Sinopsis Reset (2022) Episode 3

Sebelum polisi menemukan mereka, He Yun memanfaatkan waktu untuk menggambar pola kejadian di tiap-tiap loop (loop yang dimulai dari dia). Sejauh ini, loop sudah terjadi 10 kali bagi Shi Qing, dan lima kali bagi He Yun.

Dari runutan waktu di loop ke-6 dan ke-10, He Yun menyimpulkan bahwa ledakan sepertinya terjadi di waktu yang sama, yaitu jam 13:42. Kecuali loop ke-9 yang kemungkinan waktu ledakannya agak lebih lambat karena mereka berhasil mencegah tabrakan dengan truk tangki gas. Loop ke-9 juga yang lokasi TKP-nya paling beda dari yang lain. Kemungkinan loop pertama dan kedua lokasi TKP-nya juga di jembatan, hanya saja Shi Qing tidak bisa memastikannya karena dia tidak memperhatikan saat itu.

Walaupun He Yun tidak ingat jam tepatnya dia bangun tidur di loop ke-6 dan ke-8, namun dari loop-loop yang lain, dia menyimpulkan bahwa setiap kali mereka terbangun di loop selanjutnya, waktu mereka mundur satu menit lebih awal. 

Di loop ke-7, mereka bangun jam 13:39. Di loop ke-9, mereka bangun jam 13:37. Dan di loop ke-10, mereka bangun jam 13:36. Sayangnya, biarpun mereka selalu bangun satu menit lebih awal di tiap-tiap loop, pada akhirnya ledakan tetap terjadi. 

Shi Qing menambahkan, pertama kalinya terjadi tabrakan maut itu adalah di loop ke-5. Sedangkan di loop pertama, dia tidak ingat apa-apa karena memang itu pertama kalinya bagi dia. Dia sama sekali tidak memperhatikan apa pun karena dia masih setengah sadar waktu itu. Satu-satunya yang dia ingat hanya suara ringtone itu.

Shi Qing bercerita dengan agak kebingungan, He Yun jadi kesal sama dia mengira ada yang Shi Qing sembunyikan darinya. Dengan informasi yang cuma segini, tidak ada kesimpulan apa pun yang bisa mereka dapatkan. Tapi Shi Qing meyakinkan bahwa dia tidak menyembunyikan apa pun.

He Yun menyimpulkan bahwa biarpun sekarang mereka selamat, tapi jelas mereka belum keluar dari loop ini. He Yun mengaku bahwa dia berprofesi sebagai desainer game. Jika ini game, maka mereka harus mencari cara untuk mencegah ledakan dan menyelamatkan semua orang untuk bisa melewati level dan keluar dari loop.


Tapi belum sempat membahas apa pun lebih jauh, tiba-tiba polisi datang menangkap mereka. Mereka dibawa ke kantor polisi secara terpisah, dan bahkan sepanjang perjalanan, Kapten Zhang sudah mulai memperhatikan gerak-gerik He Yun dan menginterogasi He Yun di mana He Yun mengaku bahwa dia sebenarnya sedang dalam perjalanan ke pusat kota karena ada pertemuan bisnis, dan dia baru mengenal Shi Qing di bus tadi.

Tapi Kapten Zhang tak percaya dengan pengakuan terakhirnya. Interaksi He Yun dan Shi Qing jelas tidak seperti interaksi antara orang asing.

Setibanya di kantor polisi, mereka diinterogasi secara terpisah juga. Shi Qing diinterogasi lagi oleh Kapten Zhang. Shi Qing diam saja saat Kapten Zhang bertanya tentang bagaimana dia bisa tahu tentang adanya bom itu dan lain sebagainya. 

Pengalamannya di loop yang sebelumnya membuatnya ragu untuk menceritakan yang sebenarnya, takut kalau Kapten Zhang tetap takkan mempercayainya lagi.

Kapten Zhang tetap bersabar menghadapinya dan dengan lembut terus memancing Shi Qing untuk bercerita... hingga akhirnya dia berhasil juga membuat Shi Qing mulai bicara dan memanggilnya Kapten Zhang. 

Kapten Zhang sontak kaget mendengarnya. Sejak polisi menangkap mereka tadi sampai sekarang, Kapten Zhang sama sekali belum memperkenalkan namanya, lalu bagaimana Shi Qing bisa mengetahui nama marganya?

"Anda sendiri yang memperkenalkan diri anda."

Kapten Zhang jadi tambah bingung karena dia jelas tidak ingat pernah melakukan itu. Maka Shi Qing pun akhirnya mulai bercerita tentang pertemuan mereka di loop sebelumnya, dari situlah dia mengetahui nama Kapten Zhang dan bahwa tangan kanan Kapten Zhang lemah.

Dia mengulang lagi cerita tentang time loop-nya mulai dari awal, dan sama seperti sebelumnya, Kapten Zhang membiarkannya bercerita sampai selesai walaupun dia sulit mempercayainya. 

Setelah Shi Qing selesai bercerita, Kapten Zhang menyimpulkan bahwa bus itu meledak karena bom di loop pertama, ke-2, dan ke-9. Shi Qing terbangun dari tidur di loop pertama dan kedua karena suara ringtone, dan suara ringtone itulah yang membuat Shi Qing menyimpulkan adanya bom di dalam bus.

Pertanyaannya, dari mana Shi Qing yakin bahwa yang dia dengar itu adalah suara ringtone dari sebuah ponsel? Shi Qing mengaku bahwa dia memang tidak bisa memastikannya, namun dia yakin itu suara ringtone ponsel lawas. Shi Qing menduga, mungkin ringtone itu adalah pemicu hitung mundur bom tersebut.

Di ruangan sebelah, He Yun yang diinterogasi Detektif Jiang (polisi yang menuduh Shi Qing mengarang cerita di loop ke-6) juga awalnya ragu untuk menceritakan kebenarannya. Tapi karena Detektif Jiang terus mendesaknya, akhirnya He Yun blak-blakan mengatakan segala kebenarannya tentang time loop itu,.

Tapi tentu saja, reaksi yang didapatkannya sama seperti Shi Qing di loop ke-6, tidak dipercaya sama sekali. Berbeda dengan Kapten Zhang yang masih mau mendengarkan Shi Qing dengan sabar biarpun dia skeptis, Detektif Jiang justru emosi dan kesal sama He Yun, mengira He Yun mengarang cerita tidak masuk akal dan ngotot menuntut He Yun untuk menceritakan yang sebenarnya. 

He Yun jadi kesal sendiri sama mereka. Parahnya lagi, mereka bahkan melakukan pemeriksaan darah pada kedua orang itu, mengira mereka pecandu narkoba. Tapi tentu saja hasilnya negatif.

Para polisi langsung rapat membahas masalah ini. Detektif Jiang keukeuh menolak mempercayai cerita mereka. Kapten Zhang juga sebenarnya skeptis, namun dia bisa berpikir lebih logis karena menurutnya, tidak ada motif bagi mereka untuk berbohong. Jika bom itu tidak ada hubungan dengan mereka, maka seharusnya mereka berdua tidak perlu datang kemari dan kompak berbohong seperti itu.

Selain itu, latar belakang mereka berdua bersih dan polos. Mereka juga sudah mewawancarai teman-teman dan para rekan kedua orang itu, tapi menurut semua orang, keduanya sama-sama masih single, jadi tidak bisa dipastikan apakah kedua orang itu punya hubungan asmara. Kedua orang itu juga tidak pernah terlihat memiliki interaksi sosial dalam bentuk apa pun sebelum kejadian kali ini.

Intinya, mereka tidak punya motif atau tujuan untuk melakukan kejahatan. Tapi kenapa mereka sama-sama turun dari bus tepat sebelum ledakan dan menggambar diagram insiden itu? Kepala Polisi Du mendadak punya ide untuk menguji kedua orang itu. 

Mereka pun bertukar posisi,kali ini Kapten Zhang yang menginterogasi He Yun, dan Detektif Jiang menginterogasi Shi Qing. Keduanya sama-sama berbohong pada kedua orang itu, mengklaim bahwa kesaksian He Yun dan Shi Qing berbeda dan saling melawan satu sama lain, sengaja menciptakan perpecahan di antara mereka dengan maksud agar mereka mengatakan kebenarannya. Tapi apa pun yang mereka lakukan, kesaksian kedua orang itu tidak berubah, karena memang itulah kebenarannya.

Proses interogasi mendadak tersela karena Kepala Polisi Du tiba-tiba mendapatkan laporan bahwa di dalam bus itu benar-benar ditemukan bom. Dengan hanya kedua orang itu yang selamat dari ledakan bus dan kesaksian mereka yang tidak bisa diterima akal, maka Kepala Polisi Du pun memutuskan untuk menyerang kedua orang itu dengan mengubah status mereka. Sekarang mereka bukan lagi saksi, melainkan tersangka utama dengan gambar diagram itu sebagai bukti.

Mereka menyasar He Yun lebih dulu karena dia yang lebih emosional, sedangkan Shi Qing lebih bisa mengontrol diri dan berhati-hati dalam kata-katanya. Akan tetapi, tepat saat mereka sedang memberitahu He Yun bahwa sekarang dia ditangkap atas tuduhan sebagai tersangka, Shi Qing justru tertidur karena kelelahan. 


Lalu sedetik kemudian, kita melihatnya kembali berada di dalam bus lagi. Hah? Jadi sekarang loop-nya bisa dimulai ulang dengan hanya tidur dan tidak perlu mati? Oke deh, kita mulai lagi di loop berikutnya. Waktu mereka bangun kali ini juga jelas lebih awal dari sebelumnya. 

Di loop-loop sebelumnya, saat mereka bangun, tampak sudah ada pria bermasker yang duduk sendirian di belakang. Namun kali ini, pria bermasker itu baru saja masuk dan jalan melewati Shi Qing untuk duduk di bangku paling belakang.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments