Sinopsis Someday or One Day Episode 4 - Part 2

Setelah Yu Xuan pergi, Dokter Xie tampak lebih antusias mempelajari rekam medisnya Yu Xuan. Dia lalu sebuah lemari rahasia dan mengeluarkan sebuah kotak. Dari kotak itu, dia mengeluarkan sebuah buku yang di dalamnya tertempel beberapa artikel koran lawas tentang pembunuhan seorang murid perempuan SMA.

Lalu dari sebuah kotak rahasia, dia mengeluarkan beberapa koleksi foto-fotonya Yun Ru. (Hah? Dia penguntit yah? Foto-foto itu kayaknya diambil secara diam-diam). Entah apa yang dia pikirkan, namun setelah melihat-lihat koleksi foto-fotonya Yun Ru itu, dia bergumam, "Huang Yu Xuan".

Yu Xuan akhirnya mendapat telepon dari bos cafe 32, Paman Wu, Pamannya Yun Ru. Dia pun bergegas kembali ke cafe itu dan to the point memberitahu Paman Wu tentang mimpi yang tidak masuk akal, yaitu bermimpi sebagai Yun Ru yang hidup di tahun 1998.

Dari mimpinya itu, dia mengetahui segala hal tentang hidup Yun Ru, termasuk dua teman lelakinya. Yang satu bernama Mo Jun Jie, dan yang satu bernama Li Zi Wei. Yang bernama Li Zi Wei itu wajahnya sangat mirip dengan pacarnya yang sudah meninggal dunia.

Namun yang aneh, saat dia sadar dari mimpinya kemarin, dia baru mengetahui bahwa orang yang selama ini menggunakan nomor telepon mendiang pacarnya adalah orang bernama Li Zi Wei juga. Dan dia juga mengetahui bahwa nomor telepon itu terakhir kali aktif di cafe ini.

Tapi yang tak disangkanya, Paman Wu malah sama sekali tidak merasa kalau itu tidak masuk akal, dia justru percaya. Dia tidak tahu bagaimana detilnya, namun dulu semasa Yun Ru masih hidup, Yun Ru pernah berkata padanya bahwa dia bukan Chen Yun Ru, melainkan orang lain yang bernama Huang Yu Xuan. (Hah? Kapan dia ngomongnya?)

 

Dulu Paman Wu sama sekali tidak mengerti apa maksudnya, makanya dia tidak menganggap serius ucapan Yun Ru waktu itu. Namun setelah bertemu Yu Xuan beberapa hari yang lalu dan mendengar namanya, Paman Wu akhirnya sadar bahwa masalah ini tidak sesederhana yang dia kira. Paman Wu lalu menyerahkan buku diary-nya Yun Ru padanya.

Yang tak disangkanya, di buku itu, Yu Xuan mendapati tulisan tangannya sendiri, saat dia menulis tentang pengakuan cintanya Jun Jie,  dan kehidupan yang dijalaninya selama dia menjadi Yun Ru. Jadi itu... benar-benar bukan mimpi kah?


Itu berarti, dia bisa kembali ke masa lalu melalui mimpi. Kalau begitu dia harus tidur. Yu Xian ingat waktu itu dia tidur sambil mendengarkan lagunya Wu Bai melalui walkman. Maka Yu Xuan pun mencoba menerapkan cara yang sama, berharap dia akan bermimpi dan kembali ke masa lalu lagi.

Tapi walkman itu mendadak mati karena kehabisan baterai. Yu Xuan cepat-cepat menggantikannya, tapi saat dia hendak menyalakannya lagi, tiba-tiba dia merasa kalau ini terlalu absurd dan akhirnya mengurungkan niatnya.

 

Tapi masalah ini benar-benar membuat dia tidak bisa fokus kerja. Melihat itu, Nona Na, atasannya, langsung mengajaknya bicara berdua dan menyarankan Yu Xuan untuk cuti saja beberapa hari saja. Nona Na mengerti perasaan Yu Xuan yang baru saja menghadiri pemakaman Quan Sheng.

Yu Xuan meyakinkan kalau dia baik-baik saja, tapi tentu saja Nona Na tak percaya. Buktinya Yu Xuan belum mulai mengerjakan apa pun sedari tadi. Sejak pacarnya meninggal dunia, Yu Xuan melewatkan kesempatan untuk bekerja di Shanghai, padahal jika dia pindah ke Shanghai, dia akan mendapat posisi yang jauh lebih tinggi daripada sekarang.

Sejak pacarnya meninggal dunia, Yu Xuan seperti kehilangan ambisi dalam pekerjaannya. Nona Na yakin kalau ini pasti karena Yu Xuan merasa bersalah dan menyesal, meyakini bahwa seandaiya dia tetap di Taiwan waktu itu, maka pacarnya pasti akan masih hidup sekarang.


Tak peduli sebesar apa pun cinta Yu Xuan pada mendiang pacarnya, namun sekarang dia benar-benar harus mengakhiri segalanya, relakan, ucapkan selamat tinggal pada mendiang pacarnya, dan move on. Biarpun itu sangat sulit, namun Yu Xuan harus melakukannya.

Jika sulit bagi Yu Xuan untuk merelakannya pergi selama dia masih tinggal di Taiwan, maka sebaiknya dia pergi saja. Kesempatan bekerja di Shanghai sudah terbuka lagi sekarang.

 

Menuruti saran Nona Na untuk merelakan kepergian Quan Sheng, malam harinya, Yu Xuan akhirnya mulai mengepak barang-barangnya Quan Sheng, dan akhirnya mengucap selamat tinggal pada Quan Sheng dengan berlinang air mata.

Saat tengah memindahkan beberapa kotak barang, tak sengaja dia menjatuhkan buku diary-nya Yun Ru. Namun saat Yu Xuan memungutnya, dia malah menemukan sebuah tulisan yang kontan membuatnya begitu tercengang.


Entah tulisan apa yang dia lihat dalam buku diary itu, namun seketika itu pula Yu Xuan langsung semangat menyalakan walkman-nya lagi sampai tertidur.

 

BRAK! Seseorang tiba-tiba menggebrak meja hingga Yu Xuan terbangun... di dalam tubuh Chen Yun Ru lagi. Dia kembali ke masa lalu lagi. Dan Paman Wu-lah yang ternyata menggebrak meja untuk membangunkannya.

Yu Xuan tercengang menyadari dia berada di dalam tubuh Yun Ru di tahun 1998 lagi, lebih tepatnya, kembali ke masa dia tertidur di toko kaset yang sebentar lagi akan didatangi dua orang polisi penyidik.

Karena sudah pernah menjalani momen ini sebenarnya, Yun Ru jadi tahu kalimat-kalimat apa saja yang hendak Paman Wu ucapkan. Seharusnya setelah ini polisi akan datang, dan benar saja, tak lama kemudian, dua orang polisi benar-benar datang dan mengucap kata-kata yang sama persis seperti yang waktu itu, bahwa mereka menemukan sebuah barang bukti yang mereka temukan di TKP, berupa...

"Alat bantu pendengaran?" potong Yun Ru. 


Kedua polisi jelas heran mendengar Yun Ru tahu bukti apa yang mereka temukan itu. Jadi apakah Yun Ru tahu kira-kira ini milik siapa? Tapi alih-alih menjawab mereka, Yun Ru malah tanya balik hari ini tanggal berapa.

"14 Oktober."

"14 Oktober 1998?"

"Ya iyalah, tahun 1998. Kau pikir ini tahun berapa?"

Seketika itu pula Yun Ru langsung melesat pergi, menyadari semua ini ternyata bukan cuma sekedar mimpi, melainkan benar-benar kejadian yang Yun Ru alami, atau lebih tepatnya, yang dia alami dalam tubuh Yun Ru.

Sembari berlari, Yun Ru teringat salah satu kenangannya bersama Quan Sheng dulu. Quan Sheng pernah bilang bahwa dia tidak suka film-film yang bertema perjalanan waktu. Yu Xuan penasaran, jika benar-benar ada mesin waktu, Quan Sheng mau pergi ke masa depan atau masa lalu?

"Tentu saja masa lalu," jawab Quan Sheng.

"Kenapa? Kau tidak ingin melihat masa depan?" tanya Yu Xuan.

"Tidak perlu memikirkan masa depan. Karena apa pun yang terjadi di masa depan, kau akan berada di sisiku."

Jika dia bisa kembali ke masa lalu, dia akan menemui dirinya sendiri yang waktu itu belum bertemu Quan Sheng (Li Zi Wei). Dia akan bilang pada dirinya di masa lalu bahwa nanti dia akan bertemu dengan seorang gadis yang akan sangat-sangat-sangat dia cintai dan tidak akan pernah dia lepaskan. Bagaimana dengan Yu Xuan, jika dia pergi ke masa lalu, apa dia juga akan melakukan hal yang sama?

Tidak. Yu Xuan tidak akan menemui dirinya sendiri, dia akan menemui Quan Sheng dan memberitahu Quan Sheng bahwa dia adalah masa depannya Quan Sheng. Hanya dia satu-satunya yang boleh Quan Sheng cintai.

Kita kemudian melihat tulisan yang Yu Xuan baca di buku dairy-nya Yun Ru ternyata berbunyi 'dia adalah Wang Quan Sheng', dan itu tulisan tangannya sendiri (yang entah kapan dia tulis). Tulisan itulah yang membuat Yu Xuan memutuskan kembali ke masa lalu tanpa pikir panjang.

Dan sekarang dia berlari kembali ke sekolah untuk menemui Li Zi Wei. Yu Xuan melihat Zi Wei berada di rooftop, Yu Xuan pun langsung lari dengan berlinang air mata kebahagiaan. Tapi tepat saat dia sudah dekat, dia malah mendengar Zi Wei dengan gaya playboy-nya mengomentari ukuran dada seorang gadis yang lagi lomba lari. Pfft!

Yu Xuan jelas kesal dan kecewa seketika. Baru menyadari kehadiran Yu Xuan, Zi Wei memperhatikan air mata Yu Xuan yang jelas saja membuatnya penasaran, apa yang terjadi sampai Yun Ru menangis?

"Kau beritahu aku dulu, apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku... sedang menikmati pemandangan," bohong Zi Wei dengan muka tanpa dosa.

Yu Xian jelas tak percaya dan jadi kesal karenanya. Padahal dia melalui begitu banyak hal untuk bisa kemari dan menemui Zi Wei, tapi di sini Zi Wei malah melihat yang tidak-tidak. Kesal, Yu Xuan langsung menendang kakinya lalu pergi sambil menggerutui kebodohannya sendiri karena meninggalkan tahun 2019 hanya untuk datang kemari.

Eh tapi... pikirannya mendadak jadi jernih sekarang dan mulai menyadari ada yang aneh. Zi Wei tidak mungkin Quan Sheng. Biarpun wajah mereka sangat amat mirip, tapi mereka beda usia sekitar 10 tahun. Di tahun 1998, seharusnya Quan Sheng masih berumur 5 - 6 tahun. Kalau dia bukan Quan Sheng, lalu mengapa dia kembali ke tahun ini?

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments