Wu Yan kurang setuju dengan pemikiran Xu Qian dan menyarankannya untuk memberi kesempatan pada mereka berdua untuk mencoba menjalani hubungan dulu. Tapi yah, ini cuma saran saja sih, keputusan akhir tetap di tangan Xu Qian.
Mengingat Xu Qian tidak punya tempat tinggal tetap sekarang, Wu Yan pun dengan senang hati mengajak Xu Qian tinggal di rumah ini. Tapi dia sendiri cepat-cepat mengemasi beberapa bajunya lalu bergegas pergi kembali ke rumah Nian Qin.
Begitu kembali ke rumah Nian Qin, Wu Yan langsung menghidangkan jus lemon yang dia pikir kesukaannya Nian Qin. Padahal Nian Qin sama sekali tak menyukainya, tapi dia tak enak mengatakannya dan akhirnya cuma bilang akan meminumnya nanti saja.
Pagi-pagi Wu Yan sudah berdandan cantik dan menyemprot parfum sebotol untuk acara kencannya dengan Nian Qin sampai membuat Xu Qian bersin-bersin gara-gara semprotan parfumnya yang lebay.
Mereka menonton film horor. Wu Yan memeluk erat tangan Nian Qin sambil nyerocos memberitahu Nian Qin setiap detil adegan-adegannya. Tapi biarpun dia ketakutan, dia menolak berhenti nonton. Karena semakin seram, malah justru semakin ingin melihatnya.
Usai nonton, Wu Yan membawa Nian Qin ke subway. Tapi saat mereka hendak naik kereta, Wu Yan malah terdorong orang-orang sehingga pegangan tangannya terlepas dari Nian Qin, membuat Nian Qin tertinggal di subway yang jelas saja membuat Wu Yan khawatir, takut dia hilang.
Tapi Nian Qin ternyata tetap di sana, menunggu Wu Yan kembali dengan sabar. Malah Wu Yan yang ketakutan setengah mati dan langsung memeluknya erat begitu dia kembali.
"Untuk apa cemas. Biarpun kita terpisah, aku akan menunggumu di tempat yang sama." Ujar Nian Qin menenangkannya.
"Bagaimana kalau aku tersesat?"
"Parfummu begitu kuat, mudah sekali menemukanmu." Goda Nian Qin.
Xiao Lu memperhatikan Nian Qin banyak berubah sekarang. Lebih banyak tersenyum dan lebih cerewet, apalagi kalau sudah menceritakan tentang Wu Yan dan apa saja yang mereka lakukan bersama. Xiao Lu pun ikut bahagia untuknya.
Dia langsung menceritakan tentang hubungan Nian Qin dan Wu Yan itu pada Nie Xi, tapi dia sama sekali tidak menyadari ekspresi terkejut dan tak senangnya Nie Xi mendengar kabar hubungan mereka. (Ternyata Nie Xi naksir Nian Qin)
Wu Yan sudah senang saja saat dia diberitahu bahwa dia dipindahtugaskan kembali ke radio. Tapi yang tidak ketahuinya, Nie Xi sengaja memindahkannya kembali hanya untuk membulinya saking cemburunya.
Sikapnya sama sekali tidak ada ramah-ramahnya sama Wu Yan sekarang dan jelas saja itu membuat Wu Yan kebingungan. Setiap hal kecil dipermasalahkan dan selalu mengkritik pedas Wu Yan, bahkan menuduhnya tidak becus bekerja.
Dia jadi semakin benci pada Wu Yan saat tak sengaja melihat Nian Qin datang lalu Wu Yan lari melemparkan dirinya ke pelukan Nian Qin dengan manja. Dan saat itulah, Xiao Lu baru memperhatikan ekspresinya dan langsung paham kalau dia juga suka sama Nian Qin.
Ibu lagi-lagi menelepon Wu Yan hanya untuk mengomelinya tentang pekerjaannya sama sekali tidak Ibu sukai itu. Ibu lebih tak senang karena Wu Yan belakangan ini selalu bilang sibuk dan lembur terus. Wu Yan tentu saja tidak bilang-bilang kalau dia sebenarnya sedang berada di rumah Nian Qin belakangan ini.
Xiao Lu mengirim rekaman lagu band Momo (Band-nya Xu Qian dan Wei Hao) ke Nian Qin. Menurut Nian Qin lagunya bagus. Tapi sepertinya Xu Qian bakalan meninggalkan band-nya lagi karena tepat saat itu juga, dia mendapat telepon yang mengabarkan bahwa dia diterima bekerja di salah satu perusahaan.
Malam itu, Wu Yan berkumpul bersama kedua sahabatnya sambil menceritakan tentang pacarnya yang romantis dan penuh perhatian itu. Tapi ada satu masalah, entah kenapa Nie Xi belakangan ini selalu mempersulitnya tanpa alasan yang jelas.
Sementara Wu Yan asyik nyerocos, Wei Hao memperhatikan Xu Qian murung terus. Wu Yan dan Wei Hao menyadari keanehan Xu Qian itu tapi mereka juga tidak mengerti mengapa dan tidak berani bertanya.
Saat mereka hendak pulang, Wu Yan ditelepon Nian Qin yang khawatir banget karena dia belum pulang juga padahal sudah tengah malam, dia benar-benar seperti orang tua yang mengkhawatirkan anaknya pulang terlalu malam.
Nian Qin bahkan sudah menunggu di depan rumah saat akhirnya Wu Yan datang dan langsung menempelkan kepalanya ke dada Nian Qin dengan manja.
Keesokan harinya saat dia tengah makan siang dua porsi untuk dirinya sendiri, Nie Xi tiba-tiba menyindirnya gemuk secara implisit. Gara-gara itu, Wu Yan mendadak jadi rajin sit-up malam harinya sambil menceritakan keanehan sikap Nie Xi itu pada Nian Qin. Dari percakapan mereka inilah, Wu Yan baru mengetahui kalau Nie Xi ternyata berteman dengan Xiao Lu dan Nian Qin.
Tapi ngomong-ngomong tentang gemuk, Nian Qin tiba-tiba saja meraba perutnya Wu Yan dan menyarankan Wu Yan untuk mengurangi makan setelah pulang imlek nanti. Soalnya perutnya Wu Yan memang terasa lebih empuk sekarang. Pfft!
Saat Wei Hao hendak mengunjungi Xu Qian, saat itulah akhirnya dia baru mengetahui masalah keluarganya Xu Qian. Bertahun-tahun berteman dengan Xu Qian, baru kali ini dia melihat ibunya Xu Qian karena biasanya ibunya Xu Qian tak pernah pulang saat Imlek.
Xu Qian bahkan memperingatkannya untuk berhati-hati terhadap ibunya, takut ibunya itu akan meminjam uang sama Wei Hao. Xu Qian jujur mengaku kalau dia sudah lelah dengan ibunya yang selalu pergi meninggalkan keluarganya, tapi selalu kembali setelah disakiti oleh para kekasihnya, lalu setelah itu pergi lagi saat menemukan kekasih baru.
Karena itulah, dia meminta Wei Hao untuk diam saja dan jangan tanya-tanya apapun, pura-pura saja tak tahu apa-apa, itulah cara terbaik untuk membantunya.
Hari ini Nian Qin dengan sedih harus mengantarkan Wu Yan pergi, dia harus pulang kampung untuk merayakan imlek. Tapi sebelum naik taksi, Wu Yan terlebih dulu mengecup pipi Nian Qin dan itu berhasil membuat Nian Qin kembali tersenyum.
Setiap saat dia selalu setia menantikan teleponnya Wu Yan. Ibu sempat mendengar Wu Yan membaca puisi pada seseorang di telepon, Untungnya ia tidak curiga kalau Wu Yan sedang ngobrol sama cowok.
Wu Yan menelepon lagi malam harinya lalu mengirimkan daftar lagu yang mewakili perasaan Wu Yan pada Nian Qin. Dulu sebelum mengenal Nian Qin, Wu Yan biasanya menggunakan puisi-puisi untuk memuji Yi Jin di siaran radio.
Tapi setelah menyukai Nian Qin, dia jadi selalu teringat Nian Qin setiap kali mendengarkan lagu tertentu. Lagu-lagu itu menggambarkan perasaannya pada Nian Qin, dan tanpa sadar dia mulai semakin banyak mengumpulkan lagu, mendengarkan lagu-lagu itu setiap kali dia merindukan Nian Qin. Makanya dia mengirimkan daftar lagu ini ke Nian Qin, biar Nian Qin tahu dan memahami perasaannya.
"Kenapa (daftar lagunya) disebut 'Serpihan Bintang'?" Tanya Nian Qin.
"Karena ada satu rahasia yang sudah kau lupakan tapi aku mengetahuinya. Su Nian Qin, semesta dalam hatimu tidak gelap. Aku sudah menemukan beberapa serpihan bintang. Jadi, di mana pun kau berada atau aku tak sengaja kehilanganmu, aku pasti bisa menemukanmu. Selamat tahun baru (Imlek), Nian Qin."
Nian Qin terharu mendengarnya. "Selamat tahun baru."
Begitu kembali ke rumah Nian Qin, Wu Yan bingung memikirkan topik apa yang harus dia ajarkan dalam kelas selanjutnya. Mau cari inspirasi, Wu Yan penasaran apakah dulu waktu masih bersekolah SLB, Nian Qin ingin mempelajari sesuatu namun tidak diajarkan oleh para gurunya.
Sayangnya Nian Qin tidak bisa memberinya jawaban pasti karena dulu dia hanya pernah tinggal di panti asuhan sampai umurnya 6 tahun, jadi waktu sekolahnya di SLB hanya selama 1 tahun, makanya dia tidak begitu ingat. Wu Yan penasaran apakah para pengurus panti waktu itu memperlakukannya dengan baik.
"Tidak bisa dibilang baik atau tidak. Bagi mereka, mengurus anak yang terlantar, hanya sebuah pekerjaan. Bukan karena mereka merasa sayang atau memiliki perasaan lainnya."
Kadang ada anak yang lebih difavoritkan seperti Xiao Wei. Namun Nian Qin selalu menyendiri sejak kecil. Baginya, dunia sangat berisik. Dia baru merasa mulai tenang saat mendengarkan musik, terutama suara piano yang dimainkan ibunya. Wu Yan penasaran bagaimana hidupnya setelah berumur 6 tahun, tapi kali ini Nian Qin menolak menjawab.
Keesokan harinya saat belanja baju bersama, Cheng Yin menyarankan agar Wu Yan segera memberitahu orang tuanya tentang hubungannya dengan Nian Qin. Apalagi Ibunya Wu Yan belakangan ini sering curiga karena Wu Yan jarang pulang, takutnya Nian Qin akan jadi tersangka utama kalau sampai terjadi apa-apa.
Cheng Yin memang benar sih, tapi Wu Yan jelas belum siap. Mengingat sifat ibunya, Wu Yan mungkin cemas kalau Ibu akan sulit menerima pacarnya yang buta. Malam harinya, dia mencoba tanya apakah mata Nian Qin bisa disembuhkan.
Tapi Nian Qin berkata tidak bisa karena dia buta bawaan lahir. Kenapa? Apa Wu Yan sangat berharap dia bisa melihat Wu Yan? Tidak juga sih. Wu Yan mengklaim kalau Nian Qin melihat wajahnya, mungkin perasaan Nian Qin akan berubah.
"Aku tahu kau cantik."
"Dari mana kau tahu?"
"Aku bisa mendengarnya."
Geli, Wu Yan mengklaim kalau dia tidak cantik, melainkan sangat cantik, paling cantik. Kalaupun bukan yang paling cantik, dia yang paling imut. Kalau tidak yang paling imut, dia yang paling mencintai Nian Qin.
"Kau berkata begitu, aku jadi sangat ingin tahu seperti apa rupa orang yang paling mencintaiku."
Mendengar itu, Wu Yan langsung menuntun tangan Nian Qin untuk meraba wajahnya. Mulai dari alisnya, matanya, hidungnya... Tapi saat tiba di bibir, jari-jari Nian Qin mendadak nakal meraba-raba dengan sendirinya sampai ke leher. Pfft! Dasar.
Dalam kelas hari ini, Wu Yan mengajari anak-anak berkebutuhan khusus itu untuk menjadi berani dan tidak takut hanya karena kecacatan mereka. Sejatinya semua manusia itu memiliki ketakutan, bahkan manusia normal sekalipun.
Karena itulah, mereka harus berani membuka hati dan mengutarakan apa yang ada dalam pikiran mereka agar orang lain bisa memahami mereka. Keberanian juga akan membuka banyak kesempatan bagi mereka di masa depan nantinya. Nian Qin diam-diam datang dan bangga mendengarkan pidatonya Wu Yan.
Begitu pulang, Wu Yan langsung mengajak Nian Qin foto berdua. Tapi momen romantis mereka tiba-tiba terganggu oleh telepon dari Ibunya Wu Yan yang masih bersikeras memaksa putrinya untuk pulang dan menjadi guru psikologi. Wu Yan tegas menolak dan langsung mematikan teleponnya.
Bersambung ke episode 10
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam