Jing Jing berada di Xi'an pada malam tahun baru dan melihat jalanan begitu indah dihiasi segala macam pernak-pernik tahun baru dan dipadati orang-orang.
Tapi kemudian Manajer Ling berkata bahwa pada bulan April nanti akan ada satu jadwal yang menurutnya pasti menarik bagi Jing Jing, tanggal 24 April Jing Jing diundang ke acara Badan Antariksa Nasional, mungkin karena Jing Jing pernah memposting alat pembersih udara buatan institut antariksa. (Masih ingat password HP-nya Yu Tu? 0424, 24 April adalah hari antariksa di Cina)
Tapi masalahnya dengan Yu Tu membuat Jing Jing ragu dan bimbang untuk menerima acara itu. Tapi setelah memikirkannya baik-baik, di memutuskan untuk menerima pekerjaan itu, lagian itu sebuah kehormatan baginya diundang oleh Badan Antariksa Nasional, jadi kenapa juga dia tidak pergi.
Di hadapan orang lain, terutama para penggemarnya, dia selalu berusaha menampilkan wajah ceria. Dia juga tidak bilang apa-apa tentang masalahnya dengan Yu Tu pada manajernya, sehingga Manajer Ling santai saja membahas tentang Yu Tu dan kemungkinan mereka akan bertemu Yu Tu di acara itu. Tapi begitu sendirian di kamar hotelnya, Jing Jing langsung berubah murung dan sedih.
Pada saat yang bersamaan, Yu Tu baru saja mengantarkan kepergian Zhai Liang yang akan segera memulai pekerjaan barunya di kota lain. Sekarang, Yu Tu benar-benar sendirian di rumahnya yang gelap dan sepi.
Pada saat yang bersamaan, keduanya sama-sama menggenggam segelas air sembari menatap dunia mereka masing-masing. Yang satu memang berada di dunia yang penuh gemerlap, yang satunya lagi berada di dunia yang gelap. Namun keduanya sama-sama sedih.
Karena Yu Tu akan dinas selama sebulan, jadi sebelum bertugas, dia memutuskan untuk pulang kampung dan menghabiskan tahun baru bersama kedua orang tuanya yang bahagia banget karena akhirnya putra mereka pulang. Mereka bahkan langsung memanjakannya dengan memasakkan berbagai makanan kesukaannya.
Usai makan, Yu Tu melihat koleksi buku-buku pelajarannya yang masih tersimpan rapi di rak. Salah satu buku matematika kontan membuatnya teringat masa lalu mereka, saat Jing Jing memintanya untuk mengajarinya matematika.
Yu Tu tiba-tiba teringat dengan komputer lamanya dan langsung merakitnya kembali lalu log-in ke QQ Messenger-nya dan mendapati riwayat chat lamanya dengan Jing Jing di grup antariksa masih ada.
Awalnya Jing Jing selalu nge-chat dengan sangat antusias, mencoba menanyakan berbagai hal yang berhubungan dengan antariksa padanya. Tapi jawaban-jawaban Yu Tu sangat dingin dan cuma menyuruhnya untuk browsing sendiri di internet, sama sekali tidak menganggap penting pertanyaan-pertanyaan Jing Jing, secara tak langsung meremehkannya juga.
Jing Jing pantang menyerah dan terus mencoba bertanya ini-itu seputar dunia antariksa. Benar-benar berusaha keras untuk memahami dunia yang dicintai Yu Tu dengan harapan bisa lebih dekat dengan Yu Tu.
Tapi lama kelamaan, Yu Tu sudah tidak pernah lagi menjawab chat-nya. Jing Jing jadi semakin patah hati. Suatu hari, Jing Jing pamitan di grup karena dia mau fokus belajar karena dia ingin masuk ke universitas yang ditargetnya, Universitas Tsinghua.
Dia jujur mengaku bahwa ini bukan karena dia berambisi besar ingin masuk ke universitas paling bergengsi itu, tapi karena dia ingin mengejar pria yang disukainya. Dia mengaku bahwa dia menyatakan cinta tapi ditolak oleh pria itu, dia pikir mungkin pria itu menolaknya karena nilai-nilainya jelek. Makanya dia ingin masuk ke universitas yang sama karena siapa tahu pria itu akan menyukainya nanti.
Dia yakin pria itu menolaknya bukan karena tampang, dia cantik banget kok, jadi pasti karena nilainya yang jelek. Sebenarnya nilai-nilainya tidak terlalu buruk sih, hanya saja pria itu memang selalu juara satu, makanya dia yakin kalau pria itu tidak menganggapnya pantas untuknya. Karena itulah dia ingin belajar dengan giat, berusaha yang terbaik untuk memantaskan dirinya demi pria yang dia sukai itu.
Yu Tu benar-benar menyesalinya sekarang, menyesal karena telah mengabaikan satu-satunya gadis yang selalu memahami impiannya dan mendukungnya sejak awal hanya karena dia pikir gadis itu tak cukup pantas untuknya. Dan sekarang dialah yang merasa dirinya tak cukup pantas untuk gadis itu.
Saat hendak jalan-jalan dengan ibunya, seorang Bibi tetangga langsung kepo menanyakan kapan Yu Tu akan menikah dan ribut mau mencarikan jodoh buat Yu Tu biar dia segera menikah dan punya anak.
Mengabaikan Bibi tetangga, Ibu bisa melihat kalau putranya itu sedang ada masalah dan langsung mendesaknya untuk bercerita. Yu Tu akhirnya menceritakan tentang rencana pengunduran dirinya namun sekarang sekarang dia berubah pikiran.
Ibu mengerti. Yu Tu pasti ingin mengundurkan diri karena masalah kesehatannya waktu itu. Sebenarnya, sejak kecil Yu Tu sangat mirip dengan pamannya yang berprofesi sama seperti Yu Tu. Bahkan sejak kecil, Yu Tu selalu membangga-banggakan pamannya itu dan bilang ke teman-temannya bahwa pamannya meluncurkan roket ke luar angkasa.
Di antara saudara-saudaranya Ibu, pamannya Yu Tu yang itu adalah yang paling pintar. Namun dia pula yang hidupnya paling susah. Dia sangat jarang pulang dan tidak bisa mengurus keluarga, dia bahkan tidak bisa pulang saat kakeknya Yu Tu sakit parah. Saudara-saudara mereka jadi marah besar padanya dan mengabaikannya saat akhirnya dia pulang, bahkan ada satu bibi yang menuduh Paman tidak berbakti pada orang tua.
Padahal sebenarnya ada satu paman lain yang tinggal di luar negeri sehingga jarang pulang juga. Namun perlakuan semua saudara mereka sangat berbeda padanya, banyak yang mengaguminya dan memahami kenapa dia tidak bisa pulang.
Yu Tu yang waktu itu masih kecil, langsung membela paman antariksanya dan mengingatkan semua paman dan bibinya bahwa seharusnya Paman Amerika juga layak disebut tidak berbakti pada orang tua karena dia juga jarang pulang.
Putranya ini memang selalu pintar sejak kecil dan memahami prinsip-prinsip kehidupan. Sebenarnya, Ibu justru menyesal karena pernah menyuruh Yu Tu belajar keuangan sehingga Yu Tu harus bersusah payah mengambil dua jurusan sekaligus secara diam-diam demi mengejar impiannya.
"Nak, kelak dalam melakukan apa pun, kau tidak perlu terus menerus memikirkan kami akan bagaimana. Urus saja dirimu sendiri dengan baik. Putraku, ibu sangat bangga padamu. Kau sudah cukup hebat. Orang lain sangat iri pada ibu dan ayahmu. Berjanjilah padaku ibu, kau sungguh tidak perlu melakukan segalanya dengan sempurna. Mengerti?"
Yu Tu terharu mendengarnya. Ngomong-ngomong masalah pernikahan, sebenarnya Ibu setuju dengan Bibi tetangga tadi. Tuntutan Ibu tidak tinggi kok, tidak perlu cantik, yang penting bisa mengurus keluarga.
Yu Tu tersenyum mendengarnya. Tapi kemudian Xia berkata. "Bu, aku mungkin suka yang sebaliknya." (Pfft! Maunya yang cantik jelita kayak Jing Jing yah?)
Usai dari rumah orang tuanya, Yu Tu langsung terbang ke kota lain untuk memulai dinasnya di pangkalan antariksa yang berlokasi di gurun yang sangat gersang dan bertemu dengan beberapa kolega baru dari institut antariksa dari kota lain.
Di situlah mereka akan tinggal dan bekerja selama sebulan ke depan. Selama beberapa hari kemudian, para insinyur antariksa itu sibuk dengan uji coba lapangan untuk wahana antariksa terbaru mereka.
Tapi atasannya Yu Tu memperhatikan kalau Yu Tu tidak pernah ikut makan-makan atau kegiatan lain di luar pekerjaan. Karena itulah ia menyarankan Yu Tu untuk mencoba ikut dalam berbagai kegiatan luar kerja agar dia tidak terlalu stres.
Suatu malam, ada seorang rekannya yang mengajaknya untuk mengamati bulan dengan teleskop. Dari percakapan mereka, negara mereka pernah meluncurkan pesawat antariksa ke bulan yang bernama sama dengan Yu Tu (Kelinci Giok).
(Dari yang kubaca di Wikipedia, memang ada wahana penjelajah bulan yang bernama Yutu, dinamai Yutu berdasarkan legenda tentang kelinci giok yang merupakan peliharaan Dewi Bulan. Awalnya wahana itu direncanakan untuk beroperasi selama 3 bulan saja. Namun ternyata mampu bertahan selama 3 tahun. Pada masa akhir misinya sebelum benar-benar putus kontak dengan bumi, wahana tersebut menulis pesan pamitan di akun Weibo resminya yang berbunyi, 'Kali ini selamat tinggal, namun aku adalah 'Kelinci Giok' yang telah melihat banyak bintang'. Kalimat terakhir itulah yang diucapkan Jing Jing pada Yu Tu untuk menghiburnya dan menyemangatinya, dia benar-benar mencari kalimat yang paling tepat dan paling sesuai dengan dunia yang dicintai Yu Tu)
Percakapan ini membuat Yu Tu jadi sedih, teringat akan ucapan Jing Jing waktu itu, membuatnya jadi semakin merindukan Jing Jing. Yu Tu langsung menjauh dari rekan-rekannya untuk membaca ulang riwayat chat-nya dengan Jing Jing dan memutar ulang voicemail-nya Jing Jing.
Tepat saat dia memutar voicemail-nya Jing Jing yang minta dibawakan sarapan cakwe, Profesor Zhou tak sengaja lewat dan langsung prihatin menyadari Yu Tu pasti sangat merindukan pacarnya.
Sempat terjadi masalah dengan wahana antariksa mereka, tapi mereka berhasil mengetahui letak masalahnya dengan cepat. Tapi karena akan terjadi badai pasir, jadi mereka memutuskan untuk mengakhiri pekerjaan mereka lebih cepat hari itu.
Saat mereka mandi bersama, Profesor Zhou memberitahu semua orang bahwa Yu Tu tuh sudah punya pacar, dia bahkan mendengar sendiri pacarnya Yu Tu bermanja sama Yu Tu dan minta dibelikan sarapan. Yu Tu diam saja, tidak menyangkal tapi juga tidak mengiyakan.
Malam itu, Guan Zai menelepon untuk menanyakan pekerjaan mereka. Tapi dengan cepat dia berubah ganti haluan membahas tentang Yu Tu yang dia dengar dari Kepala Li bahwa Yu Tu sering terlihat murung dan tidak pernah ikut acara di luar pekerjaan.
Kepala Li bertanya-tanya padanya apakah Yu Tu sudah punya pacar karena ingin memperkenalkan Yu Tu pada seorang gadis. Guan Zai kan tidak tahu, dia bingung harus jawab apa. Haruskah dia bilang pada Kepala Li bahwa Yu Tu menyukai teman SMA-nya yang bernama Qiao Jing Jing itu.
Guan Zai mengaku tahu karena di grup mereka ada yang mengirim video Yu Tu tanding game sama Jing Jing. Guan Zai langsung bisa menduga kalau Jing Jing adalah gadis yang pernah Yu Tu bicarakan waktu mereka di Xi'an waktu itu. Dari video itu juga Guan Zai bisa melihat kalau Jing Jing menyukai Yu Tu, lalu kenapa Yu Tu sampai sekarang masih melajang?
"Aku selalu berpikir... Apa yang bakal kuberikan padanya? Bukan hanya tidak punya uang, bahkan mungkin juga tidak bisa sering menemaninya."
Guan Zai dan Shen Jing terdiam seketika. Akan tetapi, biarpun itu memang benar, tidak seharusnya juga dia berpikiran seperti itu. Yu Tu akui itu memang benar, hanya saja, dia tidak mampu mengatasinya.
Wahana antariksa mereka akhirnya berhasil lulus uji coba dengan baik. Malam harinya, semua orang berpesta untuk merayakannya. Semua orang bersuka cita, kecuali Yu Tu yang memutuskan menjauh.
Menatap nama Jing Jing yang dia tulis di bukunya, Yu Tu tiba-tiba memutuskan untuk menulis sebuah surat untuk Jing Jing. Iya, surat tulisan tangan dan bukan chat atau email. Bahkan sejak itu, dia selalu menulis surat untuk Jing Jing setiap ada kesempatan.
Saat mereka kembali ke institut mereka, Yu Tu memberitahu para rekannya bahwa dia dan Guan Zai susah membahas tentang penamaan proyek satelit mereka dan memutuskan untuk menamainya Dewa Pencarian, yang bertujuan untuk mencari asal usul keberadaan manusia dan mencari kemungkinan kehidupan lain di alam semesta yang luas ini dan membuktikan bahwa manusia tidak sendirian.
Da Meng menyadari bahwa mengucap kata-kata yang tidak biasanya dia ucapkan, tadi Yu Tu bilang 'Semuanya, berusahalah lagi'. Yu Yu belajar dari siapa mengucap kata-kata itu? Yu Tu tersenyum mendengarnya, baru sadar dan baru ingat kalau Itu adalah kata-kata yang sering diucapkannya pada Jing Jing selama dia melatih Jing Jing main game. Hari terus berganti, Yu Yu tetap rutin menulis surat untuk Jing Jing dan mengeposkannya.
Sementara itu di Beijing, Jing Jing baru saja selesai menghadiri acara award. Salju turun dengan lebat malam itu, tapi masih ada pesta yang harus dia hadiri. Dan di pesta itu, dia bertemu lagi dengan mantannya.
Bersambung ke episode 19
1 Comments
Terima kasih!!! mantap recap nya....lanjut...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam