Sinopsis Rang Rak Prang Jai Episode 2 - Part 2

Usa masih ngambek keesokan paginya. Tian tampak merasa bersalah dan berniat membahas masalah ponsel, tapi Usa mendadak menyelanya dengan ketus dan menyatakan bahwa dia akan membeli ponselnya sendiri. Err... Memangnya dia punya uang?

Iya juga yah, tapi kan dia istri pemilik pabrik gula, jadi seharusnya dia pasti punya uang untuk membeli satu ponsel. Tapi Tian berkata bahwa Usa tidak punya uang sedikit pun, dia tidak bisa menandatangani apa pun, bahkan password ATM pun Usa tidak ingat, jadi bagaimana bisa dia punya uang? Dan dia juga tidak akan ngasih uang.

Iiish! Dasar! Usai kesal. Namun yang tak disangkanya, Tian tiba-tiba mengeluarkan sebuah ponsel baru untuk Usa. Dia bahkan sudah mengisi ponsel itu dengan nomor teleponnya dan nomor penting lainnya untuk keadaan darurat. Tian juga setulus hati meminta maaf atas sikapnya semalam.

Kekesalan Usa sirna seketika dan langsung tersenyum cerah. "Terima kasih."

 

Tian pun langsung tersenyum malu-malu (Pfft! Cute). Tapi dia penasaran. Jika dalam proses mengembalikan ingatannya nanti, Usa mengetahui bahwa dirinya benar-benar ada hubungan dengan kematian Tiew, apa yang akan Usa lakukan?

"Kebenaran yah kebenaran. Jika memang aku pembunuhnya, maka aku akan menerimanya dan menyerahkan diri. Begitu saja."

Baguslah, tapi hari ini Usa bakalan harus sendirian di rumah karena Bibi Suree izin sakit hari ini. Tapi jangan khawatir, Tian sudah menyewa seorang penjaga keamanan untuk melindungi Usa, dan nanti siang akan dia kirim seseorang untuk mengantarkan makan siang untuk Usa. Polisi juga sering patroli di daerah ini kok.

Tapi Usa menolak ditinggal sendirian di rumah. Maka saat Tian hendak pergi ke pabrik, Usa mendadak masuk mobilnya, pakai makeup yang membuatnya tampak sangat cantik dan kontan membuat Tian tersepona, eh terpesona ding. Tapi dia mau pergi ke mana?

"Ke kantor bersamamu. Mulai hari ini, aku akan kembali menjadi Getusa sepanjang hari. Oh, dan mulai sekarang, suruh orang-orangmu untuk tidak mengirimiku makanan lagi."

"Hei, aku sedang terburu-buru. Aku tidak ada waktu untuk menemanimu bermain."

"Aku juga terburu-buru. Cepetan. Katanya kau ada rapat jam 9. Sekarang sudah hampir jam 9. Ayo, cepat berangkat. Meskipun kau bosnya, kau tetap tidak boleh terlambat."

Terpaksalah Tian harus membawanya ke pabrik. Semua pegawai kaget melihatnya, tapi yang reaksinya paling aneh tuh Kanin yang tampak jelas gugup entah karena apa. Usa menyapa semua orang dengan riang dan ramah, lalu tiba-tiba saja menyatakan bahwa dia akan bekerja di pabrik mulai sekarang.

Dia serius, dia tidak mau jadi pengangguran tidak berguna setiap hari dan membebani Tian. Dia ingin membantu Tian menjaga pabrik ini. Jadi apa pekerjaan yang harus dia lakukan?

Kanin dengan gugup dan canggung menawari Usa untuk bekerja di departemennya, yaitu departemen akuntansi. Tapi Usa merasa dirinya tidak cocok bekerja dengan angka-angka, jadi dia dengan sopan menolak bekerja di sana. Dan err... sepertinya Kanin lega.

Kalau begitu, Tian memutuskan agar dia jadi asistennya Jeera saja. Tapi Jeera tampak jelas keberatan dan berusaha cari-cari alasan untuk menolaknya. Tapi Tian tidak memahami isyaratnya dan menetapkan Usa untuk jadi asistennya Jeera.

Jeera kesal, tapi terpaksa dia harus menerimanya. Jadilah dia harus membawa Usa melihat-lihat gudang gula mentah dan menjawab semua pertanyaannya dengan ketus. Tapi di sisi lain, dia juga heran melihat sikap Usa yang lebih sopan dibanding dulu dan ketidaktahuan Usa dalam proses pengolahan gula.

Saking herannya, dia sampai tak percaya kalau Usa benar-benar amnesia. Siapa tahu kalau Usa cuma pura-pura, dia kan pintar melakukan hal-hal yang tidak diharapkan. Maksudnya? Tapi Jeera menolak menjelaskan apa pun lebih lanjut, dan mengajak Usa untuk pergi ke tempat lain.

Tapi Usa masih belum selesai saking antusiasnya mau memotreti tumpukan gula mentah itu. Augh! Jeera benar-benar harus bersabar menghadapinya.

Mereka lalu lanjut melihat-lihat traktor. Jeera benar-benar antusias banget mendapatkan banyak pengetahuan baru di sini dan tercengang mendengar betapa mahalnya nilai pabrik gula. Tapi Jeera hanya fokus pada ucapan Usa terkait uang dan langsung sinis menyindirnya. 

"Makanya banyak wanita yang bermimpi ingin menjadi nyonya tempat ini."

Tapi Usa, saking antusiasnya memotreti tempat ini, sama sekali nggak ngeh dengan sindiran Jeera. Di tengah kegiatannya, tiba-tiba muncul seorang pria dari dalam traktor. Dan anehnya, begitu melihat Usa, pria itu sontak menjerit histeris lalu melarikan diri. 

Jelas saja perilaku aneh pria itu membuat Usa jadi meyakini kalau pria itu adalah pelakunya. Dia langsung naik ke traktor, berusaha mencari keberadaan pria itu, tapi malah membuat dirinya sendiri oleng. 

Tian mendadak muncul saat itu, berniat menolongnya, tapi akhirnya Usa malah terjatuh menimpa Tian dalam posisi yang tampak romantis. Apalagi mereka begitu terpana pada satu sama lain sehingga mereka berada dalam posisi itu cukup lama... sampai saat Jeera menegur mereka.

Punggung Tian jadi sakit gara-gara itu sehingga harus dibawa ke klinik. Usa benar-benar mengkhawatirkannya. Jadi dia langsung saja masuk saat Tian tengah diobati. Untungnya sih dia cuma menderita sedikit memar dan bukannya patah punggung. Dia pasti akan merasa sangat bersalah kalau Tian sampai patah punggung.

"Kau bisa punya perasaan seperti itu?" Sinis Tian.

Jelas saja Usa kesal dan tersinggung mendengar sindiran itu. Eh tapi beneran deh, dia serius, Usa yakin banget ada orang yang mengikutinya dan menuntut Tian untuk mengecek CCTV. 

Tapi Tian tetap tak percaya, pabrik mereka memiliki sistem pengamanan yang sangat ketat, jadi tidak mungkin ada orang luar yang bisa masuk seenaknya. Dia semakin tak percaya karena Usa tidak punya bukti.

Di pabrik, para pegawai heboh menggosipkan pemandangan romantis antara Tian dan Usa tadi. Cuma Kanin seorang yang meyakini kalau itu pasti cuma kecelakaan, tapi yang lain tidak ada yang percaya sedikit pun. 

Yah, bagaimana mereka bisa percaya. Usa bahkan memakai pakaian yang sebenarnya kurang pantas untuk bekerja, bajunya itu lebih cocok buat pesta. Mereka yakin kalau adegan jatun tadi tuh, pasti disengaja sama Usa.

"Aku ingin memakai pakaian yang lebih pantas atau apa pun yang lebih formal juga tidak bisa, karena aku tidak punya." Ujar Usa yang mendadak muncul.

"Kami hanya bercanda denganmu kok, Khun Usa. Khun Usa boleh pakai pakaian apa pun yang Khun Usa inginkan di sini. Tidak akan ada yang berani memarahi Khun Usa." Sinis salah satu pegawai.

Tapi Usa sendiri juga merasa kalau baju ini kurang cocok untuk bekerja dan tiba-tiba usul agar Jeera membantunya membeli baju baru, sekalian biar dia bisa jalan-jalan keliling kota, siapa tahu itu bisa memicu ingatannya.

Jeera sinis menolak, apa yang Usa minta itu di luar tanggung jawab pekerjaannya. Yang lain juga ogah dan sengaja cari-cari alasan untuk menolaknya lalu pergi meninggalkannya sendirian.


Namun tepat saat itu juga, pikiran Usa teralihkan saat dia melihat Bibi Suree (dia juga bekerja jadi cleaning service di pabrik) tampak celingukan dengan mencurigakan. Lah, katanya tadi Bibi Suree cuti sakit, ternyata malah di sini. Mencurigakan, mencurigakan!

Alih-alih balik ke kantor, Usa malah memutuskan keluar membuntuti Bibi Suree. Para pegawai di kantor jadi semakin yakin kalau Usa sama sekali tidak ada niat serius untuk bekerja. Yang tidak Usa ketahui, ternyata Tian memberikan HP baru itu tidak secara cuma-cuma. 

Dalam flashback, kita melihatnya meminta Chawit untuk mengatur pelacakan GPS secara diam-diam di HP barunya Usa agar mereka bisa mengawasinya. Chawit sebenarnya kurang setuju karena itu melanggar hukum. Tapi Tian tak peduli dan bersikeras meminta Chawit untuk bekerja sama dengannya.

Dan sekarang Tian menggunakan itu untuk melacak ke mana Usa pergi dan mendapatinya pergi ke bagian belakang pabrik yang jelas saja membuatnya curiga.

Padahal Usa di sana untuk mengintai Bibi Suree yang lagi-lagi didatangi kedua preman yang menuntut uang lebih darinya. Melihat para preman itu membuli Bibi Suree, Usa sontak merekam aksi mereka untuk mengancam mereka dan mengonfrontasi Bibi Suree, dia yakin sekali kalau Bibi Suree pasti membayar kedua preman ini untuk melakukan sesuatu. Bibi Suree pasti mengetahui sesuatu tentang kematian Tiew kan?

Tapi yang tak disangkanya, para preman itu malah sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bahkan tidak mengerti siapa yang mati, dan memberitahu Usa bahwa mereka menuntut Uang sama Bibi Suree cuma karena Bibi Suree punya hutang sama mereka. 

Bibi Suree pun mengaku jujur bahwa yang dikatakan para preman ini benar, mereka ini rentenir yang menagih hutang padanya. Masalahnya, Bibi Suree nih suka mangkir bayar hutang karena dia tidak mampu bayar hutang. Makanya para preman itu menolak diusir begitu saja sebelum Bibi Suree membayar hutangnya.

Tak gentar, Usa mengancam akan mengirim video ini ke kenalannya yang seorang polisi jika mereka berani macam-macam sama Bibi Suree. Masalah hutang Bibi Suree, jangan khawatir, Usa jamin mereka akan mendapatkannya akhir bulan nanti.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam