Malam harinya saat sedang patroli, Ayah membangga-banggakan penghargaan
yang barusan di dapatnya pada istrinya. Ayah bahkan berniat mau
mendapatkan sertifikat satu lagi.
Alih-alih senang, Ibu justru cemas kalau Ayah akan melakukan sesuatu
yanag berbahaya lagi. Tapi Ayah bersikeras kalau sertifikatnya ini
adalah hadiah darinya sebagai suami dan ayah yang baik untuk
keluarganya.
"Aku akan berusaha lebih baik padamu dan anak-anak untuk mendapatkan penghargaan lagi. Maaf sudah membuatmu khawatir."
"Baguslah kau tahu. Orang bilang kalau kau adalah malaikat, tapi bagiku
kau itu bodoh. Kau selalu terluka dan menderita karena berusaha membantu
orang lain."
Si kembar pulang saat itu juga. Do Hee langsung meneriakkan dukungan
penyemangat untuk sang ayah tercinta, tapi Sun Hee lebih tertarik
mengetahui apakah Ayah dapat uang penghargaan dan usul agar mereka makan
di luar bersama hari ini.
"Sayang, kau dengar itu kan. Kami semua mendukungmu, jadi kau tidak boleh terluka lagi mulai sekarang." Pesan Ibu
Tapi sedetik kemudian, tiba-tiba mereka mendengar suara jeritan seorang
wanita. Ibu langsung cemas mendengarnya. Ayah pun langsung mematikan
teleponnya untuk mengecek keadaan seorang diri karena Partnernya Ayah
sedang patroli di tempat lain.
Ayah bergegas mencari sumber suara dan mendapati seorang wanita yang
hendak diperkosa dua pria. Parahnya lagi, kedua pria itu meremehkannya
dan mengusirnya.
Ayah jelas kesal dan langsung mengeluarkan pistolnya. Kedua pria itu
akhirnya melepaskan si wanita yang langsung kabur dari sana.
Tanpa mempedulikan pistol di tangan Ayah, pria satu nekat mengambil
sebuah botol dan pria dua mengambil batu lalu mengeroyok Ayah.
Awalnya Ayah bisa melawan mereka. Tapi apalah daya satu lawan dua,
dengan cepat kedua pria itu meringkus lalu menusuk ayah dan menghantam
kepalanya hingga Ayah sekarat. Di tanah, tampak tergeletak bekas baju
dan perhiasan korban yang ketinggalan.
Ayah pun segera dilarikan ke rumah sakit. Ibu dan si kembar bergegas
datang begitu mendengar kabar itu. Sayangnya, setibanya mereka di sana,
nyawa Ayah sudah tak tertolong lagi.
Ibu dan Sun Hee sontak menangis pilu meratapi kematian Ayah. Sementara
Do Hee berlinang air mata dalam diam, tampak begitu terpukul sekaligus
marah.
Insiden itu bukan cuma merenggut nyawa Ayah, tapi juga reputasinya.
Alih-alih menjadi pahlawan yang gugur, ia justru difitnah sebagai
penjahat. Dan karenanya, Ayah dipecat secara tidak hormat.
Berhari-hari, Ibu dan Sun Hee membagi-bagikan selebaran di jalan,
berusaha keras mencari saksi mata kejadian malam itu tanpa mempedulikan
panas dan hujan deras yang mendera mereka. Pun begitu, tetap saja wanita
itu tak pernah muncul.
Ibu bahkan berusaha meyakinkan para polisi bahwa malam itu dia mendengar
suara wanita. Buktinya pun ada, pakaian dan kalung wanita itu
jelas-jelas tertinggal di TKP. Tapi para polisi malah tak yakin kalau
ini adalah barang-barang milik korban. Apalagi semua CCTV rusak malam
itu.
Sejak saat itu, keluarga mereka pun jatuh miskin sampai terpaksa harus
meninggalkan rumah yang selama ini mereka tinggali. Do Hee pun berubah
dingin dan sinis pada keluarganya sendiri.
Saat Ibu masih sedih menangisi foto Ayah, Do Hee dengan kasarnya merebut
foto itu dan melemparnya ke kardus. Saat mereka harus pindah ke rumah
yang lebih kecil di atas bukit, dia menolak membantu mereka dan
membiarkan Ibu dan Sun Hee bekerja sendirian.
Ibu pun harus bekerja serabutan seorang diri demi menghidupi
keluarganya. Keadaan finansial mereka benar-benar buruk hingga Ibu
terpaksa menunggak uang sewa rumah.
Tapi saat si pemilik rumah menagih uang sewa dan mengetahui Ibu tidak
mampu membayarnya, dia malah kurang ajar menyuruh Ibu untuk membayar
uang sewa dengan tubuhnya.
Ibu sontak panik menjerit-jerit minta tolong. Untunglah saat itu juga si
kembar baru pulang sekolah. Do Hee sontak murka dan langsung menarik
pria itu dari Ibunya dan PLAK! Menamparnya sekeras-kerasnya.
Pria itu jelas kesal dan hampir saja menampar Do Hee. Tapi untunglah Sun
Hee dan Ibu cepat-cepat menjauhkannya dari Do Hee. Pria itu jelas tidak
terima dan langsung mengusir mereka. Kesal, Do Hee membentak Ibu untuk
segera angkat kaki dari rumah lalu membanting salah satu pot tanaman di
sana.
Terpaksalah mereka harus pindah ke tempat lain. Dan lagi-lagi, Do Hee menolak membantu mereka dan tampak selalu murungaaa.
Hari itu, Sun Hee dipanggil ke universitas karena baik dia dan Do Hee
sama-sama lulus Jurusan Kepramugarian. Tapi tentu saja kondisi finansial
mereka tidak memungkinkan keduanya untuk meneruskan kuliah secara
bersamaan.
Sun Hee yang selalu baik hati, dengan lapang hati memutuskan untuk mengalah dan memberikan kesempatan itu pada Do Hee saja.
Pihak universitas bingung kenapa Sun Hee malah mengalah pada adiknya.
Kalau hanya salah satu dari mereka yang bisa kuliah, maka seharusnya Sun
Hee lah yang kuliah. Apalagi dia mendapat peringkat pertama.
"Kneapa? Apa saudari kembarmu tidak mau mengalah?"
Sun Hee menyangkal. "Ini semua keputusan saya sendiri. Saya yang lebih tua, jadi seharusnya sayalah yang mengalah."
Sun Hee sebenarnya sangat sedih. Tapi saat dia berpapasan dengan Do Hee
di luar, Do Hee malah sinis menyindirnya. Apa Sun Hee senang karena
semua orang memanggilnya untuk wawancara hanya karena dia lahir duluan?
"Biarkan kuperjelas. Kau sendiri yang memilih tidak kuliah. Jadi jngan serang aku dengan alasan itu."
"Aku tidak bermaksud pamer. Aku hanya ingin kau bahagia. Itu saja keinginanku."
"Berhentilah bersikap baik. Setiap kali melihatmu, aku kesal karena kau mengingatkanku pada Ayah!"
Selama beberapa waktu kemudian, Sun Hee bekerja paruh waktu di
sana-sini. Dia bekerja dengan tekun bahkan sekalipun waktu tangannya
sedang terluka.
Sementara Do Hee dengan seenaknya pulang dengan membawa tagihan bulanan
dan langsung mengambil semua uang gajinya Sun Hee. Pun begitu, Sun Hee
tetap bahagia bisa membantu ibu dan adiknya.
"Aku yakin aku bisa mendapatkan kesempatan juga suatu hari nanti." Narasi Sun Hee
Waktu berlalu dengan cepat. Do Hee sekarang mulai melamar kerja di sebuah perusahaan penerbangan.
Berbeda dengan Sun Hee berpikir untuk mengorbankan dirinya demi
kebahagiaan keluarganya atau orang lain, Do Hee justru berpikir bahwa
kesempatan harus direbut dan bukan dengan cara mengorbankan diri.
Beberapa waktu kemudian, Do Hee akhirnya mendapat pemberitahuan kalau
dia lulus sesi wawancara. Ibu dan Sun Hee benar-benar bangga padanya,
tapi Do Hee jadi semakin sombong sekarang. Dia bahkan langsung memukul
tangan Do Hee saat Do Hee mau menyentuh seragam pramugarinya.
Suatu malam saat Sun Hee sedang bekerja membersihkan kaca mobil di
sebuah pom bensin, dia mendapati Do Hee ada di dalam mobil itu bersama
pacarnya.
Sun Hee langsung dadah-dadah saking senangnya sambil melepaskan
maskernya. Tapi Do Hee langsung panik dan malu dan cepat-cepat
mengisyaratkan Sun Hee untuk memakai maskernya kembali sebelum pacarnya
melihatnya.
Dalam narasi masing-masing, kita mendengar Sun Hee berpikir bahwa
keluarganya adalah harta yang paling berharga di dunia. Tapi bagi Do
Hee, keluarganya adalah penghalang masa depannya dan dia ingin
menyingkirkan mereka.
Suatu hari, Do Hee memutuskan untuk keluar dari rumah mereka. Ibu dan
Sun Hee berusaha menghalanginya, tapi Do Hee tak mau peduli dan pergi
tanpa melihat kembali ke belakang.
Sementara Do Hee menjalankan tugasnya sebagai pramugari dengan
profesional, Sun Hee sendiri baru mulai mendapat kesempatan untuk
belajar kepramugarian.
Bagi Do Hee, dia sama sekali tidak membutuhkan yang namanya pria dan
cinta. "Aku hanya memanfaatkan mereka untuk mendapatkan apa yang kumau."
Suatu hari saat dia bekerja di mini market, Sun Hee bertemu seorang pria
yang bekerja sebagai badut. Sun Hee meminjaminya uang saat pria itu
kekurangan uang untuk membayar belanjaannya.
Sejak saat itu, hubungan mereka pun mulai berkembang dengan pesat. Suatu
malam saat Sun Hee baru selesai dengan kursusnya, si badut bernama Bong
Cheon Dae itu datang dan melamar Sun Hee tepat di hadapan
teman-temannya.
"Uang bukan masalah jika kau benar-benar mencintai seseorang. Aku ingin
memberinya semua hal yang bisa kuberikan." Narasi Sun Hee
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam