Recap Forever and Ever Episode 22 & 23

Kondisi Wen Xing memburuk malam itu, namun yang tidak Chen ketahui, malam itu juga, perut Shi Yi sakit hebat. Semalaman sampai pagi, Chen menjaga Wen Xing bersama Nyonya Zhou, dokter mengabarkan bahwa kondisi Wen Xing sangat buruk dan harus dioperasi secepatnya.

Saat Wen Xing tersadar, dengan lemah dia diam-diam menulis 11 (shiyi) di telapak tangan Chen, memberinya isyarat untuk pergi bersama Shi Yi dari rumah ini dan hidup bebas di luar sana.

Ren baru datang saat itu, mengabarkan tentang kondisi Shi Yi. Sebenarnya Lin Fei sudah ingin memberitahu Chen sedari tadi, tapi dihalang-halangi karena Nyonya Zhou memerintahkan semua orang masuk kemari. Makanya hanya Ren yang bisa masuk kemari.

Dokter sudah menanganinya dan sekarang Shi Yi sudah tertidur. Ternyata dia menderita usus buntu semalam. Mei Xing datang tak lama kemudian untuk menyemangati sahabatnya yang tengah menghadapi beragam masalah itu.

Chen mengaku kalau dia sangat ketakutan begitu mendengar tentang Shi Yi tadi. Hari ini dia menyadari bahwa segala hal tentang Shi Yi adalah satu-satunya hal yang tidak bisa membuatnya tenang.

Mei Xing meyakinkannya untuk tidak terlalu khawatir, dokter juga bilang kalau ini hanya usus buntu dan bisa ditangani. Dia menyarankan Chen untuk membawa Shi Yi kembali ke Shanghai saja, suasana rumah ini kurang bagus untuk pemulihan, biar dia saja yang menjaga Wen Xing di sini.

Saat Shi Yi tersadar, dia mendapati dirinya sudah kembali ke rumahnya di Shanghai dan Chen menjaganya di sisinya sambil bekerja. Chen akhirnya bisa lega melihatnya sudah sadar dan memberitahu kalau dia kena usus buntu.

Shi Yi langsung memeluknya manja sambil berkata bahwa dia bermimpi tidak meminum sup penghilang ingatan Nenek (Dewi di akhirat) setelah dia mati di kehidupan masa lampaunya. Mungkin karena dia tidak pernah melakukan kejahatan.

"Kalau begitu, aku pasti melakukan banyak kejahatan, makanya Nenek memaksaku untuk meminum sup penghilang ingatan." Komentar Chen.

"Tidak. Kau sangat baik."

"Aku sangat baik? Memangnya kau tahu aku seperti apa di kehidupan lampau?"

"Aku mengenalmu di kehidupan lampau."

Chen percaya deh. Nanti kalau dia sudah tua, dia akan beralih dari ilmu ilmiah ke Teologi, semuanya demi Shi Yi.

 

Keesokan harinya, Shi Yi mendapati Chen sedang memandikan kepitingnya dan bukannya pergi kerja. Dia memang sengaja cuti hanya demi menjaga Shi Yi. Tapi gara-gara dia nganggur setiap hari, Pak Satpam jadi mengira kalau dia benar-benar cowok mokondo. Wkwkwk!

Xiao Yu dan Du Feng datang menjenguknya sore harinya. Tapi yang paling menarik perhatian Shi Yi adalah Du Feng yang perhatian banget sama Xiao Yu, dan Xiao Yu juga bersikap bak istri penguasa suami. Mereka sudah jadian? Benar sekali, Xiao Yu dengan bangga berkata bahwa Du Feng benar-benar tulus mengejarnya.

Chen baru keluar dari ruang kerjanya tak lama kemudian hanya karena dia mengkhawatirkan kesehatan sang istri dan menanyakan segala macam makanan atau minuman apa yang diinginkan sang istri. (Pfft! Perhatian sekali pak suami) Xiao Yu langsung menyuruh pacarnya untuk mencontoh Chen.

Keesokan harinya, Ren tiba-tiba mengajak serombongan orang termasuk Nenek dan Yuan Yuan pergi ke Shanghai untuk mengunjungi Chen dan Shi Yi. Dia sengaja mengajak Nenek biar Chen tidak bisa menolak mereka, dia juga beralasan kalau Nenek yang ngotot mau ketemu Chen, padahal dia sendiri yang ngotot mau ke Shanghai.

Ren sepertinya kangen banget sama kakak dan kakak iparnya hingga dia menolak tinggal di hotel dan memaksa untuk tinggal di sini bersama mereka. Yang lain juga setuju sama Ren dengan berbagai alasan. 

Tapi karena rumah mereka terlalu kecil dan tidak ada cukup kamar, akhirnya mereka sepakat bahwa para wanita tidur di kamar, para pria di sofa ruang tamu, sedangkan Chen dan Shi Yi akan tidur di ruang belajar.


Ren antusias banget melihat-lihat rumah kakak iparnya itu. Tapi siapa sangka, Ren yang biasanya selalu cool, ternyata bisa takut sama film horor dan langsung menjerit heboh waktu hantunya muncul. Wkwkwk!

Nenek lagi-lagi tidak mengenali Shi Yi. Namun secara insting, ia selalu langsung menyukai Shi Yi dan langsung antusias mempromosikan berbagai kelebihan cucu kesayangannya itu pada Shi Yi.


Chen menempatkan Shi Yi di sofa ruang belajar, sementara dia sendiri tidur di lantai. Tapi Shi Yi tidak mau tidur sendirian di sofa dan langsung turun ke lantai untuk tidur dalam pelukan Chen. 

Terpesona menatap sang suami, Shi Yi tiba-tiba berbisik. "Zhousheng Chen, aku mencintaimu."

Chen terkejut mendengarnya, tapi alih-alih membalas penyataan cintanya, Chen malah berkata bahwa resepsi pernikahan mereka akan diadakan bulan November. Kan bukan itu yang ingin Shi Yi dengar, tapi Chen menegaskan bahwa itulah jawabannya atas pernyataan cinta Shi Yi.


Ternyata bukan hanya pak satpam kompleks yang mengira Chen tuh miskin, para asistennya Chen juga mengira begitu gara-gara fakta kalau Chen malah tinggal di rumah istrinya. Waktu makan juga dia tidak membeli banyak daging. Para asisten jadi kasihan padanya dan langsung membelikan beberapa jenis lauk khusus untuknya. Pfft!


Sore harinya, Ren cs dijemput pulang gara-gara dia pergi tanpa pamit sama ayahnya dan sekarang semua pelayan di rumah dimarahi habis-habisan sama ayahnya Ren.

Walaupun Nyonya Zhou masih belum mau bertemu kedua orang tua Shi Yi, tapi Kakek Paman keempat (senior paling tua di keluarga Zhou) dan para paman yang lain khusus datang ke Shanghai untuk bertemu secara resmi dengan kedua orang tua Shi Yi.

Namun kebahagiaan Chen cuma berlangsung singkat karena malam harinya, dia mendapat kabar tentang kondisi Wen Xing yang memburuk sehingga dia harus dirawat di rumah sakit di Shanghai. Sekarang ini yang bisa mereka lakukan hanya menunggu pendonor jantung yang cocok, mungkin paling cepat bulan depan.

Prihatin, Shi Yi bertanya-tanya apakah sebaiknya mereka menunda pernikahan mereka saja. Tapi Chen meyakinkannya untuk tidak menunda pernikahan mereka lagi. Lagipula Wen Xing juga selalu ingin melihat pernikahan mereka sebelum dia operasi.


Keesokan harinya, Nenek Wang datang membawakan beberapa set gaun untuk acara pernikahan mereka. Sekalian nanti mau menjenguk Wen Xing juga. Namun saat Shi Yi menanyakan keberadaan Wang Man, Nenek Wang berkata bahwa Wang Man sekarang ini sedang hamil. 

Shi Yi jelas kaget mendengarnya. Yang lebih tak disangkanya, Chen ternyata juga sudah tahu dan memberitahunya bahwa Wang Man hamil anaknya Wen Chuan. 

 

Tak lama kemudian, mereka bersama-sama ke rumah sakit untuk menjenguk Wen Xing, tapi malah diberitahu Mei Xing bahwa dokter bilang mereka belum menemukan donor yang cocok.

Sementara Mei Xing sibuk mondar-mandir mengurusi segala macam administrasi, Chen dan Shi Yi menemani Wen Xing jalan-jalan di taman. Dari cara Wen Xing membicarakan Mei Xing, Shi Yi bisa menarik kesimpulan kalau Wen Xing menyukai Mei Xing.

Mereka sengaja merahasiakan masalah belum adanya donor yang cocok itu agar tak membuatnya terpuruk. Tapi Wen Xing memang anak yang ceria tak peduli apa pun keadaan dirinya. Dia benar-benar antusias menantikan pernikahan mereka dan sungguh-sungguh berharap bisa menyaksikan pernikahan mereka sebelum dia operasi.

Begitu pulang, Shi Yi langsung menanyakan masalah perasaan Wen Xing pada Mei Xing. Chen tentu saja sudah tahu, biarpun Wen Xing tak pernah bilang, tapi Chen bisa melihatnya dengan jelas. Tapi masalah apakah Mei Xing juga suka atau tidak pada Wen Xing, Chen sama sekali tidak tahu.

Dilihat dari caranya yang begitu perhatian pada Wen Xing dan kesetiaannya menjaga Wen Xing di rumah sakit, Mei Xing jelas menyukai Wen Xing sebenarnya, hanya saja selama ini dia tak pernah menyadarinya.

Shi Yi bersikeras ingin menunda pernikahan mereka saja. Lagipula mereka berdua jelas-jelas tidak bisa fokus dan tidak mood untuk menyiapkan segala tetek bengek pernikahan sekarang ini. Chen akhirnya setuju untuk menurutinya.

Namun yang tak disangkanya, malah Xiao Yu yang kebelet ingin nikah sama Du Feng. Shi Yi heran, apa mereka tidak terlalu cepat untuk menikah sekarang?

"Ada seseorang yang bertunangan dulu baru berciuman." Balas Xiao Yu menyindirnya.

"Beda dong. Setidaknya kami sudah saling berkirim e-mail selama setengah tahun. Sisi mana dari dirinya yang membuatmu ingin cepat-cepat menikahinya?"

Pertama-tama, kepribadian Du Feng sangat bagus. Beda banget sama ilmuwannya Shi Yi itu. Ilmuwannya Shi Yi tuh agak cuek dengan hal-hal duniawi, membuat orang jadi merasa ada jarak.

Masa sih? Shi Yi tidak merasa begitu deh. Baginya, suaminya itu selalu bisa membuatnya bahagia biarpun suaminya itu tidak melakukan apa-apa. Memikirkan suaminya saja, dia sudah sangat bahagia.


Mei Xing terpaksa harus meninggalkan Wen Xing sebentar untuk mengurus pekerjaannya. Tapi sebelum dia pergi, Wen Xing terlebih dulu memberinya sebotol kecil obat mabuk, biar dia tidak menderita sebelumnya jika minum-minum.

Tak lama setelah dia pergi, Wen Chuan datang bersama Wang Man. Tapi hanya Wen Chuan yang masuk membawakan makanan kesukaan Wen Xing.

 Malam harinya saat tengah makan malam bersama Shi Yi, Chen tiba-tiba mendapat telepon darurat yang mengharuskan mereka untuk segera pergi ke rumah sakit.

Dan begitu melihat Wen Chuan, Chen sontak menonjoknya dengan penuh amarah, karena ternyata Wen Chuan dengan begitu teganya memalsukan laporan kecocokan donornya Wen Xing. Sebenarnya donornya sudah cocok dan seharusnya dia sudah bisa dioperasi dua hari yang lalu. 

Parahnya lagi, Wen Chuan tadi malah bertengkar hebat dengan Wen Xing yang otomatis semakin memperparah kondisi Wen Xing. Dokter begitu marah pada Wen Chuan hingga ia langsung memanggil polisi untuk menginterogasinya.

Tapi Nyonya Zhou malah panik dan tak tega melihat putranya diselidiki polisi dan langsung berusaha meminta Chen untuk membantu Wen Chuan. Chen jelas menolak tegas.

"Dia adikmu!"

"Aku cuma punya satu adik dan sekarang nyawanya masih dalam bahaya!"

 

Dalam perjalanan pulang tak lama kemudian, Chen memberitahu Shi Yi bahwa Wen Chuan melakukan itu untuk mengalihkan perhatian semua orang pada Wen Xing sehingga masalah pembukuan bisnisnya yang bermasalah akan tertutupi.


Chen lalu memanggil Mei Xing untuk memberitahukan masalah ini padanya. Mei Xing begitu murka mendengarnya hingga dia langsung memecahkan gelas. Chen terus terdiam dengan sedih, bahkan setelah Mei Xing pergi. Prihatin, Shi Yi pun hanya bisa memeluknya dalam diam sampai Chen beranjak bangkit ke kamar mandi.

 

Dia tidak menangis tapi dia terus terdiam sedih di bak mandi. Shi Yi pun berinisiatif menemaninya dengan alasan membantunya mandi. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana harus menghibur Chen, jadi satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya menemani Chen.

Chen tiba-tiba ingin memeluknya, maka Shi Yi pun langsung masuk ke bak mandi, membiarkan Chen memeluknya dan berusaha meyakinkan bahwa Wen Xing pasti akan sembuh.

"Melihatmu seperti ini, hatiku terasa sakit. Zhousheng Chen, aku mencintaimu."

"Aku juga sama."

Saat mereka kembali ke rumah sakit keesokan harinya, hanya Mei Xing yang berjaga di luar dengan mata sembab dan memberitahu bahwa kondisi Wen Xing tidak baik, jadi dia menyuruh Chen untuk segera masuk dan melihatnya.

Pada Shi Yi, Mei Xing berkata bahwa setelah selesai operasinya nanti, dia akan membawa Wen Xing pergi jauh-jauh dari keluarga Zhou. Dia janji akan menjaga Wen Xing dengan baik. Tapi terlebih dulu dia harus membantu Chen menyelesaikan hal-hal yang diinginkannya.

"Aku juga tidak tahu apa hutangku padanya di kehidupan lampau sehingga sekarang aku tak pernah ragu menemaninya seperti ini." Renung Mei Xing.

"Ada banyak orang yang berhutang padanya di kehidupan lampau. semua rang di sampingnya, sangat setia mendampinginya." Ujar Shi Yi.

(Note: Mei Xing adalah reinkarnasi dari Putra Mahkota, salah satu orang yang turut andil dalam kematian tragis Pangeran Xiao Nanchen, makanya dia terlahir kembali menjadi sahabat setianya Chen untuk menebus semua kesalahan dan dosanya di masa lampau)

Bersambung ke episode 24

Post a Comment

0 Comments