ke perpus lalu menyerahkan es susu boba itu ke Zeng Li. Karena minuman itu dingin, jadi bisa digunakan mengompres gusinya, atau kalau Zeng Li mau meminumnya juga boleh.


Maksudnya boleh diminum usai esnya habis, tapi Zeng Li malah meminumnya saat itu juga... dan langsung menjerit kesakitan saat esnya menyentuh gusinya yang meradang. Pfft! Seisi perpus sontak berpaling menatapnya.

Zeng Li ternyata pernah membuat novel romance, dan hari ini di cafe, mereka mendengar seorang pelanggan wanita sedang memuji-muji novel itu. Tapi pacar si wanita langsung sinis menghina novel itu karena menurutnya kurang masuk akal. Zeng Li jadi canggung.

Sementara yang lain sibuk bekerja, Yi Yi malah sedang melamun sedih karena dia habis diputusin sama pacarnya yang belum begitu lama dipacarinya, gara-gara si cowok menganggap Yi Yi sudah berubah sekarang. 

Sebelum mereka pacaran, Yi Yi tuh cuek banget, misterius, benar-benar membuat perasaannya tergugah. Tapi sejak mereka resmi pacaran, Yi Yi mulai semakin nyebelin karena terus menerus mengganggunya dengan mengirim puluhan pesan padanya setiap hari.

Kedua temannya berusaha menghiburnya, tapi tiba-tiba seorang cowok playboy muncul dan langsung duduk di hadapan mereka sambil menelepon ceweknya dan memutuskan si cewek saat itu juga dengan alasan yang sama persis dengan alasan yang dikemukakan mantannya Yi Yi.

Si cowok playboy itu adalah Deng Hao Ran, kakak tirinya Zeng Li. Ketiga wanita itu jadi kesal sama dia, tapi Hao Ran dengan cepat meredakan emosi mereka dengan mentraktir mereka makan enak.

Sambil makan, Yi Yi bertanya-tanya kenapa mereka selalu bertemu dengan cowok yang modelannya sama, Hao Ran dan mantannya Yi Yi tuh sama banget. Wu Ying menimpali, ada Ai Jing Chu juga.

Zeng Li hampir tersedak mendengar nama itu lagi. Tapi kali ini beda alasan. Kelembutan sikap Jing Chu sejak dia cabut gigi waktu itu, membuat kesan Jing Chu mulai berubah di mata Zeng Li. Bahkan sekarang, Zeng Li tanpa sadar malah tersenyum mendengar nama Ai Jing Chu, lalu mulai membela Jing Chu di hadapan kedua temannya itu.

"Kurasa Ai Jing Chu itu bukan orang jahat. Dia cukup perhatian pada pasien dan murid-muridnya. Kurasa dia pria yang bertanggung jawab."

Tapi kedua temannya tak ada satu pun yang percaya, dan memperingatkan Zeng Li untuk berhati-hati terhadap pria semacam Jing Chu itu biar dia tidak berakhir jadi seperti Duo Duo.

Suasana mendadak jadi canggung bagi Zeng Li dan Wu Ying saat Yi Yi dan Hao Ran mulai ribut saling sindir menyindir. Hmm, mereka ribut kayak pasangan aja. Zeng Li dan Wu Ying jadi kayak orang asing yang terjebak di antara pertengkaran pasutri. Hehe. Berbeda dengan Yi Yi yang pantang menyerah dalam pacaran, Wu Ying justru tidak tertarik dan lebih fokus pada karirnya.

Zeng Li kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemasangan behelnya. Asistennya Jing Chu sedang cuti, jadi tidak ada orang yang bisa membantunya. Tapi tidak masalah, Jing Chu bisa melakukannya sendiri.

Menyadari Zeng Li tegang, Jing Chu menawari Zeng Li untuk mendengarkan lagu biar Zeng Li bisa santai. Tapi saat Zeng Li mulai request lagu, Jing Chu malah tidak memiliki semua lagu pilihannya. Hah? Zeng Li jadi heran, apa Jing Chu tidak mendengarkan NetEase Cloud Music?

Jelas tidak, Jing Chu bahkan tidak tahu itu apaan. Lagu-lagu yang dia punya hanya lagu-lagu anime. Maka untuk menenangkan Zeng Li, Jing Chu pun berinisiatif menceritakan kisah sebuah anime sembari memasang behelnya.

Kisahnya terjadi pada tahun 2046. Demi mencegah alien menghancurkan alam semesta, pasukan pertahanan luar angkasa, memilih orang dari berbagai tempat. Karakter utama wanitanya adalah Mei Jia Zi yang memulai pelatihan di seluruh alam semesta. Xiao Sheng adalah karakter utama pria yang jatuh cinta pada Mei Jia Zi. Dia sering menerima salam dari Mei Jia Zi. Tapi saat jarak semakin jauh, waktu pengiriman pesan juga semakin lama. Terkadang butuh satu atau dua tahun. Delapan tahun kemudian, Xiao Sheng yang terus mendekati Mei Jia Zi, akhirnya menjadi tentara luar angkasa. Tapi tiba-tiba dia mengetahui bahwa delapan tahun yang lalu, pasukan luar angkasa tempat Mei Jia Zi bertugas, telah dimusnahkan. Pada saat itu, teleponnya Xiao Sheng berdering. Itu adalah pesan teks dari Mei Jia Zi delapan tahun yang lalu. Mei Jia Zi berkata, 'halo Xiao Sheng yang berusia 24 tahun, aku Mei Jia Zi yang berusia 15 tahun. Sebenarnya, aku selalu menyukaimu'.

Zeng Li benar-benar terpana mendengarkan kisah itu sampai-sampai dia tidak sadar pasang behelnya sudah selesai begitu saja. Jing Chu bertanya-tanya apakah ceritanya membosankan. Zeng Li menyangkal, justru ceritanya cukup indah.


Mereka mulai bisa bergaul dengan baik sekarang. Tak lama kemudian, mereka keluar rumah sakit bersama. Lagi-lagi hujan mulai turun, tapi kali ini Jing Chu tidak bawa tidak bawa payung, Zeng Li juga tidak bawa payung. Jing Chu mencoba menawarkan tumpangan pada Zeng Li, tapi ditolak sama Zeng Li. Lagipula, bukankah Jing Chu waktu itu pernah bilang bahwa rumah mereka tidak searah?

Mengalihkan topik, Jing Chu menanyakan tentang NetEase Cloud Music itu. Maka Zeng Li pun membantu menginstalkan aplikasi itu ke HP-nya Jing Chu lalu langsung lari menembus hujan.

Dalam perjalanan bus, Zeng Li tiba-tiba mendapat pesan panjang kali lebar dari Jing Chu yang memberinya berbagai instruksi tentang cara merawat behel yang baik dan benar, dia bahkan meyakinkan Zeng Li untuk menghubunginya jika terjadi apa-apa dengan behelnya, lalu dia mengakhiri pesannya dengan memperkenalkan dirinya, "namaku Ai Jing Chu." (Aww, dokter giginya sweet sekali)

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments