Sinopsis My Dear Guardian Episode 4

Mi Gu langsung menjerit frustasi mengetahui cowok yang ditaksirnya ternyata mantannya sahabatnya sendiri. Dia bahkan kesal saat Xia Chu meneleponnya dan menolak mengangkatnya. 

Tapi saat kemudian Xia Chu mengirim pesan manis, penuh penyesalan karena sudah meninggalkannya di tengah jalan tadi, kemarahan Mi Gu akhirnya memudar. Dia meyakinkan Xia Chu untuk tidak mengkhawatirkannya dan menyarankan Xia Chu untuk istirahatlah. Dia mengerti kok kalau Xia Chu sedang punya banyak masalah, jadi sebaiknya Xia Chu tidur cepat. Besok segalanya pasti akan baik-baik saja.

Sebenarnya tadi Zhou Ran memberinya selembar kartu nama, tapi hanya karena Zhou Ran khawatir Xia Chu terkena masalah seperti ini lagi. Dia bahkan menyangkal kalau mereka berdua pernah bertemu. Mi Gu benar-benar kecewa hingga dia langsung merobek-robek kartu nama itu lalu melemparnya ke toilet.

Tapi saat dia mau menyiramnya, dia mendadak galau dan akhirnya mengurungkan niatnya... Lalu mengambil kembali potongan-potongan kartu itu dari dalam toilet. Aih! Jijay!

Karena besok Xiao Jun mau operasi, jadi Mu Ze ingin izin cuti. Tapi Brigadir melarang karena besok ada penilaian komprehensif yang sangat penting. Semua anggota tim masuk penilaian, jika ada satu saja yang gagal, maka seluruh tim gagal. Hasil penilaian ini berhubungan dengan kehormatan Brigade dan juga masa depannya Mu Ze.

Para dokter sedang serius membahas operasi perbaikan cacat atriumnya Xiao Jun. Karena kondisi Xia Jun yang sangat rumit, mereka bingung menentukan bagaimana mereka akan melakukan operasinya. Yang lain serius, tapi Xia Chu malah sibuk melamun.

Gara-gara itu, Dokter Zhang yang kecewa padanya, langsung memutuskan untuk menunjuk Dokter Xiao untuk menjadi dokter penanggung jawabnya Xiao Jun menggantikan Xia Chu dan menunjuk Dokter Xiao untuk masuk ke ruang operasi besok.

Xia Chu jelas tidak terima dan langsung mencoba protes ke Dokter Zhang, mengingatkan Dokter Zhang bahwa dialah yang menemukan penyakitnya Xiao Jun, dia pula yang selama ini selalu berkomunikasi dengan ibunya Xiao Jun.

Tapi Dokter Zhang langsung sinis menyindirnya. Apa hanya karena Xia Chu merasa berprestasi, makanya dia bisa seenaknya melamun dan tidak fokus pada diskusi pra-operasi tadi? 

Operasinya Xiao Jun nanti akan sangat rumit dan berbahaya. Entah apakah akan berhasil atau malah gagal total. Jika Xia Chu bahkan tidak pernah mempertimbangkan hak itu, maka itu artinya Xia Chu tidak siap menghadapi operasi dan Dokter Zhang tidak akan pernah mengizinkan dokter yang tidak siap untuk masuk ke ruang operasi.

"Perilakumu hari ini membuatku sangat kecewa."

Xia Chu jadi melamun sepanjang perjalanan pulang. Ibunya menelepon saat itu, Xia Chu awalnya malas mengangkatnya. Tapi Ibu terus menelepon, Xia Chu akhirnya mengangkat teleponnya dan berusaha terdengar ceria.

Dia berbohong kalau internet rumah lagi rusak, makanya telepon pertama tadi terputus. Dia bahkan berbohong bahwa barusan dia memasak makanan enak dan sehat untuk dirinya sendiri dan bahwa dia sudah menemukan rumah baru yang harga sewanya murah dan dia akan segera pindah dari rumah Mu Ze. Mendengar itu, Ibu langsung mengakhiri teleponnya untuk melaporkan kabar terakhir tadi pada ibunya Mu Ze.

Tak lama kemudian, Ibunya Mu Ze langsung menelepon putranya dan menanyakan hubungan Mu Ze dan Xia Chu di rumah. Mu Ze berbohong bahwa hubungan mereka sangat baik. Dia bahkan menggambarkan kehidupan mereka bak sepasang suami istri yang sangat harmonis dan mesra.

Tapi tentu saja Ibu tak percaya. Kalau memang begitu, lalu kenapa Ibunya Xia Chu bilang kalau Xia Chu sudah menemukan rumah lain dan akan segera pindah? Apa Mu Ze bilang sama Xia Chu kalau dia punya anak lelaki? Kenapa? Apa Mu Ze benar-benar sudah punya anak? Dia sudah gila atau apa? Awas saja kalau dia berani mengusir Xia Chu.

Hadeh! Mu Ze pusing menghadapi kecerewetan ibunya dan langsung pura-pura sinyalnya jelek lalu cepat-cepat menutup teleponnya.Dan saat Ibu masih ngotot meneleponnya lagi, Mu Ze langsung menyingkirkan ponselnya ke dalam laci.

Frustasi, Mu Ze memutuskan untuk pergi ke tempat latihan dan mendapati Tian Yong juga sedang latihan di sana. Tuan Yong sebenarnya khawatir. Takut dirinya akan menggagalkan seluruh tim besok. Tapi di sisi lain, dia menolak menyerah begitu saja.

Sementara itu, polisi Rao Zhi baru mendapatkan hasil otopsi dari mayat yang mereka temukan di vila di perbatasan. Korban mati tertembak lalu mayatnya digigit anjing sehingga membuat wajahnya hancur. 

Dan yang paling penting, korban menderita penyakit ginjal akut, sangat parah sehingga dia perlu transplantasi ginjal. Berdasarkan data dari polisi internasional, pasien yang hampir diculik di Isaiah waktu itu, memiliki kecocokan yang sempurna untuk menjadi donor ginjal bagi korban ini.

Tepat saat itu juga, Rao Zhi mendapat telepon adanya pembunuhan di tempat lain. Ruo Zhi pun bergegas pergi ke TKP. Korban mati di dalam bak mandi. Dan di laptopnya tampak ada foto korban yang ditemukan di perbatasan, di-upload di situs gelap bernama 'City of Desire'.

Keesokan harinya, semua orang berjuang di medan perang masing-masing. Mu Ze dan timnya berjuang dalam penilaian komprehensif mereka, sementara tim dokter berjuang mengoperasi Xiao Jun. Sedangkan Xiao Chu hanya bisa membayangkan dirinya melakukan operasinya Xiao Jun.

Mu Ze dan timnya saling bekerja sama dengan baik hingga mereka berhasil melewati segala rintangan. Tapi saat mereka hampir berhasil melewati satu kilometer terakhir, Tian Yong tiba-tiba terjatuh karena kakinya kram. 

Pantang menyerah, Mu Ze langsung saja menggotong Tian Yong hingga mereka pun sukses melewati babak terakhir. Tapi sayangnya, dia kemudian mendapat kabar bahwa operasinya Xiao Jun gagal. 

Saat Xia Chu meminta penjelasan alasan kegagalannya, Dokter Zhang mengaku bahwa dia juga tak tahu mengapa. Di tengah operasi tadi, denyut jantung Xiao Jun tiba-tiba melemah, tekanan darah juga tidak stabil, sehingga operasi terpaksa harus dihentikan agar tidak membahayakan nyawanya.

"Xia Chu, tugas dokter adalah sering membantu, selalu menjelaskan, kadang menyembuhkan. Ini menjelaskan bahwa di kedokteran, ada batas yang tak bisa kita jangkau. Dokter bukan Tuhan. Aku sudah berusaha yang terbaik. Mungkin keberuntungan kali ini tidak di pihak kita."

Selanjutnya mereka harus menunggu Xiao Jun pulih dulu sebelum kemudian melakukan operasi kedua. Mereka hanya bisa berharap semoga Xiao Jun bisa bertahan.

Saat mereka mandi bersama, Mu Ze memberitahu Tian Yong tentang kegagalan operasinya Xiao Jun. Dia belum menelepon dokter karena terlalu takut untuk menanyakannya. Tian Yong mendesaknya untuk menelepon Xia Chu saja untuk menanyakan alasan kegagalan operasinya. Mu Ze menolak menelepon Xia Chu, dia punya nomor teleponnya Dokter Zhang kok.

"Dokter Xia lebih cantik." Ujar Tian Yong.

"Dangkal."

"Peluru di hatiku ini bisa dikeluarkan. Yang ada di hatimu juga pasti bisa dikeluarkan cepat atau lambat."

Dalam kegelisahannya, Mu Ze membayangkan Ayahnya Xiao Jun muncul di hadapannya dan menasehatinya untuk menelepon dokter untuk menanyakan alasan kegagalannya dan jadwal operasi selanjutnya, persiapkan segalanya sedini mungkin. Tapi Mu Ze mengaku takut jika nanti hasilnya akan buruk.

"Kalau begitu, aku juga takut." Ujar bayangan Ayahnya Xiao Jun.

"Kau bisa takut?"

"Bisa."

"Lalu harus bagaimana?"

"Aku berani berdiri di hadapan kalian, karena aku tahu kalian ada di belakangku. Kau juga sama. Carilah temanmu dan berjuanglah bersama mereka." Nasehat Ayahnya Xiao Jun sebelum kemudian bayangannya menghilang.

Berkat itu, Mu Ze akhirnya menelepon Xia Chu yang memberitahunya bahwa tim dokter juga tidak tahu pasti alasan penyebab kegagalan operasinya Xiao Jun. Sekarang ini mereka sedang menyiapkan rencana untuk operasi kedua.

"Tak peduli kau percaya atau tidak, aku tetap harus mengatakannya. Sebenarnya saat pasien didorong ke meja operasi, yang paling ingin tidak terjadi apa-apa adalah kami, para dokter." Xia Chu benar-benar harus menahan isak tangisnya saat mengucap ini.

Dan Mu Ze bisa merasakan ketulusannya itu hingga dia berusaha menyemangati Nian Chu dengan memberitahu Nian Chu tentang sulitnya medan perang yang harus ditaklukkannya tadi. Tian Yong terluka, dia sendiri sudah kelelahan, tapi dia tetap menggendong Tian Yong sampai akhir karena dia tahu kalau itu yang Tian Yong inginkan.

"Xiao Jun baru berusia 8 tahun. Aku tahu rumah sakit bukan medan perangku. Aku tahu sekarang dokter tidak tergantikan. Jadi aku memohon padamu, apapun yang terjadi, jangan menyerah terhadap Xiao Jun."

"Aku mengerti. Akan kuberitahu Dokter Zhang."

Percakapan ini kontan membuat Xia Chu punya semangat baru untuk mempelajari kasusnya Xiao Jun.

Meng Zheng baru kembali ke rumah sakit dan bertemu dengan Dokter Zhang yang baru selesai mengecek kondisi Xiao Jun. Dokter Zhang usul agar mereka langsung operasi jantung saja. Operasi intervensi cacat atrium terlalu beresiko mengingat kondisi jantungnya Xiao Jun yang sangat buruk. Dokter Zhang lebih yakin akan hasil operasi jantung.

Meng Zheng setuju-setuju saja. Dia sedih melihat anaknya menderita seperti ini. Satu-satunya yang dia harapkan hanya kesembuhan putranya. Karena itulah dia percaya dengan pilihan Dokter Zhang.

Xia Chu yang frustasi, memutuskan mendatangi rumah Mi Gu untuk curhat tapi malah tak sengaja menemukan potongan-potongan kartu namanya Zhou Ran yang dijemur di jendela. Tak enak padanya, Mi Gu berniat mau membuangnya saja. Tapi Xia Chu malah mencegahnya, entah apa yang dia pikirkan.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments