Recap Crush Episode 1 & 2

Sang Wu Yan adalah mahasiswi jurusan psikologi yang nyambi kerja paruh waktu di stasiun radio. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru, sebenarnya menginginkannya untuk melanjutkan studinya. Tapi Wu Yan punya impian lain yang sedang dikejarnya, yaitu jadi penyiar radio.

Hari itu dia menggantikan si penyiar utama, Nie Xi, karena Nie Xi datang terlambat. Tapi karena Wu Yan memang belum berpengalaman, jadi banyak pendengar yang mengeluhkan pergantian penyiarnya.

Suatu malam, dia pernah memergoki Wei Hao (pria yang sejak kecil tumbuh bersamanya dan selalu perhatian padanya seperti selayaknya seorang pacar) berciuman dengan sahabatnya, Xu Qian.

Karena pada dasarnya hubungannya dengan Wei Hao juga tidak pernah jelas, jadi sebenarnya dia tidak terlalu patah hati. Dia hanya merasa terkhianati karena kedua sahabat baiknya itu menyembunyikan hubungan mereka darinya. Karena itulah dia sengaja menjauhi mereka dan memperlakukan mereka bak orang asing.

Saat dia berusaha menghibur dirinya di taman pinggir danau sambil nyanyi-nyanyi lagu ciptaan idolanya dengan suaranya yang sumbang dan nggak sinkron sama nadanya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria tampan yang duduk di sampingnya dan menatapnya.

Wu Yan langsung terpesona melihat si tampan itu. Tapi karena mengira pria itu menatapnya karena suara sumbangnya, Wu Yan jadi malu dan bergegas kabur. 

Alih-alih mengidolakan boyband atau artis, Wu Yan justru mengidolakan Yi Jin, seorang pencipta lagu yang misterius karena tak pernah mau menampakkan dirinya, namun lagu-lagu yang diciptakannya selalu memuncaki tangga lagu dan membuat penyanyinya jadi terkenal.

Yi Jin sangat percaya diri dengan karya-karyanya dan hanya memilih penyanyi yang suaranya paling sesuai dengan lagu ciptaannya sehingga dia bahkan tak ragu untuk memberikan lagu terbarunya pada seorang penyanyi pendatang baru.

Wu Yan selalu berpikir dan yakin kalau Yi Jin itu cowok. Dan seperti fans pada umumnya, dia juga bermimpi menikahi Yi Jin. Namun suatu hari, ada seorang wanita yang mengaku bahwa dirinya sebagai Yi Jin. What?! Wu Yan shock dan tak percaya.

Pasca munculnya gadis yang mengaku sebagai Yi Jin itu, stasiun radionya tiba-tiba menyiarkan bahwa mereka akan kedatangan tamu misterius. Bahkan para staf pun tak tahu siapa bintang tamunya. Saat Wu Yan hendak naik lift menuju stasiun radionya karena penasaran ingin melihat si bintang tamu, dia malah bertemu lagi dengan si tampan yang ditemuinya di taman waktu itu. 

Namun yang tak disangkanya, pria itu ternyata tuna netra. Prihatin, Wu Yan pun mencoba menawarkan bantuan, tapi pria itu menolaknya dengan sopan lalu meraba-raba tombol dan memencet sendiri tombol lift-nya.

Wu Yan melihat pria itu menuju ke lantai 10 yang sama dengannya. Entah apa yang hendak dilakukannya di sana. Namun dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena tiba-tiba dia di-chat temannya yang menyuruhnya untuk segera datang ke kampus karena pak dosen mengancam tidak akan meluluskannya kalau dia bolos. 

Terpaksalah Wu Yan harus keluar dari lift di lantai 7 lalu pergi tanpa menyadari bahwa pria tuna netra itu sebenarnya adalah idolanya, Yi Jin, atau nama aslinya adalah Su Nian Qin.

Seorang pencipta lagu tuna netra yang hidup sendirian dalam dunianya yang gelap dan sepi dengan hanya ditemani pianonya dan manajernya, Yu Xiao Lu. Mungkin karena cacatnya, dia jadi masa bodoh dengan dunia luar. 

Dia bahkan tak mau ambil pusing tentang si wanita yang mengaku-aku sebagai Yi Jin itu. Dan mungkin karena tak ingin dikasihani orang, sikapnya jadi sangat dingin pada orang lain dan terkesan agak arogan. Makanya dia selalu menolak bantuan orang lain.

Nie Xi berteman dengan Xiao Lu, makanya dia bisa mengundang Nian Qin untuk melakukan wawancara dan menunjukkan pada dunia bahwa Yi Jin bukan wanita. Nian Qin awalnya sempat menolak wawancara. Tapi karena manajernya terus mendesak, akhirnya dia setuju. Tapi tampak jelas dia tidak terlalu berminat dengan wawancara ini, bahkan jawaban-jawaban yang diberikannya sangat singkat.

Kelas hari itu memang penting untuk membahas magang para mahasiswa. Dan Wu Yan memilih untuk magang ke sekolah pendidikan khusus (SLB). Saat akhirnya kelas usai dan dia bisa mendengarkan siaran radionya, dia hanya sempat mendengar suara Yi Jin sekilas yang kontan membuatnya mewek menyadari dia sudah melewatkan kesempatan bertemu dengan idolanya.

Saat Wu Yan mendatangi sekolah SLB untuk memulai magangnya, dia mendapati Nian Qin juga ada di sana sebagai guru Braille. Berbeda dengan sikapnya pada orang lain, sikap Nian Qin pada anak-anak tuna netra di sana justru sangat lembut dan sabar. Terutama pada seorang anak perempuan yang bernama Xiao Wei.

Saat kelas yang diajar Nian Qin usai, Wu Yan langsung membuntuti Nian Qin dan menawarkan bantuannya lagi. Nian Qin langsung mengenali suaranya. Wu Yan membenarkan, mereka memang pernah bertemu di stasiun radio. Dia lalu memperkenalkan dirinya dan tujuannya datang ke sana. 

Maka Nian Qin pun mengantarkannya ke kantor direktur sekolah. Namun tiba-tiba sekumpulan anak berlarian tepat ke arah mereka. Wu Yan sontak sigap pasang badan melindungi Nian Qin dari anak-anak itu.


Jarak mereka jadi sangaaaaat dekat dan Wu Yan jadi gugup saat menyadari betapa dekatnya wajah mereka hingga dia hampir saja terjatuh. Untungnya dia sigap berpegangan pada Nian Qin dan pada akhirnya membuat dirinya sendiri tersipu malu. Tapi Nian Qin yang tak melihat kedekatan mereka, sama sekali tak terpengaruh dan tetap memperlakukannya dengan dingin. Bahkan dengan cepat melepaskan tangan Wu Yan darinya.

Dari percakapannya dengan guru lain, ternyata Nian Qin hanya menjadi guru pengganti sementara waktu di sana menggantikan guru lain yang sedang cuti hamil dan melahirkan.

 

Wu Yan lalu menceritakan tentang pertemuannya dengan Nian Qin tadi siang pada Cheng Yin, teman serumahnya. Sebenarnya Wu Yan naksir banget sama wajah tampannya Nian Qin. Tapi setelah pertemuan mereka tadi, dia merasa kalau Nian Qin itu dingin dan temperamennya buruk. Tapi anehnya, sikapnya sangat lembut sama anak kecil.

Keesokan harinya di SLB, tak sengaja Wu Yan melihat Nian Qin bermain piano. Sepertinya sedang menciptakan lagu. Usai memainkan piano, dia terburu-buru menulis sesuatu di reglet-nya. Begitu terburu-burunya hingga dia tak sengaja menjatuhkan jarum stilusnya.

Tiba-tiba angin berhembus kencang sehingga membuat pintu ruangan itu terayun. Wu Yan sigap mencegah pintu itu menutup. Saat itulah, Nian Qin yang indera pendengarannya lebih peka, langsung menyadari kehadirannya. Wu Yan mencoba berbasa-basi, tapi Nian Qin langsung mengusirnya. Wu Yan jadi canggung sekaligus kesal sama dia.

Saat Wu Yan kembali ke stasiun radio, dia diberitahu bahwa dia dipindahkan ke departemen berita agar dia bisa lebih banyak belajar sekaligus memperluas network-nya.

Namun yang tak disangkanya, dia malah bertemu dengan Xu Qian di sana. Sontak saja keduanya jadi sama-sama canggung. Tapi Wu Yan masih memperlakukannya dengan dingin bak orang asing.

Parahnya lagi, saat dia berkumpul makan malam bersama teman-temannya, dia malah bertemu dengan Wei Hao juga. Karena tak bisa menghindar, terpaksa dia tetap di sana. 

Wei Hao berusaha perhatian padanya dengan memesankan menu daging sapi yang dia klaim disukai Wu Yan. Tapi Wu Yan tetap memperlakukan Wei Hao sama dinginnya seperti sikapnya pada Xu Qian.

Wei Hao lama-lama tidak tahan lagi diabaikan seperti ini dan langsung berusaha menjelaskan bahwa dia dan Xu Qian tidak ada hubungannya apa-apa dan kejadian malam itu hanya kecelakaan karena mereka lagi mabuk. 

Hah? Wu Yan jadi tambah kesal mendengarnya. Biarpun Wei Hao menyangkal hubungan mereka, tapi jelas-jelas dia menyukai Xu Qian. Buktinya Wei Hao salah ingat tentang daging sapi itu. Wu Yan mengingatkan bahwa yang suka daging sapi itu bukan dirinya, melainkan Xu Qian.

Dan lagi, bisa-bisanya dia bilang kalau kejadian itu cuma kecelakaan? Sungguh sangat tidak bertanggung jawab!

Suatu malam, Wu Yan video call kedua orang tuanya dan bermanja ria pada ayahnya minta dibuatkan bola beras ketan. Dari interaksi mereka, jelas ibulah yang paling keras padanya, sedangkan ayah justru memanjakannya. Ibu bahkan bersikeras memaksanya untuk lanjut S2 dan melarangnya pergi ke stasiun radio. Wu Yan mengiyakannya sajalah.

Keesokan harinya di SLB, beberapa anak tak sengaja menyenggol Nian Qin sehingga bukunya terjatuh. Wu Yan langsung ingin membantunya, tapi seperti biasanya, Nian Qin selalu menolak dibantu walaupun dia kesulitan mencari buku itu.

Maka Wu Yan tetap membantunya secara diam-diam dengan mendekatkan buku itu ke tangannya. Wu Yan mencoba berbasa-basi dengan menanyakan apakah dia tidak ada kelas hari ini. 

Nian Qin bilang tidak, namun suaranya saat mengucap satu kata itu kontan membuat Wu Yan heran karena dia menyadari suaranya Nian Qin sangat mirip dengan suaranya Yi Jin yang pernah diwawancara di stasiun radio. Tapi sayangnya dia tidak sampai kepikiran bahwa mereka satu orang yang sama.

Karena hari ini salah satu guru ada rapat penting di tempat lain, jadi terpaksa Wu Yan yang harus menggantikannya. Kebetulan waktu dia mengambil air sambil menelepon Cheng Yin dan mengeluh padanya bahwa magangnya ini hanya demi mendapatkan nilai, Nian Qin kembali untuk mengambil barangnya yang ketinggalan dan tampak kesal menyadari Wu Yan tidak benar-benar tulus untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah ini.

Mumpung Nian Qin balik, Wu Yan langsung berusaha membujuk Nian Qin untuk membantunya bermain piano di kelas menyanyinya nanti. Nian Qin tak mengucap sepatah kata dan langsung pergi begitu saja.

Wu Yan jadi berpikir kalau dia menolak. Tapi saat dia masuk kelas tak lama kemudian, dia malah mendapati Nian Qin sudah ada di kelas. Wu Yan senang. 

Dia lalu mengajak anak-anak untuk menanyakan lagu Twinkle Twinkle Little Star dan langsung menyanyi duluan dengan nada asal-asalan yang penting bunyi. Pfft! Nian Qin sampai kesal sendiri mendengar nyanyiannya yang nggak banget itu.

Ujung-ujungnya jadi Nian Qin yang terpaksa harus memainkan pianonya mengikuti nada nggak nyambungnya Wu Yan. Tapi Wu Yan malah mengkritik pianonya Nian Qin yang menurutnya salah nada. Nian Qin santai saja mengingatkan kalau dia hanya mengikuti nadanya Wu Yan. 

Tapi Wu Yan tetap tak menyadarinya dan terus saja menyanyi asal-asalan dengan begitu pedenya. Nian Qin sampai mau melarikan diri saja saking tak tahannya, tapi pada akhirnya dia kembali dan berusaha keras menahan emosinya mendengarkan nada sumbangnya Wu Yan.

Usai kelas, Wu Yan berterima kasih atas bantuannya. Nian Qin dengan dinginnya berkata bahwa dia melakukannya bukan untuk membantu Wu Yan, melainkan hanya karena dia mengkhawatirkan anak-anak.

"Lagipula, kau hanya memaksakan diri untuk melaksanakan magang ini."

Wu Yan menyangkal, dia berusaha menjelaskan bahwa walaupun benar dia magang untuk mendapatkan nilai, tapi dia sama sekali tidak memaksakan diri saat memilih magang di sekolah ini. Tapi Nian Qin tak percaya dan menolak mendengarkan penjelasan apa pun.

"Anak-anak bukanlah alatmu untuk mendapatkan nilai. Kau mungkin tidak tahu, bahwa kebanyakan dari mereka adalah anak yatim piatu yang terlantar. Bahkan sekalipun kau hanya menunjukkan sedikit cinta, mereka akan sangat menghargainya. Dan mereka akan menganggap serius keramahan munafikmu." Ujar Nian Qin dengan penuh emosi.

Masalahnya dengan kedua teman wanitanya itu, membuat Wei Hao jadi tidak fokus dengan latihan band-nya. Parahnya lagi, Xu Qian yang juga anggota band mereka, tiba-tiba datang dan menyatakan mundur dari band. Dia beralasan kalau alasannya hanya karena dia sedang sibuk magang, jadi tidak ada waktu untuk nge-band. 

Wei Hao tak percaya dan yakin kalau alasan yang sebenarnya adalah karena masalah ciuman waktu itu. Dia benar-benar minta maaf. Xu Qian dengan dinginnya mengingatkan bahwa itu hanya kecelakaan karena mabuk, jadi tidak ada yang perlu disesali. Wei Hao jadi merasa semakin tak enak, menyadari dirinya seperti pria brengsek yang sudah mengacaukan hubungan kedua sahabat.

Dalam flashback, Wu Yan memutuskan mengejar karir di bidang penyiaran radio karena pengaruh dari Xu Qian yang hobi mendengarkan radio dan lebih dulu menyatakan ingin menjadi penyiar radio.

Yang tak disangka, ternyata ayahnya Wu Yan benar-benar membuatkan bola beras ketan yang sangat banyak. Terlalu banyak malah, jadi dia memutuskan untuk bagi-bagi ke para guru di SLB. Dia juga memberikan sekotak untuk Nian Qin.

Dengan bangga dia memberitahu semua orang bahwa ini buatan ayahnya, dibuat dengan penuh cinta. Tapi entah kenapa kata-kata Wu Yan tentang ayahnya itu membuat Nian Qin malah jadi sedih. Dia bahkan menolak saat Wu Yan menyodorkan bola beras ketan itu padanya. (Hmm, apa dia ada masalah dengan ayahnya?)

Wu Yan mengira kalau Nian Qin masih marah karena masalah kemarin dan meminta maaf, tapi Nian Qin dengan dinginnya berkata bahwa dia tidak perlu meminta maaf.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

1 Comments

  1. Lanjut ya...sambil nonton baca recap juga biar lebih faham ceritanya Krn sering terlewat subtitelnya..semangatt..

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam