Sinopsis Reset (2022) Episode 4 - Part 2

He Yun diam saja tak menjawabnya. Tapi tidak masalah, reaksinya itu sudah cukup menjadi jawaban bagi Shi Qing, He Yun sudah pasti tidak akan naik bus ini. 

 

Shi Qing benar-benar kecewa padanya. Tapi jangan khawatir, Shi Qing meyakinkan bahwa He Yun tidak perlu ke kantor polisi. Shi Qing percaya pada polisi, mereka pasti akan bisa mencegah ledakan tepat waktu. Hmm, benarkah?

Kali ini karena laporannya datang lebih cepat, polisi pun berhasil menghadang bus dengan membarikade jalan di jembatan dengan alasan ada kecelakaan di depan. Detektif Jiang menyamar jadi polisi lalu lintas agar bisa masuk bus tanpa dicurigai.

Dia langsung mengedarkan pandangannya, meneliti para penumpang satu per satu. Yang paling menarik perhatiannya adalah si Bapak Botak yang tampak gugup berkutat dengan karung yang dibawanya. Hmm, mencurigakan, apa isi karung itu yah?

Para penumpang diminta turun tanpa membawa barang-barangnya, tapi Bapak Botak malah berniat mau menyeret karungnya. Detektif Jiang sontak panik berusaha mencegahnya, lalu BOOM! Meledak lagi. (OMG! Detektif Jiang mati!)

Shi Qing tertunduk sedih menyaksikan ledakan itu dari seberang sungai. Dia langsung menyuruh He Yun pergi saja, biar dia sendiri yang datang ke polisi dan menjelaskan segalanya. Dia janji tidak akan menyebut-nyebut nama He Yun. Lagipula kejadian aneh ini dimulai darinya, jadi dia sendiri yang akan menghadapi konsekuensinya. 

Polisi menelepon Shi Qing saat itu, dan Shi Qing tanpa ragu memberitahukan lokasinya berada sekarang ini. He Yun sontak kesal dengan sikap impulsif Shi Qing ini. Seharusnya apa-apa itu didiskusikan dulu dengannya.

Shi Qing terlalu marah untuk memedulikan protesnya dan langsung mengusir He Yun, sebentar lagi polisi akan datang, He Yun sebaiknya bersembunyi saja. Jika ini benar-benar loop terakhir, maka dia akan menanggung segala konsekuensinya sendiri.

"Bukan masalah ini loop terakhir atau tidak..."

"Baguslah kalau ini bukan loop terakhir. Jadi nanti saat kau turun di haltemu, kau jalani saja hidup normalmu."

"Kehidupan normal apa yang tersisa? Hah? Setiap kali aku membuka mata, aku selalu melihatmu yang akan segera mati. Dan sekarang kau malah menyuruhku untuk tetap menghadiri rapat bisnisku?"

"Setidaknya kau tidak akan mati karena ledakan. Itu lebih baik daripada penumpang bus yang meninggal dalam ledakan."


He Yun sungguh tidak mengerti. Para penumpang yang mati itu tidak tahu apa-apa dan tidak merasakan apa-apa, kematian bagi para penumpang itu hanya momen. Sedangkan mereka berdua? Mereka berdua harus terus menerus berjuang melawan ketakutan berulang kali. Apakah takut mati itu salah? Wajar kan manusia menjauhi bahaya? Dia memang tidak sebaik Shi Qing, tapi apakah itu berarti dia jahat?

Shi Qing tak mau dengar lagi dan langsung pergi. Tapi He Yun langsung mencegahnya dan ngotot minta nomor teleponnya. Shi Qing menyebutkannya dengan cepat lalu bergegas pergi. Err... He Yun langsung hapal nomornya? Padahal cepat banget Shi Qing menyebutkannya barusan. (Iya sih, dia kan desainer game, pasti sering berhubungan dengan angka-angka waktu mendesain game-nya)

Polisi datang tak lama kemudian untuk menjemputnya ke kantor polisi, dan He Yun cuma melihat dari persembunyiannya. Temannya menelepon tak lama kemudian, menuntutnya untuk segera datang karena calon investor mereka sudah datang. 

Tapi He Yun malah menolak datang. Dia tidak menjelaskan apa masalahnya dan cuma meminta si teman saja yang bicara pada investor. Jelas saja si teman jadi kesal dan langsung mengatainya pengecut.


Kata-kata Shi Qing tadi masih terus terngiang dalam benaknya. Akhirnya dia lebih memilih menyelidiki masalah ini daripada menghadiri pertemuan bisnisnya. Dia masuk ke sebuah cafe yang cukup sepi dan mulai membrowsing berita ledakan itu,dan mendapati bahwa Detektif Jiang meninggal dunia dalam ledakan itu.

Di kantor polisi, Kepala Polisi Du memperhatikan ada yang aneh dengan pria yang turun bersama Shi Qing, gerak-geriknya mencurigakan, maka dia langsung memerintahkan untuk menyelidiki pria itu.

Sudah dua jam Shi Qing dikurung di ruang interogasi, kali ini bukan Kapten Zhang yang menginterogasinya, makanya saat dia bercerita tentang loop, polisi tidak ada yang mempercayainya. 

Tapi di sisi lain, mereka juga merasa aneh dengan beberapa penyataan Shi Qing. Seperti misalnya, fakta bahwa dia pernah bertemu Kapten Zhang dan Detektif Jiang. 

Saat Kapten Zhang baru kembali ke kantor polisi tak lama kemudian, Kepala Polisi Du langsung penasaran apakah Kapten Zhang mengenal Shi Qing. Soalnya Shi Qing bersikeras berkata bahwa dia bertemu Kapten Zhang dan Detektif Jiang di loop-loop yang sebelumnya. 

Dia terdengar benar-benar peduli dan mengkhawatirkan Kapten Zhang dan Detektif Jiang. Tapi bagaimana bisa Shi Qing mengenal mereka padahal tim mereka bahkan baru saja dibentuk?

Tentu saja Kapten Zhang tidak ingat pernah bertemu dengannya, dan langsung merasa aneh saat dia masuk ruang interogasi dan Shi Qing langsung menyapanya dengan akrab, tampak benar-benar lega melihatnya kembali. Kapten Zhang langsung to the point menanyakan kenapa Shi Qing bisa tahu bahwa dia dan Detektif Jiang terlibat dalam kasus ini.

"Karena sebelumnya ada kalian di sini. Tapi aku tidak melihat kalian kali ini. Aku pikir terjadi sesuatu dengan kalian berdua."

"Kami... kami kehilangan salah satu petugas kami."

Shock, Shi Qing bisa menduga siapa, Detektif Jiang. Shi Qing jadi merasa bersalah, "maaf, maaf."

Para polisi dan Detektif Jiang jelas heran dan aneh mendengarnya. "Kenapa kau bicara begitu?"

"Aku yang menelepon polisi dan mengorbankan Detektif Jiang."

"Tidak salah kau menelepon polisi. Karena teleponmu, kami bisa sampai di sana dan menghentikan bus di jembatan. Li Shi Qing, memanggil polisi saat sesuatu terjadi adalah tanggung jawab warga. Setelah sesuatu terjadi, bekerja sama dengan polisi dan beritahu kami apa yang terjadi itu juga tanggung jawab penelepon. Mengerti?"

"Aku sudah mengatakannya. Tapi tak peduli apa pun yang kukatakan, kalian tidak mempercayaiku. Makanya tidak ada yang bisa kulakukan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan!" ujar Shi Qing putus asa.

Tetap tenang dan sabar menghadapinya, Kapten Zhang tanya (lagi) apa alasan Shi Qing mematikan ponselnya setelah menelepon polisi, dan dengan siapa dia bicara setelah menelepon. Dia cuma bicara sendiri, atau sebenarnya ada seseorang yang bersamanya?

Shi Qing sontak terdiam tegang mendengar pertanyaan itu, dan jelas saja reaksi diamnya itu mencurigakan. Mereka memperlihatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan wajah He Yun. Shi Qing terdiam ragu sesaat, tampak jelas tegang, sebelum kemudian dia mantap menggelengkan kepalanya. Namun Kapten Zhang bisa melihat keanehan reaksinya itu.

Tepat saat itu juga, ponselnya Shi Qing berbunyi dari 'Nomor Tidak Dikenal'. Kepala Polisi Du langsung memerintahkan agar nomor telepon itu segera dilacak keberadaannya dan pemiliknya.

Kapten Zhang menyalakan speaker saat Shi Qing menjawab teleponnya, dari He Yun yang tanya apakah Shi Qing masih di 'sana'. Shi Qing terdiam tegang sesaat, sebelum kemudian dia pura-pura marah seolah mereka adalah sepasang kekasih yang sudah putus.

He Yun langsung mengerti maksudnya, Shi Qing masih di kantor polisi. Maka dia langsung mengajak Shi Qing untuk tidur (dan kembali ke loop). "Setelah tidur, semuanya akan menjadi lebih baik."

Kapten Zhang jadi semakin curiga.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments