Sinopsis You Are My Hero Episode 36

Rekan-rekannya Mi Ka merawatnya sepanjang malam. Mi Ka terbangun tak lama kemudian, tapi tetap saja belum ada pesan dari Ke Lei, Mi Ka jadi sedih. Bahkan sampai beberapa lama, tetap saja tidak ada pesan dari Ke Lei.

Tapi kemudian Qing Xia menghubunginya. Dia benar-benar khawatir, apalagi dia sudah mendengar ada yang kena MERS di rumah sakitnya Mi Ka. Tapi dia sendiri tidak bisa datang ke sana sekarang karena masih di pinggiran kota untuk syuting.

Tapi dia janji akan segera pergi ke rumah sakit begitu pekerjaannya selesai nanti. Biarpun nantinya dia cuma bisa menunggu di luar, yang penting dia ingin menemani Mi Ka. Dia juga akan membantu Mi Ka ngasih pelajaran buat Ke Lei, bisa-bisanya dia meninggalkan Mi Ka dalam keadaan seperti ini.

Ke Lei sendiri masih sibuk mengamati pergerakan Lulu di dalam rumah melalui kamera mini. Kapten Xu sudah menyelidiki Lulu dengan lebih mendalam dan mendapati Lulu pernah bekerja di sebuah hotel yang sama dengan Wu Ke Ming.

Dipikir-pikir, Lulu pindah ke rumah itu 4 tahun yang lalu. Padahal saat itu ibunya Ke Ming masih hidup. Berarti kemungkinan ibunya Ke Ming tahu tentang cucunya itu, makanya dia menyuruh Lulu pulang membawa anaknya. 

Berhubung tak ada yang tahu kalau anak itu anaknya Ke Ming, makanya mereka memakai identitas sebagai penyewa rumah untuk terus tinggal di situ setelah ibunya Ke Ming meninggal. Kakaknya Ke Ming juga pasti tahu, makanya dia sering datang untuk membantu mengurus anak itu. Tapi tujuan kepulangan Ke Ming kali ini pasti bukan cuma untuk menjenguk anak.

Usai makan, Lulu lalu mengajak anaknya keluar, entah mau ke mana. Ke Lei pun langsung menghubungi semua anak buahnya untuk bersiap membuntuti mereka.

Ibu dan anak itu ternyata pergi ke rumah sakitnya Mi Ka untuk memeriksakan anaknya yang menderita penyakit kawasaki. Berarti kemungkinan Ke Ming juga akan muncul di rumah sakit itu nanti.

Tapi rumah sakit selalu ramai, akan sulit melakukan penangkapan di sana. Li Nian dan Wen Jing pun menyamar jadi dokter untuk mengawasi pergerakan Lulu.

Tanpa mengetahui Ke Lei ada di luar gedung, Mi Ka masih terus menunggu pesan dari Ke Lei yang tak kunjung datang, dia khawatir karena misi Ke Lei kali ini lebih lama dari biasanya.

Wen Jing kembali tak lama kemudian, melapor bahwa tidak ada gerakan mencurigakan apapun dari Lulu, ponselnya juga lebih sering dipakai mainan sama anaknya.

Kapten Xu lalu mendapat laporan bahwa mobilnya Ke Ming ditemukan di sebuah parkiran yang berjarak 5 km dari tempat ini. Mencurigakan sekali dia membuang mobilnya.

Mengalihkan topik sebentar, Wen Jing memberitahu Ke Lei bahwa rumah sakit kedatangan pasien MERS selama dua hari ini dan seluruh IGD diisolasi semalaman. Wen Jing jadi khawatir sama Mi Ka. Ke Lei khawatir juga, tapi dia sedang tidak bawa ponsel sekarang. Tapi... Mi Ka sudah dipindahkan ke Departemen Bedah Saraf, jadi seharusnya dia tidak apa-apa.

Lulu sudah selesai dengan pengobatan anaknya lalu membawa anaknya duduk di bangku taman. Ke Lei cs pun bergegas pergi ke sana. Awalnya memang tidak tampak ada apa-apa, tidak ada siapapun juga yang mendekati ibu dan anak itu.

Tapi kemudian ada seorang kurir makanan datang mengantarkan makanan untuk mereka. Tapi aneh sekali karena sedari tadi Lulu bahkan tidak menelepon siapapun, lalu bagaimana bisa tiba-tiba ada kurir datang mengantarkan makanan.

Ke Lei cs pun langsung bergerak mendekati mereka. Ke Ming menyadari ancaman yang mendekat itu dan langsung bergerak cepat menyandera seorang perawat terdekat.

Berusaha tetap tenang, Ke Lei mencoba membujuknya, mengingatkan Ke Ming tentang anaknya yang jelas-jelas sangat disayanginya itu. Apa Ke Ming ingin anaknya memiliki ingatan masa kecil yang penuh darah dan kekerasan? Apa dia rela anak dan istrinya seumur hidup mereka hidup di rumah yang kecil dan sempit itu?

"Anak seimut ini, apa kau tidak berharap dia bisa keluar melihat dunia? Demi dirimu sendiri, demi keluargamu, turunkan senjatamu."

Ke Ming galau menatap anaknya... hingga akhirnya dia menyerah juga dan melepaskan sandera. Polisi pun langsung menangkapnya dengan mudah tanpa perlawanan. Ke Lei galau memikirkan Mi Ka, tapi tugasnya belum selesai dan akhirnya memutuskan pergi tanpa menemui Mi Ka.

Tak lama kemudian, demamnya Mi Ka akhirnya turun dan sudah boleh keluar dari ruang isolasi bertepatan dengan Qing Xia yang baru datang untuk menjemputnya.

Karena kedua pria mereka sama-sama masih sibuk, jadi Qing Xia yang merawat Mi Ka dan memasakkan bubur untuknya. Mi Ka sudah tidur saat Ke Lei akhirnya pulang juga.

Qing Xia memberitahukan keadaan Mi Ka padanya dan memperingatkan Ke Lei untuk menjaga Mi Ka dengan baik. Tapi berhubung Ke Lei sudah datang sekarang, jadi Qing Xia pamit.

Ke Lei langsung masuk ke kamar Mi Ka dengan penuh rasa bersalah. Tapi Mi Ka sudah tidur dan tak ada yang bisa dia lakukan sekarang, akhirnya dia kembali ke kamarnya sendiri.

Dia benar-benar gelisah sampai tak bisa tidur... saat tiba-tiba dia mendengar Mi Ka keluar ke dapur untuk makan buburnya. Ke Lei langsung memeluknya dari belakang dan meminta maaf.

"Aku tidak tahu kalau kau diisolasi. Kau pasti sangat takut, yah?"

"Aku tidak takut. Hanya saja, saat hari pertama aku sedikit takut tertular. Setelah itu, sebenarnya aku lebih takut kau terluka saat bertugas. Kau tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa."

Ke Lei langsung memanjakan Mi Ka dan menyuapinya bubur. Tapi seharusnya Mi Ka memberitahunya. Mi Ka mengaku kalau sebenarnya dia pernah berusaha menelepon Ke Lei, tapi nomornya Ke Lei tidak aktif. Tapi karena Ke Lei sedang bertugas, jadi Mi Ka tidak berani lagi memberitahunya. Dia takut Ke Lei akan mengkhawatirkannya.

"Sebenarnya aku merasa sangat bersalah. Aku bukan seorang pacar yang layak."

"Tidak."

"Dulu kau minta aku memperlihatkan sisi tegarku pada orang lain saja dan sisi yang rapuh disimpan untukmu. Kau juga harus begitu."

Mi Ka benar-benar terharu mendengarnya hingga dia langsung menangis dalam pelukan Ke Lei.

Keesokan harinya, alih-alih istirahat, Mi Ka malah tetap ingin masuk kerja soalnya dia takut rumah sakit kekurangan orang. Ke Lei mengantarkannya ke rumah sakit. Dan berhubung besok mereka sama-sama libur, jadi Ke Lei ingin mereka menghabiskan waktu bersama. Mi Ka setuju.

Di tempat lain, Wen Bo dan Qing Xia mesra banget tanpa memedulikan orang-orang yang menatap mereka. Wen Bo juga tambah manis dan romantis sekarang, dia bahkan berani mengecup Qing Xia duluan.

Karena selama dua hari kemarin Wen Bo tidak bisa menemaninya, jadi sekarang Qing Xia menuntut kompensasi. Oke! Wen Bo dengan senang hati membawanya kencan ke jembatan tempat Wen Bo memotret Qing Xia dulu.

Qing Xia blak-blakan memberitahu Wen Bo bahwa dia ingin sekali menikah dengan Wen Bo. Wen Bo pura-pura nggak dengar, padahal senyumnya lebar banget. Mulai larut dalam suasana, Wen Bo langsung menciumnya mesra.

Ke Lei menyiapkan banyak sekali makanan untuk acara jalan-jalan mereka. Mi Ka juga sudah mencari informasi restoran boga bahari yang enak.

Tapi di tengah jalan, tiba-tiba saja Komandan Hao memanggil karena ada kasus darurat. Hadeh! Batal lagi deh acara kencan mereka. Mi Ka kecewa, tapi dia mengerti dan tak mempermasalahkannya, malah menyuruh Ke Lei untuk putar balik sekarang juga.

Ke Lei benar-benar tak enak hati padanya. "Maaf."

"Jangan bilang maaf terus. Kau polisi. Memangnya hanya karena pacaran denganku, kau boleh melanggar perintah?"

"Dunia milik berdua tapi dilalui seorang diri, ungkapan ini memang sangat tepat."

Mi Ka akhirnya memanggil Qing Xia untuk menemaninya makan malam. Berbeda dengan Mi Ka yang kecewa karena batal kencan, Qing Xia tidak masalah, soalnya kemarin dia sudah menghabiskan waktu berdua bersama Wen Bo seharian.

Sudah larut malam, tapi tetap belum ada kabar dari Ke Lei. Mi Ka khawatir. Qing Xia mengerti perasaannya. Dia juga mengkhawatirkan Wen Bo. Tapi yah, apa boleh buat. Salah mereka sendiri karena jatuh cinta pada anggota SWAT.

"Antara kau dan Xing Ke Lei tidak apa-apa, kan?"

Tidak apa-apa. Hanya saja, Mi Ka baru menyadari sebuah kenyataan bahwa profesi mereka sangat spesial dan bisa lembur dadakan kapan saja atau mengalami hal-hal tak terduga yang bisa terjadi setiap saat.

Bahkan sekalipun mereka tinggal satu atap, belum tentu bisa bertemu lama. Sekalinya bertemu pun cuma bisa saling menyapa. Kalau begini terus, apa mereka akan bisa bertahan lama?

Situasinya Qing Xia juga sebenarnya sama sepertinya, Wen Bo tuh sering banget mengingkari janjinya. Tapi berbeda dengan Mi Ka, Qing Xia tetap bisa berpikir positif, bahkan bercanda bahwa sepertinya tim SWAT itu pakarnya ingkar janji.

Mi Ka jadi iri sama dia. "Anda saja aku punya pola pikir sepertimu. Kau benar-benar orang yang jika sudah memutuskan, akan maju terus."

"Kau harus belajar dariku. Kurangi berpikir, maka kebahagiaan akan bertambah."

Tim SWAT akhirnya kembali ke markas. Ke Lei langsung menelepon Mi Ka, tapi Mi Ka sudah tidur berpelukan sama Qing Xia yang memimpikan Wen Bo.

Kesibukan mereka masing-masing, benar-benar membuat mereka kesulitan untuk saling menghubungi satu sama lain. Saat Mi Ka mencoba menelepon, nomornya Ke Lei tidak bisa dihubungi. Begitu pun sebaliknya.

Saat mereka makan siang, Wen Bo tiba-tiba meminta Ke Lei untuk menemaninya pergi akhir pekan nanti. Dia butuh bantuan Ke Lei soalnya... bantu dia memilihkan cincin berlian. Wen Bo mau melamar Qing Xia. Wah! Gercep amat. Iya, soalnya Wen Bo ingin mengejar semua waktu yang selama ini terlewatkan.

Di rumah sakit, Dokter Shao memberitahu Mi Ka bahwa Mi Ka lolos penilaian awal di pusat penelitian Ailun. Selanjutnya Mi Ka bakalan diwawancara sama mereka.

Tapi alih-alih senang, Mi Ka mendadak ragu. Dia sebenarnya belum memutuskan untuk pergi atau tidak. Pastinya karena Ke Lei. Apalagi Ke Lei juga tidak mungkin bisa ikut dengannya ke luar negeri. Pekerjaannya Ke Lei tidak bisa membuatnya leluasa bepergian ke luar negeri.

Tapi tetap saja Dokter Shao menyuruh Mi Ka untuk mempertimbangkan hal ini dengan baik. Karena bagaimanapun, ini kesempatan langka dan sangat pentung untuk perkembangan masa depannya Mi Ka.

Pada saat yang bersamaan, Ke Lei dan Wen Bo bingung memilih cincin mana yang paling cocok untuk Qing Xia, mereka juga tidak terlalu mengerti seleranya Qing Xia. Maka Wen Bo meminta Ke Lei untuk tanya sama Mi Ka.

Tanpa banyak berpikir, Ke Lei langsung sama memotret kedua cincin dan meminta Mi Ka pendapat Mi Ka. Tapi dia tidak menjelaskan kalau itu untuk siapa dan jelas saja Mi Ka jadi galau mengira Ke Lei mau melamarnya.

Saking galaunya, Mi Ka tak segera menjawabnya. Ke Lei jadi berpikir kalau Mi Ka mungkin sedang sibuk. Akhirnya kedua pria itu memutuskan untuk memilih sendiri saja.

Si pramuniaga pun mempromosikan satu set cincin tunangan dan cincin kawin yang harganya lebih murah jika beli langsung satu set. Wen Bo langsung meminta Ke Lei untuk membantu mencoba cincin wanitanya, soalnya jarinya Ke Lei kan kurus.

Berusaha bersabar, Ke Lei terpaksa menurutinya. Tapi ujung-ujungnya mereka jadi keasyikan sendiri, bahkan sampai berpegangan tangan bak sepasang kekasih mesra. Wkwkwk!

Si pramuniaga sampai geli melihat mereka. Menyadari tatapannya, kedua pria itu sontak saling melepaskan tangan mereka. Wen Bo memutuskan untuk beli satu set itu saja. Dia bahkan sudah menyiapkan contoh ukuran jarinya Qing Xia.

Si pramuniaga memberitahu mereka bahwa dia bisa dapat diskon lebih banyak lagi jika dia membeli satu perhiasan lagi, boleh apa saja, gelang atau kalung.

Wen Bo pun langsung mengusulkan agar Ke Lei beli juga cincin buat Mi Ka. Hah? Ke Lei kaget. Loh kenapa? Jangan bilang kalau Ke Lei tidak berencana melamar Mi Ka? Ke Lei malah cuma diam saja. Terang saja Wen Bo jadi makin heboh mengkritiknya.

"Kulihat kau sangat tidak tulus. Mi Ka sebaik itu padamu, kau tidak mau memilihkan cincin untuknya?"

Ke Lei protes tidak terima. "Bagaimana ini bisa dibilang tidak tulus. Kalau aku beli cincin berlian diskon di sini, itu baru namanya tidak tulus."

"Tunggu dulu. Kau benar-benar tidak ingin melamarnya?" Tuduh Wen Bo.

"Melamar sih pasti akan melamar."

"Terus kenapa tidak membelikan cincin untuknya?"

"Apa kau pramuniaga di sini? Kau atau aku yang sebenarnya mau beli? Begini saja. Kau pilih satu kalung, anggap saja hadiah pernikahan dariku untukmu."

Wen Bo jadi tidak enak. Tapi baiklah, dia langsung memilih kalung. Mi Ka akhirnya membalas pesannya Ke Lei dan saat itulah Ke Lei baru memberitahunya bahwa Wen Bo mau beli cincin untuk melamar Qing Xia. Mi Ka seketika kecewa.

Bersambung ke episode 37

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam