Li Teng akhirnya mengalahkan para anak buahnya dan langsung mengacungkan senjata itu ke mereka. Tapi dia tidak segera menembak. Da An jadi makin heboh menghasut Nian Chu bahwa Li Teng itu tidak mencintai Nian Chu, buktinya sekarang Li Teng masih ragu untuk menghabisi saudara-saudaranya.
Namun tiba-tiba Li Teng muncul menendangnya. Hah? Da An jelas kaget melihatnya. Kok bisa Li Teng ada di sini? Terus siapa yang berkelahi di kamera itu?
Orang itu membuang senjatanya, lalu membuka topinya... yang ternyata adalah Jiang Hao yang masih hidup. Dalam flashback usai penangkapan Wasa dan Duan Kun, Li Teng sudah curiga kalau Da An mengetahui rencana detil mereka.
Jadi dia menyuruh anak buahnya untuk mengecek rumahnya. Setelah seorang polisi melakukan pengecekan menyeluruh, diam-diam dia menulis note bahwa ada alat penyadap di dalam tubuh si kucing. Sejak saat itu, mereka mendiskusikan rencana inti mereka dengan saling menulis note.
Waktu Jiang Hao dibawa ke rumah sakit, Li Teng menyamar jadi dokter untuk menginstruksikan Jiang Hao untuk pura-pura mati padahal sebenarnya lukanya Jiang Hao tidak begitu parah. Polisi juga sudah meminta dokter bedah untuk bekerja sama dengan mereka.
Jiang Hao sebenarnya tidak tega saat mendengarkan tangis histerisnya Xing Xing, tapi dia terpaksa melakukannya. Dia menunggu di balik tiang saat saudara-saudaranya saling berkelahi.
Begitu ada kesempatan, dia bergegas menggantikan Li Teng sehingga Li Teng bisa pergi mencari Nian Chu. Begitulah bagaimana mereka sukses menipu Da An dan jelas saja itu membuat Da An jadi marah besar.
Dia langsung mengeluarkan pistolnya, tapi berhasil ditendang tepat waktu oleh Li Teng. Tapi saat Li Teng lengah, Da An dengan cepat menembakkan jarum hingga mengenai lengannya. Dengan cepat dia mengungguli Li Teng, mencengkeram jarum di lengannya Li Teng dengan begitu kuat dan dengan gilanya memberitahu Li Teng bahwa Li Teng tidak akan bisa menyelamatkan Nian Chu karena hanya dia seorang yang berhak mencintai Nian Chu.
"Cintamu adalah dengan cara meletakkan bom padanya." Sinis Li Teng.
"Kau yang memaksaku! Aku sudah memberimu kesempatan! Tapi kau ragu, sementara aku rela mengorbankan apa pun untuknya!"
Li Teng sontak menghantamkan kepalanya ke Da An dan menghajarnya, sementara Nian Chu hanya bisa teriak-teriak tak berdaya memohon pada mereka untuk berhenti berkelahi.
Li Teng menegaskan bahwa dia beda dari Da An. Ada beberapa hal yang tidak bisa dia lakukan demi Nian Chu karena dia tidak mau menyeret Nian Chu ke dalam kegelapan hanya karena keegoisan cintanya.
"Cinta yang kau bicarakan itu bukan cinta, melainkan keegoisan."
Tapi Da An melihat pistolnya di belakangnya Li Teng dan sontak menerjang maju menyerang Li Teng... hingga jadilah mereka saling berebut senjata itu. Li Teng langsung menggunakan kepalanya untuk menghantam kepala Da An lalu menendang kepalanya sekuat tenaga sampai dia pingsan.
Tapi bom di tubuh Nian Chu masih terus berdetik. Malah sekarang waktu mereka kurang dari dua menit. Nian Chu sudah putus asa dan menyuruh Li Teng untuk pergi saja menyelamatkan dirinya sendiri.
Tapi Li Teng pantang menyerah. "Bukankah aku sudah pernah bilang padamu."
"Bahwa aku beruntung bertemu denganmu 5 tahun yang lalu. Jika aku tidak bertemu denganmu, aku pasti sudah mati. Kau memberiku banyak kesempatan untuk tetap hidup. Sekarang setelah aku bersatu kembali denganmu, aku sama sekali tidak memiliki penyesalan dan bisa mencintaimu dengan bebas. Hanya kau..."
"Sejak pertama kali aku melihatmu, aku tahu kalau aku menginginkanmu untuk menjadi wanitaku. Aku rela mengorbankan hidupku demi senyumanmu."
"Bagaimana bisa kau bercanda di saat seperti ini?"
"Selanjutnya, aku akan berusaha menciptakan kesempatan untuk kita. Satu-satunya yang perlu kau lakukan adalah mempercayaiku."
Li Teng lalu menggunakan jepit rambutnya Nian Chu untuk menjinakkan bom itu. Waktu kurang dari 10 detik saat akhirnya Li Teng berhasil. Para anak buahnya muncul tepat waktu membawakan explosive containment, Li Teng pun langsung melempar bom itu ke wadah tersebut lalu menggunakan dirinya untuk melindungi Nian Chu dari efek ledakan.
Untungnya segalanya baik-baik saja dan tak lama kemudian, polisi dan tim medis datang untuk mengurus tempat itu dan membawa pergi Dan An. Li Teng memberitahu Nian Chu bahwa dia mengetahui lokasi Nian Chu karena sebenarnya ada alat pelacak yang terpasang di cincin tunangannya Nian Chu. Wah! Biarpun memang berguna, tapi itu perbuatan licik dan menakutkan loh.
Masih belum mengetahui tentang Jiang Hao, Yu Fei memarkir mobilnya di tepi pantai dan menangis sedih di sana. Tapi tiba-tiba Jiang Hao muncul mengetuk pintu mobilnya, persis seperti pertama kali mereka bertemu dan meminta maaf pada Yu Fei. Tercengang, Yu Fei sontak bangkit dan memeluk Jiang Hao erat-erat dan menangis penuh haru.
Anak buahnya Li Teng melaporkan kabar bahwa Toli mau bunuh dirinya begitu dia sadar. Tapi berhasil dicegah tepat waktu sama polisi dan sekarang mereka sedang menginvestigasinya.
Wasa dan Duan Kun mungkin akan divonis penjara seumur hidup atas semua kejahatan yang mereka lakukan. Sedangkan kucing peliharaan Nian Chu, Li Kecil Cemburuan, harus dioperasi demi mengeluarkan alat penyadap itu dari tubuhnya. Syukurlah semuanya berakhir dengan baik sekarang.
"Hari ini hari baik. Bagaimana kalau kita jemput kakak ipar?" Usul anak buahnya Li Teng.
" Berangkat!"
Hari baik apakah hari ini? Hari ini adalah tanggal 14 Juli, tanggal pertemuan pertama Li Teng dan Nian Chu dulu. Dan pada hari ini pula, mereka akan melangsungkan pernikahan. Tapi pengantin wanitanya masih sibuk dengan pertunjukan teaternya.
Kebetulan adegan ending pertunjukkannya juga adegan pernikahan. Li Teng datang tepat waktu, sudah siap pakai tuxedo. Dan karena Nian Chu sudah sekalian pakai baju pengantin juga, mereka pun bergegas pergi meninggalkan teater.
Tapi berhubung jalanan pasti macet di jam-jam segini, rekan aktornya Nian Chu pun meminjamkan motornya pada mereka. Jadilah kedua pengantin itu pergi ke pernikahan mereka pakai sepeda motor, berkelok-kelok menembus kemacetan jalanan kota.
Di tengah jalan, Li Teng mengucap terima kasih pada Nian Chu. "Terima kasih karena kau mempercayai visi hidupku dan melengkapi hidupku. Terima kasih sudah menjadi cahaya dalam hidupku yang gelap dan kesepian. Aku sangat beruntung bisa mendapatkan cintamu."
Semua orang sudah menunggu di venue. Para anak buahnya Li Teng, juga Yu Fei dan Xing Xing bertugas jadi penerima tamu. Tapi Xing Xing masih ngambek sama papanya gara-gara dia pura-pura mati waktu itu.
Berusaha membujuknya, Jiang Hao janji tidak akan mengulanginya lagi. Apa pun yang akan terjadi di masa depan nanti, Jiang Hao janji akan selalu memberitahu Xing Xing dan Yu Fei.
"Kau sendiri yang bilang. Apa pun yang terjadi di masa mendatang, kau tidak boleh merahasiakannya dari kami."
"Tante Qiao, jangan mudah percaya. Kau janji buat janji jari kelingking dulu." Ujar Xing Xing sambil mengajak mereka bertiga untuk saling berjanji jari kelingking.
Kedua orang tua Nian Chu mulai cemas karena kedua pengantin masih juga belum datang. Lagian kenapa juga sih mereka terburu-buru banget dan memilih tanggal 14 Juli dari 365 hari?
Yu Fei meyakinkan mereka untuk tidak khawatir. Mereka pasti tidak akan terlambat ke pernikahan mereka sendiri kok. Mereka orang-orang profesional.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Tapi sebelum masuk, Nian Chu menuntut Li Teng untuk mengabulkan permintaan ketiganya dulu. Hanya setelah Li Teng menurutinya, dia akan mau menikah dengan Li Teng. Dan permintaan ketiganya adalah... 3 permintaan lagi. Pfft! Pinter.
Li Teng bersedia tanpa ragu. "Seumur hidupku aku hanya akan mendengarkanmu seorang." Ujar Li Teng lalu menciumnya mesra di hadapan semua orang.
~THE END~
1 Comments
Makasih banyak ....
ReplyDeleteCerita Faidam juga lanjut...
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam