Sinopsis Reset (2022) Episode 4 - Part 1

Apa yang sebenarnya terjadi dengan tangan kanan Kapten Zhang?... Marilah kita melihatnya dalam flashback. Suatu hari, mereka tengah mengintai seorang penjahat. 

 

Sebagai polisi yang lebih senior dan berpengalaman dibanding Detektif Jiang, Kapten Zhang memang lebih tenang dalam menghadapi kasus apa pun. Dia bahkan bisa menyamar dan berakting dengan natural.

Sayangnya, Detektif Jiang yang mungkin karena belum begitu berpengalaman dan terlalu bersemangat ingin menangkap penjahat, dia malah terang-terangan menatap si penjahat sehingga mereka cepat ketahuan dan hampir saja gagal menangkap si penjahat. Untungnya Detektif Jiang hapal gang-gang sempit di sekitar sana sehingga dia berhasil menyudutkan si penjahat.

Namun tiba-tiba si penjahat mengeluarkan pisau dan hampir saja menusuk Detektif Jang. Namun untungnya Kapten Zhang berhasil mencegahnya, namun dalam prosesnya, justru melukai tangan kanan Kapten Zhang cukup parah. Cedera itulah yang membuat tangan kanan Kapten Zhang lemah sekarang.


Sekarang marilah kita kembali ke bus No.45...

Shi Qing masih tidur saat Pria Bermasker baru masuk bus dan duduk di bangku paling belakang. Dia terbangun karena suara operator yang memberitahu bahwa bus mulai berangkat lagi dan mengingatkan penumpang untuk duduk dan berpengangan biar aman. Kali ini dia memperhatikan jam bangunnya adalah jam 13:35, benar-benar satu menit lebih awal dari loop sebelumnya.

Yang tak disangka, kali ini dia malah mendapati He Yun masih tertidur bersandar di bahunya. Nyenyak banget tidurnya, bahkan saat Shi Qing sengaja mendadak melepaskan diri, He Yun masih tidur sehingga badannya oleng tanpa sadar.

Untung saja Shi Qing sigap melindungi kepalanya biar tidak terbentur. Pun begitu, He Yun tetap tidur nyenyak. Baru semenit kemudian dia tiba-tiba tersentak bangun, tapi malah mendapati Shi Qing sudah pindah bangku.


Selama beberapa saat, mereka tetap duduk berjauhan. Sampai akhirnya He Yun yang geser mendekat dan meminta maaf karena sempat mencurigai Shi Qing. Dari pengakuannya, ternyata dia kembali ke loop karena tertidur di ruang interogasi karena kecapekan, sama seperti Shi Qing. Mereka akhirnya mengerti bahwa mereka bisa kembali ke loop jika mereka tertidur.

He Yun memberitahu bahwa polisi benar-benar menemukan bom. Shi Qing pun berbagi informasi bahwa menurut Kapten Zhang, seharusnya dia memberitahu para penumpang tentang bom itu.


Shi Qing ingin mencobanya. He Yun tidak setuju, dia yakin takkan ada yang percaya. Tapi Shi Qing tak peduli dan nekat berteriak mengumumkannya, lalu sedetik kemudian, bus pun meledak. (Err... karena bom kah? Tapi tidak terdengar suara ringtone, berarti kemungkinan bom itu diaktifkan secara mendadak). 

Mereka berdua terbangun di loop berikutnya dengan shock, menyadari bom itu dinyalakan oleh seseorang yang berada di dalam bus ini. Tapi siapa pelakunya? Dan di mana bom itu berada sekarang?

Menurut He Yun, jika bom itu dipegang si pelaku dan bukan terpasang di dalam bus, maka seharusnya benda itu ada di dalam tas si pelaku. Kalau memang begitu, maka mereka bisa menyingkirkan Pria Kekar dan Cowok Perekam dari daftar tersangka karena kedua pria itu tidak membawa tas.

Shi Qing rasa mereka juga bisa menyingkirkan Bibi Obat, soalnya dia melihat sendiri isi tas Bibi Obat hanya obat-obatan. Berarti hanya tersisa dua bapak yang masing-masing duduk di depan dan belakang Bibi Obat dan seorang ibu yang duduk di depan mereka.

Eh tunggu dulu! He Yun baru ingat, di loop-loop yang sebelumnya ada cowok pakai topi dan masker di bangku belakang. Dia cukup mencurigakan juga, soalnya cuaca lagi panas, tapi cowok itu malah menutupi hampir seluruh wajahnya. 

Si cowok masker itu tidak ada, berarti dia belum naik. Operator mengumumkan bahwa bus sebentar lagi baru akan berhenti di halte berikutnya. He Yun langsung usul agar mereka turun saja di halte berikutnya, dengan begini, mereka bisa turun dari bus dengan cara normal dan tidak akan dicurigai polisi.

Shi Qing tiba-tiba punya ide untuk menguji si pelaku. Dia langsung mencari ringtone itu di internet. Dia yakin si pelaku pasti akan bereaksi jika mendengar suara ringtone itu (judul musiknya adalah Canon in D, yang biasanya ada di game Shopee Pets itu loh. Aku tahunya dari main Shopee Pets. Wkwkwk!). 

Begitu dia menyalakan musik itu dengan cukup keras, hanya Bibi Obat dan bapak di belakangnya yang menoleh sebentar. Sisanya cuek. Bapak Botak cuek bebek, Cowok Perekam terlalu sibuk dengan HP-nya, Pria Kekar memang tidak mendengar karena kedua telinganya tertutup headphone, Ibu Pendiam yang duduk di depan mereka juga cuek. (Apakah mereka yang menoleh itu mencurigakan? Menurutku nggak sih. Wajar aja kan kalau kita noleh penasaran karena tiba-tiba mendengar suara yang keras?) 

Bus tiba di halte dan He Yun melihat si Cowok Masker baru naik. Tapi gara-gara dia terlalu fokus melihat si Cowok Masker, dia terlambat menyadari Shi Qing yang terlalu gegabah menelepon polisi saking semangatnya berharap polisi akan benar-benar bisa menghentikan ledakan kali ini.

Baru setelah dia mematikan ponselnya, dia menyadari He Yun sedang menyembunyikan diri di balik tiang karena ada CCTV di halte itu. He Yun berusaha mengisyaratkannya untuk jaga jarak dengannya biar mereka tidak dicurigai, tapi Shi Qing nggak ngeh dan terus saja membuntutinya dalam jarak cukup dekat.

 He Yun menuntunnya masuk ke sebuah taman yang sepi dengan terus berusaha menghindari CCTV di sepanjang jalan. Shi Qing sama sekali tidak mengerti kenapa He Yun menghindari CCTV.

He Yun langsung balas melabraknya karena malah menelepon polisi lagi, dia tidak mau ditangkap lagi. Kali ini mereka turun dari bus dengan cara normal, mereka tidak akan dicurigai jika Shi Qing tidak menelepon polisi. Ini belum pernah terjadi di loop-loop sebelumnya, seharusnya jika dia tidak menelepon polisi, mereka akan punya banyak waktu untuk memahami situasi dan memikirkan cara terbaik untuk dilakukan, mereka bisa membuat perubahan besar.

Tapi Shi Qing malah langsung menelepon polisi, mereka pasti akan cepat tertangkap dan akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan lagi, mungkin saja turun dari bus dengan cara ini akan bisa mencegah mereka kembali ke loop. Mungkin saja ini adalah loop terakhir mereka.

Tapi bagi Shi Qing, jika ini benar-benar loop terakhir, berarti ini kesempatan terakhir bagi orang-orang di bus itu untuk bertahan hidup. Kalau begitu, dia memang benar-benar harus menelepon polisi. waktu kali ini lebih awal, polisi punya lebih banyak waktu untuk mencegah ledakan. Dan sekarang mereka punya lebih banyak informasi.

He Yun tidak setuju. Informasi apa yang mereka miliki? Mereka tidak tahu siapa pelakunya atau di mana bom itu berada. Apa yang harus mereka jelaskan pada polisi? Mau bilang tentang time loop lagi? Bagaimana caranya menjelaskan tentang hal itu secara benar agar tidak terdengar konyol dan tidak masuk akal?

Shi Qing akui kalau dia memang tidak berpikir dengan benar. Tapi satu-satunya yang dia inginkan hanya menyelamatkan orang-orang itu. Saat dia dirawat di rumah sakit, dia melihat sendiri saat para korban dibawa ke rumah sakit, itu benar-benar kejam.

He Yun mengingatkan bahwa dia juga korban waktu itu, dia lebih tahu bagaimana rasanya saat berada di IGD. Tapi tetap saja tidak seharusnya Shi Qing bertindak pakai hati saja, dia juga harus pakai otak.

Bagaimana pula mereka bisa menyelamatkan para penumpang saat mereka sendiri juga lebih sering menjadi korban dalam banyak loop? Jika para penumpang di bus itu ditakdirkan mati, maka inilah kesempatan yang diberikan Tuhan pada mereka untuk melarikan diri.

Mereka bukan penjahatnya dan tidak perlu merasa bersalah kalaupun gagal menyelamatkan para penumpang. (Hmm, di satu sisi aku memahami pemikiran He Yun, dia sangat desperate untuk menyelamatkan diri dari maut dan dari polisi. Tapi di sisi lain, pemikirannya ini cukup egois juga sih, yang penting dirinya sendiri selamat, yang lain belakangan)

Shi Qing diam saja mendengarkan semua perkataan He Yun itu. Dia jelas tidak setuju dengan He Yun dan kecewa pada He Yun. Tak peduli berapa kali pun dia kembali ke loop, bahkan sekalipun dia kembali satu menit lebih awal di setiap loop yang pada akhirnya dia akan punya kesempatan untuk tidak naik bus, tapi dia akan tetap naik bus itu. Bagaimana dengan He Yun? Apa dia akan tetap naik bus itu?

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments