Sinopsis Reset (2022) Episode 6

Dari rapat polisi, diketahui bahwa ledakan bus terjadi karena tabrakan dengan truk tangki gas (karena Shi Qing yang sempat menunda jalannya bus selama beberapa saat). Namun karena ditemukan sisa-sisa bom di dalam bus, insiden itu pun tidak bisa dianggap kecelakaan biasa.

 

Tim darurat pun segera dibentuk untuk menyelidiki kasus ini dan mereka diperintahkan untuk merahasiakan perkembangan kasus ini dari awak media dan masyarakat sebelum tersangkanya tertangkap.

Mereka sudah mendapatkan daftar nama para korban, jadi yang harus mereka lakukan selanjutnya adalah menyelidiki latar belakang sosial para korban, mereka juga akan menyelidiki para penumpang lain yang naik-turun bus tersebut sebelum ledakan terjadi.

Di tempat lain, Cowok Masker membawa He Yun dan Shi Qing ke markas rahasianya, sebuah kamar kecil yang penuh berbagai macam pernak-pernik anime dan beberapa kucing peliharaannya.

Shi Qing bingung kenapa dia pelihara kucing padahal dia punya asma. Cowok Masker mengaku bahwa dia sangat menyukai kucing sejak kecil. Namun karena penyakitnya, orang tuanya melarangnya memelihara kucing di rumah.

Makanya setelah dia dewasa dan punya pekerjaan, dia menyewa kamar kecil ini tanpa sepengetahuan orang tuanya dan diam-diam memelihara kucing di sini. Eh sebentar... dia baru sadar ada yang aneh, dari mana mereka tahu kalau dia punya asma padahal mereka baru bertemu hari ini?

He Yun dan Shi Qing sontak saling berpandangan dengan canggung. Shi Qing membujuk He Yun untuk memberitahunya saja, siapa tahu si Cowok Masker ini benar-benar akan masuk ke dalam loop.


Bai Jing Ting mirip banget sama Nobita xD

Apa boleh buat, He Yun akhirnya setuju juga. Shi Qing langsung semangat memberitahu Cowok Masker tentang perkelahian mereka di loop-loop sebelumnya dan alasan mereka ingin mengecek tas ranselnya.

He Yun mendadak menempel ketat banget ke Shi Qing saat dia membantu Shi Qing menjelaskan lebih lanjut. (Pfft! Bai Jing Ting imut banget deh). Dia memberitahu bahwa tersangka ada di dalam bus, makanya mereka perlu mengecek tersangka satu per satu, dan Cowok Masker-lah orang pertama yang mereka periksa.

Yang tak mereka sangka, Cowok Masker langsung percaya, benar-benar percaya sama mereka. Dia hanya bingung kenapa time loop-nya terjadi di bulan ini (Bulan Mei) dan bukannya bulan Agustus? Shi Qing bingung apa hubungannya sama bulan Agustus?

He Yun si desainer game lebih mengerti maksudnya. Biasanya di cerita-cerita anime, time loop lebih banyak terjadi di bulan Agustus karena bulan Agustus adalah bulan ke-8. Jika di-horizontal-kan, angka 8 akan menjadi lambang infinity.

Cowok Masker jelas bukan hanya mempercayai mereka, namun juga berharap bisa terlibat di dalam time loop. Bahkan saking antusiasnya, dia langsung mengajak mereka bersulang air soda dan menyatakan dirinya adalah tim mereka mulai sekarang. Shi Qing dengan senang hati bersulang dengannya.

He Yuan doang yang diam menatap mereka dengan muka kesal. Err... lebih tepatnya cemburu. Dia bahkan masih sangat yakin kalau Cowok Masker belum tentu masuk loop. Tapi Cowok Masker sangat meyakini dirinya pasti akan masuk loop dan membantu mereka menyelamatkan dunia.


Untuk membantu Cowok Masker memahami situasi di dalam bus, Shi Qing menyuruh He Yun untuk menggambar para penumpang dan posisi duduk mereka di dalam bus, termasuk barang-barang bawaan mereka.

Kecuali Yi Ge dan Pria Kekar yang tidak membawa tas dan bisa dikesampingkan sebagai tersangka, yang lain cukup mencurigakan. Bapak Botak membawa sebuah karung, karungnya ada sedikit bolong dan Shi Qing sempat melihatnya, sepertinya isi karungnya semangka.

Lalu Bibi Obat, isi tasnya berisi segala macam obat-obatan. Di sebelah Bibi Obat, ada Ibu Pendiam yang membawa kresek besar merah yang entah apa isinya. Lalu di belakang Bibi Obat ada seorang bapak membawa koper yang entah apa pula isinya.

Belum sempat membahas lebih jauh, Cowok Masker tiba-tiba ditelepon ibunya yang menyuruhnya pulang untuk makan malam. Terpaksalah mereka harus menunda pembahasan mereka.

Anehnya, saat mereka semua mau pergi, kucing-kucingnya Cowok Masker mendadak ribut seolah tak ingin tuan mereka pergi, seolah mereka tahu tuan mereka akan pergi selama-lamanya besok. Menurut Shi Qing, mungkin itu artinya, Cowok Masker akan memasuki loop saat dia bangun besok.

Sebelum pergi, Cowok Masker berkata bahwa walaupun seandainya dia tidak masuk loop, dia tetap akan mempercaya mereka dan bisa membantu mereka. Mereka cukup sebutkan saja rahasianya dan namanya. Namanya adalah Lu Di, Lu - Rasul Kucing, Penakluk Asma, Yang Terpilih Oleh Cahaya - Di.

He Yun dan Shi Qing lalu mendatangi sebuah warnet. Err... tapi warnet-nya kayak semacam hotel cinta gitu. Pfft! Bahkan untuk masuk, mereka harus mendaftar pakai KTP lalu diberi kunci kamar.

Apalagi dalam perjalanan mencari kamar mereka, Shi Qing malah melihat sepasang kekasih lewat sambil bercanda mesra yang membuatnya jadi semakin canggung dengan semua ini. Padahal mereka berdua juga nggak ngapa-ngapain, mereka cuma mau membrowsing berita ledakan itu.

Sebagai anak tunggal dan menderita asma, wajar saja kalau kedua orang tua Lu Di sangat sayang dan protektif terhadap putra semata wayang mereka, terutama ibunya. Namun sebenarnya ada sisi negatifnya juga. Ibunya Lu Di bisa dibilang, terlalu protektif sehingga membuat Lu Di merasa sangat terkekang.

Saat Ibu menemukan beberapa bulu kucing di jaketnya, ia sontak ngamuk-ngamuk mengomeli Lu Di sambil memaksa untuk membersihkan bulu-bulu kucing itu. Ayahnya sebenarnya lebih lunak padanya, namun sang ibu terlalu panik dan heboh sendiri seolah anaknya bakalan mati, dan Ayah bahkan tidak berani membantah Ibu.

Lu Di lama-lama kesal sendiri hingga dia langsung nyolot, memberitahu ibunya bahwa penyakitnya sudah sejak lama teratasi, dia juga selalu mendengarkan nasehat dokter. Sejak kecil juga dia selalu mendengarkan perintah Ibu yang melarangnya melakukan ini dan itu, tapi hasilnya apa? Dia justru jadi tidak punya teman dan semua orang selalu memandangnya sebagai orang aneh. Satu-satunya yang dia inginkan hanyalah memelihara kucing.

Tapi Ibu sama sekali tidak bisa memahami keinginannya, bersikeras bahwa dia melakukan ini demi kebaikan Lu Di sendiri. Kesal, Lu Di langsung mengunci diri di kamarnya dan mengabaikan teriakan heboh ibunya.


Asmanya kambuh lagi saat itu, tapi dia cepat-cepat mengatasinya dengan inhaler lalu menulis sebuah pesan menyentuh sekaligus wasiat untuk ayah dan ibunya di buku jurnalnya.

Ayah, Ibu, hari ini aku hampir naik ke bus yang meledak itu. Aku berpikir bahwa jika Dewa Kematian meletakkan tangannya di atasku, bagaimana kalian akan mengenangku mulai sekarang? Anak tidak disiplin yang selalu memakai pakaian aneh, yang tidak punya teman, yang selalu mengeluh tentang kalian dan ketidakcocokan dalam masyarakat, seorang asma. Bandingkan dengan anak rekan kerja kalian, hatiku penuh warna dan bermakna. Aku sudah menemukan arti hidup. Aku akan melindungi dua dimensiku dan mengabdikan hatiku. Satu-satunya penyesalanku adalah tidak ada yang akan menghadiahiku medali yang bisa dipajang di ruang tamu dan bisa kalian banggakan.

Dalam wasiatnya, Lu Di meminta orang tuanya untuk pergi ke markas rahasianya jika suatu hari dia tidak bisa kembali pulang. Di sana, mereka akan mengetahui semua rahasianya. Dengan berlinang air mata, dia meyakinkan mereka untuk berpikir bahwa dia sudah memiliki kehidupan yang dia inginkan, kebahagiaan yang dia inginkan.

 

Terima kasih telah melindungiku. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menyayangi kalian. Aku sangat senang dan aku sangat berterima kasih. Aku puas dengan hidupku. Sebenarnya, keinginan terbesarku adalah aku ingin kalian melihat duniaku. Duniaku yang sangat indah.

Dia mengaku bahwa dia bertemu dua orang baru hari ini, dua orang baru yang sangat keren, mungkin dia dan kedua teman barunya ini akan bisa berjuang bersama-sama di dunia paralel lain untuk menyelamatkan para penumpang bus.

Dan mungkin di dunia paralel lain itu, dia akan bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh kedua orang tuanya, dan namanya akan diingat oleh banyak orang, Lu - Rasul Kucing, Penakluk Asma, Yang Terpilih Oleh Cahaya - Di.


Dalam flashback, kita melihat betapa bahagianya Lu Di di markas rahasianya, dunianya, tempat di mana dia bisa dengan bebas menjadi dirinya sendiri dan membeli berbagai kostum dan pernak-pernik anime.

Polisi akhirnya mendapatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan He Yun dan Shi Qing menyeret Lu Di dari bus. Pemandangan mencurigakan itu langsung membuat Kepala Polisi Du memerintahkan anak buahnya untuk mencari ketiga orang itu.

Detektif Jiang (yang hidup lagi di time loop ini), dengan cepat menemukan identitas Lu Di dan langsung menghubunginya, meminta Lu Di untuk datang ke kantor polisi sekarang juga, dan Lu Di langsung menurutinya dengan penuh semangat. Waduh! Dia tidak tahu kalau Shi Qing dan He Yun justru sedang menghindari polisi.


Ibunya langsung heboh lagi saat mengetahui putranya hampir mati dalam ledakan bus itu. Dia bahkan langsung memaksa mau ikut ke kantor polisi. Untungnya Ayah dengan cepat menengahi situasi dengan menyatakan bahwa dia sendiri yang akan mengantarkan dan menemani Lu Di, dan menyuruh Ibu di rumah saja.


Setelah kedua ayah dan anak itu pergi, Ibu membersihkan kamar Lu Di dan saat itulah dia menemukan pesan yang barusan ditulis Lu Di dan kontan membuatnya shock.

Pada saat yang bersamaan, He Yun dan Shi Qing baru menemukan berita laporan resmi kasus itu dari kepolisian. Dari situ, mereka mengetahui nama supirnya adalah Wang Xing De. Reputasinya sebagai supir bus selama 4 tahun, cukup baik. Dia bahkan pernah menemukan sebuah tas berisi uang banyak yang ketinggalan di bus, dan dia mengembalikan semuanya kepada pemiliknya.

Shi Qing setuju kalau Supir Wang memang orang baik karena dulu juga pernah membantunya. Berusaha menghibur dan menyemangatinya, He Yun meyakinkan bahwa mereka masih akan masuk ke loop berikutnya, mereka pasti akan bisa menyelamatkan Supir Wang dan para penumpang lainnya. (Dia memang kayaknya bukan orang jahat, tapi aku masih tetap curiga sama si supir)

Tapi siapa di antara penumpang yang paling mencurigakan yah? Si Bapak Botak kah? Menurut Shi Qing, dia tidak terlihat seperti orang jahat. Tapi berkaca dari pengalaman mereka yang salah menilai Lu Di, He Yun mengingatkan Shi Qing untuk tidak lagi menilai orang hanya dari penampilannya saja.

Tepat saat itu juga, Shi Qing akhirnya ditelepon polisi yang juga memintanya dan He Yun untuk datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. He Yun yakin kalau polisi sekarang pasti sudah menemukan jejak bom di bus. Jika tidak, maka polisi tidak mungkin mendesak mereka untuk datang ke kantor polisi tengah malam begini.

Dan kemungkinan polisi masih belum mencurigai mereka. Karena jika mereka dicurigai, maka polisi tidak akan menelepon, melainkan langsung mencari dan menangkap mereka. Dia menyarankan agar mereka tidak menyebut-nyebut tentang bom agar mereka tidak dicurigai.

Eh tapi tunggu dulu, He Yun baru sadar. Jika polisi menemukan mereka melalui CCTV, maka mereka pasti juga menemukan Lu Di. Masalahnya, dilihat dari keantusiasan Lu Di, He Yun yakin kalau Lu Di pasti akan menceritakan kebenarannya pada polisi. Gawat! Apalagi mereka juga tidak bisa menghubungi Lu Di karena lupa menyimpan nomor teleponnya.

Lu Di sebenarnya tahu untuk tidak menceritakan bagian tentang time loop. Kesaksiannya pun hanya menjelaskan tentang masalah yang terjadi di halte dan memuji-muji kedua orang itu tanpa menyebut-nyebut tentang time loop.

Polisi pun awalnya tidak curiga. Namun saat Kapten Zhang berkata bahwa Shi Qing dan He Yun juga akan datang, Kapten Zhang langsung bisa melihat ekspresi aneh dan canggung Lu Di yang jelas mencurigakan baginya. 

Dia langsung sadar kalau hubungan ketiga orang itu tidak sesederhana yang mereka pikir. Tapi Lu Di jelas tidak begitu mengerti situasinya karena dia tidak pernah masuk ke dalam bus. Jadi sekarang target mereka adalah He Yun dan Shi Qing.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments