Recap Reset (2022) Episode 1

Kisah dimulai dari seorang wanita bernama Li Shi Qing yang menelepon polisi. Dia memberitahu polisi bahwa ada bom di dalam bus No. 45 yang baru saja ditumpanginya. Bus yang dimaksudnya itu terlihat sedang berhenti di lampu merah bersama beberapa kendaraan lainnya.


Namun tepat setelah beberapa detik bus kembali melaju, tiba-tiba saja bus itu meledak dengan begitu hebatnya sehingga kendaraan-kendaraan lain di sekitarnya juga turut jadi korban.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita kembali ke masa beberapa waktu sebelumnya...


Li Shi Qing (Zhao Jin Mai) adalah seorang mahasiswi biasa yang hari itu naik ke bus No.45 yang menuju ke pusat kota untuk membeli buku. Dia cukup sering naik bus itu, makanya dia familier sama supirnya. Waktu dia naik, bus cukup penuh penumpang dan hanya ada satu bangku kosong di bagian agak belakang dekat pintu keluar, dia pun duduk di bangku itu bersama seorang pemuda asing.

Dalam perjalanan, Shi Qing dan pria di sebelahnya sama-sama tertidur, lalu tak lama setelah itu, dia terbangun karena mendengarkan suara ringtone ponsel model lawas, lalu tiba-tiba bus itu meledak... lalu Shi Qing tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya beberapa menit sebelum ledakan terjadi. 


Awalnya dia mengira kalau dia cuma mimpi walaupun rasanya begitu nyata, dia bahkan bisa merasakan panasnya ledakan dan luka di wajahnya padahal wajahnya masih mulus. Bus saat itu sudah cukup sepi dan hanya tersisa 10 orang, 7 pria termasuk supir dan 3 wanita. 

Lalu tiba-tiba, dia mendengar suara ringtone yang sama. Aneh, kalau yang sebelumnya cuma mimpi, lalu kenapa bisa ada bunyi ringtone yang sama? Lalu sedetik kemudian, bus-nya benar-benar meledak lagi, dan kali ini terjadi saat Shi Qing dalam keadaan sadar sepenuhnya... lalu dia terbangun lagi dari tidurnya di waktu yang sama, beberapa menit sebelum terjadinya ledakan. 


Waktu dia bangun yang ketiga kalinya itulah dia mulai sadar kalau ini bukan mimpi, melainkan dia dan seluruh penumpang bus itu akan segera meledak lagi, mereka semua terjebak di dalam sebuah time loop, yang kontan membuatnya ketakutan. 

Dengan panik dia berusaha keluar dari sana, tapi semua pintu dikunci lalu seorang penumpang bertubuh kekar langsung mencegahnya dan menjauhkannya dari pintu sehingga Shi Qing gagal menyelamatkan diri dan meledak lagi di dalam bus itu.

Saat dia terbangun keempat kalinya, dia mencoba membunyikan alarm, tapi tetap gagal juga. Akhirnya dia menyerah saat dia bangun kelima kalinya, dan memutuskan untuk mulai memikirkan cara lain untuk turun dari bus. Tapi dia tidak memberitahu semua orang tentang time loop ini, karena dia pasti takut tidak ada yang percaya dan semua orang bakalan menganggapnya sinting.

Ada sedikit yang berbeda di loop kelima ini, yaitu si pemuda di sampingnya itu,  Xiao He Yun (Bai Jing Ting), juga ikut bangun dan langsung khawatir melihat Shi Qing berkeringat banyak. Saat dia berniat mengambilkan tisu untuk Shi Qing, tak sengaja He Yun menyenggol dadanya.


Tapi Shi Qing mengabaikannya saking paniknya ingin turun dari bus apapun caranya. Maka kemudian, dia memutuskan untuk pura-pura sakit, mengklaim jantungnya kumat, dan memohon-mohon pada pak supir untuk menurunkannya. 

Sayangnya dia gagal, supir tidak mau menurunkannya karena mereka belum sampai halte, dan lagi, rumah sakit terdekat juga jaraknya cukup jauh. Para penumpang lain juga cuma menyuruhnya untuk bertahan.

Cuma He Yun yang benar-benar mengkhawatirkannya dan berusaha mendesak supir untuk menurunkan Shi Qing saja. Tapi si supir entah kenapa tampak enggan, lalu tiba-tiba seorang bibi berbaik hati memberinya obat. Di dalam tasnya si bibi memang tampak penuh dengan berbagai macam obat.

Jadilah dia gagal lagi dan hanya bisa menunggu ledakan yang sebentar lagi akan segera terjadi. Namun kali ini karena dia sudah pindah duduk di depan, Shi Qing jadi melihat seluruh proses insiden itu, yang anehnya, ternyata bukan karena bom, melainkan karena tabrakan dengan truk tangki gas. (Terus gimana tentang telepon bom itu?)

Waktu itu supir bus agak mempercepat laju busnya setelah lampu merah, mungkin berniat mau mengantarkannya ke rumah sakit. Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba ada kurir berseragam ungu yang memotong jalan dari arah kiri.

Karena begitu tiba-tiba dan jarak yang sangat dekat, bus itu jadi menyenggol sepeda motor si kurir, si supir bus langsung banting setir agar tidak melindas si kurir, tapi malah menabrak tangki gas yang datang dari arah berlawanan yang langsung meledakkan bus dan kendaraan lain di sekitarnya.

Mereka semua pun meledak lagi, dan Shi Qing lagi-lagi terbangun dari tidurnya untuk yang keenam kalinya. Kejadian awalnya sama seperti loop yang kelima, He Yun mau mengambilkan tisu untuk Shi Qing, tapi malah tak sengaja menyenggol dada Shi Qing. 

Namun kali ini, alih-alih berakting sakit, Shi Qing mendadak punya ide baru dan memanfaatkan itu untuk teriak-teriak heboh menuduh He Yun sebagai orang mesum dan mendesak pak supir untuk menurunkan mereka. Dia jadi semakin panik karena dia menyadari mereka akan meledak setelah melewati jembatan.

Awalnya pak supir tetap ogah menurutinya, bahkan para penumpang lain juga berusaha menenangkan Shi Qing. Tapi karena Shi Qing terus heboh minta turun dengan alasan mau memperkarakan He Yun ke kantor polisi, akhirnya yang lain juga mendesak pak supir untuk menurunkan Shi Qing. Dan baru saat itulah pak supir akhirnya, mau tak mau, menurutinya dan menurunkannya. 

(Sebenarnya aku agak heran, kenapa si supir ini kayaknya ogah banget menurunkan Shi Qing? Apa pun yang dilakukan Shi Qing untuk minta turun di time loop yang sebelum-sebelumnya, si supir ini terkesan tidak mau menurunkannya. Waktu akhirnya dia menurunkan Shi Qing juga kayaknya dia agak kesal apa gimana gitu)

Shi Qing awalnya berusaha membujuk yang lain untuk ikut turun dengan alasan sebagai saksi untuknya. Jelas dia berniat menyelamatkan semua orang dari ledakan, tapi sayangnya, tidak ada yang mau turun karena semuanya punya urusan masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan.

Akhirnya Shi Qing hanya bisa menyeret He Yun keluar bersamanya dengan alasan mau membawanya ke kantor polisi. Pikirnya, setidaknya dia bisa menyelamatkan satu orang. 

Jelas saja He Yun jadi kesal sama dia, apalagi setelah turun, Shi Qing malah mendadak batal membawa masalah ini ke kantor polisi. Padahal He Yun saat itu sedang terburu-buru untuk menemui teman-temannya yang sedang menunggunya. Akhirnya mereka berpisah arah, He Yun memutuskan meneruskan perjalanan naik taksi ke arah yang sama dengan bus tadi, sedangkan Shi Qing jalan kaki ke arah yang berlawanan.

Namun beberapa menit kemudian, tiba-tiba Shi Qing mendengar ledakan, yah bus itu meledak lagi, untungnya kali ini Shi Qing selamat. Namun tepat saat itu juga, ada pengendara sepeda motor yang menyerempetnya sehingga Shi Qing terjatuh dan kepalanya terbentur aspal cukup keras sehingga dia mengalami gegar otak. Samar-samar, dia melihat papan nama jalan itu adalah Qing Shui Xiang.

Dia dilarikan ke rumah sakit bertepatan dengan para korban ledakan bus yang juga dilarikan ke rumah sakit yang sama. Namun alangkah terkejutnya dia saat tiba-tiba dia melihat He Yun didorong ke IGD, ternyata dia juga tetap jadi korban ledakan itu dalam keadaan luka bakar yang sangat parah. Dia masih hidup, namun kondisinya sekarat. Dan saat itulah, He Yun sempat balas menatapnya.

Berdasarkan data penumpang, polisi mendapati total ada sepuluh orang yang seharusnya berada di dalam bus, termasuk supir. Namun total korban yang mereka temukan di dalam bus hanya delapan orang. 

Dari CCTV di dekat TKP-lah polisi menemukan rekaman Shi Qing dan He Yun turun di tengah jalan tepat sebelum ledakan terjadi. Jelas itu aneh bagi polisi karena tempat itu bahkan bukan halte. Dengan cepat mereka pun menemukan keberadaan Shi Qing yang tengah dirawat di rumah sakit.

Di rumah sakit, Shi Qing melihat sekawanan burung terbang di jendelanya. Waktu polisi datang dan menginterogasinya, Shi Qing benar-benar gugup, tapi mengaku lupa dengan detil kejadiannya, dan dia memang jujur. 

Gegar otaknya membuat ingatannya agak mengabur. Segala kejadian dari time loop pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima, campur aduk di dalam ingatannya sehingga dia kesulitan membedakan yang mana yang kejadian pertama, kedua, atau yang terakhir.

Semua ingatan yang terlalu banyak itu membuatnya jadi begitu pusing hingga dia muntah. Namun setelah itu, akhirnya Shi Qing akhirnya bisa mengingat segalanya dan langsung menceritakan segalanya pada polisi.

Tapi, yah, pastinya, ceritanya terasa sangat tidak masuk akal, salah satu polisi langsung emosi menuduhnya mengarang cerita. Tapi untungnya atasan mereka, Kapten Zhang, bisa menghadapinya dengan lebih tenang. Shi Qing sempat memperhatikan, tangan kanan Kapten Zhang agak lemah, bahkan hanya untuk membuka tutup botol air mineral saja tidak kuat.

Sebenarnya Kapten Zhang juga tidak percaya dengan cerita Shi Qing, namun dia tetap mendengarkan dengan sabar dan merekam semua cerita Shi Qing sejak time loop pertama sampai time loop terakhir. 

Namun kemudian ada yang menarik perhatiannya, Shi Qing bisa tahu tentang awal mula kecelakaan itu, yaitu si kurir berseragam ungu yang mendadak memotong jalan dari arah kiri. Bagian yang ini tidak pernah mereka ceritakan ke Shi Qing, lalu bagaimana Shi Qing bisa tahu?

Pun begitu, Kapten Zhang tetap sulit mempercayai ceritanya dan meyakini kalau Shi Qing pasti cuma pernah mendengar detil kecelakaannya entah dari mana. Dan bisa diduga, Kapten Zhang benar-benar menganggapnya sudah gila.

Namun ada satu lagi yang aneh tentang cerita Shi Qing, yaitu si supir bus. Menurut Kapten Zhang, supir bus biasanya harus melalui berbagai training untuk menghadapi situasi darurat sebelum benar-benar resmi menjadi supir, termasuk apa-apa saja yang harus dilakukan jika menghadapi orang mesum yang berada di dalam bus.

Seharusnya, si supir menelepon polisi, mengunci semua pintu biar si pelaku tidak bisa melarikan diri lalu membawanya ke kantor polisi. Aneh sekali si supir malah tidak melakukan apa-apa. Dan lebih aneh lagi karena dia malah membiarkan Shi Qing turun sendirian bersama si pelaku lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Di IGD, tim medis berusaha keras menyelamatkan nyawa He Yun. Sayangnya,  mereka gagal. He Yun pun meninggal dunia... lalu tiba-tiba dia terbangun di dalam bus beberapa menit sebelum kecelakaan terjadi. Owww... mulai lagi loop-nya, tapi kali ini dimulai dari He Yun. Hmm, menarik.

****

Pertanyaan ku, loop terakhirnya Shi Qing kan loop keenam, lalu di loop yang ke berapa dia menelepon polisi untuk memberitahu mereka tentang bom itu? Sejak loop pertama sampai kelima, dia tidak ada kesempatan turun dari bus, dan loop keenam juga dia tidak menelpon polisi. Apa ada yang kelewat? Atau mungkin belum terjadi, dan akan terjadi di loop yang selanjutnya? Apakah benar-benar ada bom? Apakah si supir benar-benar mencurigakan? Entahlah, tapi dia memang agak aneh.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments