Sinopsis You Are My Glory Episode 22

Hujan salju mulai turun saat mereka turun ke mading, Jing Jing masih ingat dulu foto-fotonya Yu Tu selalu memenuhi mading, baik karena dia memenangkan lomba atau memenangkan berbagai penghargaan.

Dia pernah bilang kan waktu di rumah Manajer Ling, bahwa dia yakin suatu hari nanti Yu Tu akan menjadi seorang ilmuwan antariksa yang hebat. Dan ketika itu terjadi, dia akan merasa sangat bangga pada Yu Tu sebagai teman sekolah.

Tapi sebenarnya... yang dia maksud tuh bukan bangga sebagai teman sekolah. Jadi begini, dulu Jing Jing punya fantasi aneh. Tapi jangan ketawa loh yah.

Dia pernah membayangkan, suatu hari nanti, pada perayaan ulang tahun sekolah, Yu Tu akan diundang sebagai ilmuwan antariksa yang hebat.... "Dan aku juga datang sebagai pendampingmu. Jadi Pak Yu, kau harus berjuang keras. Aku punya target yang harus kau penuhi."

"Jing Jing, ada kalanya aku merasa kau terlalu buta terhadapku."

Dulu waktu masih SMA, Yu Tu selalu merasa dirinya sangat pintar. Tapi baru setelah lulus, dia menyadari dirinya memiliki begitu banyak kekurangan, menyadari dirinya ternyata tidak begitu berbakat dan IQ-nya juga tidak setinggi orang-orang tingkat teratas. Hah? Siapa orang-orang tingkat teratas itu?

Yu Tu pun menyebutkan beberapa nama: Qian Xue Sen, Sergei Korolev, Theodore Von Karman. Yang semuanya merupakan ilmuwan antariksa dari berbagai negara. Jing Jing melongo bingung, dia sama sekali tidak tahu semua orang yang Yu Tu sebutkan itu, tapi okelah.

Tapi Yu Tu berjanji akan berusaha keras. "Aku yakin aku pasti bisa."

 

Tiba-tiba pak satpam mengumumkan bahwa dia akan menutup pintu gerbang, jadi mereka diminta segera keluar. Saat itulah Jing Jing baru menunjukkan wajahnya pada pak satpam yang langsung mengenalinya dan senang banget bisa ketemu artis cantik.

 

Mereka pun keluar dari gedung sekolah itu sambil bergantengan tangan, menapaki jalan bersama dengan penuh kebahagiaan dan Yu Tu menatap kekasihnya dengan penuh cinta.

 

Setibanya di depan rumah Jing Jing, dia malah langsung mengusir Yu Tu dan membujuknya untuk merahasiakan masalah hubungan mereka dari kedua orang tuanya untuk sementara waktu soalnya dia malas diinterogasi sama orang tuanya. Minimal sampai hubungan mereka ketahuan sama media. 

Dia bahkan menyarankan agar Yu Tu memperkenalkan dirinya hanya sebagai teman SMA-nya saat besok Yu Tu datang menjemputnya untuk kembali ke Shanghai. 

Nanti Jing Jing akan mengarang cerita bahwa supirnya tidak bisa datang karena suatu alasan. Orang tuanya sudah pasti tidak akan setuju kalau dia menyetir sendirian, tapi mereka akan bisa tenang kalau dia pergi bersama seorang teman.

 

Makanya dia akan pura-pura melihat di chat grup SMA mereka dan berkata pada orang tuanya bahwa ada seorang teman yang kebetulan akan kembali ke Shanghai juga, jadi mereka berdua bisa berangkat bersama dengan status sebagai teman SMA. Asalkan Yu Tu tidak bersikap atau mengatakan sesuatu yang aneh, orang tuanya pasti akan percaya.

Hmm, Yu Tu jadi ingat bagaimana dulu Jing Jing memancingnya untuk bertemu dengan cara mengarang cerita tentang mesin pembersih udaranya yang rusak. Jing Jing ternyata bukan cuma berbakat jadi aktris, melainkan juga berbakat jadi penulis skenario.

Yu Tu tak senang sebenarnya. Tapi baiklah. "Sebagai seseorang yang akan menghabiskan sepanjang sisa hidup bersamamu, aku harus mempersiapkan mentalku."

"Kau tidak bersedia?"

Yu Tu cepat-cepat menyangkal. Tepat saat itu juga, Pei Pei datang untuk mengembalikan mobilnya Jing Jing dan langsung menggodai pasangan baru itu. Apa mereka senang setelah kabur bersama? Jelas dong, lihatlah wajah mereka yang sumringah banget.

 

Tak lama kemudian, Jing Jing sudah bersiap tidur, tapi dia masih penasaran apakah Yu Tu sudah sampai rumah atau belum. Saat Yu Tu membalas pesannya tak lama kemudian, dia malah mengaku bahwa dia sedang melapor ke ibunya sekarang, jadi nanti saja ngobrolnya. Tapi saat akhirnya Yu Tu selesai dengan ibunya tak lama kemudian, Jing Jing sudah tidur.

 

Keesokan paginya tepat jam 9, Jing Jing terbangun oleh telepon dari Yu Tu yang sudah bangun duluan padahal semalam dia yang tidurnya lebih lambat. Dia mengaku bahwa semalam dia diinterogasi habis-habisan sama ibunya yang penasaran siapa yang ditemuinya semalam.

Tapi berhubung pacarnya ingin merahasiakan hubungan mereka, jadi dia bilang saja bahwa dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang tidak berhasil dikejarnya. Hah? Jing Jing sontak protes tidak terima, Yu Tu malah memberinya kesan buruk pada orang tuanya seolah dia gadis yang tidak memberi kepastian padanya. 

Tapi tidak masalah, Jing Jing percaya diri dengan dirinya sendiri. Para orang tua biasanya selalu suka sama dia. Orang tuanya Yu Tu juga pasti akan suka sama dia kalau mereka sudah bertemu nanti.

 

"Apa kau masih ngantuk? Mau tidur lagi? Aku mau turun untuk membersihkan salju." Kata Yu Tu. 

Karena daerah tempat tinggalnya adalah bangunan apartemen tua, jadi tidak ada petugas khusus pengurus bangunan. Makanya Yu Tu mau membersihkan salju biar orang-orang bisa lewat.

"Baiklah. Kalau begitu aku mau tidur lagi."

Tapi Yu Tu malah mendadak menghela napas berat lalu bertanya. "Kapan aku bisa membersihkan salju di rumahmu?" (Pfft! Mas kelinci mulai nge-gombal nih)

Jing Jing tersipu malu mendengarnya sampai-sampai dia tidak bisa tidur lagi dan memutuskan pergi ke rumah sang pacar. Orang tuanya masih tidur gara-gara semalaman keasyikan main mahjong, jadi Jing Jing pergi diam-diam.

Dia masih ingat betul lokasi rumahnya Yu Tu dan mendapatinya sedang menyapu salju di jalan. Wajah Yu Tu langsung cerah merona begitu melihat sang pacar di hadapannya sambil menyapanya dengan menanyakan toko kembang tahu yang katanya enak banget itu. Yu Tu langsung berjalan mendekatinya lalu memeluknya erat, katanya tadi Jing Jing mau tidur lebih lama?

Yah, bagaimana Jing Jing bisa tidur lagi? Sudah terlanjur dibangunin. Dan sekarang dia lapar, belum sarapan. 

Mendengar itu, Yu Tu langsung memeluknya makin erat... tepat saat Ibu mendadak muncul mencari putranya tapi malah tercengang mendapati putranya sedang pelukan sama wanita. Wah, gawat, ketahuan deh. Hihi.

Tapi bahkan sebelum Yu Tu sempat memperkenalkan mereka, Jing Jing dengan cepat memperkenalkan dirinya sendiri sebagai pacarnya Yu Tu. Bahkan dengan nakalnya dia pasang muka melas bin tak berdaya, mengklaim bahwa mereka sudah cukup lama pacaran, tapi Yu Tu tidak pernah berani memperkenalkannya pada orang tuanya karena Yu Tu pikir kalau orang tuanya takkan menyukainya.

Pfft! Yu Tu langsung melotot mendengar akting hebat pacarnya itu. Tapi pada akhirnya dia tak berdaya untuk menyangkal, jadi terpaksa dia mengakuinya saja, membuat dirinya menjadi pihak yang paling berdosa di sini.

Jelas saja Ibu langsung kesal menabok putranya itu dan cepat-cepat menjelaskan pada Jing Jing bahwa mereka sangat menyukai Jing Jing. Ibu bahkan sudah menonton semua dramanya Jing Jing. Jadi mana mungkin dia tidak suka sama Jing Jing. Ibu tahu kalau mereka teman SMA, tapi Ibu sungguh tak menyangka kalau mereka sepasang kekasih. Duh, Ibu girang banget artis idolanya ternyata calon menantunya.

Ibu langsung mengundangnya masuk, apalagi sebentar lagi kerabat mereka akan datang. Tapi Yu Tu cepat-cepat memberitahu Ibu untuk merahasiakan hubungan mereka lalu bergegas membawa Jing Jing pergi beli sarapan.

Dalam perjalanan, Yu Tu ditelepon ibunya yang menyarankannya untuk mengundang Jing Jing ke rumah mereka besok. Sayangnya tidak bisa karena Jing Jing harus kembali ke Shanghai sore nanti dan besok sudah harus lanjut syuting. Jadi sebaiknya tunggu liburan selanjutnya saja. 

Ibu agak kecewa, tapi baiklah, Ibu mengerti. Ini salah Yu Tu karena tidak pernah bilang kalau dia menjalin hubungan dengan Jing Jing. Dan bisa-bisanya dia ngomong sembarangan sama Jing Jing, bahkan pakai acara menjelek-jelekkan orang tuanya sendiri. 

Lihat saja nanti, kalau Yu Tu pulang, dia pasti akan diomeli habis-habisan sama ayahnya. Pokoknya Yu Tu harus bilang ke Jing Jing bahwa mereka sangat menyukainya dan dia akan selalu disambut di rumah mereka.

Jing Jing geli banget mendengarnya, sedangkan Yu Tu cuma bisa menerima omelan ibunya sambil melirik pacarnya dengan gemas. Jing Jing membela diri kalau dia melakukan itu biar ayah dan ibunya Yu Tu menyetujui hubungan mereka. Salah Yu Tu sendiri karena memberi kesan jelek tentangnya pada orang tuanya.

Usai membawa Jing Jing makan kembang tahu, Yu Tu lalu membawanya ke danau untuk naik speed boat. Jing Jing awalnya ragu, tapi ternyata Yu Tu benar-benar bisa mengendarai benda itu.

Jing Jing senang banget. Tapi di tengah danau, Yu Tu tiba-tiba berhenti, mengklaim bahwa dia perlu isi bensin... lalu menarik Jing Jing mendekat dan menciumnya.

Yu Tu pun senang. "Tangkinya sudah penuh."


Dia mengantarkan Jing Jing pulang tak lama kemudian dan mengonfirmasi bahwa mereka akan tetap menggunakan rencana awal mereka. Yaitu Yu Tu akan datang menjemputnya dengan status sebagai teman SMA. Tapi begitu Jing Jing masuk rumah, Yu Tu mendadak tersenyum licik.

 

Sesuai dugaannya, saat Jing Jing memberitahu bahwa dia akan menyetir sendiri ke Shanghai, kedua orang tuanya kompak tak mengizinkan. Maka Jing Jing pun pura-pura mengecek HP-nya dan menyatakan bahwa dia akan berkendara bersama seorang teman SMA-nya yang kebetulan mau kembali ke Shanghai juga.

Sore harinya, Yu Tu datang dan Ibunya Jing Jing menyambutnya dengan hangat. Ayah dan Ibu bahkan mengundangnya untuk masuk dan minum teh dulu. Jing Jing panik menolak dan berusaha mengajak Yu Tu pergi secepatnya.

Tapi Yu Tu tiba-tiba saja balas dendam dengan menggunakan cara licik yang sama dengan yang Jing Jing gunakan pada ibunya. Dengan memasang muka melas bin tak berdaya, dia memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya Jing Jing. 

Mereka sudah cukup lama pacaran, tapi Jing Jing tidak pernah berani memperkenalkannya pada orang tuanya. Jing Jing bahkan menyuruhnya untuk bilang kalau mereka cuma teman SMA. Sontak saja Ayah dan Ibu langsung berpaling ke putri mereka untuk menuntut penjelasan.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

0 Comments