Sinopsis Good Witch Episode 3 - 2
Para investigator datang ke penjara. Dari hasil pemeriksaan, mereka
menemukan kadar alkohol dalam darah Tae Ri 0,1% saat dia di pesawat.
Tapi Tae Ri dengan angkuhnya menyangkal minum-minum saat dia di pesawat.
Jelas mereka tak mempercayai klaimnya. Mereka sudah mendapat dokumen
dari Amerika dan juga ada bukti video yang jelas-jelas memperlihatkan
Tae Ri minum wine saat itu.
"Menyangkal tidak akan menyelesaikan masalah. Suami anda, Chae Kang Min,
belum memberikan penjelasan. Apa anda tidak sadar kalau ini bisa
merugikan anda?"
Kesal, Tae Ri malah menambah masalah dengan sengaja menumpahkan kopinya ke dokumen dan para investigator itu.
Sun Hee masih meringis ketakutan saat tanda sabuk pengaman di pesawat
dimatikan. Para pramugari pun langsung sigap melaksanakan tugas
masing-masing, tapi Sun Hee malah bingung sendiri bertanya kapan mereka
akan pulang.
"Ada apa denganmu? Kau kan suka penerbangan jarak jauh karena tunjangan hariannya." Heran Hoobae
"Benar. Aku suka penerbangan jarak jauh... jadi, kapan kita akan pulang?"
"Jadwalnya untuk 7 malam dan 8 hari. Kita akan pulang hari rabu, kan?"
What?! Sun Hee kontan panik memikirkan nasib keluarganya di rumah tanpa
dirinya. "Tidak! Aku harus pulang! Aku harus pulang! Aku harus pulang!"
Sun Hee langsung mencari pintu keluar, tapi malah mendapati dirinya
sudah berada di atas awan. Wkwkwk. Sun Hee sontak mencari Hoobae dan
tanya apakah dia bisa menelepon di pesawat. Tapi si Hoobae sedang sibuk
melayani penumpang dan cuma menanggapinya dengan senyum lalu pergi.
Tapi tepat saat itu juga, Sun Hee melihat Pyeong Pan sedang menelepon
pengacara yang mengabarinya tentang kelakuan Tae Ri di penjara.
Sun Hee langsung antusias mendekati Pyeong Pan sampai Pyeong Pan kaget
dibuatnya. Sun Hee langsung cepat-cepat mencari kursi kosong dan
menemukan satu di depan.
Mendengar percakapan Pyeong Pan barusan, Kang Min menawarkan diri untuk
bicara dengan pengacara dan meyakinkan Pyeong Pan kalau dia bisa
mengendalikan istrinya.
"Kau yakin bisa? Kalau kau memang mampu, kenapa tidak menghentikannya sejak awal?"
"Kami bertengkar. Tapi kami akan menjadi lebih kuat dengan ini. Aku akan melindunginya saat dia sangat membutuhkanku."
Pyeong Pan kesal setengah mati sampai perutnya sakit lalu cepat-cepat
pergi ke toilet. Begitu Pyeong Pan pergi, Kang Min langsung menelepon
pengacara dan menyuruh pengacara untuk menyampaikan pesannya ke Tae Ri:
Sudah lampu hijau.
Setelah membaca buku panduannya, Sun Hee akhirnya bisa juga memakai telepon itu dan mencoba menghubungi Cho Rong.
Untung saja sebelum Cho Rong mengangkat teleponnya, Ibu Mertua mendadak
sakit perut dan langsung masuk toilet. Sun Hee memberitahunya kalau dia
sedang di pesawat sekarang menggantikan Do Hee, tapi bagaimana keadaan
Do Hee?
"Bibi masih belum siuman. Kalau terjadi sesuatu, mereka pasti akan
menelepon ponselnya Ibu. Aku menelepon mereka setiap jam untuk
memeriksa. Jangan cemas, Bu." (Anak pinter)
Tapi kemudian Ibu Mertua keluar dari toilet dan langsung curiga kalau
Cho Rong lagi menelepon Sun Hee. Ibu Mertua sontak merebut telepon itu
dan menuntut keberadaan Sun Hee.
Sun Hee bingung harus jawab apa. "Aku... berada di luar. Sangat jauh. Tapi aku akan segera pulang."
"Tentu saja kau ada di luar. Di luar mana?!"
Tapi tiba-tiba sambugan mereka terputus. Ibu Mertua sontak kesal mengira
Sun Hee menutup teleponnya begitu saja, padahal nggak. Sun Hee juga
bingung karena sambungan mereka mendadak terputus begitu saja.
Tepat saat itu juga, Pyeong Pan kembali dan melihat Sun Hee malah ribut
dengan teleponnya dan bukannya bekerja. Pyeong Pan sontak membentaknya
untuk diam. Pyeong Pan heran, siapa si pramugari itu, sepertinya dia
pernah melihatnya. Pelayanan di sini sangat buruk.
Mendengar itu, Kang Min langsung menegur Sun Hee. Dia model perusahaan
penerbangan ini, tapi malah berperilaku buruk. Kang Min benar-benar
kecewa padanya.
"Kau tahu siapa aku, kan?"
Jelas tidak. "Anda siapa?"
"Aku Chae Kang Min. Direktur Perencanaan Strategis."
Waduh! Sun Hee langsung cemas. Bagaimana kalau sampai terjadia sesuatu
dengan pekerjaanya Do Hee karena dirinya. Dia harus bagaimana, nih?
"Penumpang... Maksud saya... Direktur Chae, apa saya membuat anda marah? Mulai saat ini, saya akan berusaha keras."
Karena Do Hee sudah melanggar aturan dan melakukan panggilan telepon
tidak penting, Kang Min memutuskan kalau dia akan melaporkan Do Hee ke
bagian SDM. Ini akan berdampak pada evaluasinya Do Hee.
"Aku akan mengawasimu selama sisa penerbangan."
Sun Hee tidak langsung ngeh konsekuensi dari ucapan Kang Min dan santai
saja meyakinkan Kang Min kalau dia tidak akan menelepon lagi. Dan baru
semenit kemudian dia benar-benar nyambung dengan ucapan Kang Min tadi...
yang kontan mengingatkannya akan masa lalu.
Flashback.
Suatu malam setelah pesta perayaan ultah pertama Cho Rong, Sun Hee
mendatangi rumahnya Do Hee untuk membawakannya makanan... tapi malah
mendapati Do Hee pingsan di bak mandi.
Saat dia sadar, ternyata dia memang sengaja berendam di air walaupun
sebenarnya dia takut air. Semua itu demi latihan pramugarinya, Do Hee
tidak mau mengaku kalau dia sebenarnya tidak bisa berenang.
"Kau pingsan di kamar mandi. Apa menjadi pramugari atau model lebih penting daripada kesehatanmu? Tidak!"
Tapi Do Hee bersikeras kalau itu penting. "Kita harus tangguh jika ingin sukses tanpa koneksi."
Sun Hee tidak tahu apa-apa tentangnya. Bagi Do Hee, pekerjaannya sama
pentingnya dengan hidupnya. "Aku tidak pernah ingin menjadi sepertimu."
Flashback end.
Sun Hee sontak menepuk dahinya dan mengingatkan dirinya sendiri untuk
fokus demi Do Hee. "Keluargamu memang penting, tapi menjadi pramugari
penting bagi Do Hee. Aku harus bekerja dengan baik."
Sementara Sun Hee pergi untuk melaksanakan tugasnya, Ibunya Woo Jin
malah lagi sibuk mempromosikan putranya pada si cewek cantik di
sebelahnya.
Ia bahkan mengklaim kalau putranya akan menjadi suami yang baik dan
kepribadiannya pun baik. Buktinya, penerbangan ini terasa nyaman kan?
Begitupun saat dia menikah nanti, dia juga akan bersikap baik pada
keluarganya. Jadi, apa nona mau bertemu putranya?
Tepat saat itu juga, Sun Hee kembali dan Ibu Woo Jin langsung
memanggilnya. Sun Hee langsung antusias menyemangati dirinya sendiri
untuk bekerja dengan baik, seperti Do Hee.
Sun Hee pun pasang senyum lebar dan menyapa Ibu Woo Jin. "Ya, Bu. Apa ada yang bisa saya bantu?"
Ibu Woo Jin membisikinya sesuatu. Lalu tak lama kemudian, Woo Jin dan Kapten Song mendengar pintu kokpit diketuk Sun Hee.
Sun Hee menyampaikan pesan Ibu bahwa ia ingin memperkenalkan Woo Jin
pada seorang wanita cantik. Wanita itu ingin bertemu sebentar dengan Woo
Jin.
Woo Jin curiga, apa Ayah tahu kalau Ibu naik pesawat ini? Kapten Song
canggung beralasan kalau Ibu ingin ikut agar mereka bisa merayakan
promosinya sebagai kepala cabang di Jerman.
"Kalian berdua merahasiakan sesuatu dariku?"
"Tidak ada (bo'ong). Pokoknya, ibumu tidak akan pernah menyerah soal pernikahanmu."
Tapi Woo Jin bertekad mau membuat ibunya menyerah. Sebagai pramugari
senior, Do Hee pasti tahu kalau pilot bisa dipecat kalau dia
meninggalkan kokpit hanya karena alasan pribadi.
"Tentu saja, saya tahu. Saya tahu semua hal, kecuali yang tidak saya ketahui."
"Kalau begitu, sampaikan kepada penumpang itu. Ini bukan taksi atau
hotel. Ini pesawat dengan 300 penumpang. Jika pilot meninggalkan kokpit
untuk ngobrol dengan wanita, maka dia dan Kapten akan dipecat. Jika
tidak ingin menjadi pencari nafkah untuk keluarga, sebaiknya dia minum
wine saja lalu tidur."
Maka Sun Hee pun langsung menyampaikan setiap kata yang Woo Jin ucapkan
barusan sambil bergaya angkuh pada Ibu. Malu pada si wanita
di sebelahnya, Ibu langsung lari ke belakang sambil nangis lebay.
Tak sadar kalau Ibu cuma akting lebay, Sun Hee merasa tak enak padanya
dan langsung berjanji untuk membantu Ibu meyakinkan Woo Jin.
Dia mengerti kalau Ibu menyayangi putranya makanya Ibu berbuat seperti
ini. Anak-anak harus memahami orang tua mereka. Senang, Ibu mendadak
berubah tertarik pada Sun Hee.
Sun Hee pun kembali ke kokpit dan menuntut Woo Jin untuk keluar dari
sana. Woo Jin akhirnya keluar dengan kesal dan membentak Sun Hee untuk
tidak mencampuri masalah keluarganya. Lebih baik Sun Hee jadi agen biro
jodoh di tempat lain saja.
Tak mau tahu, Sun Hee langsung menggenggam tangan Woo Jin dan berusaha
menyeretnya keluar dari sana. Tapi Woo Jin menariknya kembali dengan
cepat, shock melihat tangannya yang digenggam Sun Hee.
"Kau... memegang tanganku? Kau bahkan tidak meminta izin dan memegang tanganku begitu saja."
"Ikut aku dulu. Kau tidak harus berkencan. Kau hanya perlu
memperkenalkan diri dan urus sisanya nanti. Ibumu sedang menangis,
mengerti?"
"Apa ini? Kenapa kau tidak melepas tanganku? Apa kau tidak lihat kalau
kau membuatku bingung? Kau memegang tanganku. Apa-apaan ini?!"
Woo Jin berusaha keras melepaskan tangannya, tapi Sun Hee keukeuh
menolak melepaskannya dan bersikeras mau menyeret Woo Jin dari sana.
Tapi tiba-tiba pesawat mengalami turbulensi. Sun Hee dan Woo Jin sontak
kelimpungan. Sun Hee berusaha menyeimbangkan dirinya... saat tiba-tiba
saja dia oleng tepat ke pelukan Woo Jin dan membuat dada mereka saling
menempel.
Woo Jin sontak panik berusaha melepaskannya, tapi pesawat bergoyang lagi
yang kontan membuat Sun Hee nempel lagi ke tubuhnya. Pfft! Galau deh
Woo Jin.
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam