Sinopsis Unforgettable Love Episode 1

He Qiao Yan dan putranya sama-sama masuk ke ruang wardrobe mereka, kompak memilih setelan jas yang hendak mereka pakai masing-masing. Qiao Yan mengecek segala keperluan mereka termasuk obat-obatan putranya terlebih dulu, dan mereka pun siap berangkat.

 

He Qiao Yan adalah seorang CEO Grup He yang berkecimpung di bisnis teknologi AI. Hari itu, dia mempresentasikan teknologi analisis data AI milik perusahaannya. Tapi satu-satunya yang para wartawan pedulikan malah masalah gosip kehidupan pribadinya Qiao Yan yang katanya menikah diam-diam dan punya anak di luar nikah.

Masalah anak itu, Qiao Yan jujur mengakuinya, tapi dia menegaskan bahwa anak itu adalah anak sah yang punya marga dan wali yang sah, bukan anak 'rahasia' seperti yang digosipkan.

Saat Qiao Yan kembali ke kantornya tak lama kemudian, dia malah mendapati tempat itu kacau balau dan sekretarisnya cuma bisa terdiam kebingungan menghadapi He Wei Fei - anaknya Qiao Yan yang lagi tantrum.

Dia tidak jejeritan seperti anak tantrum pada umumnya. Entah kenapa dia terus membisu dan tantrum dengan cara melempar segala macam benda di dekatnya. Bahkan saat papanya mengomelinya, He Wei Fei atau nama panggilannya Xiao Bao, cuma menanggapinya dengan menunjukkan kartu-kartu.

Sepertinya, itulah cara Xiao Bao berkomunikasi karena dia tidak pernah mau bicara. Dia kesal karena papanya terlambat dan tidak mau dengar alasan apa pun. Bahkan saat papanya terus mengomelinya, Xiao Bao langsung menjejakkan kaki mungilnya dengan penuh amarah. Dia benar-benar sulit ditangani, entah sudah berapa banyak psikiater anak yang menyerah dan mengundurkan diri untuk menangani Xiao Bao. Bahkan kedua sekretarisnya Qiao Yan tak mampu menanganinya.

Karena Qiao Yan masih sibuk dengan berbagai jadwalnya dan tidak ada orang yang bisa menjaga Xiao Bao, akhirnya terpaksa Qiao Yan membawa Xiao Bao pergi bersamanya, dan jadilah Qiao Yan bekerja membahas produk terbaru perusahaannya sambil mendorong stoller-nya Xiao Bao.

Di tempat lain, Qin Yi Yue bertemu dengan mantan pacarnya dan selingkuhannya yang sepertinya kenalannya Yi Yue juga. Si selingkuhan sepertinya orang kaya yang dengan angkuhnya memberikan kartu debit pada Yi Yue untuk menggantikan semua uang yang Yi Yue habiskan untuk si mantan dulu.

Tak gentar, Yi Yue dengan sinis memberitahu bahwa uang yang dia berikan ini justru masih kurang banyak. Uang sewa, DP mobil, biaya perantara kuliah di luar negeri, semuanya dibayar pakai uangnya Yi Yue. Bahkan makalahnya si mantan yang mendapat penghargaan, sebenarnya ditulis oleh Yi Yue.

"Dan satu lagi, dia tidak direbut olehmu. Dia adalah sampah yang sudah tidak kuinginkan, barang bekas. Terima kasih sudah membantuku menyingkirkan kerepotan besar ini. Adik junior rupanya suka mengumpulkan sampah dan dipakai lagi. Aku sangat kagum." Sinis Yi Yue.

Dan masalah kekurangan uang ini, tidak masalah, anggap saja angpao untuk mereka. Dia doakan semoga mereka bersama sampai tua agar tidak merepotkan masyarakat. Yi Yue pun pergi dengan penuh harga diri, membuat si mantan dan si selingkuhan kesal banget dengan segala sindirannya.


Sebenarnya Yi Yue sedih juga dan akhirnya melampiaskannya dengan minum-minum bersama temannya. Tapi saat browsing internet, tiba-tiba temannya menemukan informasi bahwa mantannya Yi Yue akan mendapatkan penghargaan dari Grup He atas penelitian akademis Tesien, malam ini di sebuah hotel.

Wah! Yi Yue tidak terima. Penelitian itu dia yang menulisnya, jelas dia tidak terima jika si mantan yang dapat penghargaan atas kerja keras orang lain. Maka Yi Yue pun memutuskan untuk pergi ke hotel tersebut untuk buat perhitungan.

Di hotel itu pula He Qiao Yan dan putranya berada. Qiao Yan diperkenalkan dengan sistem siaran langsung lewat medsos yang kontan menarik perhatiannya. Bahkan saking antusiasnya meneliti tentang siaran langsung itu, dia sampai tidak sadar putranya pergi sendirian naik lift sambil ngemil keripik.

Melihat anak kecil berkeliaran sendirian, beberapa wanita ingin mendekatinya, tapi Xiao Bao sontak mundur dengan ketakutan dan lari. Tapi kemudian dia melihat poster besar papanya. Dengan polosnya dia menempeli poster itu dengan post-it lalu menyeretnya pergi.

Tapi perbuatannya itu sontak membuat para orang dewasa langsung mengejarnya dan mengerubunginya yang terang saja terlalu menakutkan baginya... hingga dia refleks menjerit sekencang-kencangnya.


Qiao Yan akhirnya baru sadar putranya menghilang dan terang saja dia jadi panik. Tapi kemudian dia mulai punya petunjuk tentang kepergian Xiao Bao saat dia melihat jejak-jejak remahan keripik yang menuju ke lift.

Tapi ada beberapa jejak sidik jari di tombol lift, maka kemudian dia memerintahkan kedua asistennya untuk berpencar. Dia akan mencari di lantai 3, sementara asistennya dia suruh ke lantai satu.


Xiao Bao langsung melarikan diri dari kerumunan orang dewasa itu tanpa melihat troli yang mengarah kencang padanya. Untungnya Yi Yue muncul dan menyelamatkannya tepat waktu. Mereka sama-sama terjatuh gara-gara itu, tapi Yi Yue sigap menggunakan tangannya untuk melindungi kepala Xiao Bao dari benturan.

Orang-orang itu langsung mengerubungi mereka lagi dan terang saja Xiao Bao jadi ketakutan lagi dan langsung menjerit kencang. Yi Yue yang seorang psikiater anak, langsung bisa memahami ketakutan Xiao Bao dan langsung memeluknya, dan itu berhasil menenangkan Xiao Bao.


Sudah tenang sekarang, Xiao Bao pun mulai mengeluarkan beberapa kartunya. Yi Yue langsung paham kalau itu adalah cara Xiao Bao berkomunikasi. Dari kartu-kartu itu, Yi Yue tahu namanya adalah Xiao Bao dan bahwa Xiao Bao sebenarnya menyesal, dia sama sekali tidak bermaksud membuat kekacauan ini.

Dia benar-benar sabar menghadapi Xiao Bao dan memahami segala hal yang ingin Xiao Bao ungkapkan tapi tak bisa dia katakan sehingga Xiao Bao langsung suka sama dia. Saat Yi Yue tanya kenapa dia menginginkan poster ini, Xiao Bao mengeluarkan kartu yang tertulis 'Papa'.

"Kau sedang marah pada papamu?" Tebak Yi Yue. 

Dan Xiao Bao langsung mengangguk. Tapi kemudian dia ketakutan saat melihat dua satpam yang menatapnya dengan seram. Menyadari itu, Yi Yue menawarkan sebuah hadiah buat ditukar sama poster ini.

Xiao Bao setuju. Maka Yi Yue pun memberikan sebuah boneka labu kecil yang dia bungkus dengan saputangan sutra warna hijau. Xiao Bao langsung tersenyum senang. Tepat saat itu juga, asistennya Qiao Yan akhirnya datang. Yi Yue pun pamit sama Xiao Bao yang tampak sedih berpisah dengannya.

Berniat melanjutkan misinya mencari si mantan, kepala Yi Yue malah pusing gara-gara miras yang diminumnya tadi. Pandangannya mulai mengabur dan tepat saat itu juga, dia melihat sosok seorang pria yang sedang melongok ke salah satu kamar kosong.

Mengira dia si mantan, Yi Yue langsung saja menerjang membabi buta menyerangnya dengan ganas, tak sadar kalau dia sudah salah orang. Malah sebenarnya dia adalah Qiao Yan yang jelas kebingungan diserang seperti itu, Yi Yue kuat banget lagi.

Dalam kekesalannya, Yi Yue menaboki Qiao Yan sambil menggerutu protes tidak terima karena dialah yang sebenarnya menulis penelitiannya si mantan. Dia yang banyak berkorban untuk si mantan, tapi si mantan malah memperlakukannya seperti ini.

"Apa aku ini seperti kain lap bagimu? Ketika butuh, dicari. Ketika tidak butuh, dilempar ke sudut ruangan? Kuberitahu kau, ilmu kedokteran itu suci. Aku punya cukup bukti untuk membuktikan nama utama di makalah itu bukan kau! Aku pasti akan mengatakan semuanya, asalkan si bos bermarga He itu punya otak, dia pasti akan menarik kembali hadiahnya."

Qiao Yan dengan susah payah akhirnya berhasil meraih saklar lampu dan menyalakannya, dan saat itulah Yi Yue akhirnya sadar kalau dia sudah salah orang. Dengan kesal Qiao Yan memberitahu Yi Yue kalau orang bermarga He itu punya otak.

Dia mau pergi, tapi ternyata rambutnya Yi Yue nyangkut ke bros dasinya dan jadilah mereka sama-sama hampir terjatuh dalam posisi yang tampak romantis. Sesaat mereka sama-sama terpana pada satu sama lain, tapi dengan cepat keduanya sama-sama menguasai diri dan langsung beranjak bangkit.

Karena sulit melepaskan rambutnya, Yi Yue jadi membawa Qiao Yan berputar-putar dalam posisi yang tampak sangat dekat kayak lagi pelukan dan tak ada yang sadar kalau kejadian yang tampak romantis itu disaksikan oleh orang-orang yang sedang menonton siaran langsung dari HP-nya Qiao Yan yang terjatuh ke lantai.

Yi Yue akhirnya berinisiatif mengambil gunting. Qiao Yan sontak panik mengira Yi Yue mau menggunting dasinya, padahal Yi Yue cuma mau menggunting rambutnya. Akhirnya terlepaslah dia dari dasinya Qiao Yan. Dia juga meminta maaf dan bersedia bertanggung jawab kalau Qiao Yan terluka, tapi Qiao Yan sinis menolak.

"Baguslah kalau begitu." Sinis Qiao Yan lalu pergi.


Tak sengaja dia berpapasan dengan si mantan dan si selingkuhan di lobi, tapi dia memutuskan tak mempermasalahkan hal itu lagi dan cuma menatap mereka dengan sinis lalu berjalan pergi melewati mereka dengan penuh harga diri.

Acara penghargaan pun dimulai, Qiao Yan maju ke podium untuk memberikan pidato sambutan dan di mantan sudah bersiap diri, menunggu namanya dipanggil untuk mendapat penghargaan. Tapi begitu dia membaca nama orangnya dan makalahnya, Qiao Yan langsung teringat ucapannya Yi Yue tadi.

Untungnya dia mempercayai Yi Yue dan Seketika itu pula dia membatalkan pemanggilan nama si mantan lalu pergi tanpa penjelasan apa pun. Pfft! Si mantan dan si selingkuhan jelas bingung dengan situasi ini.


Begitu pulang, Qiao Yan menyingkirkan sisa-sisa rambutnya Yi Yue yang tertinggal di dasinya lalu membaca CV beberapa psikiater anak yang salah satunya ternyata Yi Yue. Qiao Yan langsung sinis mengenali wajahnya. Pertemuan mereka tadi jelas membuatnya meragukan kemampuan Yi Yue sebagai psikiater anak dan langsung membuang CV itu ke tong sampah.


Saat dia mengecek Xiao Bao, dia malah mendapati anak itu belum tidur. Qiao Yan sontak mengomel menyuruhnya untuk segera tidur dan merebut tabletnya. Xiao Bao langsung mengubur dirinya di dalam selimut, menolak mendengarkan omelan papanya lagi. 

Tapi sebenarnya dia belum tidur dan langsung mengeluarkan boneka labu dan saputangan sutra hijau pemberian Yi Yue yang dia simpan di balik bantalnya dan membauinya. Tapi err... Anehnya, dalam ingatan samar-samarnya Xiao Bao, sepertinya dia punya kenangan tentang saputangan sutra hijau itu. Sepertinya dulu ada seseorang yang mengusap wajahnya dengan saputangan sutra hijau itu.

Qiao Yan sendiri tidak bisa tidur tenang malam itu. Dia bermimpi buruk tentang dirinya yang tak berdaya dalam sebuah kecelakaan mobil di tengah derasnya hujan lalu dia melihat err... seorang wanita yang membawa pergi seorang anak kecil (mungkin Xiao Bao?). Mimpi itu terus membuatnya mengigau 'Jangan pergi, jangan pergi, jangan pergi'.

Terbangun keesokan harinya, Qiao Yan langsung sibuk mengecek pekerjaannya. Temannya, Wen Gu, datang dan langsung menuntut jawaban atas wanita yang pelukan Qiao Yan kemarin. Yups, videonya dia dan Yi Yue yang tampak mesra kemarin, sekarang viral di internet.

Qiao Yan jelas langsung menyangkal ada hubungan dengan wanita ini dan jadi khawatir insiden ini akan memengaruhi citra perusahaannya.

Pada saat yang bersamaan, Yang Rou Wei - teman serumahnya Yi Yue, juga menemukan artikel tentang kedekatan Yi Yue dan CEO He. Parahnya lagi, artikel gosip itu menyebut kalau Yi Yue adalah ibu kandungnya putranya CEO He. Apa-apaan ini?


Saat Qiao Yan mengecek putranya, dia mendapati Xiao Bao masih tidur nyenyak. Hmm, tumben. Ini tidak normal. Qiao Yan langsung mengecek suhu tubuhnya, tapi ternyata normal. Tidak ada hal-hal aneh lainnya juga. Segalanya normal.

Dia memutuskan untuk membiarkan Xiao Bao tidur lebih lama. Tapi saat dia hendak membenahi selimutnya, dia malah mendapati Xiao Bao sedang memegang saputangan sutra hijau. Pelan-pelan dia mengambil saputangan itu lalu membuangnya ke keranjang baju kotor.


Saat Xiao Bao bangun tak lama kemudian, dia langsung mengejar Bibi pelayan yang sedang membawa keranjang cucian sambil menjerit heboh. 

Dia mengungkapkan keinginannya dengan menunjuk saputangan itu, tapi begitu mencium baunya yang jelas sudah beda dari kemarin, dia langsung membantingnya sambil menjejakkan kaki mungilnya dengan emosi lalu pergi. 

Qiao Yan jadi penasaran sama saputangan itu, tapi tak ada yang tahu itu saputangan punya siapa dan dari mana datangnya. 

 

Tak lama kemudian, Qiao Yan membawa Xiao Bao ke psikiater anak di rumah sakit. Kepala rumah sakit meyakinkan Qiao Yan bahwa psikiater anak yang sekarang pasti bisa menangani Xiao Bao dengan baik.

Maka Qiao Yan pun meninggalkan Xiao Bao sebentar untuk mendiskusikan masalah sumbangan yang Qiao Yan berikan untuk pembangunan gedung baru rumah sakit ini tanpa menyadari kalau dia berpapasan dengan Yi Yue yang bekerja di rumah sakit ini juga.

Tapi saat Yi Yue tiba di departemennya tak lama kemudian, tiba-tiba saja dia mendengar suara jeritan kencang Xiao Bao dari ruang rekannya. Rekannya berusaha menghibur Xiao Bao dengan mainan mobil-mobilan, tapi Xiao Bao malah menjerit semakin keras. Dia baru diam saat melihat Yi Yue. 

Yi Yue langsung paham kalau Xiao Bao tidak suka mainan mobil-mobilan, maka dia pun langsung menyingkirkan mainan itu lalu mengulurkan tangannya, mengajak Xiao Bao ke tempat lain yang lebih menyenangkan. Perlahan Xiao Bao mengulurkan tangannya... Hingga akhirnya dia benar-benar menggenggam tangan Yi Yue, mempercayainya sepenuhnya.

Dia mengajak Xiao Bao ke ruang bermain anak tapi pergi meninggalkan Xiao Bao sebentar untuk membelikannya minuman. Dan saat Xiao Bao duduk sendirian, seorang anak perempuan langsung mendekati Xiao Bao.

Xiao Bao langsung mundur dengan defensif sambil mengeluarkan kartunya. Niatnya mau bilang 'Jangan dekati aku', tapi malah keliru 'Aku ingin berteman denganmu'. Si anak perempuan itu mau-mau saja berteman dengannya.

"Namaku Guo Guo, namamu siapa?"

Tapi Xiao Bao langsung memalingkan muka dengan cuek. Bukannya tersinggung, Guo Guo malah tambah agresif mendekati Xiao Bao dan mengajaknya berteman.

Yi Yue baru kembali saat itu dan langsung menjauhkan Guo Guo dari Xiao Bao dengan cara mengajak Guo Guo main petak umpet tapi Guo Guo dia suruh sembunyi duluan. 

Begitu Guo Guo pergi, Yi Yue menyatakan bahwa mulai sekarang Xiao Bao adalah miliknya dan memberikan lolipop padanya sebagai tanda perjanjian mereka. Dia mengajak Xiao Bao berjanji jari kelingking dengannya tepat saat papanya Xiao Bao datang mencari putranya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments