Sinopsis Reset (2022) Episode 7

Terlebih dulu, marilah kita melihat siapakah Bapak Botak yang sedang dicurigai Shi Qing dan He Yun. Dia bernama Ma Guo Qiang dan ternyata dia punya catatan kriminal dan pernah dipenjara karena menghilangkan nyawa seseorang. 

 

Suatu hari, dia pernah dikunjungi istrinya. Bapak Ma tampak senang banget dan dengan antusias memberitahu istrinya bahwa dia akan keluar dari penjara dan pulang dua bulan lagi. Mungkin karena perilakunya baik, jadi hukumannya dikurangi enam bulan.

Dia terus nyerocos penuh semangat menyebutkan berbagai hal yang ingin dilakukannya pasca bebas nanti. Sama sekali tidak menyadari ekspresi sang istri yang jelas tidak antusias sama sekali. 

Malah dengan cepat si istri memotong cerocosannya dan berkata bahwa dia sudah menjual rumah mereka, putra mereka sudah mendapat pekerjaan di kota Jialin, dan meminta Bapak Ma untuk tidak mencarinya dan putra mereka setelah dia bebas nanti. (Aww, poor him)

Selama beberapa tahun ini, dia dan putra mereka sering dihina dan dibuli gara-gara status Bapak Ma. Bapak Ma jelas sedih mendengarnya, namun dia mengerti dan dengan berat hati menyetujui permintaan istrinya, dia bahkan setulus hati mendoakan semoga hidup mereka menjad semakin lebih baik di Kota Jialin.

Sekarang marilah kita kembali ke kantor polisi. Karena kali ini mereka belum dicurigai sebagai tersangka, jadi kali ini mereka tidak diinterogasi di ruangan kecil yang gelap dan pengap itu. Namun mereka tetap ditanyai secara terpisah.

Kali ini mereka berakting seolah mereka tak tahu dan tidak menyangka bus itu akan mengalami kecelakaan. Saat Kapten Zhang menanyakan alasan mereka turun dari bus dan menyeret Lu Di, Shi Qing mengemukakan alasan yang sama dengan yang dikatakan Lu Di, bahwa pacarnya (He Yun) beberapa hari yang lalu, kehilangan tas yang model dan warnanya mirip tasnya Lu Di. Makanya mereka menyeret Lu Di dari bus untuk menanyainya tentang tas itu.

Tapi Kapten Zhang dengan mata tajamnya, bisa melihat kalau Shi Qing gugup. Kegugupan Shi Qing semakin terlihat jelas saat Kapten semakin menyerangnya dengan bertanya kenapa mereka harus mengecek ke dalam tasnya Lu Di dan apakah dia terkejut saat melihat ledakan itu.

He Yun juga ditanyai pertanyaan yang sama oleh Detektif Jiang. He Yun mengklaim kalau dia sangat terkejut saat melihat ledakan itu. Saat dia ditanya apakah dia mereka melihat ada orang mencurigakan di dalam bus, He Yun mengaku ada dua pria mencurigakan, jelas dia sengaja mengarahkan Detektif Jiang untuk mencurigai Bapak Ma dan Bapak Koper. Pada saat yang bersamaan, Shi Qing juga mengarahkan Kapten Zhang untuk mencurigai Bapak Ma.

Dari penyelidikan polisi, diketahui tentang latar belakang Bapak Ma yang memang patut dicurigai mengingat dia punya catatan kriminal dalam kasus tabrak-lari pada tahun 2006, dia menabrak seseorang sehingga menyebabkan korban meninggal dunia. Dia kabur selama 4 tahun dan berhasil ditangkap pada tahun 2010. Dia divonis 9 tahun penjara dan dibebaskan pada awal tahun 2017.

Setelah itu dia hanya menjadi petani dan menanam semangka di kampung halamannya. Namun dia tinggal sendirian, mantan istri dan anaknya tinggal di kota ini, dan Bapak Ma baru tiba di kota ini hari ini.

Namun saat para polisi rapat membahas kesaksian ketiga saksi tersebut, Kapten Zhang merasa He Yun dan Shi Qing agak aneh. Mereka bisa dibilang, terlalu kooperatif. Seharusnya mereka belum mengetahui adanya bom tersebut karena polisi bahkan belum mengumumkan adanya bom tersebut.

Tapi kedua orang itu malah kompak mengarahkan polisi untuk mencurigai Bapak Ma dan karung mencurigakan yang dibawanya seolah mereka tahu ledakan itu terjadi karena bom. Penumpang biasa tidak mungkin memperhatikan dengan detil ataupun mencurigai barang bawaan penumpang lain.

Karena itulah, Kapten Zhang menyarankan agar mereka tidak langsung melepaskan ketiga orang itu. Lepaskan saja Shi Qing lebih dulu agar mereka bisa melacaknya melalui ponselnya. Selain itu, Kapten Zhang juga ingin menginterogasi Lu Di dan He Yun sendiri.

Para keluarga korban sudah berdatangan, termasuk mantan istri dan putranya Bapak Ma, Ma Xiao Long. Dari keterangan Ma Xiao Long, Kapten Zhang mengetahui bahwa korban tabrak lari Bapak Ma adalah teman sekelasnya. 

Dia dan ibunya yang harus membayar uang kompensasi kepada keluarga korban, itu pun belum lunas. Setelah dia lulus kuliah, dia dan ibunya pindah ke Jialin dan putus kontak dengan ayahnya. Beberapa kali ayahnya menelepon minta bertemu, tapi dia selalu menolak.

Shi Qing diantarkan keluar. Namun saat dia melihat para keluarga korban dan mantan istri Bapak Ma, dia langsung ngotot menolak keluar dengan alasan mau menunggu pacarnya tak peduli biarpun lama.

Dia sengaja duduk di bangku sebelah, pura-pura sibuk dengan HP-nya padahal diam-diam menguping percakapan Ma Xiao Long dan ibunya. Dari situlah dia mengetahui latar belakang kriminal Bapak Ma.

Ibunya Ma Xiao Long takut dan panik banget kalau-kalau Bapak Ma ada hubungannya dengan ledakan bus itu. Dia takut kalau latar belakang Bapak Ma akan ketahuan banyak orang dan akhirnya akan memengaruhi karirnya Ma Xiao Long. Intinya, dia tidak begitu peduli dengan mendiang mantan suaminya dan lebih mengkhawatirkan nasib dan hidup mereka berdua ke depannya.


Saat Ma Xiao Long pamit ke toilet, Shi Qing bergegas keluar mencarinya dan mendapatinya bukan ke toilet, melainkan menenangkan diri di luar. Berbeda dengan ibunya, Ma Xiao Long tampak jelas penuh penyesalan atas kematian tragis ayahnya.

Shi Qing langsung mendekatinya dan mengaku bahwa dia pernah naik bus itu dan bertemu dengan Bapak Ma yang membawa semangka di karungnya. Mendengar itu, Ma Xiao Long pun membuka diri pada Shi Qing dan dengan penuh rasa bersalah mengaku bahwa dia sangat menyesal karena memutus hubungan dengan ayahnya.


Sayangnya, rencana Shi Qing dan He Yun rusak gara-gara kedatangan ibunya Lu Di yang membawa pesan dan wasiat Lu Di itu ke kantor polisi. Begitu Kapten Zhang membaca pesan itu, dia langsung memerintahkan He Yun dan Shi Qing dibawa ke ruang interogasi secara terpisah.

Ibu terus saja ngamuk-ngamuk mengira putranya ditipu dua orang asing. Dia benar-benar memperlakukan anaknya yang sudah dewasa, seolah dia masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Lu Di benar-benar sudah tidak tahan lagi dan langsung marah memprotes sikap Ibu yang sama sekali tidak menghormatinya ini.

Tapi Ibu malah terus nyolot, sama sekali tidak menyadari apa kesalahannya. Ayah yang awalnya diam saja, kali ini sontak membentak Ibu dan membela putra mereka. Entah bagaimana, ternyata Ayah sudah tahu kalau Lu Di menyewa kamar di luar rumah dan jelas dia mendukung putranya untuk memiliki kehidupannya sendiri.

Tapi Ibu malah tambah ngamuk, sama sekali tidak merasa dirinya salah dan tidak terima anak dan suaminya menyembunyikan masalah ini darinya. Tidak tahan lagi, Ayah langsung mendorong Ibu keluar dan dengan penuh kehangatan meyakinkan Lu Di bahwa dia akan selalu mendukung Lu Di, malah sebenarnya dia dan Ibu juga sama seperti Lu Di, memiliki kegemaran mereka masing-masing. Aww, Lu Di langsung memeluknya dengan penuh haru.

Jadilah kita kembali ke ruang interogasi lagi dan mengulang cerita tentang time loop lagi. Shi Qing dan He Yun bahkan sudah bosan harus mengulang cerita ini berulang kali. Dan yah, sama seperti sebelum-sebelumnya, tidak ada yang percaya.

Perbedaan dari loop yang sebelumnya, kali ini Lu Di juga diinterogasi. Tapi dia mengira kalau loop-nya akan terulang tepat tengah malam seperti cerita-cerita di anime, makanya dia terus menerus melihat jam dan terus berusaha meyakinkan Kapten Zhang untuk mempercayainya.

He Yun dengan tidak sabaran berusaha mendesak Detektif Jiang untuk membagi informasi apa pun yang dia miliki, soalnya dia tidak punya banyak waktu. Tapi tentu saja Detektif Jiang tidak mengerti apa maksudnya.

Sudah lewat tengah malam, kelelahan dan ngantuk, Shi Qing dan He Yun akhirnya tertidur dan masuk ke loop berikutnya. Mereka terbangun hampir bersamaan. 

He Yun tidak berhasil mendapatkan informasi apa pun, namun untungnya Shi Qing punya dan langsung membagi informasi yang dia dapatkan dari loop seelumnya, tentang Bapak Ma yang punya catatan kriminal.

He Yun jadi semakin curiga dengan isi karung Bapak Ma. Dia langsung mencoba mendekati karung itu, dan Bapak Ma langsung menjauhkan karungnya dengan protektif, membuat Yun jadi semakin curiga.

Tak lama kemudian, bus itu tiba di haltenya Lu Di. Shi Qing langsung maju duluan untuk menolong Lu Di yang dia tahu akan tersandung begitu dia naik bus, sekaligus mengetes apakah Lu Di masuk ke loop. Namun ternyata tidak, tatapan mata Lu Di jelas tidak menunjukkan kalau dia mengenali mereka berdua. Ah! Sayang sekali.

Shi Qing kecewa, mereka kehilangan satu orang yang bisa membantu mereka. Shi Qing usul agar mereka menyebutkan saja rahasianya Lu Di agar Lu Di mempercayai dan membantu mereka. 

Tapi He Yun merasa itu hanya akan buang-buang waktu, waktu mereka terbatas, lebih baik mereka langsung bertindak sendiri. Dia punya ide untuk mengetes isi karung Bapak Ma dan langsung membisiki Shi Qing. 

Mereka langsung berakting heboh bak sepasang kekasih yang berdebat tentang halte... hingga He Yun bisa mendekati karung itu dan pura-pura tak sengaja menginjak karung Bapak Ma dan air semangkanya langsung meluber keluar. Isi karung itu benar-benar cuma semangka.

Sontak saja Bapak Ma langsung kesal menyerang He Yun. Untungnya Yi Ge dengan cepat mencegahnya sebelum dia melukai He Yun. Yi Ge ini benar-benar orang yang adil dan bijak. Dia langsung mengomeli He Yun karena dia menyaksikan sendiri He Yun menginjak karung Bapak Ma dengan sengaja, tapi dia juga mengomeli Bapak Ma karena hampir melukai He Yun.

Bibi Obat juga langsung mengomeli He Yun karena menghancurkan semangka Bapak Ma dan menuntut He Yun untuk minta maaf. Tapi malah Bapak Ma duluan yang meminta maaf pada He Yun karena emosi sesaat pada He Yun.

He Yun masih belum puas ingin mengecek karung itu lebih lanjut. Tapi Shi Qing dengan cepat mencegahnya dan memaksanya duduk kembali ke kursi mereka. Akhirnya Shi Qing-lah yang harus menangani kekacauan ini dan setulus hati meminta maaf pada Bapak Ma.

Satu semangka setengah hancur gara-gara ulah He Yun, padahal semangka-semangka ini mau Bapak Ma kirim ke putranya. Sudah bertahun-tahun dia tidak bertemu dengan putranya. Seorang kenalannya memberitahunya bahwa dia melihat update medsos putranya yang mengaku bahwa dia merindukan semangka hasil tanamnya. Makanya Bapak Ma membawa beberapa buah semangka hasil kebunnya ini untuk putranya.


He Yun jadi merasa bersalah mendengarnya. Shi Qing pun tak enak hati padanya. Maka kemudian dia berusaha menghibur dan menyemangati dengan cara berpura-pura mengaku sebagai rekan kerja Ma Xiao Long dan berbohong bahwa mengenali Bapak Ma karena Ma Xiao Long pernah menunjukkan foto ayahnya. 

Dia meyakinkan Bapak Ma bahwa Ma Xiao Long selalu ingin bertemu kembali dengan ayahnya dan bahwa Xiao Long selalu membangga-banggakan semangka yang ditanam oleh ayahnya. Bapak Ma sontak berkaca-kaca penuh haru mendengarnya.

Terharu dan berterima kasih pada Shi Qing, Bapak Ma memutuskan untuk bagi-bagi semangka yang setengah hancur pada semua orang di bus. Hampir semua orang menerimanya dan memakannya dengan lahap... kecuali si Ibu Pendiam dan Bapak Koper yang menolak semangka gratis dan manis itu.

He Yun memperhatikan sekarang sudah jam 13:43, tidak terjadi tabrakan dengan truk tangki, bus pun melaju dengan mulus hingga sampai di jembatan.

Ringtone berbunyi tak lama kemudian. Shi Qing pun memanfaatkan detik-detik terakhir sebelum ledakan untuk memberitahu Bapak Ma, "Paman, Xiao Long berkata bahwa dia tahu bahwa dia melakukan kesalahan. Dia seharusnya tidak menghindari Paman. Dia benar-benar mencintai Paman." 

 

Bus meledak sedetik kemudian dan mereka pun masuk ke loop berikutnya. Kali ini kita melihat si Bapak Koper baru saja naik bus. Jelas sekarang Bapak Ma bukan pelaku, jadi tersangka mereka cuma tinggal dua: Ibu Pendiam dan Bapak Koper. Kedua orang ini naik bus di waktu yang sama, dari halte yang sama. Jadi siapa kah yang harus mereka curigai?

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments