Sinopsis Someday or One Day Episode 4 - Part 1

Mari kita kembali dulu ke masa saat Yu Xuan naik bis menuju Taipei. Dia tidak sadar bahwa saat dia membuka paketan berisi walkman itu, pria itu (entah dia Zi Wei atau Quan Sheng) sebenarnya duduk tepat di belakangnya dan mengawasinya dan menjaganya sepanjang perjalanan.

Dia melihat Yu Xuan mengirim chat ke Quan Sheng sebelum kemudian tertidur sembari mendengarkan lagunya Wu Bai melalui walkman itu. Saat itulah, pria itu kemudian menyalakan ponselnya... dan seketika itu pula semua chat-nya Yu Xuan yang selama ini tak pernah terkirim, sekarang masuk ke ponsel pria itu, dan semua centangnya berubah menjadi centang dua biru. (Hah? Dia punya ponselnya Quan Sheng, jadi dia Quan Sheng? Terus ngapain dia menyembunyikan diri dari Yu Xuan?)

 

Yu Xuan pulang dengan kebingungan memikirkan mimpinya, dan siapa pula yang mengirimkan walkman itu padanya? Kun Bu mengirim chat tak lama kemudian, dan saat itulah Yu Xuan baru menyadari semua chat-nya ke Quan Sheng berubah status jadi terkirim dan terbaca yang jelas saja membuatnya bingung dan keheranan.

 

Di tempat lain, pria itu memutar semua voicemail-nya Yu Xuan. Pria itu langsung berlinang air mata saat mendengar curhatan Yu Xuan tentang kerinduannya yang begitu besar pada Quan Sheng.

Tiba-tiba Yu Xuan meneleponnya. Pria itu galau antara ingin mengangkat teleponnya tapi masih ragu. Tapi akhirnya dia tidak tahan godaan dan memutuskan mengangkatnya, tapi sayangnya, terlambat. Teleponnya Yu Xuan sudah diputus oleh operator yang langsung mengarahkannya ke kotak suara.

Tiba-tiba pamannya Yun Ru masuk dan langsung cemas melihat wajah pria itu. Pria itu mengaku bahwa tadi dia pergi melihat Yu Xuan, tapi dia meyakinkan bahwa Yu Xuan tidak melihatnya. Hanya saja, dia tidak tahan untuk tidak membaca pesan-pesan yang dikirim Yu Xuan, dia bahkan hampir menjawab teleponnya Yu Xuan barusan.

"Aku sudah menahannya selama bertahun-tahun, mengapa aku melakukan sesuatu yang bodoh pada saat yang penting?" sesal pria itu. (Hmm, apa maksudnya 'saat yang penting'?)

Yu Xuan menelepon lagi, tapi kali ini pria itu tidak mau mengangkatnya. Lagipula yang ditelepon Yu Xuan sebenarnya bukan dirinya, melainkan Wang Quan Sheng. (Hah? Jadi dia Li Zi Wei? Terus kenapa dia memiliki ponselnya Quan Sheng? Dan bagaimana bisa dia memiliki kenangan Quan Sheng bersama Yu Xuan? Apa mungkin yang selama ini bersama Yu Xuan itu Li Zi Wei? Tapi kok bisa, Li Zi Wei kan lebih tua 10 tahun dari Wang Quan Sheng? Dan kenapa dia baru muncul mendekati Yu Xuan sekarang?)

Masalah ini membuat Yu Xuan jadi tidak bisa fokus kerja. Kun Bu jadi penasaran dengannya. Maka Yu Xuan pun memutuskan menceritakan keanehan masalah chat-nya yang dia kirim ke nomornya Quan Sheng. 

Dia sudah berusaha menghubungi nomor itu, teleponnya masuk, tapi tidak ada yang mengangkatnya. Awalnya dia pikir mungkin ada orang lain yang mendaur ulang nomor itu, makanya dia menelepon untuk meminta orang itu menghapus pesan-pesannya. Tapi anehnya, teleponnya sama sekali tidak diangkat.

Tadi pagi juga dia sempat mendatangi perusahaan telekomunikasi untuk menanyakan status nomor itu. Tapi sayangnya, pihak perusahaan tidak bisa mengungkapkan data pelanggan. Tapi mereka berkata bahwa nomor itu tidak pernah dibatalkan. Yang itu artinya, selama dua tahun ini ada orang yang membayari tagihan teleponnya Wang Quan Sheng.

Atau mungkin juga Wang Quan Zheng sebelumnya sudah mengatur tagihan otomatis. Tapi kalau begitu, kenapa teleponnya baru aktif sekarang? Dan kenapa saat dia mencoba menelepon, teleponnya berdering tapi tidak ada orang yang mengangkat teleponnya? Yu Xuan benar-benar ingin sekali menemukan si pemilik telepon itu.

Augh! Semakin dipikirkan rasanya semakin menyeramkan. Tapi Kun Bu tiba-tiba teringat sesuatu, dia punya cara untuk menyelidiki masalah ini. Dia lalu membawa Yu Xuan ke seorang hacker yang ada di perusahaan mereka (dia hacker cowok yang berpenampilan cewek).

Yu Xuan agak bingung dan penasaran, soalnya selama ini dia tidak pernah tahu kalau perusahaan mereka memiliki seorang hacker. Kun Bu mengaku bahwa dia juga baru tahu beberapa hari yang lalu. Ah Tuo meyakinkan bahwa si hacker ini bisa meretas apa saja.

Beberapa menit kemudian, si hacker berhasil membuktikan kemampuan hebatnya dengan menunjukkan laporan tagihan nomor teleponnya Wang Quan Sheng, dan ternyata yang membayari tagihan nomor telepon itu selama ini adalah Li Zi Wei, dan dibayar melalui transfer rekening bank di Kanada. Si hacker juga berhasil menemukan lokasi terakhir telepon itu digunakan... yaitu, Cafe 32.


Yu Xuan dan Kun Bu langsung pergi ke cafe itu lagi. Namun di tengah jalan, Yu Xuan tiba-tiba melihat si pria pincang berkacamata dan memakai mantel hijau yang mirip Wang Quan Sheng itu. Yu Xuan sontak turun dari bus dan meninggalkan Kun Bu.

Dia terus membuntuti dan mengamati pria itu dari seberang jalan... hingga pria itu menuju ke cafe 32. Tepat saat pria itu hendak masuk cafe, Yu Xuan sontak memanggilnya, "Wang Quan Sheng!"

Li Zi Wei sontak membeku mendengar suara Yu Xuan. Tapi saat Yu Xuan hendak mendekatinya, Kun Bu mendadak muncul menepuk pundak Yu Xuan sambil protes karena Yu Xuan meninggalkannya tadi. Perhatian Yu Xan di teralih gara-gara itu, dan saat dia berbalik kembali, pria itu sudah tidak ada.

Dan saat Yu Xuan mencarinya di dalam cafe, dia malah melihat pria lain yang ternyata memakai mantel hijau itu. Dia mencoba menanyakan apakah ada pegawai di sini yang bernama Wang Quan Sheng, si pegawai bermantel hijau itu dengan canggung mengaku tak tahu.


Yu Xuan ingin bertemu dan bicara dengan bos cafe ini, tapi orangnya sedang tidak ada. Yu Xuan pantang menyerah dan terus menunggu sepanjang hari. Tapi bahkan sampai cafe tutup, bos cafe tetap tidak datang. Akhirnya Yu Xuan cuma menitipkan nomor kontaknya pada pelayan disertai pesan untuk bos cafe untuk menghubunginya.


Hujan turun saat Yu Xuan keluar dari cafe, maka si pegawai bermantel hijau meminjamkan payung untuknya. Namun yang tidak Yu Xuan ketahui, tepat setelah dia pergi, Li Zi Wei baru muncul dari persembunyiannya. 

Dia tadi sengaja bertukar baju dengan si pegawai untuk mengelabuhi Yu Xuan. (Kenapa dia mendekati Yu Xuan tapi tetap menyembunyikan diri darinya?) Dan atas permintaan Zi Wei juga, si pegawai itu meminjamkan payung pada Yu Xuan.

Si pegawai itu jelas penasaran dengan sikap Zi Wei, kenapa Zi Wei menghindari wanita itu padahal Zi Wei mengkhawatirkannya? Apa wanita itu mantannya Zi Wei? Tapi Zi Wei hanya menjawabnya dengan senyuman yang entah apa artinya.

Malam itu, Yu Xuan berniat mau minum obat. Tapi pada akhirnya dia membatalkannya, lalu menelepon seseorang. Keesokan harinya, Yu Xuan mendatangi psikiaternya yang bernama Dokter Xie. (Errr... si psikiater ini bukannya teman sekelasnya Zi Wei dan Jun Jie yang pernah pernah menatap Yun Ru dengan tatapan aneh dan seram itu? Atau dia juga cuma kembarannya cowok itu?)

Yu Xuan memberitahu bahwa dia mengganti obatnya dan sekarang dia khawatir jika obat baru inilah yang menyebabkannya mengalami mimpi aneh. Tapi setelah Dokter Xie mencari informasi, dia tidak mendapati adanya keluhan semacam itu pada orang lain yang mengonsumsi obat yang sama.

Tapi Dokter Xie tidak terlalu yakin juga sih apakah obat itu ada efek samping semacam itu. Tapi apa Yu Xuan ingat seperti apa mimpinya? Apa itu mimpi buruk? Yu Xua menyangkal, tidak bisa dibilang mimpi buruk, melainkan mimpi yang terasa begitu nyata. Dia mengatakan itu sambil secara refleks memainkan jarinya di dekorasi bentuk batu yang berada di mejanya Dokter Xie, dan Dokter Xie memperhatikan itu.

Anehnya, Dokter Xie tampaknya penasaran banget sama mimpinya Yu Xuan dan langsung membujuk Yu Xuan untuk menceritakan detil mimpinya. Yu Xuan awalnya ragu karena mimpinya itu sangat aneh, dia takut Dokter Xie akan menganggapnya gila. 

Tapi karena Dokter Xie terus mendesak, Yu Xuan akhirnya bercerita bahwa dalam mimpinya, dia menjadi seorang gadis SMA bernama Chen Yun Ru yang hidup di tahun 1998, dan memiliki seorang teman bernama Li Zi Wei yang wajahnya sangat mirip dengan pacarnya.  Errr... anehnya, Dokter Xie tampak tegang begitu mendengar nama Yun Ru. Bahkan saking tegangnya, dia tidak mencatat apa pun yang Yu Xuan ucapkan. 

(Dia pasti anak itu kan? Tapi kenapa dia tegang banget mendengar nama Yun Ru? Kalau dia mengenal Yun Ru, apa selama ini dia sadar kalau wajah Yu Xuan dan Yun Ru sama? Aku jadi curiga kalau dia mungkin pelaku yang menyerang Yun Ru)

Yu Xuan berkata bahwa dalam mimpinya dia seperti melihat pacarnya setiap kali dia menatap Li Zi Wei. Bahkan seiring berjalannya waktu, dia merasa dirinya benar-benar menjadi Chen Yun Ru dan kehidupannya sebagai Huang Yu Xuan terasa seperti sebuah mimpi belaka. Namun selalu ada suara kecil dalam hatinya yang memberitahunya bahwa Huang Yu Xuan bukanlah mimpi, tapi benar-benar nyata.

"Dokter Xie, bukankah itu sangat aneh?"

Pertanyaan itu sontak menyadarkan Dokter Xie dari lamunannya. Tapi dia meyakinkan Yu Xuan bahwa itu tidak aneh. Wajar saja otak bingung membedakan mana nyata dan mana mimpi saat sedang tidur karena pada saat itu, aktivitas otak sedang menurun.

Akan tetapi tak peduli seberapa nyata sebuah mimpi, mimpi tetaplah mimpi, jadi Dokter Xie menyarankan Yu Xuan untuk mencoba mengubah hidupnya, lepaskan perasaan bersalah dan menyesalnya terhadap mendiang pacarnya sedikit demi sedikit. Dengan begitu, maka masalah tidurnya Yu Xuan pasti akan teratasi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments