Sinopsis Someday or One Day Episode 2 - Part 3

Yun Ru menemukan Zi Wei sedang main basket bersama Jun Jie dan teman-teman mereka lainnya. Yun Ru seketika terpesona padanya sehingga dia memutuskan untuk menyembunyikan kasetnya Wu Bai.

 

Bahkan saat Zi Wei dan Jun Jie mengejarnya di tangga dan menanyakan masalah kasetnya Wu Bai, Yun Ru berbohong bahwa kaset itu belum datang. Zi Wei dan Jun Jie tiba-tiba menyatakan bahwa mereka ingin ikut Yun Ru ke toko kaset sepulang sekolah nanti dengan alasan mau pesan album-album lain. 


Tiba-tiba mereka bertiga mendengar beberapa murid menggosipkan Yun Ru dan Zi Wei. Ternyata salah satu dari mereka kemarin malam melihat Yun Ru dan Zi Wei bersama. Jun Jie sontak menatap Zi Wei dengan penuh tanda tanya, dan Zi Wei jadi tidak enak sama Jun Jie.

Tapi si penggosip itu mulai keterlaluan saat dia asal saja menyimpulkan bahwa Zi Wei pasti menghamili Yun Ru, makanya Yun Ru menangis sedih sama Zi Wei semalam. Dia bahkan seenaknya menuduh gadis semacam Yun Ru tuh menafik, pura-pura polos dan pendiam di sekolah padahal di luar sekolah suka tidur dengan sembarang pria.

Habis sudah kesabaran Jun Jie! Dia sontak emosi menonjok si penggosip rese itu. Si penggosip itu bertanya dengan kesal kenapa Jun Jie marah. Karena dia membicarakan Yun Ru... atau karena gadis yang Jun Jie sukai, menyukai sahabatnya? Jun Jie hampir saja mau menonjoknya lagi, tapi kali ini Zi Wei yang lebih cepat maju menonjok si penggosip itu.

Gara-gara masalah ini, Zi Wei dan Jun Jie jadi dihukum sama pak guru. Mereka disabet dan dipaksa untuk mengakui kesalahan mereka, tapi kedua sahabat itu kompak menolak mengaku salah. Guru yang lain mencoba menginterogasi Yun Ru, tapi dia diam saja dan hanya mengernyit ngeri mendengar kedua sahabat itu disabeti.

Sementara itu di masa kini, Yu Xuan menghadiri acara pemakaman Quan Sheng. Semua orang menangis. Hanya Yu Xuan yang tidak menangis. 

Tapi semalam dia menggunakan alat VR terbarunya Ah Tuo untuk memindai fotonya Quan Sheng sehingga dia bisa membayangkan Quan Sheng hidup kembali melalui alat itu. Dia membayangkan mereka menonton konsernya Wu Bai di cafe seperti dulu dan sontak menangis sedih sembari memeluk bayangan Quan Sheng.

Kembali ke Toko Kaset 32, Yun Ru menunggu sampai malam, tapi baik Zi Wei maupun Jun Jie belum muncul juga. Berpikir kalau mereka pasti tidak akan datang, Yun Ru akhirnya menutup toko dan bersiap pulang... tepat saat Zi Wei dan Jun Jie mendadak muncul dengan membawa sebuah kue ultah untuknya. Aww, so sweet.

Mereka menyanyikan lagu ultah untuknya lalu menyuruhnya untuk membuat harapan. Harapan pertama Yun Ru adalah semoga Zi Wei dan Jun Jie bisa melewati masa percobaan dan lulus dengan baik. Harapan keduanya adalah semoga mereka semua diterima di universitas yang mereka inginkan.

Tapi saat dia hendak mengucap harapan ketiga, Jun Jie (sama seperti Quan Sheng) mengingatkannya untuk merahasiakan harapan ketiganya. Sama seperti Yu Xuan, Yun Ru juga bertanya kenapa harapan ketiga harus dirahasiakan.

Jun Jie menjawab bahwa harapan yang tak terucap lebih mungkin menjadi kenyataan. Tapi jawaban Zi Wei justru sama persis seperti jawaban Quan Sheng, bahwa harapan yang tak terucap, mungkin tidak akan terwujud, namun setidaknya, dia tidak akan terlalu kecewa.


Yun Ru pun make a wish di dalam hati sebelum kemudian meniup lilin ultahnya. Kedua lelaki itu lalu memberinya kado berupa walkman baru. Tentu saja ini gara-gara Jun Jie perhatian banget sama Yun Ru. Jun Jie tahu kalau walkman-nya Yun Ru sudah tua dan jelek tapi masih dia pertahankan, makanya Jun Jie ingin memberinya yang baru.

Tiup lilin sudah, memberi kado sudah, sekarang saatnya pulang. Zi Wei langsung menyuruh Jun Jie untuk mengantarkan Yun Ru pulang. Dia mau pulang duluan, tapi Yun Ru mendadak menghentikannya. 

Yun Ru ingin mengatakan sesuatu, namun tidak tahu bagaimana mengutarakannya saking gugupnya. Jun Jie yang memperhatikannya, langsung bisa memahami apa maunya Yun Ru. Walaupun kecewa, tapi Jun Jie dengan ikhlas menerjemahkan apa yang diinginkan Yun Ru, dia ingin Zi Wei yang mengantarkannya pulang.


Jun Jie bahkan langsung pergi duluan, membuat Zi Wei tak punya pilihan lain sekarang. Dalam perjalanan pulang, Yun Ru akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan harapan ketiganya pada Zi Wei.

"Aku berharap suatu hari... aku bisa menjadi gadis yang kau sukai, dan aku berharap kau akan menyukaiku juga."

Jelas saja itu membuat Zi Wei jadi tak nyaman. Maka setelah dia menurunkan Yun Ru, dia menegaskan pada Yun Ru bahwa dia hanya menganggap Yun Ru sebagai teman saja. 

"Jadi... aku tidak akan menyukaimu. Berhentilah menyukaiku. Kalau tidak, aku benar-benar tidak bisa berteman denganmu lagi."

"Apakah ini karena Mo Jun Jie?"

Zi Wei menyangkal, tapi dia juga bingung harus beralasan apa. Kecewa, Yun Ru cepat-cepat menyela, menyatakan bahwa Zi Wei tidak perlu mengatakan apa pun lalu cepat-cepat masuk rumah.


Yun Ru masuk rumah dengan sedih, namun pikirannya seketika teralih saat dia malah mendapati rumah dalam keadaan berantakan seperti habis kerampokan. Anehnya lagi, tidak tampak ada siapa pun di rumah. Err... Rumah mereka kerampokan atau... ditinggalkan begitu saja dengan terburu-buru? 

Pikiran Yun Ru jelas memikirkan kemungkinan terakhir dan sontak menangis panik berpikir ibu dan adiknya kabur dari rumah dan meninggalkannya sendirian.

Saat Yun Ru menghubungi pamannya, Paman berusaha meyakinkannya untuk tenang dulu. Tapi Yun Ru terlalu panik sehingga dia langsung keluar rumah saat itu juga, berusaha mencari keberadaan ibu dan adiknya.


Dia melihat seorang ibu sedang membonceng anaknya, tapi mereka bukan ibu dan adiknya. Kesedihannya membuatnya jadi tidak fokus melihat jalan sehingga dia tidak menyadari sebuah mobil yang melaju cepat dari belakangnya... tepat menuju ke arahnya.

Di masa kini usai pemakaman, Yu Xuan masuk ke kamarnya Quan Sheng dan melihat foto-foto kebersamaan mereka dipajang di mana-mana. Ibunya Quan Sheng memberitahu Yu Xuan bahwa dalam foto-foto lamanya, Quan Sheng jarang sekali tersenyum. Dia juga tidak banyak bicara dulu.

Baru setelah bertemu dengan Yu Xuan, Quan Sheng mulai banyak tersenyum, dia benar-benar bahagia bersama Yu Xuan. Bersama Yu Xuan benar-benar membuat Quan Sheng banyak berubah.

Tiba-tiba Yu Xuan diberitahu bahwa ada sebuah paket yang dikirimkan untuknya. Entah dari siapa, tidak ada nama ataupun alamat pengirimnya. Yu Xuan membuka paket itu dalam perjalanan kembali ke Taipei, dan mendapati isinya adalah sebuah walkman (yang sama persis dengan walkman hadiah ultahnya Yun Ru) dan kaset albumnya Wu Bai - Last Dance.

Yu Xuan pun mendengarkan lagu itu tepat saat bus melewati terowongan. Lagi-lagi dia mengirim chat ke Quan Sheng, tapi kali ini dia mengirimkan chat tentang harapan ulang tahunnya yang ketiga, harapan yang tidak boleh diucapkan dengan lantang. Yaitu... "aku ingin melihatmu sekali lagi."


Tentu saja chat itu hanya centang satu seperti biasanya. Yu Xuan akhirnya memejamkan mata sembari menikmati lagu itu. Namun saat itulah, tiba-tiba sebuah keajaiban terjadi.

Semua chat-nya pada Quan Sheng tiba-tiba berubah jadi centang dua, segalanya berubah, dalam kilasan cepat, kita melihat Yu Xuan dan Yun Ru secara bergantian seolah menyatu... hingga kita melihat Yun Ru terbangun di rumah sakit pasca mengalami kondisi sekarat.

"Sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?" Sapa Zi Wei.

Eh tapi, sebentar... dia ternyata bukan Yun Ru, dia Yu Xuan. Dia sontak menangis melihat Zi Wei yang dia kira Quan Sheng dan langsung memeluknya erat sambil memanggilnya sebagai Wang Quan Sheng, membuat Zi Wei jadi kebingungan.

Bersambung ke episode 3

Semakin menarik, baru dua episode tapi sudah banyak plot twist. Jadi sekarang Yu Xuan back in time jadi Yun Ru? Apa itu berarti raganya Yun Ru tidak jadi mati? Tapi kalau begitu, apakah jiwa Yun Ru masih hidup juga atau sudah tiada digantikan Yu Xuan? Lalu bagaimana dengan Yu Xuan di masa depan?

Post a Comment

0 Comments