Sinopsis Splash Splash Love episode 1 - part 1

 Sinopsis Splash Splash Love episode 1 - part 1


Seorang siswi SMA turun dari bis. Ia berlari menembus hujan dengan senyum bahagia sampai akhirnya dia berhenti di sebuah genangan air di sebuah taman bermain. Genangan air itu tampak cetek tapi tiba-tiba saja dia melompat kedalam genangan air itu dan anehnya dia malah tenggelam di air yang dalam.

"Dan Bi" panggil seseorang... dan seketika itu pula dia terbangun. Hmmm... apa semua itu cuma mimpi?



Dia adalah Jang Dan Bi (Kim Seul Gi), murid senior kelas 3 SMA yang saat itu tengah tidur di kelas dan yang memanggilnya tadi adalah gurunya yang langsung menyuruh Dan Bi maju ke depan untuk memecahkan soal matematika. Tapi sayangnya, Dan Bi bahkan tidak bisa memecahkan perkalian sederhana seperti 3 kali 6.


Gurunya stres dan langsung mengomelinya bahkan menepuk kepalanya dengan keras dan  mengingatkan Dan Bi bahwa dalam 2 hari ini Dan Bi akan ujian SAT (Scholastic Aptitude Test - ujian masuk universitas).


Hari itu hujan dan atap kelasnya bocor. Bukannya memperhatikan pelajaran, Dan Bi malah menghabiskan waktunya menghitung jumlah air yang menetes kedalam ember sambil menunggu jam pelajaran selesai. Begitu bel berbunyi dan gurunya keluar kelas, Dan Bi langsung meletakkan kepalanya kembali ke atas tumpukan buku dan melanjutkan acara tidur siangnya.


Kemalasannya bukan cuma di kelas tapi juga sampai rumah. Bukannya mengerjakan PR atau belajar, dia malah menghabiskan waktunya dengan mainan hape sambil nonton TV dan makan buah yang kulitnya asal dia buang ke lantai. Dia suka nonton acara music show King of Mask Singer dan dia bisa menebak siapa si penyanyi misterius dengan tepat.

Sama seperti gurunya, ibunya Dan Bi juga sama kesalnya menghadapi anaknya yang sangat malas itu "Kalau saja kau bisa memecahkan soal matematika dengan kemampuanmu itu, Universitas Seoul pasti sudah menerimamu sekarang" omel ibunya Dan Bi sambil mengganti acara TV-nya ke drama sageuk. 


Dan Bi langsung protes kenapa ibunya selalu menonton drama sageuk? Ibunya Dan Bi tidak peduli dan terus saja mengomel panjang lebar. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa Dan Bi mirip dengannya tapi tidak mewarisi kepintarannya. Kenapa Dan Bi bahkan tidak mau berusaha? Kalau dia tidak ada lalu bagaimana Dan Bi akan hidup nanti?

"Aku akan hidup dan makan dengan baik, jangan khawatir"

"Kau akan hidup dengan hanya menonton TV dan hapemu"

"Ah, ibu juga kan selalu menonton drama sageuk!"

"Apa yang sebenarnya kau sukai? Kalau tidak ada yang kau sukai setidaknya kau harus menemukan sesuatu yang kau kuasai!"

"Kalau aku terlahir di jaman itu (Joseon), aku mungkin tidak perlu mengerjakan matematika" gerutu Dan Bi.


Kesal dan capek berdebat dengan ibunya, Dan Bi langsung keluar rumah... dan melampiaskan semua stresnya dengan teriak-teriak geje di karaokean bareng temannya.


Dan Bi bingung harus bagaimana, rasanya dia mau gila. Waktunya tidak cukup dan walaupun ada waktu lebih tetap saja tidak akan bisa mengubah apapun "Aku berharap aku bisa menghilang"

Dan Bi meminta temannya, Sou, untuk masuk universitas SKY yang merupakan universitas ternama di Korea agar Sou bisa mewujudkan impian mereka berdua. Sou sama stresnya dengan Dan Bi karena dia sebenarnya ingin masuk sekolah seni, tapi dia harus menuruti keinginan orang tuanya. 
 
Karena jika tidak maka mereka tidak akan tinggal diam, dia bahkan tidak akan dibiarkan makan ramen seperti ini "Hei, jika kau tidak beruntung di hari ujian SAT, maka kau akan hancur"

Dan Bi heran kenapa hidup seseorang ditentukan oleh satu hari itu saja (hari ujian)? jika dia masuk sembarang universitas, apakah dia akan bisa diterima kerja? "Kenapa aku terlahir seperti ini? Tidak berguna sekali"


Dan Bi berjalan pulang seorang diri dengan langkah lesu sampai akhirnya dia duduk termenung sedih di bangku taman. Dia melihat genangan air hujan didekatnya dengan desahan berat.


Hari ujian SAT pun akhirnya tiba. Dan Bi bangun tanpa semangat dan mendengar suara pembawa berita yang memberitahukan ramalan cuaca hari ini yang diprediksi akan hujan lebat. Saat dia bergegas keluar, ibunya mengejarnya dengan membawa sarapan dan payung tapi dia malah menemukan banyak snack di dalam tasnya Dan Bi. Ibunya menyemangatinya tapi juga memperingatkannya kalau dalam tes kali ini Dan Bi gagal maka dia tidak akan punya harapan.


Dan Bi belajar sepanjang perjalanan naik bis sementara di luar hujan turun dengan sangat lebat. Saat Dan Bi sedang menggelung rambutnya, tiba-tiba bis berhenti mendadak. 
 
Dan gara-gara hal itu, buku-bukunya Dan Bi terjatuh. Dan Bi buru-buru mengambil semua bukunya lalu cepat-cepat turun bis. Tapi saking buru-burunya, dia malah melupakan payungnya yang ketinggalan di bis.


Terpaksalah, Dan Bi akhirnya berjalan menembus hujan sampai ke sekolah dengan langkah lesu. Sesampainya di depan sekolah, dia melihat beberapa siswa yang menyemangati para peserta ujian dengan spanduk-spanduk dan teriakan-teriakan penyemangat. Tapi Dan Bi sama sekali tidak bersemangat apalagi saat dia teringat peringatan Sou dan ibunya.

Semua ingatan itu membuat semangat Dan Bi makin hancur dan akhirnya dia memutuskan untuk berbalik dan berjalan menjauh dari sekolah padahal semua temannya sudah mulai berdatangan dan sibuk belajar di kelas.


Sou mencari Dan Bi di kelasnya tapi malah mendapati mejanya Dan Bi kosong. Cemas, Sou langsung mengirim pesan ke Dan Bi dan bertanya apakah Dan Bi tidak akan datang.


Saat itu Dan Bi duduk di bangku taman dan mengabaikan pesannya Sou. Dia memandang rintik hujan yang terus mengguyurnya dengan mata berkaca-kaca. 
 
Dia lalu mengucapkan sebuah permohonan pada hujan "Tolong buat aku menghilang. Kumohon, sekali ini saja."


Tiba-tibasaja dari arah genangan air tak jauh darinya, Dan Bi mendengar suara tabuhan genderang yang nyaring. Apakah itu suara tetesan hujan? Tapi kenapa bunyinya sangat keras? Penasaran, Dan Bi mendekati genangan air itu.


Anehnya, bukannya melihat bayangan dirinya di genangan air itu, dia malah melihat sesuatu yang lain dan mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang berdoa minta hujan pada llangit.
 
"Banyak nyawa yang melayang karena kekeringan. Dan semua orang memandang ke langit, berharap hujan akan turun untuk memuaskan dahaga mereka. Kami akan mengganti kurangnya kebajikan raja dengan membakar bajunya. Mohon maafkanlah ia dengan mengambil semua kesalahannya dalam baju itu dan berikanlah kami hujan"


Dari genangan air itu, Dan Bi melihat sebuah pemandangan aneh dimana beberapa orang tampak berkumpul di sebuah pelataran, membakar baju kebesaran raja lalu membuang abunya di sebuah gentong besar berisi air. Bingung, Dan Bi mencoba memasukkan kakinya kedalam genangan air itu. Tapi anehnya, dia malah mendapati kakinya tenggelam cukup dalam padahal genangan air kan seharusnya cetek.

Sementara itu, dari dalam genangan air terdengar suara seorang raja yang pesimis "Aku sudah bilang, ini tidak akan berhasil. Mulai sekarang, tidak akan ada ritual pemanggilan hujan. Bubar semuanya."

Tapi, saat raja hendak berbalik pergi, langit tiba-tiba mendung dan angin bertiup kencang. Shaman mengguncang loncengnya makin hebat sambil berteriak.
 
"Akhirnya, setelah 3 tahun kekeringan melanda, hujan akan turun di Joseon."


Penasaran, Dan Bi akhirnya menetapkan hati menceburkan dirinya sendiri ke dalam genangan air itu dan langsung panik mendapati dirinya di air yang sangat dalam. Setetes air hujan tiba-tiba menetes di gentong besar dan seketika itu pula, Dan Bi keluar dari dalamnya.


Para pria yang mengelilingi gentong besar itu langsung heboh dan Dan Bi sendiripun bingung melihat semua pria asing itu. Melihat mereka semua pakai hanbok tradisional, Dan Bi mengira kalau mereka sedang syuting drama sageuk. Tiba-tiba Dan Bi teringat hapenya dan langsung mengecek hapenya rusak atau tidak.


Sang raja, raja Lee Do (Yoon Doo Joon) memandang Dan Bi dengan keheranan lalu bertanya "Kau manusia atau setan? Siapa kau?"

"Aku? Aku gosam (siswa SMA senior)."


Tapi kata itu malah membuat para pria itu makin heboh karena yang mereka tahu gosam itu adalah pria yang sudah dikebiri. 
 
Jelas saja raja Lee Do jadi mengira Dan Bi itu seorang pria dan langsung bertanya pada salah seorang kasim apakah orang di gentong itu juga seorang gosam? 
 
Si kasim berkata bahwa ada 2 orang gosam yang jadi gila dan dikeluarkan dari istana. Tapi terkadang mereka menerobos masuk ke istana untuk balas dendam.

Si kasim lalu menoleh ke Dan Bi. Wajah kasim itu ternyata sama persis dengan wajah gurunya Dan Bi. Dan Bi jadi mengira kalau si kasim adalah gurunya dan langsung tanya "Pak guru! pak guru, dimana ini?"


Yakin kalau Dan Bi adalah salah satu kasim yang kembali untuk balas dendam, Kasim langsung berteriak pada para pengawal. 4 pengawal langsung bergerak menghunus 4 pedang ke sekeliling lehernya Dan Bi. 
 
Dan Bi masih mengira kalau mereka lagi syuting drama dan karenanya dia santai saja menjauhkan salah satu pedang dari lehernya. Betapa terkejutnya Dan Bi saat dia malah mendapati jarinya berdarah "Darah... pedang beneran?!"


Shaman berteriak berusaha menghentikan para pengawal karena dia sangat yakin kalau Dan Bi adalah hadiah yang dikirim langit untuk Joseon, hadiah yang akan menyelamatkan mereka dari bencana kekeringan. Dan Bi kaget menyadari dia ada di jaman Joseon. Dan yang lebih membingungkannya adalah kata-kata shaman tentang dirinya.


Shaman kembali meneriakkan doa pada langit untuk menurunkan hujan tapi pedang-pedang itu malah menempel makin dekat ke lehernya. Dan Bi tiba-tiba teringat saat suatu kali dia menonton drama sageuk dan ada sebuah adegan yang sama persis dengan yang dilakukan si shaman.

Dan Bi langsung berpikir cepat lalu berteriak-teriak seolah dia dewa hujan "Hujanlah! Aku sekarang di sini, hujan pasti akan turun!"

Aktingnya sukses besar membuat si shaman mempercayainya dan langsung berlutut padanya. Semua pejabatpun langsung ikut berlutut padanya. 
 
Hanya raja yang tampak tidak percaya tapi berhubung semua orang berlutut, ia akhirnya ikutan menunduk pada Dan Bi. Tapi saat semua orang bangkit, mereka malah kaget mendapati Dan Bi sudah menghilang dari gentong. Kemana dia?


Dan Bi ternyata berusaha melarikan diri dari tempat itu. Semua pengawal langsung berlarian keliling istana mencarinya. Dan Bi bersembunyi diantara baju-baju pejabat. 
 
Tiba-tiba dia punya sebuah ide bagus... memakai baju salah satu pejabat lalu menggambar kumis dan jenggot di wajahnya dengan menggunakan spidol hitam.

Samarannya sukses membuat para pejabat mengira kalau dia adalah salah satu diantara mereka. Tapi mereka malah menggiringnya ke singgasana raja. 
 
Raja dan para pejabat berkumpul untuk rapat dan Dan Bi berusaha menyembunyikan dirinya di belakang para pejabat. Begitu masuk, raja Lee Do langsung berkata bahwa dia akan mencongkel dan memenggal kepala si gosam itu.


Raja Lee Do berkata bahwa mulai sekarang dia tidak akan mengandalkan takhayul untuk menangani segala persoalan penting Joseon. Mulai sekarang semua persoalan harus dipecahkan dengan menggunakan ilmu ilmiah dan matematika.


Salah seorang menteri protes karena menurutnya matematika itu bukan ilmu pengetahuan tapi tipu muslihat, bahkan menggunakan matematika itu bertentangan dengan sejarah mereka. Protes sang menteri langsung diikuti oleh semua pejabat yang lain.

Si menteri berkata bahwa bencana kekeringan ini terjadi karena langit marah pada raja yang sampai sekarang belum menghasilkan seorang keturunan. 
 
Dan karenanya, si menteri memohon agar raja menghabiskan malam bersama ratu pada hari yang sudah ditentukan. 
 
Si menteri dan semua pejabat yang lain langsung berlutut pada raja dan Dan Bi pun langsung ikutan berlutut tapi kemudian dia langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk diam-diam ngesot keluar.


Si menteri itu ternyata ayahnya ratu yang sangat ambisius. Dia sebenarnya bersyukur dengan terjadinya bencana kekeringan ini karena bencana kekeringan ini bisa membantunya untuk membuat raja jadi boneka yang gampang dikendalikan. 
 
Dia memperingatkan ratu bahwa ratu harus bisa melahirkan keturunan raja. Hanya dengan keturunan lah, ratu bisa mempertahankan posisinya. 
 
Si menteri berkata bahwa jika ratu tidak punya impian, maka ratu harus bisa mewujudkan impian ayahnya ini. Dan impiannya si menteri adalah dia ingin menjadi raja Joseon.


Sementara itu, raja Lee Do sedang marah-marah pada salah seorang pejabat yang gagal memecahkan soal pitagoras. 
 
Dia menegaskan pada si pejabat bahwa mereka harus terus berusaha keras agar mereka tidak dipermainkan oleh para pria tua itu (para menteri). Dia harus bisa aritmatika karena dia sangat memerlukannya aritmatika untuk melakukan sesuatu.


Hapenya Dan Bi terjatuh tapi dia kesulitan mengambilnya karena selalu banyak pengawal yang berlalu lalang. Tak lama kemudian, kesempatan mengambil hape itu akhirnya tiba. Tapi saat itu juga, tiba-tiba muncul seseorang.

Dia adalah Chaejik (Ahn Hyo Seop) pengawal pribadi raja yang langsung menyeret Dan Bi ke atas bukit dan memperlihatkan pemandangan Joseon yang kering kerontang dilanda bencana kekeringan.


Raja Lee Do memberitahu Dan Bi bahwa terakhir kali hujan turun adalah 3 tahun yang lalu. Dan Bi langsung teriak tak percaya "3 tahun?"

Gara-gara Dan Bi lancang di hadapan raja, Chaejik langsung menekuk lutut Dan Bi dengan paksa sampai dia berlutut pada raja Lee Do. 
 
Raja Lee Do langsung menghunus pedang ke lehernya Dan Bi dan berkata bahwa dia sama sekali tidak mempercayai hal-hal yang bersifat takhayul. 
 
Seaneh apapun hal yang dihadapinya, dia harus tahu logika dan prinsip dasarnya. Dan karenanya dia tidak percaya kalau Dan Bi adalah anak kiriman dari langit.


Melihat penampilan Dan Bi, raja Lee Do menduga mungkin Dan Bi adalah orang dari Ming (Cina). Raja Lee Do tiba-tiba melihat gambar yang memperlihatkan hujan rintik-rintik di sebuah hutan di hapenya Dan Bi dan langsung tanya itu apa? 
 
Dan Bi berusaha menjelaskan kalau dia hanya seorang gosam yang datang dari masa depan melalui hujan. Dan yang ada di hapenya itu bukan hujan tapi hanya sebuah aplikasi yang bisa meramal cuaca.


"Kau bisa meramal cuaca dari benda ini?" tanya raja Lee Do heran.

Raja Lee Do mencoba mengotak-atik hape itu dan tak sengaja memencet tombol kamera. Dia langsung membanting hape itu saking terkejutnya dengan flash kamera yang tiba-tiba menyala dihadapan matanya.

Dan Bi langsung mengambil hapenya dan mematikannya. Raja Le Do merebutnya kembali dan langsung bingung karena sekarang hujan yang tadinya ada di hape itu, sekarang sudah tidak ada. Dan Bi memberita kalau dia sudah mematikannya biar baterinya tidak habis.


Raja Lee Do sama sekali tidak mengerti dengan semua omongan Dan Bi dan Chaejik malah menyarankan agar mereka memotong salah satu tangannya saja. Raja Lee Do setuju dan langsung mengeluarkan pedangnya untuk memotong tangannya Dan Bi.

Panik, Dan Bi berusaha meyakinkan raja Lee Do kalau dia berasal dari masa depan dan tahu segala-segalanya. Dia berusaha mempromosikan dirinya pintar dalam sejarah tapi raja Lee Do malah cuek dan langsung mengayunkan pedangnya.


"Ah! pak guru! aku jago matematika, aritmatika!" teriak Dan Bi. Teriakannya inilah yang langsung menarik perhatian raja Lee Do.


Raja Lee Do langsung mengetes Dan Bi dengan memberinya soal pitagoras yang gagal dikerjakan si pejabat dan murid-muridnya. Raja Lee Do berkata kalau dia akan memberikan waktu 2 hari pada Dan Bi untuk memecahkan satu soal itu.

Awalnya Dan Bi bingung karena huruf-huruf yang dipakai di soal itu adalah huruf hanja (huruf tradisional Cina). Tapi dia mengenali bentuk pitagoras-nya dan langsung mengerjakan soal itu dengan pulpen. Raja Lee Do tercengang melihat Dan Bi menulis dengan benda asing, bagaimana caranya dia bisa menulis tanpa tinta.

"Oh, ini pen" jawab Dan Bi.


Raja Lee Do lebih tercengang lagi saat Dan Bi berhasil memecahkan soal pitagoras itu dengan sangat cepat dan mudah padahal para sarjana saja tidak bisa memecahkannya walaupun mereka sudah berusaha mengerjakannya 3 hari. Dan Bi berkata bahwa di masa depan, gosam pasti bisa memecahkan soal itu.

"Maksudmu, di masa depan, orang-orang rela jadi gosam (kasim) untuk belajar aritmatika?"

"Iya... kebanyakan orang akan jadi gosam (anak SMA)"

"Luar biasa."


Raja Lee Do akhirnya memutuskan kalau Dan Bi (yang dia panggil gosam) harus mengajarinya aritmatika mulai sekarang. Jika Dan Bi mengajarinya dengan benar, raja Lee Do berjanji akan membebaskan Dan Bi dari hukuman. 
 
Yang lebih mengejutkan lagi, raja Lee Do memberinya sebatang uang emas sambil berkata "Kurasa kau akan sangat berguna."

Dan Bi yang selama ini merasa dirinya sangat tidak berguna, tentu saja sangat tercengang mendengar ucapan raja Lee Do itu. Raja Lee Do berkata bahwa Dan Bi hanya boleh pergi kalau hujan sudah turun. Dan Bi setuju.


Sayangnya, Dan Bi tidak bisa langsung menikmati uang emasnya karena Chaejik memindahkannya dari istana ke sebuah penginapan dan untuk tinggal di penginapan itu Dan Bi diharuskan membayar. 
 
Penginapannya hanya sebuah kamar kecil tanpa apapun, bahkan buang airpun harus pakai pispot kecil. Parahnya lagi, tiba-tiba ada tikus terjatuh di jaketnya. Walaupun tidak suka tapi apa boleh buat, dia tidak punya tempat tinggal lain.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments