Sinopsis Mysterious Love Episode 2

Dalam flashback waktu Nian Chu melihat pria mirip Lee di tengah kencan butanya, ternyata pria mirip Lee yang membawa buket bunga Forget Me Not itu memang benar-benar ada.

Hmm, jelas dia memang Lee dan sengaja lewat di sana biar Nian Chu melihatnya sehingga Nian Chu akan pergi meninggalkan teman kencannya itu untuk mengejarnya.

Saat Nian Chu mengira kalau dia cuma salah lihat, Lee sebenarnya sedang mengawasinya dari lantai atas gedung terdekat dengan sedih. Tapi kenapa dia menyembunyikan diri dari Nian Chu?

Flashback end.

Tercengang melihat pria itu ternyata Li Teng, Nian Chu mengira kalau dia salah masuk ruangan dan berniat mau pergi. Tapi Li Teng dengan cepat menghentikannya dan menegaskan bahwa Nian Chu tidak salah masuk ruangan. Dia memang kencan butanya Nian Chu.

Berbeda dengan sikap dingin dan cueknya kemarin, Li Teng hari ini jadi sangat gentleman. Dia membantu menarikkan kursi untuk Nian Chu, bahkan menyajikan teh untuknya.

"Kau pria yang sudah punya pacar, kenapa kau melakukan kencan buta?"

"Aku tidak punya pacar."

"Jadi kau dan Li Xiao Yan..."

"Dia cuma klien."

"Tapi di pesta waktu itu..."

"Nona Ruan, kita sekarang sedang kencan buta." Potong Li Teng.

"Lalu pernah  kau mendengar tentang seseorang bernama Lee?"

Li Teng mendadak kesal mendengarnya. Dengan nada tajam dia mengingatkan Nian Chu bahwa dia, Li Teng, adalah kencan butanya Nian Chu sekarang. "Jangan bawa-bawa nama pria lain di hadapanku."

Tapi Nian Chu masih belum mau menyerah. Saat mereka keluar dari restoran tak lama kemudian, dia mencoba menanyai Li Teng tentang nama akun Wechat-nya. Apa makna nama akunnya itu? Li Teng dingin mengklaim tidak ada makna khusus.

"Kebetulan sekali. Aku dan Lee pertama kali bertemu pada tanggal 14 Juli."

"Nona Ruan, aku bukan pengganti orang lain. Jika kau tidak bisa melupakan cinta lamamu dan hanya ingin menemukan bayangan seseorang dalam diri orang lain, maka kusarankan jangan melakukan kencan buta. Masuklah."

Kesal, Nian Chu akhirnya masuk ke kursi belakang mobilnya. Tapi Li Teng tiba-tiba menyuruhnya pindah duduk di sebelahnya. (Pfft! Wanita lain nggak boleh duduk di sebelahnya, tapi Nian Chu doang yah yang boleh?)

Nian Chu menolak, ngotot mau duduk di kursi belakang saja. Tapi Li Teng tiba-tiba membopongnya paksa dan mendudukkannya di kursi sebelahnya.

"Aku tidak mau berkomunikasi dengan kencan butaku melalui kaca spion." Tegas Li Teng lalu membantu memakaikan seatbelt-nya sambil menatapnya intens, membuat Nian Chu jadi gugup karenanya.

Dalam perjalanan, Nian Chu berkomentar bahwa pasti banyak wanita-wanita cantik yang naksir Li Teng. Lalu kenapa dia malah melakukan kencan buta?

"Kau kan juga kencan buta."

"Itu karena disuruh ibuku. Sebelum kencan buta, apa kau tahu bahwa aku adalah wanita perusak pesta waktu itu?"

Tentu saja Li Teng tahu. Tapi terus kenapa? Apa hubungannya antara kejadian waktu itu dengan kencan buta mereka ini. Nian Chu tiba-tiba berinisiatif mengajaknya jalan lagi besok. Dia yang bayar deh.

"Rupanya Nona Ruan sudah menanti-nantikan pertemuan kita selanjutnya."

"Kau benar. Katakan saja kau ada waktu atau tidak."

"Tidak."

Nian Chu jelas kesal mendengar penolakan dinginnya. Tapi kemudian Li Teng menjelaskan bahwa besok dia harus bekerja menjaga keamanan pameran seni. Kekesalan Nian Chu sontak mereda seketika.

Bertekad mau bertemu dengannya lagi, Nian Chu pun diam-diam menjatuhkan bedaknya ke bawah kursi biar mereka ada alasan bertemu lagi. Tapi dia tidak sadar kalau Li Teng melihat itu dan diam-diam tersenyum geli menyadari apa tujuannya melakukan itu.

Sebelum mereka berpisah, Nian Chu berharap Li Teng akan mengatakan sesuatu padanya. Tapi Li Teng langsung pergi begitu saja. Dasar!

"Di saat seperti ini seharusnya pria berkata 'Aku akan melihatmu masuk dulu sebelum pergi'. Dasar membosankan!"

Ayah dan ibunya Nian Chu meyaksikan itu dari jendela rumah mereka. Ibu antusias banget soalnya Li Teng adalah kencan buta pertama yang mengantarkan Nian Chu pulang habis kencan. Yang sebelum-sebelumnya tidak ada satupun yang begini. Wah! Kayaknya yang satu ini bakalan berhasil.

Begitu Nian Chu masuk, mereka langsung berusaha menanyai kencannya. Tapi Nian Chu hanya menjawab lumayan. Tiba-tiba dia mendapat pesan dari Li Teng. Ibu langsung penasaran ingin ngintip, tapi Nian Chu dengan cepat menutupi HP-nya.

"Cuma lumayan, tapi dia mengantarkanmu sampai rumah. Kau bahkan duduk di kursi depan."

"Sekarang tanggal tua, nggak punya uang buat ongkos taksi." Alasan Nian Chu lalu bergegas kembali ke kamarnya dan membuka pesannya Li Teng dengan antusias.

Li Teng sekarang mengirim gambar bedaknya yang sengaja dia tinggalkan di sana tadi. Nian Chu langsung senang strateginya berhasil dan langsung memanfaatkan itu untuk mengajak Li Teng ketemuan, dia yang traktir.

Li Teng awalnya menolak. Tapi beberapa detik kemudian, tiba-tiba dia mengirim share loc, menyuruh Nian Chu datang ke tempat itu besok jam 3 sore. Yes! Usaha Nian Chu berhasil juga.

Tempat itu ternyata pameran seni yang Li Teng sebutkan kemarin. Tapi saat dia mau antri masuk, dia malah bertemu lagi dengan Xiao Yan.

Xiao Yan kepedean banget mengira Nian Chu datang kemari untuk mengejarnya lagi karena Nian Chu takut dia tidak akan datang untuk latihan. Nian Chu menyangkal dengan nada setengah sinis. Dia sama sekali tidak mengkhawatirkan hal itu.

Xiao Yan langsung sombong. Jadi Nian Chu datang untuk melihat pameran? Kalau begitu Nian Chu harus mengantri panjang. Dia sendiri sudah punya seseorang yang akan menjemputnya masuk.

Jiang Hao keluar saat itu. Xiao Yan langsung kepedean, mengira Jiang Hao keluar untuk membawanya masuk. Tapi Jiang Hao terus melewatinya begitu saja lalu berhenti di hadapan Nian Chu sambil berkata bahwa dia diperintahkan bosnya untuk membawa Nian Chu masuk. Pfft! Xiao Yan pun ditinggalkan begitu saja di luar.

Tiga pengawal yang menjadi tembok penghalangnya di pesta waktu itu juga menyambutnya. Semuanya kompak menyapa Nian Chu sebagai 'Kakak Ipar'. Pfft!

"A-aku... aku bukan kakak ipar kalian."

Tapi mereka semua tetap memanggilnya 'Kakak Ipar', Jiang Hao bahkan memberitahu ketiga rekannya itu bahwa 'Kakak Ipar' mereka ini agak malu, jadi mereka jangan memanggilnya begitu di tempat terbuka seperti ini.

Li Teng sendiri yang menjadi MC untuk membuka acara pameran seni itu dengan pidatonya dan meyakinkan semua orang tentang keamanan tempat ini. Saat itulah dia melihat Nian Chu di antara para penonton.

Maka begitu pidatonya selesai, Li Teng pun langsung berjalan menghampiri Nian Chu. Tapi tiba-tiba Xiao Yan muncul. Ternyata dia juga menggunakan taktik yang sama, meninggalkan foundation-nya di mobilnya Li Teng buat jadi alasan bertemu Li Teng lagi. Pfft! Nian Chu baru sadar kalau taktik semacam itu adalah taktik yang sudah sangat umum.

Xiao Yan terus terang mengaku kalau itu cuma alasannya biar bisa bertemu Li Teng. Tapi Li Teng dengan dinginnya menegaskan bahwa dia melindungi Xiao Yan sebelumnya, hanya karena itu pekerjaannya. Dia sama sekali tidak merasa perlu untuk bertemu lagi dengan Xiao Yan, kecuali mereka ada kerja sama lagi lain kali.

Pfft! Nian Chu puas banget mendengar penolakan Li Teng. Sikap Li Teng mendadak berubah total saat dia beralih ke Nian Chu untuk mengembalikan bedaknya yang ketinggalan sambil mengomelinya dengan gemas bak seorang pacar yang mengomeli keteledoran ceweknya.

Xiao Yan jadi cemburu hingga dia menuduh Nian Chu sengaja menggoda Li Teng sejak di pesta waktu itu dengan pura-pura salah menyebut nama Li Teng. Itu memang taktik umum yang banyak digunakan wanita muda untuk menggaet suami tajir.

Nian Chu cuma bisa diam menahan kesal mendengar tuduhan itu. Tapi Li Teng dengan cepat angkat bicara membela Nian Chu dan mengklaim bahwa justru dia sendiri yang sedang berusaha mengejar Nian Chu. Dia bahkan langsung menggandeng tangan Nian Chu di hadapan Xiao Yan lalu membawanya pergi ke pantai.

"Terima kasih sudah membantuku di hadapan Li Xiao Yan."

"Bagaimana kau akan berterima kasih padaku?"

"Hah?"

"Selain mengucap terima kasih, apa kau tidak tahu hal lain untuk dilakukan?"

"Aku dan Li Xiao Yan hanya punya hubungan kerja, aku tidak peduli apa yang dia katakan atau dia lakukan, dan aku juga bisa menanganinya sendiri."

"Kalau kau sehebat itu, bagaimana kalau kau memanggil taksi untuk pulang?" Li Teng ngambek dan mau pergi.

Nian Chu jadi panik hingga tiba-tiba saja dia memberanikan diri nembak Li Teng. "Bagaimana kalau kita mencoba?"

Dia langsung menutup mata dengan gugup menanti jawaban Li Teng. Li Teng sendiri cukup kaget hingga dia tidak segera menjawab, membuat Nian Chu jadi semakin gugup.

"Sejujurnya, kita berdua kan tidak saling membenci. Kita pasti bisa cocok, iya kan?"

"Apa kau melakukan itu untuk mengetes apakah aku pria tersebut?"

"Kau tidak berani?"

Tertantang mendengar tantangan itu, Li Teng langsung mendekat ke telinga Nian Chu dan berbisik mesra menerima tantangannya Nian Chu.

Yu Fei tiba di parkiran pameran seni. Tapi saat dia mau parkir, dia melihat Jiang Hao tidak segera memindahkan mobilnya, malah asyik teleponan, lama lagi.

Yu Fei berusaha memanggilnya, tapi Jiang Hao malah mengabaikannya. Yu Fei jadi kesal dan langsung berusaha memberinya kode untuk memindahkan mobilnya.

Untungnya Jiang Hao mengerti dan segera mengeluarkan mobilnya. Tapi kemudian dia melihat Yu Fei tampak kesulitan memarkir mobilnya karena tata letak parkirnya yang miring dan terlalu dempet.

Jiang Hao akhirnya berbaik hati membantunya memarkirkan mobilnya. Wah! Dia baik hati, ganteng lagi. Yu Fei mendadak naksir. Tapi Jiang Hao tidak ada waktu bicara dengannya lebih lama, sepertinya dia sangat terburu-buru untuk menemui orang yang diteleponnya tadi.

Saat mereka spa bareng, Yu Fei menceritakan pertemuannya dengan  Jiang Hao tadi tapi dengan cara didramatisir pakai kata-kata puitis bin lebay. Nian Chu sampai geli mendengar pemilihan kata-katanya. Daripada dia cuma sekedar menggambarkan pangeran tampan rupawannya itu, mending Yu Fei tunjukkan saja wajah pria itu padanya.

"Aku juga inginnya begitu. Tapi aku lupa segalanya waktu melihatnya. Jangankan foto, aku bahkan tidak mendapatkan nomor teleponnya."

"Kalau begitu, aku mendoakan semoga kau cepat bertemu kembali dengannya."

Eh, tapi gara-gara Yu Fei terlalu antusias menceritakan kisahnya sendiri, dia jadi nggak ngeh dengan apa yang Nian Chu bilang tadi. Nian Chu tadi bilang apa yah... Oh! Yu Fei ingat! Nian Chu sudah jadian sama Li Teng dan Nian Chu yang nembak Li Teng.

Nian Chu mengklaim kalau tujuannya yang sebenarnya hanya untuk mengetahui apakah Li Teng itu Lee atau bukan. Apa Yu Fei ada ide untuk itu?

Yu Fei punya saran bagus. Coba Nian Chu mengungkit kenangan-kenangan mereka bersama dan lihat bagaimana reaksi Li Teng.

"Aku sudah mencoba itu, tapi dia menyuruhku untuk tidak membicarakan pria lain di depannya."

"Si Li Teng ini... pintar juga."

Kalau begitu, coba pakai taktik lain... lihat tubuhnya Li Teng. Eits! Jangan mikir negatif dulu. Maksudnya lihat apakah dia punya semacam tanda lahir atau bekas luka yang sama dengan yang dimiliki Lee 5 tahun lalu.

Hmm, Nian Chu jadi ingat bahwa 5 tahun yang lalu, Lee pernah terluka cukup parah di bagian perutnya. Dia tidak mau ke dokter, jadi dia mengobati sendiri lukanya.

Dan bekas luka itu memang masih ada sampai sekarang... di tubuh Li Teng. Dia baru selesai mandi saat Jiang Hao datang tak lama kemudian, membawa informasi penting.

Dari percakapan mereka, sepertinya Li Teng sejak awal bukan bagian dari gangster itu. Mungkin dia menyamar untuk menyelidiki mereka.

Jiang Hao melapor bahwa dia sudah menemukan identitas bos sebuah sindikat yang selama ini mereka incar, nama bos sindikat itu adalah Da An. Dia putranya bos mafia yang mati dalam ledakan 5 tahun yang lalu.

Dia juga melaporkan tentang sinyal singkat yang mereka terima dari sebuah chip Bitcoin (Hmm, apa mungkin koin USB yang ditemukan bosnya Nian Chu?). Tapi berhubung sinyal itu singkat, jadi Jiang Hao yakin kalau para penjahat mungkin tidak menerima sinyal itu.

Sudah beberapa hari tapi mereka belum menerima sinyal lanjutan dari chip itu. Tapi chip itu memiliki GPS locator. Jika seseorang menghubungkan chip itu ke ponsel, maka chip itu akan mengirimkan GPS lokasinya.

Dan dari sinyal singkat itulah mereka mendapati bahwa lokasi pengaktifan chip itu berasal dari teaternya Nian Chu. Ah! Jadi karena itu Li Teng yang awalnya menyembunyikan diri dari Nian Chu, mendadak mendekati Nian Chu, karena Li Teng pikir mungkin chip itu ada pada Nian Chu.

Karena dari semua orang yang ada di teater it, hanya Nian Chu yang punya hubungan dengan insiden 5 tahun yang lalu. Dia yakin Nian Chu dulu secara tak sengaja membawa chip itu bersamanya saat dia kabur.

"Aku harus mendapatkan koin itu secepat mungkin sebelum Da An menyadarinya."

Keesokan harinya, Ayah dan Ibu menguping di luar kamar putri mereka dengan keheranan. Soalnya hari ini tumben banget Nian Chu lama makeup-nya. Ibu yakin kalau putri mereka pasti mau kencan.

Tiba-tiba Li Teng menelepon dan langsung protes, soalnya dia sudah menunggu di bawah lama banget. Dia sudah tidak sabaran dan langsung menyuruh Nian Chu menyelesaikan makeup-nya dalam waktu 10 menit. Nggak pakai makeup juga tidak apa-apa.

Nian Chu jadi panik buru-buru menyelesaikan makeup-nya secepat mungkin, lalu bergegas keluar tapi malah mendapati kedua orang tuanya sedang menguping. Mereka bahkan terus mengintip dan mengawasinya saat dia keluar.

Tapi setibanya di parkiran, dia malah tidak melihat Li Teng di mobilnya, melainkan sedang bercengkerama akrab dengan seorang anak perempuan yang memakai baju princess yang dia panggil 'Xing Xing'. Siapa anak itu? Putrinya Li Teng kah?

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments