Sinopsis Someday or One Day Episode 3 - Part 3

Sementara itu di sekolah, Zi Wei tidak bisa fokus pada pelajaran gara-gara memikirkan Wang Quan Sheng terus. Ujung-ujungnya dia bukannya mencatat pelajaran, malah menulis nama Wang Quan Sheng terus menerus.

Di jam istirahat, dia melihat Jun Jie kabur dari sekolah. Maka dia langsung membuntuti Jun Jie tak peduli biarpun Jun Jie masih marah padanya. Zi Wei akui bahwa ucapan Jun Jie ada benarnya, dia memang turut andil atas insiden yang menimpa Yun Ru. Zi Wei akui bahwa dia salah, dan setulus hati meminta maaf untuk itu.

Dia sudah memikirkannya sepanjang malam kemarin. Berhubung penyerangnya Yun Ru belum ditemukan, dia jadi khawatir kalau si penyerang itu akan kembali kalau dia tahu Yun Ru sudah siuman.

Jun Jie juga berpikir begitu, makanya dia mau pergi mencari Yun Ru, dia tidak ingin membiarkan Yun Ru sendirian. Zi Wei mau ikut, bukan berarti dia mau merebut posisi Jun Jie untuk melindungi Yun Ru, dia mau ikut buat melindungi Jun Jie. 

Jun Jie sendiri lemah, kalau si penyerang itu datang, maka Jun Jie juga pasti akan terluka. Makanya Zi Wei wajib ikut untuk melindungi Jun Jie. (Pfft!) Jun Jie tidak terima hinaannya, dan jadilah dia balas mengejek Zi Wei. Ah, syukurlah, akhirnya kedua sahabat itu baikan juga.


Mereka pun bergegas pergi ke rumah Yun Ru. Yu Xuan jelas panik melihat mereka dan buru-buru beralasan pada Ibu bahwa yang datang adalah kurir lalu cepat-cepat menyeret kedua lelaki itu keluar.

Zi Wei memperhatikan rambutnya Yun Ru agak beda hari ini. Yah, karena Yu Xuan tidak terlalu suka dengan model rambutnya Yun Ru yang poninya agak kepanjangan dan menghalangi pandangan matanya, jadi dia menjepit poninya Yun Ru.

Yu Xuan langsung sinis mendengar komentar Zi Wei dan dengan ketus bertanya kenapa mereka datang kemari di jam segini. Kedua lelaki itu beralasan kalau mereka lagi karyawisata di dekat ini, jadi sekalian mampir.

Tapi tentu saja Yu Xuan tak percaya, jelas-jelas mereka bolos, dan langsung terkikik geli saat  mendengar alasan mereka datang kemari adalah untuk melindungnya. Mereka berdua imut juga. Tapi bagaimana mereka akan melindunginya? Menjadi pengawalnya 24 jam?

Menurut Yu Xuan, yang paling penting sekarang adalah mengingat kejadian malam itu. Biar dia bisa mengingat wajah penyerangnya dan segera menangkap si pelaku itu.

Maka kedua lelaki itu pun mengantarkan Yu Xuan ke pertigaan di mana malam itu ada mobil yang melaju kencang ke arah Yun Ru. Ingatannya hanya sampai di sini, makanya dia mengira kalau dia tertabrak mobil malam itu.

Mereka lalu mengantarkannya ke TKP tempat dia ditemukan pingsan bersimbah darah, yaitu di sebuah gedung terbengkalai. Tapi Yu Xuan sama sekali tidak ingat pernah mendatangi tempat ini.

Menurut Zi Wei, jarak gedung ini dan pertigaan tadi cukup jauh, jadi jika Yun Ru tidak pernah mendatangi tempat ini, maka kemungkinan si pelakulah yang menyeret Yun Ru kemari. 

Jun Jie tidak setuju dengan dugaan Zi Wei yang terlalu menakutkan itu. Menurutnya, Yun Ru pastilah mengikuti seseorang yang dia kenal. Lah, apa bedanya dengan yang dikatakan Zi Wei barusan? Jun Jie ngotot dugaannya beda, dan jadilah kedua pria itu ribut otot-ototan sampai Yu Xuan harus buru-buru melerai mereka. Tapi lagi-lagi, dia secara refleks menyebut Zi Wei sebagai Wang Quan Sheng. 

"Apa kau masih bermimpi? Kau memanggilku Wang Quan Sheng lagi," protes Zi Wei, "maaf, aku bukanlah pacar yang baik dan peduli dari mimpimu. Bangunlah, oke?"

"Kau keterlaluan yah. Aku bercerita tentang Wang Quan Sheng padamu karena aku mempercayaimu, tapi sekarang kau malah mengejekku. Kau pikir aku mengarang cerita, yah?" kesal Yu Xuan.

"Tidak. Maaf. Aku tidak bermaksud menertawakanmu."


Jun Jie jelas bingung dan penasaran mendengar perdebatan mereka. Mereka ngomong apaan sih? Siapa itu Wang Quan Sheng? Apa mereka bertemu secara diam-diam. Zi Wei jadi tak enak sama Jun Jie dan cepat-cepat menjelaskan bahwa dia menemui Yu Xuan karena dia merasa tidak enak sama Yun Ru gara-gara ucapan Jun Jie kemarin, makanya dia menemui Yun Ru untu membicarakannya, terus Yun Ru memberitahunya tentang mimpinya. Kalau Jun Jie ingin tahu, dia tanya sendiri saja sama Yun Ru.

Jun Jie agak sedih mendengarnya. Tapi tidak masalah, dia lalu cepat-cepat mengajak Yun Ru pulang. Sekalian Yun Ru bisa menceritakan padanya tentang mimpinya dalam perjalanan.

Sesampainya di rumah Yun Ru, Jun Jie menydari Yun Ru benar-benar banyak berubah sekarang. Yun Ru yang dulu, selalu memalingkan pandangannya dengan malu-malu. Tapi Yun Ru yang sekarang, malah menatap matanya secara langsung.

Yu Xuan bingung ditatap seintens itu. Apa Jun Jie juga meragukan mimpi yang dia ceritakan barusan? Jun Jie menyangkal, dia percaya kok. Malah dia lebih senang memikirkan Yun Ru menyukai Wang Quan Shen yang ada dalam mimpinya itu alih-alih menyukai Li Zi Wei.

Karena dengan begini, Jun Jie bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa Yun Ru menyukai Li Zi Wei hanya karena Li Zi Wei mirip orang yang dia sukai dalam mimpi, dan bukannya benar-benar menyukai Li Zi Wei. 

"Lalu aku bisa dengan berani memberitahumu, aku menyukaimu," ucap Li Zi Wei yang akhirnya memberanikan diri menyatakan perasaannya.

Dia mengaku bahwa dia sudah memperhatikan Yun Ru jauh sebelum mereka mendatanginya di toko kaset. Sejak pertama kali dia melihat Yun Ru, dia langsung tertarik pada Yun Ru, terutama karena dia melihat mereka memiliki banyak kesamaan, mereka berdua adalah orang-orang yang selalu menyembunyikan diri dari orang lain, orang-orang yang takut orang lain tahu bahwa mereka berbeda dari orang lain.

Karena itulah, Jun Jie bisa mengerti kenapa Yun Ru selalu sendirian. Jun Jie juga selalu merasa tidak ada seorang pun yang bisa memahaminya di dunia ini, tidak ada yang peduli dengan apa yang dia pikirkan, tidak ada seorang pun yang mendengar suaranya. Dia ingin memiliki seseorang yang bisa memahaminya, peduli pada perasaannya, dan mendengar suaranya walaupun dia tidak bicara.

Suatu hari, Jun Jie pernah melihat Yun Ru teriak-teriak melampiaskan frustasinya. Jun Jie tidak mendengar teriakannya, namun bisa dia membaca gerak bibir Yun Ru.

Dia ingin menjadi seseorang yang bisa memahami Yun Ru, menjadi seseorang yang peduli pada perasaan Yun Ru, menjadi sesoerang yang mendengar suara Yun Ru. Namun dia tidak tahu bagaimana melakukannya.

Dia sering melewati toko kaset tempat Yun Ru bekerja, namun dia tidak pernah punya cukup keberanian untuk masuk... sampai saat Zi Wei mengetahuinya dan langsung memaksanya untuk masuk. Saat itulah dia akhirnya mulai mengenal Yun Ru.

Saat dia mendengar Yun Ru terluka dan tidak sadar, dia sangat cemas dan merasa sangat menyesal. Dia menyesal karena malam itu malah melarikan diri karena takut menghadapi kenyataan bahwa Yun Ru lebih menyukai Zi Wei.


Dia takut ditolak oleh Yun Ru. Tapi sekarang, dia lebih tidak ingin menyesal. Karena itulah, sekarang dengan penuh keberanian, Jun Jie pun berkata, "Chen Yun Ru, aku menyukaimu."

Tapi Yu Xuan justru merasa sangat canggung mendengar semua itu dan berterima kasih atas semua yang Jun Jie katakan barusan. Sadar kalau Yun Ru hendak menolaknya, Jun Jie buru-buru menyela, memberitahu Yun Ru bahwa Yun Ru tidak perlu memberinya jawaban. Dia mengklaim bahwa dia mengatakan semua itu hanya supaya Yun Ru tahu bahwa Yun Ru adalah orang yang sangat-sangat penting baginya. Yu Xuan lega mendengarnya.


Yu Xuan lalu menulis tentang pengakuan cinta Jun Jie di buku diary-nya Yun Ru. Namun entah mengapa dia merasa mendengarkan pernyataan cinta Jun Jie, seperti sedang mendengarkan cerita orang lain. Entah mengapa dia merasa bahwa gadis yang menggerakkan hati Jun Jie itu bukan dirinya.

 

Beberapa waktu pun berlalu, Yu Xuan/Yun Ru pun mulai kembali ke sekolah dan bekerja paruh waktu di toko kaset pamannya. Jun Jie dan Zi Wei tetap rutin mengunjunginya di toko kaset setiap kali mereka ada waktu.

Zi Wei usil dan suka menggoda Yun Ru seperti biasanya. Jun Jie juga sudah tidak pernah lagi membahas tentang perasaannya. Yu Xuan benar-benar merasa sangat beruntung memiliki dua teman sebaik ini.

Suatu hari, Paman memotret ketiga sahabat itu di depan toko kasetnya. Yups, ini adalah foto mereka bertiga yang nantinya akan ditemukan oleh Yu Xuan di masa depan. 

 

Yu Xuan yang hidup dalam raga Yun Ru, banyak mengubah hidup Yun Ru. Bahkan sekarang Yun Ru jadi punya teman selain kedua lelaki itu. Seiring berjalannya waktu, Yu Xuan mulai melupakan 'kehidupannya yang lain'. Dia sudah tidak lagi merasa dirinya seperti bukan Yun Ru. Namun entah mengapa, dia masih sering salah mengira bahwa Li Zi Wei adalah Wang Quan Sheng.

Segala hal dalam hidupnya, Yu Xuan tulis di dalam buku diary-nya Yun Ru.  Namun suatu hari saat dia memperhatikan fotonya bersama Zi Wei dan Jun Jie, Yu Xuan tiba-tiba merasa aneh karena dia mulai ingat pernah melihat foto itu dalam mimpinya (sebagai Yu Xuan di masa depan).


Zi Wei juga sedang memandangi foto itu. Dari pesan yang Yu Xuan/Yun Ru tulis di belakang foto itu, dia memberitahu bahwa Itu adalah copy yang dibuat oleh pamannya. Tapi yang paling menarik perhatian Zi Wei adalah tulisan tangan Yun Ru yang jelek banget (tulisan Yun Ru yang asli, lebih bagus dan rapi dibanding tulisan tangan Yu Xuan).

Suatu hari saat Paman baru tiba di toko, dia malah mendapati Yu Xuan malah ketiduran sambil mendengarkan lagu. Tiba-tiba dua orang polisi muncul untuk menanyai Yu Xuan tentang sesuatu. Mereka menemukan sesuatu di TKP, yaitu sebuah alat bantu dengar. Hah? Yu Xuan sontak termangu teringat Jun Jie yang pernah menunjukkan alat bantu dengar miliknya dulu. 

Saat itulah Yu Xuan mulai mengingat tentang apa yang terjadi pada Yun Ru malam itu. Saat dia hampir tertabrak mobil, dia selamatkan seorang pria yang berseragam sama sepertinya. Tapi kemudian pria itu malah berusaha melecehkannya di gedung kosong itu.

Yun Ru terus berusaha melawan hingga akhirnya dia berhasil mendorong pria itu dan kabur. Sayangnya, pria itu cepat mengejarnya dan langsung menghantam kepala  belakangnya dengan batu. Namun sayangnya, Yu Xuan sama sekali tidak ingat wajah si pelaku itu. Dalam keadaan sekaratnya, Yun Ru samar-samar melihat pria itu langsung pergi meninggalkannya... lalu Yun Ru pun pingsan.


"Nona... Nona, bangun," panggil seseorang membangunkannya... dan Yu Xuan pun terbangun di masa depan. Hah? 

Dia ternyata masih ketiduran di dalam bus. Bahkan saking nyenyaknya tidur, dia sampai dia tidak sadar kalau dia sampai di pemberhentian terakhir. Errr... tapi masa hidupnya sebagai Yun Ru selama beberapa hari itu cuma mimpi?

Yu Xuan jelas kebingungan. Kalau mimpi, rasanya begitu nyata sampai-sampai saat Yu Xuan melihat bayangannya sendiri di jendela bus, dia jadi tidak mengenali dirinya sendiri dan bertanya-tanya. "Siapa kau sebenarnya?"

Yu Xuan berjalan pulang sambil melihat fotonya bersama Zi Wei dan Jun Jie dengan kebingungan. Masa semua itu tadi cuma mimpi? Dia langsung mengedarkan pandangannya ke sekitarnya... dan pria yang mengawasinya dari belakang sedari tadi, langsung berbalik pergi dengan terpincang-pincang. Sayangnya Yu Xuan tidak memperhatikan pria itu. (Errr... dia siapa sih? Zi Wei kah? Atau Wang Quan Sheng?).

Bersambung ke episode 4

Drama ini memang cukup mbulet dan memusingkan, tapi asyik sih mengikuti misterinya. Siapa sebenarnya penyerangnya Yun Ru? Masa Jun Jie sih? Semoga bukan dia. He's too sweet to be a bad guy. Tapi di sisi lain, belum jelas apa yang dia lakukan atau di mana dia berada setelah dia membuntuti Yun Ru dan Zi Wei malam itu.

Jika Yu Xuan kembali ke masa depan, lalu bagaimana dengan jiwa Yun Ru yang asli? Lalu bagaimana dengan masa lalu selanjutnya jika Yu Xuan kembali ke masa depan? Dan siapa sebenarnya pria berkacamata dan pincang itu, Li Zi Wei atau Wang Quan Sheng?  Kalau Quan Sheng, kenapa dia malah lari? Kalau dia Zi Wei, berarti semua yang terjadi di masa lalu tadi bukan cuma mimpi dong?

Tapi mengingat Yu Xuan di masa depan lebih dulu menemukan foto mereka bertiga sebelum dia kembali ke masa lalu, kurasa ada kemungkinan kejadian ini pernah terjadi sebelumnya. Mungkin mereka ini sedang terjebak di sebuah time loop berulang kali. 

Post a Comment

0 Comments