Sinopsis Forever and Ever Episode 13

Shi Yi memberitahu Chen bahwa Xiao Yu sebentar lagi akan pindah. Setelah itu dia akan mengubah kamarnya Xiao Yu menjadi ruang buku. Rumah pernikahan mereka masih direnovasi dan mungkin akan makan waktu cukup lama, belum layak untuk ditinggali. Jadi untuk sementara waktu, mereka tinggal di rumahnya saja.

 

Shi Yi santai saja mengucap semua itu, malah Chen yang gugup memikirkan mereka akan tinggal serumah sampai-sampai dia cuma bengong cukup lama di telepon. 

Chen mengaku bahwa pekerjaannya sudah selesai dan dia cuma perlu menghadiri konferensi antariksa minggu depan. Karena itulah, Chen mengajak Shi Yi untuk mengunjunginya di Jerman. Setelah selesai konferensi nanti, mereka bisa pulang bersama ke Shanghai. Tentu saja Shi Yi mau, kebetulan dia bisa cuti selama 4 hari. Chen pun senang. 

Usai menelepon Shi Yi, Chen melepaskan cincin kawinnya untuk cuci tangan. Tiba-tiba rekan kerjanya yang sekaligus mantan teman serumahnya yang bernama Frank muncul sambil memapah Jia Ren yang lagi mabuk berat. Frank terpaksa membawa Jia Ren kemari soalnya dia tidak tahu di hotel mana suaminya Jia Ren tinggal. (Aku salfok sama tuh bule, lancar bin fasih bener bahasa Mandarin-nya kayak orang yang sudah tinggal lama di Cina, dan kayaknya dia nggak di-dubbing)

Tak punya pilihan, terpaksa Chen setuju menampung Jia Ren di sana, tapi dia juga menuntut Frank untuk ikut menginap di sini juga, dia tidak mau berduaan saja dengan istri orang. gara-gara itu pula Chen jadi tidak bisa tidur karena Frank malah seenaknya memasukkan Jia Ren ke kamarnya.

Sudah dini hari saat akhirnya Jia Ren sadar dan mendapati Chen masih sibuk di depan laptopnya. Chen memang tidak memanggil Wen Chuan karena dia pikir kalau mungkin mereka sedang bertengkar, tapi nanti akan dia panggilkan seseorang untuk mengantarkan Jia Ren pulang ke suaminya.

Jia Ren menolak, malah dengan riang memberitahu Chen bahwa dia dan Wen Chuan akan segera bercerai, tapi secara diam-diam dulu, takutnya akan menimbulkan kekacauan kalau perceraian mereka diumumkan sekarang.

Jelas dia mengatakannya dengan harapan Chen akan senang mendengar kabar ini, tapi Chen cuek. Jia Ren lalu tanya kenapa Chen terburu-buru menikah. Chen meralat, dia tidak terburu-buru, dia hanya melakukan apa yang dia inginkan di waktu yang tepat.

Tapi Jia Ren malah menolak mempercayainya. Dulu Chen sangat berhati-hati dan punya banyak pertimbangan tentang pernikahan, dia pernah bilang bahwa jika dia menikah, maka dia akan menikah demi keluarganya karena dia tidak punya harapan apapun terhadap pernikahan. Karena itulah dia yakin kalau Chen terburu-buru menikah cuma untuk mengambil alih bisnis keluarga yang selama ini dikuasai pamannya.

Chen benar-benar sudah tidak tahan lagi bicara dengannya dan menegaskan kalau dia menikahi Shi Yi karena Shi Yi-lah orang yang ingin dia nikahi. Dan lagi, ini bukan urusan Jia Ren, dia tidak suka membicarakan urusan pribadinya dengan 'orang luar'.

Jia Ren sedih dan patah hati mendengarnya. Dia pamit pergi saat hari sudah terang. Tapi Wen Chuan malah mendadak muncul dan minta ikut sarapan bersama Chen. Jia Ren jadi semakin canggung dengan situasi ini hingga dia menolak makan dan bergegas pergi dengan menggunakan pekerjaan sebagai alasan.

 

Dalam perjalanan mengantarkan Shi Yi ke bandara, Xiao Yu mencoba menasehati Shi Yi untuk agak jual mahal dikit, memainkan trik sedikit, jangan menuruti Chen begitu saja. Mereka kan baru menjalin hubungan, baru menikah, belum sepenuhnya saling memahmi satu sama lain.

Tapi Shi Yi menolak memainkan trik apapun itu. Dia baru bertemu Chen saat usianya 26 tahun. Jika dia cukup beruntung untuk hidup sampai setidaknya berusia 80 tahun, maka waktunya bersama Chen hanya tersisa 54 tahun, tidak sampai 20.000 hari. 

Dikurangi dengan kesibukan Chen yang harus dinas berbulan-bulan dan kesibukannya sendiri juga, maka waktu kebersamaan mereka mungkin tidak sampai 10.000 hari. Karena itulah, dia sama sekali tidak ada waktu untuk memainkan segala macam trik. Dia hanya ingin memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk bersama Chen.

Demi menyambut istri tercinta, Chen memberi berbagai instruksi pada pelayan untuk menyiapkan segala macam keperluan istrinya lalu mendesak Mei Xing untuk menemaninya ke bandara. 

Shi Yi akhirnya mendarat tak lama kemudian. Namun alangkah terkejutnya Mei Xing saat melihat istrinya Chen, ternyata adalah si wanita cantik yang dilihatnya di Xi'an waktu itu. Mei Xing seketika patah hati menyadari wajah cantik yang sulit dilupakannya itu, ternyata takkan mungkin bisa dimilikinya.

Tapi dia berusaha menutupi perasaannya dari mereka dengan menyambut Shi Yi ramah selayaknya teman biasa dan memberi mereka waktu berduaan setelah makan siang bersama. Dia hanya bisa melihat dari kejauhan dengan sedih saat Shi Yi menatap dan menghujani suaminya dengan penuh cinta dan perhatian.

Shi Yi sengaja menggoda Chen kurus, tapi dasar si profesor polos bin lugu, dia malah serius banget menanggapinya. Shi Yi sampai harus mengajarinya cara yang baik dan benar untuk menggombali istri. Jika istri bilang kalau dia kurusan, maka dia seharusnya berkata bahwa dia menjadi kurus karena merindukan istrinya.

Setibanya di rumah, Mei Xing sengaja menggodai mereka dengan memberitahu Shi Yi bahwa Chen pernah tinggal bersama orang lain di sini, membuat kesan seolah Chen tinggal sama cewek. Shi Yi langsung cemberut mendengarnya sampai saat Chen menjelaskan kalau mantan teman serumahnya tuh cowok.

Geli, Mei Xing meyakinkan kalau dia tidak akan menjadi obat nyamuk yang menganggu mereka terlalu lama. Dia datang kali ini sebagai pengacaranya Chen untuk mengurus surat perjanjian penambahan pembagian asetnya Chen yang diberikan pada Shi Yi.

Setelah mereka menikah, Chen menguasai 90% bisnis keluarganya dan semua warisan peninggalan mendiang ayahnya. Dan sekarang Chen memindahnamakan beberapa aset tambahan atas nama Shi Yi. Inilah yang selama dua bulan ini sibuk mereka urusi.

Shi Yi kaget mendengar Chen mewarisi 90% harta warisan. Terus bagaimana dengan Wen Chuan dan Wen Xing. Kalau masalah itu, Mei Xing tidak bisa menjawabnya karena ini adalah kode etiknya sebagai pengacara.


Dia hampir saja keceplosan tentang di Xi'an, tapi dia cepat-cepat menutupinya dengan mengklaim bahwa dia tidak pernah bertemu Shi Yi waktu di Xi'an dan hanya pernah mendengar cerita Chen tentang pertemuan mereka yang romantis. Dia lalu cepat-cepat pamit dan melampiaskan kesedihannya dengan meninju samsak.

Saat Chen menyajikan teh untuknya, Shi Yi langsung antusias melihat cincin kawin yang Chen pakai. Tapi Chen dengan penuh rasa bersalah mengaku bahwa ini bukan cincin kawinnya yang asli.

Beberapa hari yang lalu dia mencopotnya waktu cuci tangan tapi kemudian dia lupa karena terjadi sesuatu. Dan waktu dia kembali, cincinnya sudah hilang. Makanya dia buat yang baru, tapi ini bukan yang asli.

Pfft! Shi Yi geli mendengar kejujurannya. Seandainya Chen tidak bilang pun, dia tidak mungkin tahu kalau cincin ini bukan yang asli. Dua bulan tidak bertemu, tapi ternyata Chen tetaplah seorang peneliti yang jujur dan bisa diandalkan.

Chen lalu mengajaknya keluar untuk makan. Shi Yi ingin sekalian jalan-jalan juga, tapi Chen malah mengaku kalau sebenarnya dia tidak begitu familier dengan tempat lain selain apartemennya dan laboratoriumnya.

Tidak masalah, sebelum datang ke sini, Shi Yi sudah menyusun rencana tentang tempat-tempat mana saja yang ingin dia kunjungi. Biarpun dia turis yang baru pertama kali datang ke sini, tapi sepertinya dialah yang harus jadi pemandu wisatanya Chen.

Mereka pun jalan-jalan sambil membicarakan masalah investasinya Chen dalam membantu meningkatkan manufaktur dalam negeri, terutama dalam bidang teknologi. Semua itu butuh uang yang tidak sedikit, makanya Chen ingin membantu menyuntikkan dana.

Sebagai anak dari seorang profesor jurusan ekonomi, Shi Yi sedikit banyak mengerti dan menyadari bahwa investasi bisnis dalam bidang teknologi tinggi biasanya sulit untuk bisa menghasilkan keuntungan jangka pendek. Apa ibu dan para tetua di keluarganya setuju?

Chen langsung menghela napas berat mendengarnya, tentu saja membuat semua orang memahami itu cukup sulit. Berusaha menyemangatinya, Shi Yi meyakinkan bahwa dia akan mendukung Chen sepenuhnya.

Saat melewati toko bunga, Shi Yi tiba-tiba membelikan Chen sebuket bunga. Tapi karena Chen alergi serbuk sari, jadi dia membelikan sebuket bunga mawar kering untuknya.


Sebenarnya Chen sudah mengatur agar mereka tidur sekamar malam ini, tapi ternyata dia tidak bisa menemani Shi Yi karena tiba-tiba saja dia mendapat telepon penting dari laboratoriumnya. jadilah Shi Yi tidur sendirian malam ini.

Ternyata ada orang yang membuat laporan palsu dan menuduh Chen menyalahgunakan dana proyek, dan sekarang kasus ini tengah diselidiki. Gara-gara itu, Chen jadi tidak bisa pulang semalaman dan baru bisa kembali keesokan paginya. 

Shi Yi masih tidur saat itu, Chen sendiri lelah tapi dia tidak berani menganggu Shi Yi, jadi dia memutuskan tidur di sofa. Tapi Shi Yi terbangun saat itu dan langsung mengundang Chen tidur bersamanya.

Tapi Chen masih canggung dan gugup sampai tidak berani mengambil semua selimut. Shi Yi yang harus membenarkan selimutnya dan menuntut Chen untuk memberinya balasan atas buket bunganya. Tapi Chen benar-benar tak tahu harus membalasnya dengan apa.

"Buat aku tidur." Pinta Shi Yi.

"Biasanya harus bagaimana biar kau gampang tertidur?"

"Biasanya mendengar lagu atau puisi. Dengar sebentar, maka aku akan tertidur."

Karena tidak pede nyanyi, Chen pun memutuskan untuk membacakan puisi saja, dan berhasil membuat Shi Yi tidur kembali dengan cepat. Chen pun akhirnya bisa tidur.

Saat Shi Yi terbangun tak lama kemudian, dia mendapati dirinya entah bagaimana, tertidur dalam pelukan Chen. Terpana menatap wajah suaminya yang begitu dekat, Shi Yi langsung mengulurkan jari telunjuknya untuk menelusuri tulang hidung (tulang cantiknya) Chen... persis seperti yang dilakukan dirinya di masa lampau pada Pangeran Nanchen.

"Penampilan sebagus apa pun, ada saatnya menjadi tua dan jelek. Dalam hatiku, kau yang paling bagus. Aku bisa melihat 'tulang cantikmu' (batin cantikmu). Kecantikan berasal dari hati. Orang yang baik akan memiliki wajah yang bagus. Memiliki aura yang positif, baru memiliki batin yang cantik."

"Aku menyadari dalam membahas seni bahasa, aku kalah darimu."

Tapi waktu pertama kali melihat Shi Yi di bandara dulu, dia teringat akan puisi Shanglin Fu yang sangat sesuai menggambarkan Shi Yi, sosok yang unik dan elegan. 


Shi Yi tiba-tiba ingat kalau dia mau memberi hadiah pernikahan untuk Chen. Karena Chen suka pakai setelan jas, jadi dia membelikan beberapa jenis manset untuknya. Dia tidak tahu Chen suka yang mana, jadi dia beli beberapa jenis.

Tapi sayangnya, hari ini juga Chen belum bisa menemani Shi Yi karena pekerjaannya belum selesai, tapi dia sengaja tidak memberitahu Shi Yi tentang masalah dalam pekerjaannya karena tak ingin membuat Shi Yi mencemaskannya.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments