Sinopsis Reset (2022) Episode 5

Polisi bergerak cepat mencari He Yun dengan melacak ponselnya. He Yun sendiri pun berpacu dengan waktu mencari apotek, berniat beli obat tidur. Tapi ternyata tidak bisa didapatkan dengan mudah karena butuh resep dokter. Akhirnya dia cuma diberi melatonin, tapi karena efeknya cukup lama, dia langsung ke toko sebelah untuk membeli sebotol miras.

Berkat informasi dari pemilik cafe dan apoteker, polisi dengan cepat menemukan He Yun, sudah teler setelah menghabiskan satu botol melatonin dan miras. Buset! 

Dalam mabuknya, dia menyapa Kapten Zhang dengan akrab dan berkata kalau dia tidak mau kembali ke ruang interogasi yang gelap dan pengap itu lalu menggerutui Kapten Zhang karena mengirim polisi masuk ke bus itu dan mempercayai omong kosongnya Shi Qing.

Mendengar itu, polisi langsung menyeretnya pergi. Tapi dalam perjalanan, He Yun tertidur. Shi Qing juga tertidur di ruang interogasi.

Namun kali ini tidak langsung masuk loop berikutnya, melainkan melihat lebih dulu mimpinya He Yun. Dia bermimpi terbangun di sebuah tempat semacam resto sushi. Namun yang muncul berputar-putar tiada henti di atas meja bukan sushi, melainkan bus-bus mini. 

Lalu tiba-tiba dia mendengar suara Shi Qing memanggilnya, dan He Yun pun bangun di bus lagi, di loop berikutnya. Mereka masih agak canggung, He Yun bertanya-tanya halaman Shi Qing masih marah padanya.

Shi Qing menyangkal, dia justru marah pada dirinya sendiri karena menyebabkan Detektif Jiang meninggal dunia di loop sebelumnya. Dia benar-benar menyesal karena tidak berpikir bahwa situasi ini terlalu beresiko bagi siapa pun, termasuk polisi.

Berusaha menghibur dan menyemangatinya, He Yun meyakinkan bahwa yang dia lakukan tidak salah karena jika mereka tidak berani mengambil resiko, maka tidak akan ada cara untuk mencegah ledakan.

He Yun juga menyesal karena meninggalkan Shi Qing sendirian di kantor polisi. Tapi lain kali jika Shi Qing melapor ke polisi, sebaiknya dia memperingatkan polisi untuk tidak bertindak gegabah agar tidak membuat si pelaku nekat bertindak.

Yang tak disangkanya, Shi Qing mengaku kalau sekarang dia tidak mau lagi menelepon polisi. Dia sekarang sadar kalau He Yun benar, mereka belum mendapatkan informasi penting apa pun. Mereka tidak boleh lagi mengorbankan polisi dengan sia-sia. 

Dia mau menyelidiki sendiri. Pertama-tama, dia harus tahu dulu isi tas masing-masing penumpang dan mencari keberadaan benda berbahaya itu. He Yun tidak perlu ikut, dia turun saja. He Yun menolak, dia mau ikut menyelidiki. Mereka kan partner, mereka harus maju-mundur bersama.

 Tepat saat itu juga, bus berhenti di halte dan naiklah si Cowok Masker. Dia sempat tersandung, untungnya tidak sampai jatuh, tapi entah kenapa dia tampak sangat protektif sama tasnya. Hmm, mencurigakan. He Yun pun langsung menargetnya.

Mereka bisik-bisik mendiskusikan rencana mereka, lalu berakting seolah mereka sepasang kekasih yang lagi marahan. Shi Qing pindah duduk di sebelah Cowok Masker dengan muka ngambek sambil mengisyaratkan He Yun untuk menyusulnya. 

Tapi He Yun ternyata malah lambat banget loading-nya dalam masalah beginian. Wkwkwk! Saat akhirnya dia menyusul ke bangku belakang, dia malah cuma diam saja menatap Shi Qing seolah minta petunjuk tentang apa yang harus dia lakukan.


Shi Qing duluan yang akhirnya harus membuka pertengkaran pura-pura mereka sembari mengisyaratkan He Yun untuk duduk dekat Cowok Masker dan mengecek tasnya. Tapi He Yun malah lambat banget untuk memahami isyaratnya sampai Shi Qing harus berulang kali mengucapnya, He Yun baru paham.

He Yun langsung berusaha merebut tasnya, Cowok Masker refleks berusaha melindunginya tasnya sekuat tenaga, jadilah mereka bertiga rebutan tas ransel itu, menarik perhatian semua penumpang. Lalu tiba-tiba saja mereka mendengar suara ringtone itu lagi. Dari mana asalnya ringtone itu? Tas ransel si Cowok Masker kah?

Bus meledak lagi dan mereka pun masuk ke loop berikutnya lagi. Karena mereka mati secara bersamaan, jadi mereka terbangun di loop berikutnya secara bersamaan juga. Berbeda jika mereka tidur, yang mana jika salah satunya tidur duluan, maka yang lain juga akan bangun lebih lambat di loop berikutnya. 

Shi Qing heran deh sama He Yun, kenapa He Yun lambat banget waktu dia ngasih isyarat. He Yun beralasan kalau dia hanya menunggu mereka sampai persimpangan, soalnya dia takut pertengkaran mereka akan membua bus jadi terlambat dan akhirnya meledak karena tabrakan dengan tangkis gas alih-alih karena bom.

Hmm... masa itu doang alasannya? Shi Qing ragu. He Yun akui, dia memang tidak pandai berkelahi. Shi Qing langsung sinis mengejeknya, He Yun tidak pintar berkelahi tapi pintar ngomong. Mereka sudah banyak menyia-nyiakan waktu sekarang, kali ini mereka harus mengecek tas itu dengan benar. 

Cowok Masker masuk tak lama kemudian, mereka jadi semakin curiga saat tuh cowok memotreti bus. He Yun yakin kalau dia melakukan itu untuk dilaporkan ke komplotannya.

He Yun mendadak punya ide. Dia langsung ngamuk-ngamuk ke si Cowok Masker, menuduh si Cowok Masker memotreti pacarnya. Cowok Masker sontak berusaha melepaskan diri. He Yun berusaha menahannya sekuat tenaga.

Gara-gara pertengkaran mereka, supir jadi memperlambat laju bus-nya. Karena He Yun masih berusaha bergulat dengan Cowok Masker, Shi Qing yang harus bertindak untuk memperlambat bus sehingga mereka bisa menghindari tabrakan dengan kurir dan tangki gas.

Cowok Masker berhasil mendorong He Yun darinya. Namun tiba-tiba saja dia terjatuh lemas. OMG! Dia menderita asma. Shi Qing refleks minta obat ke Bibi Obat, namun ternyata Bibi Obat yang dia kira punya segala macam obat, malah tidak memiliki obat asma ataupun inhaler.

Ini sebenarnya kesempatan bagi mereka untuk mengecek tas ranselnya dengan alasan mencari obat asma di tasnya. Namun entah kenapa Cowok Masker masih keukeuh melindungi tasnya. Supir bus pun terpaksa harus menghentikan bus.

Hampir semua orang mengkhawatirkan si Cowok Masker dan gotong royong menolongnya berdiri... kecuali si Ibu Pendiam yang cuek dengan segala hal. Hmm... kayaknya si Ibu Pendiam ini agak mencurigakan juga deh. Tapi kemudian Shi Qing melihat si Cowok Masker memasukkan tangannya ke tas lalu bus meledak tanpa bunyi ringtone.

Mereka pun masuk ke loop berikutnya dengan terengah-engah. Mereka semakin curiga kalau bom itu benar-benar ada di dalam tas Cowok Masker. He Yun rasa tuh cowok beneran gila dan aneh, sakit asma tapi kekuatannya lumayan besar.

"Kau saja yang lemah," ejek Shi Qing. Pfft! He Yun tersinggung.

Tapi intinya, si Cowok Masker itu memang mencurigakan dilihat dari caranya yang terlalu protektif terhadap isi tas ranselnya. Lebih anehnya lagi, kenapa dia tidak membuka tasnya dan mengambil obat padahal penyakitnya kambuh.


He Yun punya ide baru. Sebaiknya mereka mencegah tuh cowok naik bus. Maka begitu bus berhenti di halte, He Yun turun dari pintu keluar, sedangkan Shi Qing dengan sengaja mengulur waktu dengan berdiri di pintu masuk, cari-cari alasan untuk berlama-lama jadi penghalang sehingga He Yun bisa menyergapnya dari belakang.


Mereka menyeretnya menjauh dari bus, He Yun memeganginya erat-erat sehingga Shi Qing bisa membuka tas ranselnya. Namun yang tak disangkanya, isi tas ransel itu cuma seekor kucing. Dan dia sangat melindungi tasnya karena hewan peliharaan tidak boleh masuk bus. Berarti bukan dia pelakunya.


Dan sekarang kucing itu langsung melompat keluar dari melarikan diri. Cowok Masker sontak kesal pada mereka, dan jadilah mereka bertiga kerepotan mencari kucing itu sekarang. Shi Qing-lah yang berhasil menemukannya dan mengembalikannya ke dalam tas ransel si Cowok Masker sambil meminta maaf dan membuat-buat alasan tentang tindakan mereka.

Tepat saat itu juga, mereka kaget mendengar suara ledakan dari kejauhan. Mumpung si Cowok Masker masih shock melihat ledakan itu, He Yun pun buru-buru menyeret Shi Qing pergi. Cowok Masker awalnya tidak curiga apa-apa.


Namun saat dia membawa kucingnya ke vet langganannya, dia baru menonton berita ledakan bus itu. Tercengang, Cowok Masker langsung bergegas melihat TKP dan menyadari itu adalah bus yang tadinya hendak dia naiki, dan dia langsung sadar kalau dia terselamatkan berkat kedua orang asing aneh yang menyeretnya dari bus tadi siang. Baru sekarang lah dia sadar bahwa kedua orang asing itu mencurigakan.

He Yun merasa cara mereka ini tidak efisien sama sekali, 3 loop mereka habiskan hanya untuk menyelidiki satu orang tapi hasilnya nihil.

Tapi Shi Qing malah mendadak antusias, Cowok Masker kan turun dari bus hampir sama seperti He Yun waktu itu, itu artinya dia bakalan masuk ke dalam loop bersama mereka. Shi Qing senang banget punya teman satu lagi. 

Dia yakin teman baru mereka ini akan bisa diandalkan, dia tidak lemah dan dia juga penyayang dilihat dari caranya yang sangat protektif terhadap kucingnya. Dia orang yang bisa diandalkan dan dipercaya, dan pasti akan bisa membantu mereka. 

Bahkan saking semangatnya, Shi Qing mau menyeret He Yun untuk mencari si Cowok Masker lagi dan menjelaskan segalanya biar si Cowok Masker tidak kebingungan dan ketakutan saat dia masuk loop berikutnya nanti.

Tapi He Yun tampak jelas tak senang dengan keantusiasan Shi Qing terhadap si Cowok Masker. Hmm... Kayaknya dia cemburu deh. Pfft! 

Selain itu, dia tak yakin kalau Cowok Masker bakalan masuk ke loop soalnya Cowok Masker kan baru naik bus di pertengahan jalan, sementara waktu mereka selalu lebih awal satu menit di tiap loop. Kalau dia benar-benar masuk loop berikutnya, terus dia bakalan bangun di mana? Di halte? Atau dalam perjalanan ke halte?

Tapi Shi Qing bersikeras meyakini kalau Cowok Masker itu ada kemungkinan bakalan masuk loop. Kalaupun dia tidak masuk loop juga tidak masalah, yang penting mereka coba beritahu saja dia dulu. Kalau dia tidak masuk loop, maka dia pasti akan melupakan segalanya di loop berikutnya. Bukankah He Yun sendiri yang bilang bahwa mereka harus membuat persiapan yang memadai sekaligus tetap bersiap untuk kemungkinan terburuk? 

Mereka memutuskan untuk masuk ke cafe yang sebelumnya untuk numpang wifi dan membrowsing berita ledakan itu. Mereka juga memesan banyaaaak sekali makanan kayak orang kelaparan padahal nggak lapar-lapar amat, mereka hanya sadar bahwa biarpun mereka makan banyak, mereka tidak akan menjadi gemuk saat mereka masuk ke loop berikutnya nanti.

Shi Qing awalnya agak merasa bersalah karena malah enak-enakan makan besar di sini padahal sedang ada masalah besar di luar sana. Namun He Yun meyakinkannya untuk makan saja, karena hanya jika mereka kenyang, mereka akan bisa menyelamatkan dunia. 

He Yun ditelepon temannya lagi, tapi kali ini dia bahkan tidak mengangkat teleponnya. Lagipula sebenarnya sejak awal juga dia tidak mau menghadiri pertemuan teleponnya karena tidak memiliki visi-misi yang sama dengan partner bisnisnya.

Jadi lebih baik memanfaatkan waktu untuk memikirkan masalah besar yang ada di hadapan mereka ini. Pokoknya mereka harus selalu bersama dan usul agar mereka menghabiskan malam di warnet nanti.

Menurut He Yun, cara mereka mendapatkan informasi dengan cara browsing berita seperti ini, sama sekali tidak efektif. Karena itulah jika lain kali mereka dibawa ke kantor polisi, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mencari beberapa petunjuk dari polisi, misalnya daftar para penumpang dan latar belakang mereka. 

Siapa tahu ada kriminal atau orang sakit jiwa, maka orang itulah yang paling wajib dicurigai. Informasi apa pun yang bisa mereka dapatkan, akan bisa mereka gunakan untuk diberikan pada polisi di loop berikutnya.

He Yun bercerita bahwa dia sempat bermimpi aneh sebelum dia memasuki loop yang sebelumnya. Shi Qing mengaku bahwa dia juga pernah bermimpi waktu dia tertidur duluan di ruang interogasi saat mereka sama-sama diinterogasi. 

Dari kedua pengalaman ini, mereka menyimpulkan bahwa mereka harus tertidur pada saat yang bersamaan agar bisa masuk ke loop secara bersamaan. Jika salah satu dari mereka belum tertidur dan belum memasuki loop, maka yang satunya akan masuk ke mode siaga (bermimpi).

Cowok Perekam itu adalah seorang selegram tiktok bernama Yi Ge. Malam itu juga, beberapa rekan selegram-nya melakukan live stream untuk mengenang Yi Ge. Dari ucapan mereka, Yi Ge itu orang yang selalu cerewet dan suka usil. Mungkin karena sifatnya ini, banyak orang yang membencinya, padahal Yi Ge adalah orang baik, optimis dan tidak pernah membenci siapa pun.

Setelah menonton live stream para selegram itu, Shi Qing dan He Yun memutuskan mendatangi memorial Yi Ge, tapi malah bertemu dengan Cowok Masker yang langsung berusaha menginterogasi mereka terkait ledakan itu.

He Yun dan Shi Qing sontak panik ingin menghindarinya, tapi Cowok Masker malah jadi curiga dan langsung mau menelepon polisi. Shi Qing dengan cepat mencegahnya, tapi dia juga bingung bagaimana harus menjelaskannya di sini, soalnya agak rumit. Maka Cowok Masker pun langsung menyeret mereka pergi entah ke mana.

Bersambung ke episode 

Post a Comment

0 Comments