Sinopsis Reset (2022) Episode 2

Ini adalah tim loop pertama He Yun, dan reaksinya sama seperti Shi Qing saat pertama kali bangun di time loop-nya yang pertama, merasa yang barusan dia alami adalah mimpi yang sangat buruk dan terasa begitu nyata. 

Namun dia mulai bingung saat melihat Shi Qing di sampingnya, wanita yang dia ingat ada di mimpinya. Akhirnya dia memberanikan apakah mereka pernah bertemu sebelumnya, dan pertanyaan itulah yang membuat Shi Qing sadar kalau dia tidak sendirian sekarang, He Yun juga masuk ke dalam lingkaran waktu ini.

Shi Qing jadi terlalu antusias karena akhirnya punya teman, tapi keantusiasannya justru terasa menakutkan bagi He Yun hingga dia langsung pindah tempat duduk. Tapi dia juga sangat bingung karena dia ingat segala detil kejadian di time loop yang sebelumnya, yang dia kira cuma mimpi itu.

 

Shi Qing meyakinkan bahwa semua itu bukan mimpi, dan terang saja He Yun jadi mulai ketakutan hingga dia langsung meminta pak supir untuk menurunkannya. Namun sama seperti time loop yang sebelumnya, pak supir menolak menurunkannya di tengah jalan.

Reaksi paniknya sama persis seperti Shi Qing di beberapa time loop awal. Mereka berhenti di lampu merah saat Shi Qing berusaha membuka pintu, tapi si supir tetap menolak membuka pintunya. (Aneh banget sih, lagian mereka sudah berhenti di lampu merah juga, kenapa dia keukeuh tidak mau menurunkan penumpang?)

Gara-gara kepanikannya, si penumpang bertubuh kekar (kita panggil saja dia Pria Kekar) jadi kesal sama dia dan langsung memelintirnya. Kejadian ini 11-12 lah sama loop-nya Shi Qing yang ke-3. 

Dan selama kekacauan ini berlangsung, si supir tetap keukeuh tidak mau menghentikan busnya dan tidak mau menurunkan penumpang. (Apa dia tidak takut kekacauan ini bakalan memengaruhi konsentrasinya? Biarpun dia tidak tahu bakalan kecelakaan, tapi tidak seharusnya juga dia lanjut menyetir dalam keadaan kacau balau begini. Lama-lama si supir ini mencurigakan deh). 

 

Dan yah, sama seperti sebelumnya, mereka kecelakaan dan meledak lagi. Dan kita mulai lagi dengan time loop ke-8 (time loop ke-2 bagi He Yun) di mana He Yun semakin yakin bahwa yang dialaminya memang bukan mimpi, dan itu membuatnya semakin panik tak karuan sehingga apa pun yang diucapkan Shi Qing tidak dia bisa dengar sama sekali.

Segala cara dia lakukan untuk turun dari bus itu, tapi selalu gagal karena si supir yang keukeuh menolak menurunkan penumpang. Dia berusaha diam-diam mencoba membuka pintu keluar, tapi anehnya, pintunya tetap terkunci.

Frustasi, He Yun akhirnya cuma bisa menunggu ajal menjemput dengan membuka jendela bus. Mengira dia mabuk darat, si bibi yang punya segala macam obat (kita panggil saja dia Bibi Obat), langsung menawarkan obatnya untuk He Yun.

Tiba-tiba dia melihat ada dua buah palu di dekat Bibi Obat dan Pria Kekar (yang biasanya digunakan untuk memecahkan kaca dalam keadaan darurat). He Yun langsung diam-diam mendekati palu itu tanpa sadar kalau dirinya sedang direkam oleh salah satu penumpang (nih cowok memang selalu merekam setiap kejadian yang terjadi di semua time loop dengan ponselnya. Dia semacam orang yang hobi merekam segala hal buat diunggah ke medsos. Kita panggil saja dia Cowok Perekam).

Begitu dia mengambil palu itu, sontak alarm bus berbunyi begitu lantang. He Yun langsung memecahkan kaca jendela, dan berusaha melompat keluar, namun dicegah oleh si Pria Kekar. Dan di saat seperti ini, si supir tetap lanjut menyetir dengan alasan menaati aturan, pokoknya dia ngeyel harus sampai di halte dulu, baru berhenti.

Shi Qing yang frustasi menghadapinya, memberitahu bahwa dia juga sudah berusaha melakukan segala cara seperti yang He Yun lakukan dan selalu gagal, sama seperti He Yun. Karena itulah, dia memohon pada He Yun untuk tidak bersikap impulsif.

Dan yah, akhirnya, seperti sebelumnya, kecelakaan terjadi lagi... dan mereka berdua terbangun dari tidur mereka di time loop yang selanjutnya (Ke-9). Dan sekarang He Yun akhirnya sudah bisa tenang dalam menghadapi situasi ini.

Mereka akhirnya bisa membicarakan situasi ini dengan cara baik-baik. Shi Qing menceritakan segalanya dari sudut pandangnya sejak loop pertama, dia juga sama seperti He Yun, selalu gagal apa pun yang dia lakukan untuk turun dari bus, kecuali saat dia menuduh He Yun sebagai orang mesum.

Intinya, mencoba turun dari bus itu tidak akan berhasil, dan turun dari bus pun percuma. Karena itulah, Shi Qing sekarang mengubah pikirannya. Alih-alih mencoba segala cara untuk turun dari bus, lebih baik mereka mencegah tabrakan terjadi. (Pinter!)

 

He Yun setuju dengan ide itu, maka mereka pun pindah ke depan, tapi Shi Qing sepertinya lupa dengan time loop yang sebelumnya. Dia malah berusaha menghentikan bus dengan cara pura-pura sakit lagi.

Tapi yah tentu saja, sama seperti sebelumnya, si Bibi Obat langsung maju menghampirinya, menawarkan obat yang dia ambil dari tasnya yang udah kayak apotik itu. Saat itulah Shi Qing baru ingat kegagalannya di time loop yang sebelumnya.

Bus berhenti di lampu merah, berarti tinggal beberapa menit lagi sebelum kecelakaan terjadi. He Yun dan Shi Qing terpaksa mengubah rencana. He Yun berusaha meminta supir untuk pelan-pelan kalau menyetir dengan alasan lalu lintas agak padat.

 

Si Cowok Perekam langsung sinis menyanggah omongan He Yun karena dia yakin kalau Pak Supir pastilah sudah ahli dan berpengalaman puluhan tahun sebagai supir bus, buktinya dia hapal banget dengan jalur bus ini. Iya kan? Tapi yang tak disangka, Pak Supir mengaku bahwa dia menjadi supir bus baru 4 tahun.

Sementara si Cowok Perekam itu terus bawel berceramah panjang lebar, Shi Qing dan He Yun mengabaikannya, berkonsentrasi mengawasi persimpangan jalan, menanti munculnya si kurir yang akan memotong jalan dari arah kiri.


Dan begitu si kurir muncul dan sebelum dia lewat, He Yun langsung berteriak memperingatkan hal itu ke si supir sehingga si supir berhasil mengerem mendadak sehingga bus kali ini tidak menyenggolnya, truk tangkis gas juga berhasil mengerem tepat waktu, si kurir selamat, mereka semua selamat.


Yes! Akhirnya! Mereka berhasil mencegah tabrakan dan ledakan. Shi Qing dan He Yun lega. Bus pun kembali melaju dengan aman sentosa, namun sedetik kemudian, tiba-tiba Shi Qing mendengar suara ringtone yang pernah dia dengar di loop pertama dan kedua, lalu bus meledak lagi. OMG! Benar-benar ada bom. 


Dan kita mulai lagi di time loop selanjutnya (Ke-10. Aku sebenarnya sudah mulai malas menghitung time loopnya. Wkwkwk!). Menyadari mencegah tabrakan juga percuma, Shi Qi jadi semakin ingin turun dari bus apa pun caranya.

Dia baru ingat sekarang bahwa dia mendengar suara ringtone itu di loop pertama dan kedua. Baru di loop ketiga dan selanjutnya dia terus mengganggu supir untuk menurunkannya dari bus sehingga dia tidak lagi mendengar suara ringtone dan menyebabkan kecelakaan itu. (Berarti ledakan di loop pertama dan loop kedua terjadi karena bom dan bukan karena tabrakan?)

Shi Qing yakin bahwa di bus ini pastilah ada bom dan ringtone itu mungkin pemicunya. Karena itulah dia mau turun apa pun caranya. Satu-satunya dia berhasil turun dari bus adalah saat dia menuduh He Yun sebagai orang cabul, dan langsung menatap He Yun penuh arti. (Pfft! Kasihan banget sih He Yun)

Tapi berhubung itu satu-satunya cara, terpaksalah He Yun memberikan tangannya dan Shi Qing langsung mengulang aktingnya yang sebelumnya, teriak-teriak heboh menuduh He Yun melecehkannya dan minta turun.

 

Dan akhirnya mereka berhasil turun juga, sama seperti sebelumnya, si supir dan semua orang membiarkannya turun bersama si 'orang cabul' lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Kali ini Shi Qing langsung menelepon polisi untuk mengabarkan tentang bom itu dengan harapan polisi akan bisa mencegahnya meledak, tapi si polisi malah ribet banget menanyakan ini-itu pada Shi Qing (kapan bertindaknya kalau tanya-tanya terus, wahai para polisi?!).

He Yun sadar pertanyaan mereka tidak akan ada habisnya, jadi dia langsung memerintahkan Shi Qing untuk mematikan teleponnya saja. Dan berhasil! Para polisi akhirnya mulai bertindak mengejar bus yang dimaksud.

Saat mereka naik ke jembatan penyeberangan terdekat, He Yun bertanya penasaran, apakah ini pertama kalinya Shi Qing menelepon polisi? Shi Qing mengiyakannya sambil lalu saking khawatirnya kalau-kalau mereka gagal lagi dan bus itu tetap meledak. (Sebenarnya aku juga penasaran apakah ini benar-benar pertama kalinya Shi Qing menelepon polisi? Kalau nggak, kemungkinan ada loop yang terlewat dan terlupakan oleh Shi Qing)

He Yun masih penasaran, bagaimana ceritanya Shi Qing masuk rumah sakit saat dia pertama kali berhasil turun padahal dia bahkan jauh dari lokasi ledakan. Shi Qing mengaku kalau waktu itu dia belum begitu jauh, dia berdiri di persimpangan yang berada di bawah jembatan ini saat ledakan itu terjadi (persimpangan Qing Shui Xiang).

Ledakannya sangat kuat hingga terasa sampai ke sini, menyebabkan seorang pesepeda motor kaget sehingga menyerempetnya, dan begitulah bagaimana akhirnya dia dirawat di rumah sakit.


Sudah lewat waktunya meledak, apakah itu artinya polisi berhasil mencegah ledakan? Oh, tidak ternyata! Ledakan tetap terjadi dengan begitu hebatnya. Polisi belum menemukan bomnya, namun awal ledakan disebabkan oleh tabrakan dengan truk tangki gas. Jika benar-benar ada bom, rasanya terlalu kebetulan.


He Yun mendadak kesal setelah Shi Qing baru memberitahunya bahwa sebentar lagi polisi pasti akan menemukan mereka melalui CCTV dan menginterogasi mereka. Jelas mereka pasti akan cepat tertangkap, apalagi Shi Qing menelepon polisi tepat di tempat mereka turun tadi.


Benar sekali. Kapten Zhang dan yang lain semakin mencurigai Shi Qi karena ponselnya Shi Qing sama sekali tidak bisa dihubungi. Kapten Zhang langsung memberi berbagai instruksi untuk mengecek CCTV di sekitar persimpangan Qing Shui Xiang.

Dengan cepat mereka pun menemukan rekaman kedua orang itu saat mereka berada di jembatan penyeberangan, bahkan mendapatkan identitas mereka secepat itu. Kapten Zhang bisa menduga dengan tepat kalau kedua orang itu berada di sana pasti untuk melihat apakah polisi berhasil mencegah ledakan atau tidak.

Shi Qing lagi-lagi melihat sekawanan burung yang juga dia lihat waktu dia dirawat di rumah sakit di loop ke-6. Dia jadi merasa kalau burung-burung itu membuntuti mereka. Mungkin mereka ini seharusnya sudah mati. 

Orang bilang, saat seseorang mengalami kematian yang tidak adil, maka jiwanya akan terperangkap di tempat kematiannya dan terus menerus mengulang apa yang dia lakukan sebelum kematiannya. Mereka berdua juga seperti itu, terus menerus terperangkap di dalam bus lagi dan lagi.

He Yun kurang setuju, mereka mengalami kejadian-kejadian yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Dan lagi, sebenarnya ada lagi perkataan orang yang berkata bahwa jika hantu sudah menemukan penggantinya, maka mereka bisa meninggalkan loop yang memerangkap mereka. Shi Qing sudah selamat, itu artinya, dia sudah menemukan penggantinya (He Yun).

Tidak. Shi Qing tidak setuju. Waktu dia menarik He Yun keluar dari bus, dia murni hanya berniat menyelamatkan He Yun dan bukannya mau menjadikan He Yun sebagai penggantinya. He Yun penasaran, kenapa hanya dia seorang yang Shi Qing selamatkan?

"Mungkin karena, aku sudah mencoba berkali-kali, hanya kau satu-satunya yang ingin membantu dengan cara yang aku inginkan."

Tapi ada satu hal yang masih sangat Shi Qing khawatirkan. Dia sama sekali belum pernah melihat keberadaan bom itu secara langsung. Apa yang harus mereka katakan jika polisi menanyatakan tentang itu?

"Beritahu mereka yang sebenarnya." Santai He Yun.

"Beritahu mereka bahwa kita berada di dalam lingkaran waktu? Mereka tidak akan mempercayai kita."

"Kita bisa bilang apa lagi? Kita tidak menyalakan bomnya, kita juga tidak punya motif. Jika polisi tidak mempercayai kita, maka mereka pasti berpikir kalau ini ini berdelusi."

Kalaupun mereka dicurigai sebagai tersangka, tetap saja polisi butuh bukti untuk memberatkan mereka. Jika polisi tidak punya bukti, maka mereka pasti akan dilepaskan. Dia sama sekali tidak menyarankan untuk sembarangan mengarang cerita karena jika karangan mereka tidak sejalan, maka mereka pasti akan semakin dicurigai. 


Pada saat yang bersamaan, polisi akhirnya berhasil melacak keberadaan kedua orang itu. Kapten Zhang langsung memimpin para anak buahnya untuk menangkap mereka.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments