Si ratu gosip Pei Pei langsung menuntut alasan keberadaan SIM-nya Yu Tu di jok belakang mobilnya Jing Jing. Dia jadi curiga, apa yang sebenarnya mereka berdua lakukan di jok belakang. Pfft! Pikirannya jadi kemana-mana.
Jing Jing menegaskan bahwa mereka tidak melakukan apa-apa. Tapi Pei Pei tak percaya, dia sudah melihat video pertandingan game mereka. Dia bilang kalau mereka kebetulan bertemu di game, tapi sekarang SIM-nya Yu Tu ada di jok belakang mobilnya Jing Jing. Dia benar-benar penasaran bagaimana mereka bisa saling berkomunikasi?
Jing Jing sekali lagi menegaskan bahwa mereka tak sengaja bertemu di dalam game. Karena permainan Yu Tu sangat bagus, makanya dia meminta Yu Tu untuk mengajarinya. Karena waktu itu Jing Jing belum bisa bermain game dengan baik, makanya Yu Tu datang ke rumahnya setiap hari untuk mengajarinya.
"Berdua saja?"
Jing Jing menyangkal. Masih ada 3 orang lain dalam tim mereka. Iiiish! Dasar Jing Jing! Pria-pria yang lain itu tidak masuk hitungan. Lelucon garingnya ini takkan bisa menghentikannya untuk menggosip. Jadi apa sekarang mereka sudah pacaran? Kenapa Jing Jing tidak bilang-bilang padanya?
Jing Jing menyangkal. Kalau mereka pacaran, apa mungkin dia akan berada di sini bersama Pei Pei?
"Oh, benar juga. Kau kan orang yang lebih mementingkan pacar daripada teman." Kata Pei Pei membuka aib temannya sendiri. Pfft!
Tepat saat itu juga, HP-nya pei pei berbunyi terus dari teman-teman mereka di grup SMA. Tadi ada orang yang memotret mereka, dan sekarang fotonya tersebar sampai ke grup SMA mereka, makanya teman-teman grup SMA mereka mengundang Mereka untuk reunian sekarang juga di KTV.
Pei Pei memutuskan mengabaikannya saja. Jing Jing cepat-cepat mengalihkan topik menanyakan tentang Pei Pei yang ternyata juga nge-game. Pei Pei mengaku bahwa dia baru main sejak menonton pertandingan game-nya Jing Jing. Tapi tentu saja, permainannya belum begitu bagus mengingat dia masih pemula. Dia penasaran yang mana akunnya Jing Jing.
Jing Jing mengaku bahwa selama sebulan ini dia belum main game lagi saking sibuknya. Tapi dia janji akan menemani Pei Pei saat dia ada waktu nanti.
Oke! Pei Pei setuju banget. Tapi jangan pikir kalau dia tidak tahu Jing Jing cuma sedang mengalihkan pembicaraan.
"Sungguh tak kusangka kau akan berhubungan lagi dengan Yu Tu setelah bertahun-tahun lamanya. Kalian benar-benar berjodoh."
"Aku juga tak menyangka akan begini." Renung Jing Jing.
Selama Pei Pei sibuk main, Jing Jing pun menatap riwayat chat-nya dengan sedih. Tapi Pei pei mendadak melihatnya dan langsung kepo ingin melihatnya. Tapi tentu saja Jing Jing menolak.
Pei Pei penasaran apakah Jing Jing masih suka sama Yu Tu? Kalau memang masih suka, maka sebaiknya Jing Jing jangan menggantungnya. Harga diri Dewa Belajar mereka itu sangat tinggi.
"Siapa juga yang menggantungnya?"
Mengalihkan topik kembali ke game mereka, Pei Pei mendadak membujuk Jing Jing untuk mengizinkannya pakai akun game-nya Jing Jing soalnya Pei Pei ingin tahu bagaimana rasanya main game di level tinggi.
Jing Jing jelas ragu, takutnya Pei Pei malah akan membuat rankingnya jadi turun. Tapi Pei Pei mendadak akting mewek, Jing Jing jadi tidak tega dan akhirnya setuju juga. Tapi dia memperingatkan Pei Pei untuk segera menyerahkan ponselnya kembali jika dia merasa tidak bisa.
Dan baru sedetik kemudian dia sadar kalau dia mengucap kata-kata yang sama persis dengan yang dikatakan Yu Tu padanya pada awal-awal mereka latihan dulu. Namun yang tak disangka, saat Pei Pei melihat-lihat akunnya, dia malah mendapati Jing Jing punya 2 Penta Kill.
Hah? Jing Jing tercengang tak percaya mendengarnya. Berarti Yu Tu benar-benar memberinya hadiah Penta Kill sesuai permintaannya, dan bukan cuma satu, melainkan dua.
Jing Jing langsung sadar kalau Yu Tu pasti memainkan game-nya saat dia menitipkan HP-nya ini ke Yu Tu usai pertandingan. Tapi bukankah waktu itu Yu Tu bilang tidak bisa memberinya Penta Kill?
"Pei Pei, jika ada seseorang yang berpisah denganmu, namun dia diam-diam memberikanmu hadiah ulang tahun. Apa artinya itu?"
Pei Pei rasa mungkin orang itu memiliki sesuatu yang membebaninya. Jawaban Pei Pei kontan membuat Jing Jing mengerti maksud ucapan Yu Tu di pom bensin kemarin. Bahwa Yu Tu awalnya menolaknya karena terlalu banyak hal yang dia pertimbangkan. Akhirnya dia bisa memahami penderitaan Yu Tu dan hal-hal yang membebani pikirannya selama ini.
Jing Jing jadi ingin bertemu Yu Tu, tapi karena tak ingin melakukannya secara langsung, jadi dia sengaja mengajak Pei Pei untuk pergi ke KTV tempat reunian teman-teman SMA mereka.
Tak lama setelah itu, Yu Tu ditelepon salah satu temannya yang mengundangnya ke KTV juga. Bisa diduga, Yu Tu awalnya menolak. Tapi saat si teman berkata bahwa Jing Jing juga datang, Yu Tu mendadak berubah pikiran dan langsung melesat keluar, mengabaikan ibu dan bibinya yang sebenarnya ingin menjodohkannya dengan seorang gadis.
Di KTV, cuma Xia Qing dan Yu Tu yang tidak datang. Xia Qing memang tidak bisa datang karena ada acara keluarga, tapi tak ada yang tahu tentang Yu Tu. Seorang teman tiba-tiba menanyakan Yu Tu ke Jing Jing, soalnya kan mereka dekat, pernah main game bareng. Yu Tu pasti akan datang kalau Jing Jing datang. Canggung, Jing Jing mengaku bahwa dia tidak tahu karena mereka putus kontak sejak selesai pertandingan.
Yu Tu memang tidak bisa segera datang karena dia terjebak macet yang cukup parah. Tidak sabaran lagi, Yu Tu akhirnya keluar dari taksi dan bergegas lari ke KTV... dan mendapati Jing Jing tengah menyanyikan lagu (OST drama ini).
Jing Jing sempat tertegun saat melihatnya, tapi dia cepat-cepat menguasai diri dan menyelesaikan nyanyiannya. Teman-teman mereka langsung heboh menyambut Yu Tu dan mengajaknya minum.
Tapi Yu Tu dengan cepat menolak karena dia ada urusan lain. Dan urusan yang dimaksudnya adalah Jing Jing. Tanpa memedulikan semua mata yang menatap mereka, dia langsung mendekati Jing Jing dan berlutut di hadapannya dan bertanya...
"Apa kau datang ke sini karena aku?"
Jing Jing malu dan canggung dilihat semua orang. Jadi dia berbisik lirih. "Aku tidak akan buat perhitungan lagi denganmu."
Yu Tu langsung sumringah mendengarnya. "Terima kasih. Ayo pergi."
Salah satu pria mendadak menegur Yu Tu, tapi para wanita sontak kompak membentaknya untuk diam. Jing Jing jadi makin salting.
Tapi Yu Tu sama sekali tak peduli, malah tiba-tiba saja dia mencium bibir Jing Jing, terang-terangan menyatakan cintanya di hadapan semua teman mereka yang sontak saja mengagetkan seisi ruangan.
Jing Jing begitu shock sampai-sampai dia tak segera bergerak saat Yu Tu mengajaknya pergi. Pei Pei yang sudah sadar duluan dari shocknya, cepat-cepat menyerahkan tasnya ke tangan Jing Jing lalu mendorong Jing Jing pergi. Yu Tu pamitan pada yang lain lalu membawa Jing Jing keluar.
Pei Pei girang banget, cinta bertepuk sebelah tangan teman baiknya, akhirnya terbalas sekarang. Pei Pei pun langsung syukuran dengan bagi-bagi angpao untuk semua orang sekaligus sebagai uang tutup mulut biar tidak ada seorang pun yang membocorkan kejadian barusan.
Begitu terburu-burunya mereka pergi, sampai-sampai Jing Jing lupa pakai masker dan jelas saja dia jadi dikenali semua orang yang mereka lewati. Maka Yu Tu pun mempercepat langkah mereka.
Begitu mereka tiba di tangga darurat, Yu Tu langsung memakaikan jaketnya Jing Jing dan mengalungkan syalnya hingga menutupi setengah wajah Jing Jing dan menanyakan satu kata, Kenapa?... Maksudnya kenapa Jing Jing mendadak berhenti marah padanya.
Maka Jing Jing pun mengonfrontasinya tentang masalah dua Penta Kill itu. Katanya Yu Tu tidak bisa memberinya dua Penta Kill? Kenapa pada akhirnya dia tetap memberinya hadiah itu?
"Karena aku tidak bermain bersamamu. Jadi kupikir itu tidak masuk hitungan. Cuma karena ini?"
Jelas tidak. Tapi Jing Jing juga tak tahu harus ngomong apa. Akhirnya dia menghindar dengan menanyakan tentang bagaimana Yu Tu mengetahui sandi HP-nya dan bagaimana caranya Yu Tu mendapatkan dua Penta Kill itu.
Yu Tu mengaku bahwa dia mengetahui sandinya Jing Jing karena pernah tak sengaja melihatnya. Sedangkan tentang Penta Kill itu, dia meminta bantuan beberapa orang, dia berkata pada mereka bahwa dia harus mendapatkannya karena pacarnya sedang melihatnya.
"Ini sama sekali tidak seperti dirimu."
"Sekarang ini aku memang tidak seperti diriku yang dulu. Bisakah kita berhenti ngobrol tentang game?"
"Lalu ngobrol tentang apa?"
"Apakah ini artinya, kau setuju untuk menjadi kekasihku."
Jelas setuju, tapi Jing Jing terlalu malu untuk bilang iya secara langsung, jadi dia sengaja bertele-tele dengan membahas tentang pertanyaan lain yang belum Yu Tu jawab, yaitu tentang migrasi manusia ke Mars, dan menuntut Yu Tu untuk menulis surat tentang itu juga. Tapi Yu Tu tidak perlu sampai begadang, dia juga tidak terburu-buru kok.
Yu Tu langsung sumringah. "Baiklah."
Tiba-tiba ada beberapa orang yang lewat, Yu Yu sontak menarik Jing Jing ke dalam pelukannya, melindunginya dari pandangan orang itu. Jelas saja pemandangan romantis itu langsung membuat orang-orang itu kasak-kusuk menggosipkan mereka dan para wanita mengagumi ketampanan Yu Tu.
"Pak Yu memang tampan, yah."
"Kalau sedang bersamamu. Tangga darurat pun bukan tempat yang aman lagi."
"Lebih baik kau cepat terbiasa."
"Aku sudah terbiasa. Kita ke tempat lain saja."
"Ke mana? Ada orang di mana-mana."
Ada satu tempat yang sudah pasti sepi. Yu Tu pun langsung membawa Jing Jing kembali ke sekolah SMA mereka, mengenang kembali masa-masa SMA mereka dan melewati tempat di mana Jing Jing nembak Yu Tu dulu.
Yang tak disangka, Yu Tu ternyata ingat banyak hal tentang Jing Jing. Dia ingat Jing Jing dulu pernah mengajak teman-temannya mencabuti bunga lalu dimarahi sama wali kelas. Pfft! Dia juga ingat dulu Jing Jing duduk di mana. Dia juga ingat Jing Jing pernah memintanya untuk mengajarinya matematika dengan imbalan ayam goreng. Yu Tu mengaku bahwa belakangan ini dia berusaha keras mengingat kembali tentang masa-masa SMA mereka.
Jing Jing mengaku bahwa waktu itu dia minta diajari matematika sama Yu Tu karena dia punya sebuah target, sayangnya dia tidak berhasil mewujudkannya.
Yu Tu tahu, dia ingin masuk ke Universitas Tsinghua yang sama dengannya. Yu Tu mengetahuinya dari forum pencinta antariksa.
Jing Jing mengaku bahwa waktu dia merasa cukup tertekan. Waktu SMP, nilai-nilainya selalu bagus, tapi waktu SMA, nilai-nilainya justru tidak terlalu bagus. Tapi Jing Jing selalu percaya dan meyakini bahwa jika dia berusaha keras, maka nilai-nilainya pasti akan meningkat. Tapi pada akhirnya dia menyadari bahwa tidak semua hal bisa diubah dengan kerja keras.
Mendengar itu, Yu Tu langsung memeluknya dengan penuh penyesalan. Menyesal karena dulu dia menolak mengajari Jing Jing. Dia yakin dan percaya diri kalau dia pasti berhasil mengajari Jing Jing soalnya kan dia pintar. Pfft!
"Bisakah kau berhenti memuji dirimu sendiri setiap ada kesempatan?" Protes Jing Jing sambil berbalik menghadapnya. Dan seketika itu pula Yu Tu menciumnya mesra.
Bersambung ke episode 23
1 Comments
Terima kasih! Gaya bahasa nya menyenangkan, enak dibaca.....Semangat ....lanjut....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam