Sun Hee membantu mengobati Tae Yang sambil mengomelinya bak seorang ibu. Dia menepuk-nepuk tangan Tae Yang, mengikat jempolnya lalu menusuknya dengan jarum untuk mengeluarkan darah kotornya. Dan selama proses itu, Tae Yang terus mengeluh kesakitan kayak anak kecil.
"Augh! Orang bilang kalau orang cerewet itu suka heboh saat terluka. Kau persis seperti itu. Jangan heboh begitu."
Omelannya itu kontan membuat Tae Yang tercengang. "Dulu, ibuku sering mengatakan itu kepadaku."
"Kalau ibumu bilang begitu, berarti sudah jelas. Kau pasti selalu menyulitkannya. Kau akan menyesal kalau kau menyulitkan ibumu."
Tae Yang tampak canggung dan sedih mendengarnya. Hmm... mungkin ibunya sudah meninggal dunia.
Begitu mendarat di Korea. Tae Yang langsung diseret oleh dua orang pengawal, tapi dia terus heboh mencari-cari Sun Hee. Tepat saat itu juga, Sun Hee kebetulan lewat di dekatnya.
Tae Yang langsung antusias meminta nomor teleponnya Sun Hee atau akun medsos-nya. Tapi Sun Hee bahkan tidak mendengarkannya dan langsung bergegas pergi.
Tae Yang jelas tambah heboh, bagaimana caranya dia bisa mendapatkan informasi penumpang? Tanya ke pusat layanan? Atau departemen manajemen pelanggan? Apa dia bisa minta daftar penumpang.
Tak ada yang menjawab, tapi kemudian dia melihat cutout-nya Do Hee di sana dan langsung sadar kalau dia bukan penumpang, tapi model perusahaan mereka.
"Dia lebih seksi terlihat langsung. Pantas aku tidak mengenalinya. Aku beruntung melihat ini di waktu yang tepat. Aku dan dia ditakdirkan untuk bertemu lagi. Bukankah begitu?"
Pyeong Pan sampai kesal melihat tingkahnya. "Cepat jalan!"
Ibunya Sun Hee baru tiba di tempat spa (tempat kerjanya), tapi malah mendapati besannya lagi tidur di tengah-tengah ruangan sambil ngorok sekeras-kerasnya. Ibu langsung membangunkannya dan menuntut kenapa besan tidur di sini?
"Kurasa kau sudah terbiasa memanggilku besan. Kau memanggilku besan setiap kali kau mengakhiri kalimat."
"Aku memanggilmu begitu karena kau memang besanku, ada yang salah?"
"Kita mungkin bukan besan lagi mulai hari ini."
"Apa maksudmu?"
"Menantuku menginap di tempat lain tanpa memberitahuku. Dia menginap di tempat lain padahal sudah punya suami dan anak. Apa ini bisa diterima?"
"Dia pasti punya alasan kuat."
Ibu Mertua malah sengaja makin mengeraskan suaranya biar semua orang mendengarnya. "Alasan apa yang membuat wanita bersuami menginap di tempat lain?"
Tak enak dilihat banyak orang, Ibu berusaha mengajaknya bicara di luar. Tapi Ibu Mertua tidak mau dan terus berteriak-teriak mempermalukan Sun Hee.
Ibu jelas kesal dan langsung balas nyinyir keras-keras. Ibu tahu kalau Ibu Mertua sengaja cari ribut di sini bukan karena Sun Hee, tapi karena Ibu Mertua tidak suka dengan fakta kalau dia mengetahui masa lalu Ibu Mertua.
"Masa lalu? Aigoo! Orang lain bisa berpikir kalau aku mantan narapidana. Aku bahkan bisa hidup tanpa batasan hukum."
"Bukan hukum masalahnya. Masalahnya adalah kau jelek. Kau gadis paling jelek di SMA. Tapi penampilanmu membaik karena melakukan banyak operasi (Pfft!). Jadi, kau pasti kesal karena aku memiliki foto lamamu. Kalau kau tenang, aku tidak akan memanggilmu plastik. Kenapa kau cari masalah denganku?"
Orang-orang sontak ngakak mendengarnya. Malu, Ibu Mertua langsung membela diri kalau dia oplas mata gara-gara bulu matanya masuk mata (Pfft! Alasan yang absurd).
Jelas tidak ada yang percaya. Orang-orang bahkan mulai memperhatikan kalau Ibu Mertua juga sepertinya pernah oplas hidung, bibirnya juga sepertinya baru disuntik botox.
Kesal, Ibu Mertua malah sengaja mengungkit-ngungkit mendiang Ayah dan menuduhnya pembunuhnya. Dia bahkan menuduh sifat buruk putrinya pasti menurun dari ayahnya.
Habis sudah kesabaran Ibu. Ia langsung menyerang Ibu Mertua dan jadilah kedua ahjumma itu jambak-jambakan sampai Ibu mimisan.
Sun Hee cepat-cepat ganti baju dan menghapus makeup-nya dalam perjalanan bis. Dia sedang berusaha menutupi bekas lukanya dengan bedak saat Cho Rong menelepon dan menyuruhnya ke kantor polisi.
Cuma ada ibunya saat dia tiba di kantor polisi. Dan bahkan sekalipun dia berusaha menutupi lukanya, tapi ibu tetap bisa melihatnya dan langsung cemas.
Sun Hee berbohong kalau dia cuma tak sengaja terbentur pintu kereta. Tapi di mana Ibu Mertua? Kenapa cuma Ibu yang ada di sini? Bukankah Ibu Mertua juga memukul Ibu?
"Ibu yang memukulnya duluan."
Tapi Pak Polisi langsung menyela dan memberitahu Sun Hee bahwa Ibu sebenarnya juga dipukul, tapi Ibu bersikeras kalau Ibu Mertua tidak memukulnya.
Tepat saat itu juga, Pihak RS menelepon dan Ibu bisa mendengarnya karena Sun Hee menyalakan speaker. Ibu jelas penasaran apa maksudnya dengan rumah sakit.
Terpasalah Sun Hee membawa Ibu ke Do Hee yang masih koma. Ibu sontak shock sampai hampir pingsan melihat putrinya dalam keadaan seperti itu.
Dokter memberitahu bahwa walaupun operasinya berjalan lancar, tapi dia belum sadar karena tekanan tinggi di kepalanya. Dokter juga tak tahu kapan dia akan siuman. Mereka hanya bisa menunggu.
Ibu Mertua masih heboh gara-gara Sun Hee tidak mengangkat teleponnya sedari tadi. Cheon Dae sampai gregetan sendiri melihat ibunya. "Ibu bisa membuat ponselnya meledak. Dia bilang kan akan pulang. Berhentilah menghubunginya!"
"Lalu kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?!"
"Kenapa membentakku?!"
"Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya. Kalau dia pulang, akan kuberi dia pelajaran!"
Ibu sedih melihat Do Hee seperti ini. Ia sudah sering bilang agar Do Hee tidak membuat dirinya sendiri kelelahan. Uang dan ketenaran itu tidak berarti apapun. Teleponnya Sun Hee berbunyi lagi saat itu. Ibu menyuruhnya pulang saja, biar Ibu sendiri yang menjaga Do Hee.
Tapi begitu dia sampai rumah, Ibu Mertua dengan sengaja menjegal kakinya sampai dia tersungkur ke lantai. Cheon Dae dan Cho Rong sontak mencemaskannya dan memeluknya dengan berlinang air mata, dia dari mana saja? Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia tidak memberi kabar?
Sun Hee tentu saja tak bisa menjelaskannya dan hanya meminta maaf karena sudah membuat mereka semua cemas.
Kesal, Ibu Mertua menuntut Sun Hee untuk mengatakan yang sebenarnya dan jangan berbohong. Kalau dia berani berbohong, Ibu Mertua tidak akan mencabut laporan penyerangan Ibunya Sun Hee. Kenapa Sun Hee menginap di tempat lain?
Tak lama kemudian, Sun Hee bersimpuh di lantai bak tahanan disidang sambil berbohong kalau dia tidak pulang karena dia mencari wanita yang membawa lari uangnya.
Kalau begitu, Sun Hee pasti sudah mendapatkan uangnya kembali, kan? Mana uangnya? Cheon Dae juga penasaran, dia berhasil menangkap orang itu?
"Tidak. Aku kehilangan jejaknya."
"Kau mencarinya semalaman, tapi tidak mendapatkan uangmu?"
Dia mengklaim kalau wanita itu sudah pergi meninggalkan Seoul, tapi masih ada harapan kok. Dia sudah mendapatkan nomor telepon kerabatnya. Aku janji akan menangkapnya. Sungguh!
"Aku pasti akan mendapatkan uangku kembali. Apa ibu merasa lebih baik?"
Tapi Ibu Mertua masih tak percaya padanya dan terus menatapnya dengan penuh selidik. Tak enak dengan keadaan ini, Cheon Dae cepat-cepat mengakhiri masalah ini sampai di sini dengan membantu Sun Hee berdiri.
Sementara Sun Hee sibuk cuci piring di dapur, Ibu Mertua mendadak menjewer telinganya Cheon Dae. Ibu Mertua curiga kenapa Sun Hee tidak pulang semalam... "Dia pasti punya kekasih gelap."
"Apa?"
"Dia mungkin bisa menipu yang lain, tapi dia tidak akan pernah bisa menipu ibu. Apa kau pernah melihatnya memakai riasan?"
"Dia tidak punya uang untuk membeli kosmetik. Dia bahkan tidak pernah memakai riasan sejak kami menikah."
"Sekarang dia memakai alas bedak."
Malam harinya saat Cheon Dae sudah tidur, Sun Hee melihat ponselnya Do Hee berbunyi. Entah dari siapa karena peneleponnya menyembunyikan nomornya. Tapi saat dia mengangkat teleponnya, ternyata yang si cowok misterius itu yang menelepon.
"Kau bukan absen, tanya hanya berlibur beberapa hari. Kurasa lukamu tidak parah hari itu. Kau terdengar baik-baik saja. Kau pikir aku tidak akan bisa menemukanmu jika kau pindah? Tidak akan sulit menemukan tempat tinggalmu."
Bingung maksud pria itu, Sun Hee langsung bergegas ke rumahnya Do Hee keesokan paginya, tapi malah mendapati rumah itu sudah kosong melompong. Siapa yang memindahkan semua barangnya Do Hee saat dia berada di rumah sakit?
"Bagaimana pria itu tahu kalau Do Hee akan pindah rumah?"
Dia mencoba membuka ponselnya Sun Hee, tapi terkendala password. Tepat saat itu juga, Ye Bin (Hoobae-nya Do Hee) menelepon dan memberitahu kalau barang-barangnya Do Hee sudah dipindahkan ke rumah baru.
Kata-katanya begitu manis di telepon, padahal diam-diam Ye Bin kesal banget. "Dulu dia memperlakukanku seperti pembantu, sekarang dia malah mengabaikanku. Menyebalkan!"
Tapi begitu balik ke teleponnya, dia langsung bicara manis lagi dan tanya apakah Do Hee sudah mengecek indekos-nya. Sun Hee jelas bingung mendengarnya, apa maksudnya dengan indekos? Jelaskan detilnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam