Hari ini semua murid dibawa ke UKS untuk pemeriksaan kesehatan. Tapi saat Wu Yan melakukan absen, dia malah tidak melihat Xiao Wei. Dia jadi khawatir dan bergegas ke kelas mencari Xiao Wei dan mendapati anak itu memang ada di sana, menangis sedih karena dia datang terlambat dan tidak mengetahui teman-temannya ada di UKS.
Untungnya ada Nian Qin yang tak sengaja lewat kelasnya dan mendengar tangisannya, dan langsung berusaha menenangkannya. Nian Qin tampak jelas masih meragukan Wu Yan, bahkan tak mau menyerahkan Xiao Wei padanya.
Wu Yan berusaha meyakinkannya untuk mempercayainya dan berjanji akan menjaga Xiao Wei dengan baik, tapi Nian Qin tetap tak mempercayainya.
"Setidaknya, berilah dirimu sendiri kesempatan untuk mempercayai orang lain."
Menyadari Wu Yan ada benarnya, Nian Qin akhirnya mau juga menyerahkan dan mempercayakan Xiao Wei padanya. Bahkan sekarang dia mau juga menerima bola beras ketannya Wu Yan dan membawanya pulang.
Xiao Lu sampai heran saat melihat Nian Qin membawa makanan itu. Ini pertama kalinya Nian Qin mendapat hadiah dari rekan kerjanya. Sungguh tak disangka rekan kerjanya akan menyukainya mengingat sikapnya yang selama ini sangat dingin pada orang lain.
Dari seorang guru lain, Wu Yan juga mengetahui bahwa Nian Qin biasanya memang tidak pernah bergaul dengan guru yang lain, makanya tidak ada yang tahu apa pekerjaan Nian Qin selain jadi guru pengganti di SLB ini. Dia jadi semakin penasaran saat melihat Nian Qin dijemput seorang wanita cantik yang membawa mobil mewah.
Xiao Lu ikut makan juga dan langsung kagum dengan rasanya yang benar-benar enak. Saat Nian Qin memberitahu bahwa makanan ini dibuat oleh ayahnya rekan kerjanya itu, Xiao Lu keceplosan berkomentar bahwa makanan ini terasa sangat istimewa karena dibuat oleh cinta seorang ayah.
Sontak saja ucapannya tentang cinta ayah itu membuat Nian Qin kehilangan selera makannya hingga dia langsung menjauhkan makanan itu darinya. Xiao Lu baru sadar saat itu dan sontak terdiam merasa bersalah.
Hujan turun deras keesokan harinya, tapi Nian Qin tetap pergi ke sekolah dengan diantarkan Xiao Lu seperti biasanya. Wu Yan tak sengaja melihat mereka dan jadi semakin penasaran sama wanita itu.
Apa mungkin wanita itu kaya dan Nian Qin menggantungkan hidupnya pada wanita itu. Atau mungkin sebaliknya. Nian Qin yang kaya dan wanita itu menggantungkan hidupnya pada Nian Qin.
Tapi guru yang lain bilang kalau Nian Qin itu cuma guru pengganti. Guru pengganti kan bayarannya rendah. Kalau dia kaya, lalu dari mana dia menggantungkan hidupnya?
Begitu Nian Qin masuk ruang guru, Wu Yan langsung ingin membantunya menaruh payungnya. Tapi Nian Qin refleks mempererat payungnya, jelas belum bisa mempercayainya. Wu Yan hampir meledak saking kesalnya dengan sikap Nian Qin.
Tapi untunglah sebelum Wu Yan benar-benar meledak, Nian Qin akhirnya memutuskan untuk mempercayai Wu Yan dan melepaskan payung itu. Baru saja dia meletakkan payung itu di tempat penyimpanan payung, tiba-tiba dia diberitahu guru yang lain bahwa dia tidak ada kelas hari ini dan diperbolehkan pulang lebih cepat.
Kebetulan, mumpung cuma mereka berdua saja di ruangan itu, Wu Yan diam-diam mendekati Nian Qin. Tapi Nian Qin mendadak menengadah ke arahnya yang sontak saja membuat Wu Yan menghindar dengan canggung seolah dia ketahuan ngintip padahal kan Nian Qin tidak bisa melihatnya. Pfft!
Canggung, dia langsung membuka sebuah buku puisi dan membacanya dengan lantang. Rumput tumbuh di pinggir Jembatan Zhuque, matahari terbenam dengan lambat di atas jalur Wuyi, burung layang-layang di bawah atap Wang Xie kini telah terbang ke rumah orang biasa.
Nian Qin cepat-cepat meralat bagian matahari terbenam, maksudnya itu bukan 'lambat' melainkan 'rendah'. Bingung, Wu Yan memutuskan untuk pulang saja. Tapi terlebih dulu dia meletakkan payungnya Nian Qin di dekat mejanya, soalnya takutnya Nian Qin nanti kesulitan mencari payungnya. Dan perhatiannya itu kontan membuat Nian Qin tersenyum.
Dia benar-benar belajar untuk lebih mempercayai orang lain sekarang. Bahkan malam itu, dia memperdengarkan lagu terbarunya pada Xiao Lu dan meminta pendapatnya. Sesuatu yang selama ini tak pernah dilakukannya sampai Xiao Lu heran sama dia.
Beberapa hari setelah itu, Nian Qin mendengarkan lagu terbaru karya Yi Jin yang kontan membuatnya heran. Dia ingat betul kalau dia sudah pernah mendengarkan alunan lagu ini jauh sebelum lagu ini dirilis.
Tapi waktu itu dia mendengarnya di SLB, Nian Qin yang memainkan lagu ini dengan pianonya. Dan lagi, liriknya menggunakan kata-kata seperti Jembatan Zhuque dan jalur Wuyi, itu puisi yang pernah dia bacakan pada Nian Qin.
Wu Yan jadi curiga. Maka kemudian dia mulai menulis segala hal yang berhubungan dengan Nian Qin dan kemungkinan dia adalah Yi Jin, dan mendengarkan kembali rekaman wawancara radionya Yi Jin untuk dibandingkan dengan suaranya Nian Qin.
Dan dari semua itu, Wu Yan jadi semakin yakin bahwa Nian Qin adalah Yi Jin. Dan jelas saja penemuan barunya ini kontan membuatnya bahagia banget menyadari selama ini dia selalu dekat dengan idolanya.
Hari itu saat dia membantu guru lain untuk mengirimkan materi ke panti asuhan, tak sengaja dia bertemu dengan Nian Qin yang datang ke sana untuk menemui Xiao Wei.
Wu Yan senang banget, tapi dia sengaja tidak mengaku tentang apa yang diketahuinya, malah sengaja mendekatkan wajahnya sambil menggoda Nian Qin dengan pura-pura sok akrab seolah dia teman lamanya dan tanya apakah Nian Qin sudah punya pacar. Tapi ternyata Nian Qin mengenali suaranya. Wu Yan jadi malu.
Dari keterangan ibu kepala panti, anak-anak di sini memiliki latar belakang yang menyedihkan. Beberapa anak merupakan anak hilang yang tak pernah diketahui siapa orang tuanya, beberapa lainnya adalah anak yang ditelantarkan oleh orang tua mereka sendiri, terutama anak-anak yang cacat. Namun ada pula beberapa anak yang terpaksa dikirim kemari karena orang tua mereka tidak mampu menghidupi mereka.
Wu Yan kasihan mendengar anak-anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya sendiri. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah reaksi Nian Qin yang tampak jelas berusaha menahan emosi saat mendengar anak-anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya sendiri.
Saat mereka pergi tak lama kemudian, Wu Yan berusaha mengajaknya ngobrol dan mengomentari keakrabannya dengan Xiao Wei. Dia mencoba menawarkan diri untuk mengantarkan Nian Qin ke mana pun dia mau pergi, tapi Nian Qin menolak dengan ketus lalu menelepon Xiao Lu untuk menjemputnya.
Wu Yan akhirnya tak tahan lagi dan langsung to the point tanya apakah Nian Qin adalah Yi Jin. Nian Qin menolak menjawab, malah mengusirnya dan memintanya untuk berhenti mengganggunya dan mengikutinya.
Wu Yan tidak terima diusir begitu saja. Lagian ini kan jalan umum dan bukannya dibangun sama neneknya Nian Qin, suka-suka dia mau ke mana pun yang dia inginkan. Dia langsung duduk di samping Nian Qin lalu menyebutkan segala hal yang berhubungan dengan Nian Qin dan Yi Jin.
Tapi Nian Qin malah pura-pura bodoh, mengklaim kalau dia tidak kenal siapa itu Yi Jin. Pintar sekali dia berakting, Wu Yan semakin yakin dengan kecurigaannya. Tapi dia memutuskan untuk tak membahasnya lebih jauh.
Dia terus mencoba mengajaknya ngobrol akrab, tapi Nian Qin terus mengabaikannya. Wu Yan lama-lama jadi kesal. "Kau pikir kau keren dengan bersikap seperti ini?"
Tapi Nian Qin tak peduli dan terus saja diam mengabaikannya. Wu Yan benar-benar harus menahan sabar menghadapi orang satu ini.
Wei Hao masih belum menyerah akan Xu Qian, dia bahkan menyusul Xu Qian di restoran tempat dia bekerja paruh waktu. Dia mencoba mengajak Xu Qian makan malam bersama teman-teman band mereka, tapi Xu Qian ngotot menolak.
Wei Hao sungguh tidak mengerti kenapa, apa Xu Qian sedang menghadapi sebuah masalah yang berat. Xu Qian menyangkal dengan ketus dan menegasi Wei Hao untuk berhenti membuntutinya.
Tapi di tengah jalan, Xu Qian malah melihat Wu Yan sedang duduk dengan seorang pria asing. Dia jadi penasaran dengan hubungan mereka. Wu Yan dengan sengaja merangkul tangan Nian Qin dan berbohong menyatakan kalau Nian Qin adalah pacarnya.
Tapi Nian Qin malah menolak bekerja sama dengannya dan langsung melepaskan pegangan tangannya, lalu beranjak pergi. Pfft! Canggung dan malu, Wu Yan mengklaim kalau Nian Qin cuma sedang lapar, makanya otaknya tidak bisa mikir dengan benar.
Dia langsung membuntuti Nian Qin dan menyuruhnya berhenti. Tapi Nian Qian tidak mau mendengarkannya. Kesal, dia langsung menarik jaketnya Nian Qin tapi malah membuat dirinya sendiri hampir terjatuh kalau saja Nian Qin tidak sigap menangkapnya.
Tapi saat Nian Qin hendak melepaskan tangannya, Wu Yan sontak mencengkeramnya erat dan menolak melepaskannya. Tiba-tiba para pejalan kaki menatap mereka dengan penasaran.
Wu Yan langsung saja berakting mewek menuduh Nian Qin sebagai kekasih brengsek yang selingkuh sama temannya sendiri padahal Nian Qin sudah menghamilinya. Katanya dulu Nian Qin hanya akan setia padanya seorang, tapi sekarang Nian Qin malah meninggalkannya demi wanita lain. Hiks!
Aktingnya bagus banget sampai para pejalan kaki itu percaya dan langsung merutuki Nian Qin. Berusaha bersabar, Nian Qin berjanji akan menuruti apa pun yang Wu Yan inginkan asalkan Wu Yan berhenti mewek. Dan seketika itu pula Wu Yan berhenti mewek dan menuntut Nian Qin untuk membelikannya KFC. Dia lapar.
Dia bahkan memaksa Nian Qin untuk memakai jasnya atau dia akan mewek lagi. Nian Qin terpaksa menurutinya. Hmm, ternyata dia ganteng juga pakai jas. Ayo pergi!
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam